BAB IV KESIMPULAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BATIK INDONESIA

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK. Tabel V.1 Program Ruang

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MUSEUM PALEONTOLOGI PATIAYAM

BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR III DESTI RAHMIATI, ST, MT

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB 4. Analisa. Berdasarkan studi banding dan studi literatur, dapat disimpulkan beberapa bagian fungsional seperti berikut:

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR I DESTI RAHMIATI, ST, MT

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Batu convention and exhibition center merupakan salah satu

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Seni Tradisi Sunda di Ciamis Jawa Barat menggunakan

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III ELABORASI TEMA

TUGAS AKHIR PERIODE 128/

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

4. BAB 4 PROGRAM ARSITEKTUR

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket

MUSEUM ZOOLOGI DI KOTA SEMARANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI. KONSEP DESAIN MUSEUM dan PUSAT PELATIHAN BENCANA di YOGYAKARTA

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL RESORT

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

ΒΑΒ 4: Κονσεπ Περανχανγαν

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN STUDI BANDING

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PASAR MODERN DI BEKASI TA-115

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V PROGRAM DASAR PERANCANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Tabel 5.1 : Rekapitulasi Program Ruang Depo Lokomotif

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i. Daftar Isi... iii. Daftar Gambar... vii. Daftar Tabel...x

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

TUGAS AKHIR 131/ BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BEACHWALK MALL

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

Transkripsi:

BAB IV KESIMPULAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 4.1 Kesimpulan Tinjauan Museum Budaya Tabot Dari penjelasan diskripsi museum dan budaya tabot, dapat disimpulkan bahwa Museum Budaya Tabot adalah bangunan yang juga merupakan lembaga untuk menyimpan, menjaga, mengamankan dan memamerkan benda-benda yang patut mendapat perhatian umum agar dapat bermanfaat bagi umum sebagai media pembelajaran, dalam hal ini yaitu Budaya Tabot. Sehingga fungsi Museum Budaya Tabot adalah sebagai wadah untuk mempelajari dan menunjukkan budaya Tabot. Museum Budaya Tabot merupakan museum dalam kategori khusus, etnografi dan kebudayaan rakyat, dan sebagai museum lokal. Dalam perancangannya Museum Budaya Tabot harus memperhatikan pesyaratan lokasi, bangunan (pembagian massa bangunan) dan ruangan (cahaya dan kelembaban). Tidak ada jumlah pasti koleksi Tabot yang ada di Bengkulu, namun yang penulis tampilkan di dalam Museum Budaya Tabot adalah koleksi-koleksi Tabot yang sering muncul saat terjadinya upacara ritual Tabot, seperti tabot sakral, penja, duplikat kapal, terompet, panjipanji, ikan-ikanan, tassa, dhol dan foto-foto. Yang penulis tidak tampilkan adalah bentukbentuk lain dari ikan-ikanan yang dibuat dengan kreativitas sendiri dan tabot pembangunan. Untuk menentukan jumlah pelaku penulis melakukan studi kasus pada Museum Provinsi Bengkulu. Sedangkan untuk menentukan aktivitas dan fasilitas penulis melakukan studi banding di Museum Gunungapi Merapi dan Monumen Yogya Kembali. Pelaku pada Museum Budaya Tabot adalah sebagai berikut: a. Pengunjung Jumlah pengunjung Museum Budaya Tabot diprediksikan mencapai 600 pengunjung setiap hari yang perhitungannya didapatkan dari kapasitas orang di ruang pameran terbesar di Museum Provinsi Bengkulu. b. Pengelola Dari hasil diskusi analisa pelaku (gabungan studi literatur dan studi banding), terdapat sekitar 36 orang pengelola museum. Berikut merupakan analisa aktivitas pelaku museum: - Pengunjung Aktivitas utama pengunjung adalah memasuki museum, membeli tiket, melihat-lihat isi pameran dan diorama, dan menonton film. Aktivitas pendukung pengunjung adalah pergi ke toilet, dan berbelanja oleh-oleh. - Pengelola Dari hasil studi banding terdapat ruang-ruang kerja yang dibagi berdasarkan divisi masing-masing namun juga terdapat ruang staff yang digabung. Selain itu juga terdapat ruang rapat. Sehingga aktivitas utama pengelola adalah berkerja menurut bidang masingmasing dan rapat. Sedangkan aktivitas pendukung adalah pergi ke toilet dan makan/minum. Jika berdasarkan literatur terdapat penjelasan rinci pelaku pengelola, diasumsikan kepala direktur dan kepala bagian mempunyai ruang kerja sendiri. Aktivitas pendukung 96

pengelola adalah pergi ke gudang, toilet, dan pantry. Dalam mengelola museum juga terdapat aktivitas servis. Jenis ruangan yang diambil dari standar fasilitas ruangan museum adalah ruang pameran, mini-teater, ruang informasi, toilet umum, lobby, retail (toko oleh-oleh), ruang bongkar muat (workshop), loading dock, ruang penerimaan, ruang mekanikal (ruang operasi mini-teater), food service (ruang pantry), ruang elektrikal (ruang panel dan ruang genset), ruang penyimpanan (gudang), dan ruang perlengkapan keamanan. Jenis ruangan yang diambil dari hasil studi banding adalah ruang diorama, ruang tiket, ruang perpustakaan, ruang rapat, ruang janitor, dan pos jaga. Bangunan Museum Budaya Tabot akan membutuhkan luasan sebesar ±3385 m 2 dengan kapasitas orang sebesar 600 pengunjung (diambil dari kapasitas pameran terbesar dan juga berdasarkan analisa pada Museum Provinsi Bengkulu). Untuk mengetahui lebih jelas mengenai analisa fasilitas dan besaran ruang dapat melihat Tabel 14. Untuk menghitung luasan area parkir yang dibutuhkan dapat dilihat dari tinjauan pustaka mengenai parkir di kategori rekreasi. Museum termasuk didalam kategori rekreasi. Setelah dianalisa untuk luasan sebesar ±3385 m 2, membutuhkan sekitar 1891 m 2 ruang parkir untuk pengelola dan pengunjung museum. Penjelasan detail mengenai parkir dapat dilihat pada Tabel 15. Maka luas totalan museum beserta ruang parkir adalah 5276 m 2. 4.2 Kesimpulan Tinjauan Umum Wahana Festival Tabot Wahana di dalam judul wahana festival tabot adalah suatu sarana untuk mencapai diadakannya festival Tabot. Festival Tabot adalah festival untuk memperingati tewasnya Cucu Nabi Muhammad SAW, Husein Bin Abi Thalib yang dibunuh di Padang Karabela, Irak oleh Yazid Bin Muawiyyah. Sekaligus menyambut dan memeriahkan Tahun Baru Islam. Festival diadakan pada tanggal 1-10 Muharram Tahun Hijiriah. Pelaksanaan perayaan Tabot yang biasanya dilakukan di Lapangan Merdeka direncanakan dipindahkan ke area pantai panjang. Kegiatan yang dilakukan pada festival tabot adalah upacara tabot yang semuanya tidak dilakukan pada lokasi festival dan festival bazar dan hiburan yang dilakukan di lokasi festival sepanjang 10 hari. Sebelumnya semua aktivitas diselenggarakan outdoor. Pelaku Festival Tabot adalah sebagai berikut: a. Partisipan Terdapat 6000 8000 partisipan festival tabot dalam sehari. Diambil 8000 maksimal partisipan dalam Festival Tabot per hari. b. Pedagang Terdapat 150 pedagang dengan 75 lapak tersedia. c. Keluarga Tabot Terdapat 17 ketua keluarga tabot. d. Panitia Terdapat sekitar ±30 orang panitia yang merupakan gabungan dari beberapa instansi. e. Pengisi Acara Hiburan Terdapat 15 orang dari 3 band yang tampil perhari. f. Peserta Lomba Terdapat total 125 peserta lomba festival Tabot secara keseluruhan. 97

Berikut merupakan aktivitas pelaku Festival Tabot: - Partisipan Melihat-lihat bazar, pameran tabot, acara hiburan dan beristirahat. - Pedagang Berjualan saat bazar / pasar rakyat festival Tabot. - Keluarga Tabot Melakukan beberapa upacara ritual yang dapat dilihat oleh umum. - Panitia Kegiatan yang dilakukan panitia saat berada di lokasi festival tabot adalah melihat, memonitor, dan mempersiapkan festival tabot. - Tamu Undangan Kegiatan yang dilakukan adalah melihat acara, berkeliling bazar, dan melihat pameran tabot. - Pengisi Acara Hiburan Menyanyi atau menari dan berbagai kegiatan yang dapat menghibur dan mengisi acara untuk partisipan/pengunjung. - Peserta lomba Melakukan dan mempersiapkan lomba. Aktivitas pendukung pedagang, keluarga tabot, pengisi acara hiburan dan panitia dan peserta lomba adalah pergi ke toilet. Dari data fasilitas yang sudah ada dan analisa aktivitas pelaku tabot maka dapat diketehui fasiltas yang dibutuhkan untuk Festival Tabot. Untuk mengetahui fasililtas dan besaran ruang Festival Tabot dapat melihat Tabel 20, 21, dan 22. Dengan kebutuhan untuk kegiatan indoor sebesar 2637 m 2 dan kegiatan outdoor 2165 m 2. Indoor yang dimaksudkan adalah kegiatan yang berada di bawah atap. Tidak dibutuhkannya arena parkir untuk Festival Tabot karena saat terjadinya Festival Tabot jalan sekitar lokasi festival akan ditutup. Selain itu, fasilitas servis akan digabungkan dengan Museum Budaya Tabot. Sehingga totalan luas yang dibutuhkan untuk Festival Tabot adalah 4802 m 2. 4.3 Kesimpulan Organisasi Ruang Dari analisa Museum Budaya Tabot dan Festival Tabot dapat disimpulkan bahwa museum dan area festival berada di area yang berbeda namun berada di satu lokasi. Sehingga tidak semua orang yang datang ke festival ingin berkunjung ke museum. 4.4 Kesimpulan Lokasi Lahan Lokasi berada di Pantai Panjang Kota Bengkulu dimana mempunyai iklim tropis dan merupakan daerah pariwisata. Kota Bengkulu juga merupakan kota yang sering mengalami gempa. Oleh karena itu dibutuhkannya desain bangunan yang tahan gempa. Rekapitualasi Ruang Dalam Museum Budaya Tabot 1 Publik (Koleksi) 1758,0186 2 Publik (Non-Koleksi) 592,2793 98

3 Non Publik (Non-Koleksi) 299,3731 4 Non Publik (Koleksi) 304,512 5 Non Publik (Servis) 101,14 6 Non Publik (Keamanan Berlapis) 345,348 Jumlah 3385,367 ±3385 m2 Rekapitulasi Ruang Luar Museum Budaya Tabot 1. Parkir Museum 1891,08 Jumlah ±1891 m2 Jumlah Total 5276,447 ±5276 m2 Rekapitulasi Ruang Luar Wahana Festival Tabot 1. Outdoor 2164,89 Jumlah ± 2165 m2 Rekapitulasi Ruang Dalam Museum Budaya Tabot 1. Indoor 2636,6898 Jumlah ± 2637 m2 Jumlah Total ± 4802 m2 Tabel 27: Rekapitulasi Kelompok Ruang Museum Budaya Tabot dan Wahana Festival Tabot Sumber: Analisa Pribadi Rekapitulasi Museum Budaya Tabot dan Wahana Festival Tabot No. Kelompok Bangunan Luas (m2) 1. Museum Budaya Tabot 5276 2. Wahana Festival Tabot 4802 Jumlah Total 10078 Tabel 28 : Rekapitulasi Luas Museum Budaya Tabot dan Wahana Festival Tabot Sumber: Analisa Pribadi Jika mempunyai luas bangunan sebesar 10078 m 2 maka luas lahan yang dibutuhkan untuk Museum Budaya Tabot dan Wahana Festival Tabot adalah 16796 m 2. Penulis melakukan beberapa pilihan alternatif tapak berdasarkan syarat dan ketentuan tertentu. Hasil yang terpilih adalah alternatif tapak yang pertaman, lahan berada Jl. Pariwisata Kota Bengkulu dengan luas lahan sekitar 18090 m 2. Kontur relatif landai namun terdapat perbedaan ketinggian sebesar 1-2m. Untuk penjelasan lebih jelas mengenai kondisi dan ukuran lahan dapat dilihat Gada gambar 98. 4.5 Kesimpulan Aspek Kontekstual Wilayah yang menjadi Museum Budaya Tabot dan Wahana Festival Tabot ini terletak pada lokasi strategis karena berada di area yang diperuntukkan untuk pariwisata. Pada lokasi perencanaan, kondisi topografi yang dimiliki cenderung datar, tidak terdapat kemiringan, hanya saja lokasi perencanaan berada di kawasan pantai panjang, sehingga perlu ada 99

perhatiaan khusus dan pemecahan masalah secara desain untuk merespon kondisi tersebut nantinya. 4.6 Kesimpulan Aspek Arsitektural Bentuk bangunan dibuat sederhana namun tetap atraktif sehingga dapat menarik bagi pengunjung untuk memasuki dan mengunjungi museum dan festival tabot. Sirkulasi menuju lokasi hanya dapat melalui satu jalan, yaitu Jalan Pariwisata. Sirkulasi di dalam tapak akan mempertimbangkan organisasi ruang. Museum Budaya Tabot akan menerapkan penekanan desain Arsitektur Regionalisme (Tradisional Modern) Tabot, dimana akan menggabungkan arsitektur tradisional tabot dengan unsur-unsur modern. Dari penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa struktur dari Tabot itu sendiri tahan terhadap guncangan, karena terbuat dari bahan yang ringan (bambu) dan terdapat sistem framing dan grid dalam strukturnya itu sendiri. Bentuk denah / dasar yang sederhana juga membuatnya tahan terhadap guncangan ketika diarak. Hal-hal tersebut harus diperhatikan karena lokasi lahan berada di kota yang relatif sering mengalami gempa. 4.7 Kesimpulan Aspek Kinerja Berikut merupakan beberapa utilitas yang akan digunakan dalam Museum Budaya Tabot dan Wahana Festival Tabot: 1. Perangkat media berupa media visual, media audio, media audio visual. 2. Instalasi elektrikal (sumber energi listrik pln, genset, panel, dan lampu penerangan buatan 300 lux untuk museum) 3. Pendingin ruangan berupa AC Standing karena hanya beberapa ruang yang membutuhkan suhu dan kelembaban tertentu. 4. Intalasi air berupa pompa air, penampungan air, dan plumbing. 5. Instalasi dan perangkat pemadam kebakaran berupa pemadam api ringan dan sistem hydrant. 6. Perangkat keamanan berupa CCTV. 7. Sistem Pengelolaan sampah. 8. Penangkal petir. 9. Jaringan komunikasi.] 4.8 Kesimpulan Aspek Teknis Dalam perencanaan Museum Budaya Tabot dan Wahana Festival Tabot, sistem struktur yang akan digunakan adalah grid dan tahan gempa. Bahan bangunan yang akan digunakan pada Museum Budaya Tabot dan Wahana Festival Tabot merupakan jenis bahan bangunan yang harus tahan dengan kondisi cuaca di daerah pantai. Angin laut yang membawa kandungan garam yang akan bereaksi pada material bangunan juga harus diperhatikan. Maka itu, untuk bangunan di daerah pantai disarankan menghindari penggunaan material baja. Alternatif pemilihan bahan bangunan adalah beton precast atau material kayu besi. Bahan bangunan juga lebih baik menggunakan bahan bangunan yang mudah dijangkau. Contohnya untuk pondasi batu kali diganti dengan menggunakan pondasi batu karang. 100