`BAB I PENDAHULUAN. mengabdikan diri semata-mata hanya untuk-nya. Disamping itu, manusia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dapat menimpa mereka. Dalam industri jasa yang bergerak di bidang sektor. satu yang paling banyak diatur lewat regulasi pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN Perusahaan Asuransi Umum dengan Prinsip Syariah Perusahaan Asuransi Jiwa yang memiliki Unit Syariah

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari risiko, bahaya atau kerugian

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat pemanfaatan lembaga keuangan baik bank maupun non bank sulit

01. Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi asuransi syariah.

BAB I PENDAHULUAN. persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang yang masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. misalnya kematian, sakit atau risiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. dan dana pensiun. (Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, 2008: 48) (2012), tiga diantaranya merupakan asuransi jiwa syariah.

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat kehidupan manusia tidak dapat terlepaskan dari risiko. Risiko

BAB I PENDAHULUAN. yang menghadapi ancaman yang sama (Alfred Manes, 1930). sesungguhnya asuransi bertujuan memberikan perlindungan (proteksi) atas

BAB 4 PEMBAHASAN. kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, dana investasi dari akad mudharabah, hasil

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan khususnya kehidupan ekonomi sangat besar baik itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ABSTRAK ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, tetapi mungkin pula sebaliknya. Manusia mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. suatu keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian bisa

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi yang di selenggarakan sesuai dengan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. karena ada orang yang harus tetap hidup. Sekarang ini banyak orang mulai

KATA PENGANTAR. serta salam tak henti tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah

BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan

Asuransi Syariah. Insurance Goes To Campus. Oleh: Subchan Al Rasjid. Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 17 Oktober 2013

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi risiko yang mendasar seperti

BAB IV ANALISIS. A. Pengelolaan dana tabarru pada AJB Bumiputra 1912 kantor cabang

LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. syariah sebagai salah satu lembaga keuangan nonbank yang penting peranannya.

BAB II URAIAN TEORITIS. Sapto (2004) melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Atas. Pengakuan Pendapatan dan Beban Dalam Kaitannya Dengan PSAK No.

I. PENDAHULUAN. orang lain dan harta bendanya. Risiko yang dimaksud adalah suatu ketidaktentuan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi. Tidak hanya untuk kepentingan pribadi dan keluarga, tetapi

Seminar Implementasi dan Dampak Penerapan POJK No.72/POJK.05/2016 Terhadap Industri Asuransi Syariah AKUNTANSI UJRAH.

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian serta analisis hasil penelitian yang telah dikemukakan

SALINAN NOMOR 18 /PMK.010/2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Saat ini perkembangan industri asuransi sangat pesat. Kehadiran industri

BAB I PENDAHULUAN. bukan komersial. Potensi pengembangan industri asuransi di Indonesia sangat

BAB IV ANALISIS. A. Pelaksanaan Akad Tabarru Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga

BAB 1V REASURANSI PADA TABUNGAN INVESTASI DI BANK SYARIAH BUKOPIN SIDOARJO DITINJAU DARI HUKUM ISLAM

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi syariah karena produk tersebut tidak mengandung unsur riba yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat ini umat Islam dihadapkan pada persoalan-persoalan

ED PSAK 62 KONTRAK ASURANSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan zaman yang dirasakan semakin cepat telah membawa

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Data Bisnis Asuransi dan Reasuransi Syariah TW IV 2014

BAB I PENDAHULUAN. usaha dalam menjalankan kegiatannya menghadapi risiko yang mungkin dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk melindungi dirinya sendiri maupun keluarga dari kemungkinan kejadian

II. LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASURANSI SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Perasurasian, asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak

AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

I. PENDAHULUAN. Asuransi pada dasarnya merupakan persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

Perkembangan Asuransi Syariah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mekanisme asuransi atau pertanggungan. Undang-Undang Republik Indonesia

Analisis Penerapan Akuntansi Asuransi Pensiun Syariah (Studi Kasus pada Bringin Life Syariah Kantor Cabang Surabaya)

PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penggunaan Asuransi Pembiayaan Pada Bank Syariah Mandiri Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia sangat pesat dan kebutuhan. menjadi dua yaitu asuransi syariah dan asuransi konvensional.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN Asuransi merupakan salah satu alternatif untuk mengalihkan dan mengendalikan risiko finansial dari hal-hal yang tidak diinginkan. Oleh kar

BAB I PENDAHULUAN. cara berkelompok hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko kematian.

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA AKIBAT TERTANGGUNG BUNUH DIRI

IMPLEMENTASI PSAK NO. 62 MENGENAI KONTRAK ASURANSI DAN PSAK NO.

PENGARUH PREMI, HASIL INVESTASI, KLAIM, UNDERWRITING TERHADAP PENDAPATAN ASURANSI SYARIAH DI INDONESIA PERIODE

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

BAB I PENDAHULUAN. memberikan landasan hukum berinvestasi secara tegas dan jelas. Hal ini sangat. masyarakat umum dalam berinvestasi di pasar modal

MELATI DAN BUDI HERMANA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Buku Pintar, 2012, h Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, Jakarta: Prenada Media, 2004, h. 60.

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARUS KAS DAN KESESUAIAN LAPORAN ARUS KAS BERDASARKAN PSAK NO 2 PADA PT PETROSINDO KALBAR

AKUNTANSI TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat, perkembangan zaman dan kemajuan teknologi juga. baik yang telah berdiri maupun yang baru akan berdiri.

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No 52/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI MOBIL

BAB II LANDASAN TEORI. Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, definisi asuransi adalah:

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penentuan Nilai Tunai Pada Asuransi Jiwa Unit Link Konvensional (PRU

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana

BAB II LANDASAN TEORI. dengan sudut pandang yang mereka gunakan dalam asuransi. Adapun definisi

BAB I PENDAHULUAN. bahwa manfaat adanya usaha asuransi tidak hanya dirasakan oleh mereka yang

I. PENDAHULUAN. masyarakat bawah. Sarana lembaga keuangan non bank yang mampu memenuhi

ANALISIS PENERAPAN ASURANSI DALAM PEMBIAYAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), TBK. KANTOR CABANG SYARIAH MALANG

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Tabungan Wadi ah Terhadap Laba PT Bank BNI Syariah. menunjukkan bahwa variabel tabungan wadi ah berpengaruh positif

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

Soal UTS Semester Gasal 2015/2016 Mata Kuliah : Akuntansi Syariah

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. jenis polis, salah satunya pada saat sekarang ini yaitu BNI Life Insurance.

EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ATAS DANA TABARRU DAN DANA PERUSAHAAN PADA ASURANSI JIWA PT AJB BUMIPUTERA 1912

BAB IV ANALISIS SISTEM BAGI HASIL PRODUK ASURANSI HAJI MITRA MABRUR. A. Pembiayaan Dana Haji Mitra Mabrur AJB Bumiputera 1912 Syari ah

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. modal, reksa dana, dana pensiun dan lain-lain). Pengertian bank menurut UU No.

Sharing (berbagi resiko). Cara pembayarannya sesuai dengan kebutuhan

1.1. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Transkripsi:

`BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah mahluk Allah SWT yang memiliki fitrah untuk mengabdikan diri semata-mata hanya untuk-nya. Disamping itu, manusia merupakan mahluk yang dalam proses kehidupannya selalu dihadapkan pada berbagai macam persoalan yang didalamnya mengandung adanya kemungkinan risiko, baik yang bersifat material maupun immaterial. Dari berbagai macam kemungkinan risiko tersebut, tidak jarang manusia pada zaman modern ini lebih menonjolkan, mengutamakan, dan memperhatikan risiko-risiko yang bersifat material. 1 Tidak sedikit permasalahan material yang sulit dihadapi oleh manusia, terutama ketika kuantitas risiko yang harus ditanggung merupakan sesuatu yang dirasa diluar kemampuannya. Maka dari itu manusia terus dipaksa untuk terus berinovasi dalam rangka mengantisipasi dan menyiapakan segala tindakan yang diperlukan untuk menghadapi suatu risiko. Salah satu usaha untuk mengantisipasi risiko adalah dengan mencari pihak lain yang bersedia untuk menangung risiko tersebut, diantaranya adalah perusahaan asuransi syari ah. Negara Indonesia ini yang merupakan negara dengan jumlah penduduk dengan pemeluk Agama Islam terbesar, sangat wajar apabila dalam beberapa tahun belakangan ini telah banyak tumbuh dan berkembang lembaga-lembaga yang menggunakan prinsip-prinsip syari ah sebagai pegangan dalam menjalankan operasionalnya, salah satunya adalah perusahaan asuransi syari ah. Lembaga 1 Yadi janwari, Asuransi Syariah, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2005), hlm. 4 1

2 asuransi syari ah juga pada tahun-tahun belakangan ini mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Bisa dilihat melalui data yang dilaporkan Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) pada tahun 2016 kuartal I Indonesia telah memiliki 55 perusahaan asuransi syari ah maupun reasuransi syari ah. Hal ini merupakan suatu peningkatan apabila dibandingkan pada kuartal I tahun 2015 hanya memliki 49 perusahaan asuransi syari ah maupun reasuransi syari ah. ke 55 perusahaan asuransi syari ah maupun reasuransi syari ah tersebut terdiri dari 5 perusahaan asuransi jiwa syari ah, 4 perusahaan asuransi umum syar ah, 19 unit syari ah perusahaan asuransi jiwa, 24 unit syari ah perusahaan asuransi umum, dan tiga unit syari ah perusahaan reasuransi 2. Asuransi syariah adalah sekumpulan perjanjian yang terdiri atas perjanjian antara perusahaan asuransi syariah dan pemegang polis dalam rangka pengelolaan kontribusi berdasarkan prinsip syariah. Tujuan dari perjanjian tersebut saling tolong menolong, melindungi, dan menanggung dengan cara penggantian secara finansial atas kerugian, kerusakan, hilangnya suatu manfaat, penanggungan suatu tanggung jawab hukum yang mungkin akan terjadi diwaktu yang akan datang karena suatu peristiwa yang tidak jelas kepastiannya 3. Dana untuk menanggulangi suatu risiko tersebut berasal dari donasi setiap pemegang polis (peserta asuransi) yang selanjutnya dikelola oleh pihak asuransi untuk diinvestasikan dalam bentuk aset dan atau disimpan dalam dana tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk menanggulangi suatu risiko melalui akad atau perjanjian yang sesuai dengan aturan syari ah. Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 2 Editor, Data Bissnis 2016, diakses dalam https://www.aasi.or.id/page/data-bisnis-2016 pada jum at, 5 januari 2018, pukul 16.12 3 Ai Nur Bayinah, dkk, Akuntansi Asuransi Syariah, (Jakarta: Salemba 4, 2017), hlm.22

3 (PSAK) nomor 111, donasi tersebut sepenuhnya milik pemegang polis secara kolektif dan bukan merupakan pendapatan entitas pengelola. Seperti halnya perusahaan asuransi konvensional, perusahaan asuransi syari ah juga mengenal dengan istilah premi yang diberikan oleh pemegang polis kepada entitas pengelola dengan aturan yang sesuai dengan syariah. Unsur pada premi asuransi syari ah terdiri dari beberapa unsur, yaitu tabarru dan tabungan (untuk produk asuransi jiwa), dan unsur tabarru saja (asuransi kerugian dan term insurance), kedua unsur tersebut diharuskan untuk terbebas dari unsur riba. Penghitungan jumlah premi ditentukan mengacu pada tabel mortalitas (harapan hidup) dan besarannya tergantung usia juga masa perjanjian. Semakin tinggi harapan hidup dan semakin panjang masa perjanjian, maka semakin besar pula dana tabarru yang terkumpul. Premi inilah yang tadi disebut sebagai donasi atau dalam asuransi syari ah disebut kontribusi. Berdasarkan uraian diatas, pendapatan premi dapat diartikan sebagai jumlah total dana yang dibayarkan oleh peserta asuransi kepada entitas pengelola setelah dikurangi biaya administrasi dan operasional. Pendapatan yang didapatkan tersebut akan dibagi menjadi dana tabungan dan dana tabarru yang selanjutnya akan dikelola oleh perusahaan. Selain berasal dari pendapatan premi, perusahaan asuransi juga mendapatkan pendapatan dari hasil investasi. Investasi adalah menanamkan atau menempatkan aset, baik berupa harta maupun dana, pada sesuatu yang diharapakan akan memberikan hasil pendapatan atau akan meningkatkan nilainya dimasa mendatang. Sedangkan investasi keuangan adalah menanamkan dana pada suatu surat berharga yang diharapkan

4 akan meningkat nlainya dimasa mendatang 4. Sebagian dana tabarru yang dikumpulkan peserta selanjutnya akan diinvestasikan agar dapat berkembang dan digunakan untuk penanggulangan risiko yang lebih besar. Hasil pengelolaan dana tabarru tersebut, selanjutnya disertakan kembali ke dalam kumpulan dana tabarru peserta, sementara sebagian lainnya dialokasikan ke pengelola sesuai kesepakatan. Investasi oleh pihak pengelola asuransi syari ah ini dilakukan, baik dalam kedudukannya sebagai pihak representatif dari peserta (dalam hal ini menggunakan akad wakallah), maupun sekaligus dalam kapasitasnya sebagai pengelola (yakni menggunakan akad mudharabah ataupun musgarabah musytarakah) 5. Seperti perusahaan lainya, asuransi syari ah juga didirikan untuk mengelola suatu hal agar bisa menghasilkan manfaat atau laba. Kieso pernah menyebutkan bahwa laba bersih perusahaan pada asuransi syariah berasal dari transaksi pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian yang diihtisarkan dalam laporan laba rugi 6. Abbas Salim juga pernah menjelaskan bahwa penerimaan (pendapatan) perusahaan asuransi berasal dari penerimaan premi, hasil investasi, denda, ganti rugi, dan lain-lain 7. Biro perasuransian badan pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) yang diwakili oleh Rosanian Puspaningrum Wijaya pada tahun 2013 juga pernah menjelaskan bahwa laba 4 Iwan P. Pontjowionoto, Prinsip Syariah Di Pasar Modal, (Jakarta: Modal Publication, 2003), hlm. 45 5 Ai nur bayinah, dkk, Akuntansi Asuransi Syariah, (Jakarta: Salemba 4, 2017), hlm. 119 6 Donald E. Kieso, dkk (alih bahasa Emil Salim, S.E.), Akuntansi Intermediate. (Jakarta: Erlangga, 2008), hlm. 143 7 Abbas Salim. Asuransi dan Manajemen Risiko, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 4

5 bersih yang dicapai oleh perusahaan asuransi disumbang oleh pencapaian atas premi bruto, klaim bruto, hasil investasi dan beban 8. Disamping itu Soemarso mengatakan bahwa Laba adalah selisih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha 9. Selain itu Henry simamora juga berpandangan bahwa Laba adalah perbedaan antara pendapatan dengan beban jika pendapatan melebihi beban maka hasilnya adalah laba bersih 10. Selanjutnya Subramanyam, K. R. dan John J. Wild juga pernah berpendapat bahwa Laba merupakan selisih pendapatan dan keuntungan setelah dikurangi beban dan kerugian. Laba merupakan salah satu pengukur aktivitas operasi dan dihitung berdasarkan atas dasar akuntansi akrual 11 Berdasarkan teori dan statement yang disampaikan oleh Kiesso, Abbas Salim, dan BAPEPAM-LK penulis manarik gagasan bahwa pendapatan premi dan hasil investasi merupakan bagian dari pendapatan perusahaan. Kemudian biladikaitkan dengan apa yang disampaikan oleh Soemarso, Henry Simamora, Subramanyam, K. R. dan John J. Wild penulis bahwa Berdasarkan definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Laba adalah selisih antara seluruh pendapatan dan beban) yang terjadi dalam suatu periode akuntansi, maka penulis dapat menggambarkan bahwa pendapatan premi dan hasil investasi berpengaruh positif terhadap laba bersih. 8 Rosiana Puspaningrum W., Pengaruh Pendapatan Premi, Hasil Investasi dan Klaim Terhadap Laba (studi kasus pada Perusahaan Asuransi Jiwa yang Memiliki Unit Syari ah), Skripsi, (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2013), hlm 5 9 Soemarso, akutansi suatu pengantar, (Jakarta: Salemba 4, 2004), hlm. 230 10 Henri Simamora, Akuntansi: Basis Pengambilan Keputusan Bisnis 1, (Jakarta: Salemba 4, 2000), hlm. 25 11 Subramanyam, K. R. dan John J. Wild, Analisis Laporan Keuangan. Alih bahasa oleh Dewi Yanti, (Jakarta: Salemba 4, 2012), hlm. 407

6 Berikut ini adalah data yang penulis dapatkan dari laporan keuangan perusahaan PT. Panin Daichi Life unit syari ah : TABEL 1.1 Perkembangan Jumlah Pendapatan Premi, Hasil Investasi Terhadap Laba Bersih PT. Panin Daichi Life Periode 31 Desember 2010-2017 PANIN DAICHI LIFE UNIT SYARIAH TAHUN 2010-2017 Tahun jumlah pendapatan premi jumlah pendapatan investasi laba perusahaan 2010 2.612.000.000 120.000.000 4.677.000.000 2011 3.201.000.000 214.000.000 3.402.000.000 2012 2.045000.000 408.000.000 10.023.000.000 2013 3.816.000.0000 639.000.000 6.797.000.000 2014 4.659.000.000 1.189.000.000 10.307.000.000 2015 4.120.000.000 1.423.000.000 9.935.000.000 2016 3.678.000.000 1.269.000.000 12.205.000.000 2017 2.079.000.000 1.447.000.000 13.072.000.000 Dari tabel dapat dilihat bahwa pendapatan premi (X 1 ), hasil investasi (X 2 ), dan laba bersih mengalami fluktuasi yang berubah-ubah disetiap tahunya. Pada tahun 2011 pendapatan premi (X 1 ) naik menjadi Rp.3.201.000.000, hasil investasi (X 2 ) naik menjadi Rp.214.000, dan laba bersih turun menjadi Rp.3.402.000.000. Selanjutnya pada tahun 2012 pendaptan premi turun menjadi Rp.2.045.000.000, hasil investasi naik menjadi Rp.408.000.000, dan laba bersih naik menjadi Rp.10.023.000.000 Kemudian pada tahun 2013 pendapatan premi naik menjadi Rp.3.816.000.000, hasil investasi naik menjadi Rp.639.000.000, dan laba bersih

7 turun menjadi Rp.6.797.000.000. Selanjutya pada tahun 2014 pendapatan premi naik menjadi Rp.4.659.000.000, hasil investasi naik menjadi Rp.1.189.000.000, dan laba bersih naik menjadi Rp.10.307.000.000. Kemudian padatahun 2015 pendapatan premi turun menjadi Rp.4.120.000.000, hasil investasi naik menjadi Rp.1.423.000.000, dan laba bersih turun menjadi Rp.9.935.000.000. Selanjutnya pada tahun 2016 pendapatan premi turun menjadi Rp.3.678.000.000, hasil investasi turun menjadi Rp.1.269.000.000, dan leba bersih naik menjadi Rp.12.205.000.000. Kemudian pada tahun 2017 pendapatan premi turun menjadi Rp.2.079.000.000, hasil investasi naik menjadi Rp.1.447.000.000, dan laba bersih naik menjadi Rp.13.072.000.000. agar lebih mempermudah dan memperjelas fluktuasi data tersebut, berikut ini hasil penggambaran data menggunakan grafik : Grafik 1.1 Perkembangan Jumlah Pendapatan Premi, Hasil Investasi dan Laba Bersih PT. Panin Daichi Life Periode 31 Desember 2010-2017 14000 12000 10000 8000 6000 Pendapatan Premi (x1) Hasil Investasi (x2) Laba Perusahaan (y) 4000 2000 0 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

8 Bila melihat pada kesimpulan yang disampaikan oleh Soeamarso, seharusnya apabila pendapatan premi mengalami kenaikan maka jumlah laba perusahaan akan naik dan apabila hasil investasi naik maka laba perusahaan juga akan naik. Tetapi setelah melihat tabel 1.1 mengenai pendapatan premi dan hasil investasi terhadap laba bersih diatas dapat dilihat bahwa setiap kenaikan atau penururunan jumlah premi dan atau hasil investasi tidak selalu diikuti dengan kenaikan atau penurunan perolehan laba dari PT. Panin-Daichi Life. Hal tersebut bisa dilihat pada tahun 2011 dan 2013 terjadi ketidaksesuaian fluktuasi antara pendapatan premi dengan laba bersih, dimana pada tahun tersebut premi mengalami kenaikan dari tahun tahun sebelumnya sedangkan perolehan laba mengalami penurunan dari tahun sebelunya. Serta pada tahun 2012, 2016, dan 2017 bisa dilihat pada tahun tersebut pendapatan premi mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sedangkan prelohan laba bertambah dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2011, 2013,dan 2015 juga mengalami ketidaksesuaian fluktuasi, bisa dilihat pada tahun tersebut pendapatan investasi mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sedangkan perolehan laba mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Selanjutnya pada 2016 pendapatan investasi mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sedangkan laba perusahaan meningkat dari tahun tahun sebelumnya. Selain itu pada tahun 2017 pendapatan premi mengalami penurunan namun hasil investasi dan laba bersih justru meningkat dari tahun sebelumnya. Berdasarkan permasalahan yang terjadi di atas, hal ini menjadi sebuah Obyek yang menarik untuk penulis teliti apakah pendapatan premi memiliki pengaruh terhadap Laba Bersih. Serta apakah Hasil Investasi juga memiliki

9 pengaruh terhadap Laba Bersih dan secara bersama-sama apakah pendapatan premi dan hasil investasi berpengaruh terhadap Laba Bersih. Mengacu kepada latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengangkat obyek penelitian tersebut menjadi judul penelitian skripsi yaitu: Pengaruh Pendapatan Premi dan Hasil Investasi Terhadap Laba Bersih pada PT. Panin-Daichi Life Unit Syariah 2010-2017. B. Rumusan masalah Mengacu kepada latar belakang di atas, penulis berpendapat bahwa pengaruh pendapatan premi tampaknya memiliki korelasi terhadap hasil investasi, selain itu keduanya juga diduga berpengaruh kepada laba bersih. Selanjutnya penulis merumuskannya ke dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut: 1. Berapa besar pengaruh pendapatan premi secara parsial terhadap laba bersih PT. Panin-Daichi Life Unit Syariah periode 2010-2017? 2. Berapa besar pengaruh hasil investasi secara parsial terhadap laba bersih PT. Panin-Daichi Life Unit Syariah periode 2010-2017? 3. Berapa besar pengaruh pendapatan premi dan hasil investasi secara simultan terhadap PT. Panin-Daichi Life Unit Syariah periode 2010-2017? C. Tujuan penelitian Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut 1. Menganalisis dan mengetahui pengaruh jumlah pendapatan premi secara parsial terhadap laba bersih pada PT. Panin-Daichi Life Unit Syariah periode 2010-2017;

10 2. Menganalisis dan mengetahui pengaruh jumlah hasil Investasi secara parsial terhadap laba bersih pada PT. Panin-Daichi Life Unit Syariah periode 2010-2017; dan 3. Menganalisis dan mengetahui pengaruh pendapatan premi dan hasil investasi secara simultan terhadap Laba Bersih PT. Panin-Daichi Life Unit Syariah Periode 2010-2017. D. Kegunaan penelitian Penelitian ini memiliki kegunaan baik secara akademik maupun praktis. Seperti yang penulis uraikan sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis a. Mendeskripsikan pengaruh pendapatan premi dan hasil investasi terhadap laba bersih pada PT. Panin-Daichi Life Unit Syariah periode 2010-2017; b. Memperkuat penelitian sebelumnya yang mengkaji pengaruh pendapatan premi dan hasil investasi terhadap laba bersih pada PT. Panin-Daichi Life Unit Syariah periode 2010-2017; dan c. Mengembangkan konsep dan teori pendapatan premi dan hasil investasi serta pengaruhnya terhadap laba bersih perusahaan. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi pihak asuransi menjadi bahan pertimbangan untuk merumuskan berbagai kebijakan dalam pengendalian pendapatan premi dan hasil investasi serta pengaruhnya terhadap laba bersih; b. Bagi masyarakat, sebagai bahan untuk memberikan informasi mengenai asuransi dan berbagai jenis manfaat dalam memberikan perlindungan

11 yaitu perlindungan jiwa, kesehatan, material dan lainnya dimasa yang akan datang serta keuntungan yang didapatkan dalam melakukan asuransi; dan c. Bagi pemerintah merumuskan kebijakan penting menjaga stabilitas ekonomi dan moneter.