BOOK CHAPTER Batik Jawa Barat I: Filososfi, Nilai, dan Kearifan Lokal Disusun oleh: Tajudin Nur Susi Machdalena Ypsi Soeria Soemantri Agus Nero Sofyan Nany Ismail Lia Maulia Indrayani Nani Sunarni Ekaning Krisnawati
BOOK CHAPTER Batik Jawa Barat I: Filososfi, Nilai, dan Kearifan Lokal Copyright @2018, Tajudin Nur, dkk. Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip atau meperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin tertulis dari Penerbit. Cetakan ke-1, Januari 2018 Diterbitkan oleh Unpad Press Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Lantai IV Jln. Ir. Soekarno KM 21 Bandung 45363 Telp. (022) 84288867/ 84288812 Fax: (022) 84288896 e-mail: press@unpad.ac.id /press@unpad.ac.id http://press.unpad.ac.id Anggota IKAPI dan APPTI ISBN 978-602-439-268-0 PENELAAH: Penyunting: Desainer Sampul: Perpustakaan Nasional: Katalag Dalam Terbitan (KDT) Tajudin Nur, dkk. Batik Jawa Barat I: Filososfi, Nilai, dan Kearifan Lokal Tajudin Nur, dkk; Penyunting, --Cet. 1 Bandung; Unpad Press; 2018 118h.; 24,2 cm ISBN 978-602-439-268-0 I. Judul II. Tajudin Nur, dkk.
KATA PENGANTAR Batik merupakan warisan leluhur yang kaya akan nilai budaya dan sarat seni yang harus dijaga, dilestarikan, serta dikembangkan sebagai aset negara melalui karya jari-jari tangan anak bangsa. Adalah suatu kebanggaan bagi bangsa Indonesia memiliki tradisi pakaian yang bernama "BATIK" dengan motifnya yang sangat beragam dan artistik. Motif batik adalah kerangka gambar pada batik berupa perpaduan antara garis, bentuk, dan isen (motif minor sebagai pelengkap motif utama) yang menjadi satu kesatuan mewujudkan batik secara keseluruhan. Motif sebuah batik dibentuk oleh beberapa unsur motif khas dan menjadi penanda dari nama sebuah motif batik. Batik sebagai salah satu ikon budaya bangsa yang sudah diakui oleh badan dunia UNESCO sampai saat ini motif-motifnya belum terpetakan secara komprehensif. Pemetaan motif-motif batik dewasa ini menjadi penting karena (1) motif batik mencerminkan budaya bangsa yang sarat makna, (2) motif batik sering dipakai untuk menunjukkan status seseorang atau untuk menunjukkan dari daerah mana seseorang berasal, (3) motif batik menjadi simbol kebanggaan daerah, dan (4) filosofi batik yang terukir dalam motif-motifnya sudah banyak dilupakan orang. Book chapter yang berjudul Batik Jawa Barat 1: Filososfi, Nilai dan Kearifan Lokal ini berisi kumpulan artikel-artikel ilmiah dengan fokus utama memetakan motif-motif batik serta mendeskripsikan ciri khas batik dari masing-masing daerah yang ada di Jawa Barat. Daerahdaerah yang dikaji mencakup wilayah timur Jawa Barat atau dikenal dengan wilayah Priangan Timur. Wilayah ini meliputi kota Cirebon, Indramayu, Majalengka, Banjar, Ciamis, Tasikmalaya, dan Garut. Selain itu, artikel-artikel yang terkandung di dalam book chapter ini juga v
mengungkap makna yang terkandung dalam motif-motif batik dan berusaha mengangkat kekhasan motif batik di daerah-daerah tersebut sebagai keunggulan lokal. Model penelitian yang digunakan pada setiap artikel adalah etnografi yakni usaha menguraikan budaya tertentu (budaya batik) secara holistik, baik aspek budaya spiritual maupun aspek budaya materialnya. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan semiotika, yaitu pendekatan dengan menguraikan asal-usul tanda, kegunaan tanda oleh yang menerapkannya, dan efek tanda bagi yang menginterpretasikan. Pendekatan sejarah juga digunakan untuk mengungkap kronologis sejarah perkembangan batik di Jawa Barat sejak batik hanya dikenakan oleh kalangan keraton hingga dewasa ini. juga mengungkap makna yang terkandung dalam motif-motif batik dan berusaha mengangkat kekhasan motif batik di daerah-daerah tersebut sebagai keunggulan lokal. Jatinangor, 22 Januari 2018 Penulis, Tim ALG Prof. Tajudin Nur vi
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...................................... i DAFTAR ISI.......................................... iii Akulturasi Budaya Dalam Seni Batik Cirebon Tajudin Nur.............................................. 1 Perjalanan Batik Tasikmalaya Agus Nero Soyfan.......................................... 23 Mega Mendung" Sebagai Ikon Motif Batik Cirebon Susi Machdalena............................................ 38 Batik Pesisir Indramayu: Identifikasi Tema Dan Filosofi Ypsi Soeria Soemantri.................................... 48 Nilai-Nilai Fungsional Batik dalam Masyarakat Priangan Timur Nani Sunarni............................................... 61 Makna Motif Batik dalam Kehidupan Masyarakat Majalengka Nany Ismail................................................. 73 Batik Ciamis Dulu dan Kini Lia Maulia Indrayani....................................... 85 Menelusuri Kelahiran Bakal Batik Pangandaran Ekaning Krisnawati....................................... 96 vii
viii
AKULTURASI BUDAYA DALAM SENI BATIK CIREBON Tajudin Nur tajudin.nur@unpad.ac.id 1. Pengantar Cirebon merupakan tempat pertemuan berbagai budaya (melting pot) antara lain budaya masyarakat Sunda, Jawa, Cina, Hindu, dan Arab. Cirebon mempunyai empat keraton yang semuanya berdekatan di dalam kota, yakni Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kacirebonan, dan Keraton Keprabon. Arsitekturnya juga merupakan gabungan dari unsur kebudayaan Islam, Cina, dan Belanda. Perpaduan berbagai budaya di Cirebon juga tercermin dalam seni kerajinan batik sebagai warisan leluhur orang Cirebon. Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa pada masa lampau menjadikan keterampilan membatik sebagai mata pencaharian, sehingga pada masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turuntemurun, sehingga beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga tertentu (keraton). Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia (Jawa) yang sampai saat ini masih ada. Batik pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB. Batik Cirebon merupakan ragam batik khas Cirebon yang merupakan salah satu dari empat sentra industri batik di Jawa Barat yang masih ada hingga sekarang. Tiga sentra industri batik lainnya adalah Indramayu, Tasikmalaya, dan Garut. Meskipun demikian, Cirebon merupakan sentra batik tertua yang memberikan pengaruh terhadap ragam pola batik di sentra-sentra industri batik lain di Jawa Barat. Motif batik Cirebon yang paling terkenal dan menjadi ikon Cirebon adalah motif megamendung. Oleh karena hanya ada di Cirebon dan menjadi masterpiece, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata akan mendaftarkan motif megamendung ke UNESCO untuk mendapatkan pengakuan sebagai 1