BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah menegaskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spriritual, kegamaan, pengendalian diri, kepribadia, keceerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam proses pembelajaran guru diminta untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh peserta didik meliputi kemampuan dasarnya, motivasi, latar belakang akademisnya, latar belakang sosial ekonominya dan lain sebagainya. Kesiapan guru mengenal karakteristik peserta didik dalam pembelajaran merupakan modal utama dalam penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pembelajaran. Dalam pembelajaran di kelas hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana guru dapat mengelola pembelajaran dengan baik sehingga peserta didik mampu memahami dan dapat memperoleh prestasi yang maksimal. Guru sangat berperan dalam pencapaian yang hendak dicapai peserta didik. Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup prakarsa, kraetifitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Maka dari itu, salah satu cara strategis dalam rangka mencapai tujuan belajar adalah dengan 1
2 menggunakan pendekatan dan model-model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan materi belajar. Pembelajaran harus menciptakan keterlibatan guru dan peserta didik dalam sebuah interaksi dengan pelajaran sebagai mediumnya. Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajar siswa yang didesain secara sengaja, sistematis dan berkesinambungan. Dalam pembelajaran guru berperan sebagai fasilitator, yaitu penyedia dalam kegiatan pembelajaran berperan sebagai pemberi fasilitas saat siswa sudah mulai merasa ada kesuliatan dalam pembelajaran yang sedang dilakukan. Guru selalu memberi kebebasan dalam kegiatan pembelajaran agar siswa selalu aktif dan berpatisipasi mengembangkan ide-ide yang dimiliki dalam kegiatan pembelajaran. Dengan itu dapat mengembangkan kemampuan siswa baik kognitif, afektif maupun psikomor yang dimiliki. Ismail (2008: 2) metode memiliki kedudukan yang sangat signifikan untuk mencapai tujuan pembelajaran, bahkan metode sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa dianggap lebih signifikan dibanding dengan materi itu sendiri. Penyampaian materi secara komunikatif lebih cocok dan disenangi oleh para siswa, meskipun materi yang akan dipelajari tidak menarik. Sebaliknya materi yang cukup menarik akan tetapi disampaikan dengan cara atau metode yang kurang menarik siswa tidak dapat mencerna materi dengan baik. Penggunaan suatu model tidak sembarangan memakai model akan tetapi harus disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan dan tujuan yang akan dicapai pada pembelajaran sehingga mendapatkan hasil/prestasi belajar yang memuaskan. Oemar Hamalik (2013:33) Hasil belajar adalah bila seseorang belajar maka akan terjadi perubahan tingkah laku pada seseorang tersebut. Misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Nana Sudjana (2009:3) juga menyatakan bahwa Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar suatu faktor yang penting yaitu sebagai sumber informasi mengenai sejauh mana siswa dapat memahami atau menguasai pembelajaran yang telah dilakukan.
3 Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas 3 SDN Mangunsari 01 Salatiga semester 1 Tahun ajaran 2016/2017 ditemukan bahwa dalam proses pembelajaran yang dilakukan, guru kurang terencana dalam menyiapkan pembelajaran. Guru juga tidak menyampaikan tujuan dari pembelajaran dan memonopoli proses pembelajaran yang dilakukan. Materi pembelajaran yang disampaikan guru bersumber dari buku tema (buku pegangan guru dan pegangan siswa) saja, pertukaran informasi yang bersumber dari guru hanya bersifat informatif tanpa adanya pemahaman yang mendalam dari siswa. Dengan kurangnya pemahaman akan model-model pembelajaran, guru hanya menggunakan model konvensional yang dimana guru hanya menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi pembelajaran, siswa hanya diminta mendengarkan dan mencatat materi yang diberikan oleh guru, sehingga guru yang mendominasi dalam pembelajaran, sedangkan siswa cenderung pasif dan berbicara sendiri dengan temannya. Dengan tingkat pemahaman yang rendah maka akan berdampak pada hasil belajar siswa yang tidak maksimal. Hal ini terlihat dari hasil tes 41 siswa bahwa 21 siswa (51,22%) siswa belum memenuhi batas ketuntasan pada standar KKM, dan siswa yang sudah tuntas sesuai standar KKM adalah 20 siswa (48,78%). Rendahnya hasil belajar siswa tidak lepas dari pengaruh guru dalam penyampaian materi pembelajaran. Maka dari itu, desain pembelajaran yang baik dengan menggunakan model yang sesuai karakter siswa penting untuk dilakukan. Rendahnya hasil belajar siswa akibat kurang aktifnya dari kegiatan siswa saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Dengan model pembelajaran yang konvensional, siswa menjadi cepat bosan dalam mengikuti pembelajaran. Seringkali siswa meminta izin untuk pergi ke toilet secara bergantian. Bahkan banyak siswa lebih memilih untuk bermain bersama temannya saat kegiatan belajar berlangsung, tak jarang mereka mencari perhatian dengan membuat gaduh suasana kelas. Hal ini akan berdampak pada pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran dan mempengaruhi hasil belajar mereka. Berdasarkan permasalahan yang ada di atas, penelitian ini akan mencoba inovasi baru dalam pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar dan mengembangkan psikomotorik siswa untuk berfikir lebih luas pada
4 pembelajaran tematik di kelas 3 SD Mangunsari 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga. Inovasi pembelajaran yang akan dilakukan adalah dengan menerapkan model Project Based Learning. Berdasarkan dari penjelasan latar belakang di atas, makan dilakukan penelitian tindakan kelas dengan model pembelajaran berbasis proyek dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Subtema Perkembangan Teknologi Pangan Pada Siswa Kelas 3 SD Mangunsari 01 Melalui Model Project Based Learning Tahun Pembelajaran 2016/2017. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasakan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan permasalahan yang muncul, sebagai berikut: 1. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran belum efektif karena hanya menggunakan model pembelajaran konvensional yakni ceramah sehingga terkesan monoton dan membosankan. 2. Di awal kegiatan pembelajaran guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan yang mana tujuan pembelajaran adalah hal yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran. 3. Materi pembelajaran yang digunakan oleh guru bersumber dari buku tema (pegangan guru dan siswa) saja tanpa adanya sumber tambahan yang lain. 4. Guru belum sepenuhnya melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan siswa hanya diminta untuk membaca, mendengarkan, maupun hanya mencatat materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. 5. Hasil pembelajaran yang diperoleh siswa belum mencapai KKM. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi yang terdapat pada latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah peningkatan hasil belajar tematik pada subtema Perkembangan Teknologi Pangan dapat diupayakan melalui model pembelajaran Project Based
5 Learning pada kelas 3 SDN Mangunsari 01 Kota Salatiga tahun pembelajaran 2016/2017? 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar tematik siswa dengan subtema Perkembangan Teknologi Pangan melalui model pembelajaran Project Based Learning siswa kelas 3 SDN Mangunsari 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga tahun pembelajaran 2016/2017. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis : Manfaat penelitian secara teoritis adalah dapat memberi sumbangan pemikiran bagi peneliti tentang penerapan model pembelajaran Project Based Learning untuk meningkatkan hasil belajar. 1.5.2 Manfaat Praktis : Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada pengembangan ilmu pengetahuan di sekolah selain itu diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Bagi siswa Manfaat bagi siswa adalah meningkatkan hasil belajar tematik Subtema Perkembangan Teknologi Pangan melalui model Project Based Learning. 2. Bagi guru Guru mendapatkan referensi mengenai cara mengajar menggunakkan model pembelajaran Project Based Learning yang dapat digunakan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran yang lebih kreatif sehingga dapat meningkatkan konsentrasi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran.
6 3. Bagi sekolah Meningkatkan mutu hasil pembelajaran pada mata pembelajaran tematik Subtema Perkembangan Teknologi Pangan kelas 3 SDN Mangunsari 01 Kota Salatiga tahunpembelajaran 2016/2017.