BAB I PENDAHULUAN. Sektor perekonomian amat penting untuk membuat negara Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
(Studi di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.Unit Kepuh Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan di berbagai bidang yang berpedoman pada Undangundang

KREDIT TANPA JAMINAN

PELAKSANAAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DI BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) KC SOLO KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda. perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang mengelola kekuatan potensi ekonomi menjadi kekuatan

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura)

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang berkembang menjadi krisis ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. rangka pembaharuan hukum dengan mengadakan kodifikasi dan unifikasi

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT CITA DEWI COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

ASURANSI DAN KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. berbuat semaksimal mungkin dan mengerahkan semua kemampuannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

PELAKSANAAN NOVASI SEBAGAI UPAYA PENYELESAIAN KREDIT MACET OLEH BANK

BAB I PENDAHULUAN. arah peningkatan taraf hidup masyarakat. sangat vital, seperti sebuah jantung dalam tubuh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhannya tersebut, bank mempunyai fungsi yang beragam dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dengan secara tepat dan cepat menyalurkan dana tersebut pada

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. roda perekonomian dirasakan semakin meningkat. Di satu sisi ada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kebutuhan yang mutlak, oleh para pelaku pembangunan baik. disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit.

BAB I PENDAHULUAN. perumahan mengakibatkan persaingan, sehingga membangun rumah. memerlukan banyak dana. Padahal tidak semua orang mempunyai dana yang

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. KUHPerdata Buku II mengenal adanya hak kebendaan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:

PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK PASAR

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan yang. menghasilkan berbagai macam produk kebutuhan hidup sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan, baik yang baru berdiri maupun yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga. Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Jadi dalam pembangunan, masing-masing masyarakat diharap dapat. Indonesia yaitu pembangunan di bidang ekonomi

A. Kesimpulan BAB I PENDAHULUAN

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. - Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat. cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH KHASANAH, SIDOHARJO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini terlihat dalam pembukaan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan

TINJAUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT BANK DI BPR BKK Capem BATURETNO Kab. WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. menunculkan bidang-bidang yang terus berkembang di berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat

ASPEK JAMINAN DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) PERSERO

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang mempunyai

LEMBAGA KEUANGAN MIKRO STUDI TENTANG KREDIT MACET DI PD. BPR BKK PLUPUH SRAGEN

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. akan mati, jadi wajar apapun yang terjadi di masa depan hanya dapat direka reka. itu tidak dapat diperkirakan kapan terjadinya.

BAB I PENDAHULUAN. badan usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya seperti kebutuhan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini tengah. melakukan pembangunan di segala bidang. Salah satu bidang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, dalam

BAB I PENDAHULUAN. Suatu kegiatan usaha atau bisnis diperlukan sejumlah dana sebagai modal

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DAN TATA CARA PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA BANK BTN DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan. Perbankan, dalam pasal 1 angka 2 dinyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam penambahan modal ini adalah bank. Bank sebagai sebuah lembaga

BAB I PENDAHULUAN. dana yang besar. Kebutuhan dana yang besar itu hanya dapat dipenuhi. dengan memperdayakan secara maksimal sumber-sumber dana yang

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan/leasing) selaku penyedia dana. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

I. PENDAHULUAN. Kehadiran bank sebagai penyedia jasa keuangan berkaitan dengan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan hukum secara ideal tidak hanya dalam fungsi pengendalian sosial ( social

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

ASPEK HUKUM JAMINAN DALAM PERJANJIAN PINJAM- MEMINJAM UANG ATAU KREDIT. (Studi Kasus Koperasi KPRI Guru Sekolah Dasar di Sragen)

BAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya

BAB I PENDAHULUAN. satu jasa yang diberikan bank adalah kredit. sebagai lembaga penjamin simpanan masyarakat hingga mengatur masalah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam menunjang pertumbuhan ekonomi negara. Bank adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. usahanya mengingat modal yang dimiliki perusahaan atau perorangan biasanya tidak

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, kesinambungan dan. peningkatan pelaksanaan pembangunan nasional yang berasaskan

NOTARIS DAN PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dana masyarakat serta memberikan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang usahanya, semula hanya melakukan tugas sebagai. perdagangan dan setiap adanya bank baru yang di dirikan akan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

TINJAUAN PELAKSANAAN KEWENANGAN PENGUASAAN ATAS BARANG JAMINAN FIDUSIA OLEH DEBITUR

BAB III METODE PENELITIAN. Probolinggo yaitu pada Bank Rakyat Indonesia. Tbk Cabang Probolinggo Unit

BAB I PENDAHULUAN. makro, sehingga bank yang sehat akan memperkuat perekonomian suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Banyak sektor usaha berlomba-lomba untuk menarik

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. 1 Bidang perumahan

PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN HAK TANGGUNGAN PADA PT. BPR ARTHA SAMUDRA DI KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyelerasikan dan menyeimbangkan unsur-unsur itu adalah dengan dana (biaya) kegiatan untuk menunjang kehidupan manusia.

I. PENDAHULUAN. tersebut sebagian besar memerlukan jasa-jasa bank dan lembaga keuangan lain

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan, perkembangan, dan kemajuan internasional yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam rangka mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Beserta Benda Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah. Undang undang Hak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor perekonomian amat penting untuk membuat negara Indonesia semakin maju. Terlebih era globalisasi ini untuk menghadapi pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat Indonesia juga harus memajukan sistem perekonomiannya guna menjamin kesejahteraan seluruh masyarakat. Pemerataan pembangunan ekonomi terus digalangkan di semua kalangan, termasuk masyarakat desa yang ingin memulai atau merintis usaha. Menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN pada tahun 2015, UMKM diharapkan semakin produktif dan berdaya saing. Kerja sama dengan UMKM lain di ASEAN juga terbuka. Namun, UMKM Indonesia juga harus mewaspadai persaingan yang semakin tajam. 1 Tak dapat dipungkiri, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peran yang sangat vital dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negaranegara sedang berkembang seperti Indonesia tetapi juga di negara-negara maju. Untuk mengembangkan dan mulai merintis usaha, masyarakat memerlukan dana seperti pemberian kredit dengan syarat-syarat dan ketentuan yang berlaku guna memberikan bantuan modal. Untuk menunjang hal tersebut diperlukan adanya lembaga yang dapat menyediakan fasilitas dalam pelaksanaan pemberian kredit. 1 UKM Indonesia Network, 2013, UMKM memiliki peran strategis (13 September 2013) dalam http://ukm-indonesia.net/umkm-memiliki-peran-strategis.html diunduh Minggu 4 januari 2015 pukul 10.15. 1

2 Upaya yang dilakukan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. sebagai lembaga keuangan dalam membantu menyediakan modal bagi masyarakat yang ingin meningkatkan usaha kecil yang layak yaitu dengan memberikan kredit berupa KUPEDES (Kredit Umum Pedesaan). Salah satu langkah yang dilakukan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. sebagai lembaga keuangan untuk membantu para usaha kecil dalam menyediakan modal yaitu dengan memberikan kredit berupa KUPEDES (Kredit Umum Pedesaan) dengan tujuan membantu masyarakat pedesaan untuk memperlancar dan memperbaiki usaha yang sedang dijalankan baik usaha pertanian, perdagangan, industri, peternakan maupun pelayanan jasa bahkan KUPEDES juga diperuntukan bagi pegawai berpenghasilan tetap. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. lebih memprioritaskan KUPEDES untuk golongan pengusaha kecil dengan tujuan untuk melancarkan kegiatan produksi guna mencapai kesejahteraan dan taraf hidup yang lebih baik karena pengusaha kecil adalah bagian dari struktur perekonomian yang mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi. 2 Perjanjian kredit berisi sesuatu yang telah ditentukan terlebih dahulu dalam bentuk tertentu, kemudian dibakukan, menunjukan pada kita bahwa perjanjian kredit dalam praktek perbankan adalah suatu perjanjian standard atau bisa juga dinamakan perjanjian adhesi. 3 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dalam realisasi pelaksanan Kredit Umum Pedesaan (KUPEDES) menggunakan perjanjian tertulis dengan 2 Tentang Kupedes www.bri.co.id, situs resmi bri, diunduh pada Sabtu tanggal 13 Desember 2014 3 Mariam Darus Badrulzaman, 1983, Perjanjian Kredit Bank, Bandung : Alumni,hal 32

3 menyediakan formulir perjanjian kredit yang isi perjanjian tersebut terdapat ketentuan-ketentuan yang telah dibakukan guna mengurangi resiko-resiko bagi kelangsungan usaha bank. Sebelum memperoleh keyakinan untuk memberikan kredit bank harus melakukan penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal, dan prospek usaha dari debitur. Sehingga tidak akan berkembang menjadi kredit bermasalah atau macet. Berdasar Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan yang berbunyi : Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah bank umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas itikad dan kemampuan serta kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi utangnya dan mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan Para nasabah yang telah mendapatkan kredit dari bank tidak seluruhnya dapat mengembalikan dengan baik sesuai waktu yang diperjanjikan, dalam kenyataan selalu ada sebagian nasabah karena suatu sebab tidak dapat mengembalikan kredit yang telah diberikan sehingga terjadilah kredit macet. 4 Dalam kenyataan seperti para nasabah KUPEDES tidak semua nasabah membayar kredit mereka tepat waktu, ada debitur yang menunggak tidak membayar cicilan sesuai dengan batas waktu yang sudah ditentukan sebelumnya. Keterlambatan yang dilakukan debitur untuk membayar disebut juga wanprestasi termaktub di dalam Pasal 1238 KUH-Perdata. 4 Gatot Suparmono, 1997,Perbankan Dan Masalah Kredit, Jakarta: Suatu Tinjauan Yuridis, hal 131

4 Dalam Pasal 1238 KUH-Perdata menyebut : Si berutang adalah lalai, apabila ia dengan surat perintah atau dengan sebuah akta sejenis itu telah dinyatakan lalai, atau demi perikatannya sendiri, ialah jika ini menetapkan, bahwa si berutang harus dianggap lalai dengan lewatnya waktu yang di tentukan. Masalah tersebut jika tidak segera ditangani oleh bank maka bisa mengakibatkan kredit menjadi macet. Setidaknya pihak bank perlu melakukan langkah langkah penyelamatan kredit untuk menghindari timbulnya kredit macet. Apabila menurut pertimbangan bank, kredit yang bermasalah tidak mungkin diselamatkan dan menjadi lancar kembali melalui upaya-upaya penyelamatan sehingga akhirnya kredit tersebut menjadi macet, maka bank akan melakukan tindakan-tindakan penyelesaian. Tindakan-tindakan tersebut merupakan upaya bank untuk memperoleh kembali pembayaran dari debitur. 5 Akan tetapi dibalik itu semua pasti ada penyebabnya atau ada faktornya, entah itu internal maupun eksternal. Atas pertimbangan yang telah penulis sampaikan dalam latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : ANALISIS PROBLEMATIKA KREDIT MACET DALAM PELAKSANAAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) Studi di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Kepuh Sukoharjo. 5 Sutan Remy Sjahdeini, 1995, Menanggulangi kredit bermasalah, Makalah disajikan sebagai materi kuliah Program Magister Hukum pada Pascasarjana Universitas Surabaya, Surabaya : Universitas Airlangga, hal 6

5 B. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam suatu penelitian diperlukan guna memberikan kemudahan bagi penulis dalam membatasi masalah yang akan diteliti. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, penulis merumuskan permasalahan untuk diteliti lebih mendalam, adapun permasalahan yang hendak dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Faktor apa saja yang membuat debitur wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian KUPEDES sehingga kredit menjadi macet? 2. Bagaimana langkah penyelamatan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Kepuh Sukoharjo terhadap permasalahan KUPEDES yang macet? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Tujuan penelitian merupakan pemaparan yang merincikan mengenai apa yang ingin penulis capai dalam penelitian ini sehingga suatu penelitian harus mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan yang ingin dicapai penulis adalah : a. Tujuan Obyektif 1) Untuk mengetahui faktor penyebab debitur wanprestasi sehingga kredit menjadi macet di dalam pelaksanaan KUPEDES

6 2) Untuk mengetahui langkah penyelamatan yang dilakukan PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. terhadap kredit KUPEDES yang bermasalah. b. Tujuan Subyektif 1) Untuk Memperdalam dan menambah wawasan penulis mengenai pelaksanaan dan hambatan yang terjadi serta solusinya dalam pelaksanaan pemberian Kredit Umum Pedesaan (KUPEDES). 2) Untuk memperoleh data dan informasi secara lebih jelas akurat dan lengkap sebagai bahan untuk menyusun penulisan hukum, guna melengkapi persyaratan dalam mencapai gelar Kesarjanaan di bidang Ilmu Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2. Manfaat Di dalam suatu penelitian pasti ada manfaat yang diharapkan dapat tercapai. Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Manfaat Teoritis 1) Dapat memberikan sumbangan pemikiran dan pengetahuan yang bermanfaat bagi perkembangan Ilmu Hukum pada umumnya dan Hukum Perdata pada khususnya. 2) Memberikan wawasan dan pengetahuan bagi penulis mengenai pelaksanaan Kredit Umum Pedesaan (KUPEDES) dan hambatan saat debitur wanprestasi sehingga kredit menjadi

7 macet serta solusinya yang dilakukan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Kepuh Sukoharjo. 3) Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan terhadap penelitian-penelitian sejenis untuk tahap berikutnya. b. Manfaat Praktis 1) Memberikan jawaban mengenai permasalahan yang di teliti serta memberikan pemikiran alternatif yang dapat digunakan sebagai bahan informasi dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti. 2) Memberikan masukan serta pengetahuan bagi pihak yang berkompeten dan terkait langsung dengan penelitian ini D. Kerangka Pemikiran Undang-Undang Perbankan Menghimpun dana dari masyarakat Menyalurkan dana ke masyarakat kredit dalam Pasal 2 UU Perbankan Kredit mikro Kredit Umum Pedesaan Surat Edaran Direksi Nose S.25 DIR/ADK/09/2013 tentang KUPEDES Hambatan wanprestasi debitur Pasal 1238 KUH-Perdata Solusi BRI

8 Keterangan: Undang-Undang Perbankan Nomor 7 tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998. Bank mempunyai fungsi menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana ke masyarakat. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. berdasarkan Surat Edaran Nose S.25- DIR/ADK/09/2013 tanggal 25 September 2013 menyalurkan dana bagi masyarakat melalui program Kedit Umum Pedesaan atau sering disebut (KUPEDES). Kupedes memberikan bantuan modal bagi Usaha Mikro Kecil Menengah dengan plafon maksimal 100 juta. Dalam pengembalian uang modal yang dipinjam debitur pada kreditur pasti mempunyai hambatan yaitu adanya debitur wanprestasi. Karena faktor internal maupun eksternal yang berbeda-beda sehingga kredit yang seharusnya sudah dibayar tersebut mengalami penunggakan pembayaran bahkan bisa berujung pada kredit bermasalah. Di BRI Unit Kepuh Sukoharjo terdapat debitur yang tergolong dalam kategori Kredit Bermasalah (DPK) dalam perhatian khusus, (KL) kurang lancar, (D) diragukan, (M) macet. Bank juga sudah mengantisipasi apabila ada debitur yang kreditnya bermasalah. Ada beberapa alternatif solusi yang dilakukan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Kepuh Sukoharjo yang akan penulis paparkan pada bab selanjutnya.

9 E. Metode Penelitian Metodologi berasal dari kata dasar metode dan logi. Metode artinya cara melakukan sesuatu dengan teratur (sistematis), sedangkan logi artinya ilmu yang berdasar logika berfikir. Metodologi penelitian hukum artinya ilmu tentang cara melakukan penelitian hukum dengan teratur (sistematis). 6 Metodologi pada hakekatnya memberikan pedoman tentang cara-cara seseorang ilmuwan mempelajari, menganalisa dan memahami lingkungan yang dihadapinya. 7 Sehingga metodologi penelitian merupakan cara utama untuk memperoleh data secara lengkap dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, sehingga tujuan dari penelitian dapat tercapai. Metodologi penelitian juga merupakan cara atau langkah sebagai pedoman untuk memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang suatu gejala atau merupakan suatu cara untuk memahami obyek yang menjadi sasaran dari ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Agar suatu penelitian ilmiah dapat berjalan dengan baik dan tepat, metode penelitian akan sangat mempengaruhi perolehan data-data dalam penelitian yang bersangkutan untuk selanjutnya dapat diolah dan dikembangkan secara optimal sesuai dengan metode ilmiah demi tercapainya tujuan penelitian yang dirumuskan. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 6 Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, hal 5 7 Soerjono Soekanto, 2006, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, hal 6

10 1. Jenis Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah serta pembahasan maka penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian hukum empiris atau non doktrinal, yang berarti hukum disimbolkan sebagai makna simbolik pelaku sosial. Dalam hal ini peneliti berusaha memberikan gambaran dan menguraikan tentang analisis problematika kredit macet dalam pelaksaan Kredit Umum Pedesaan. 2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah suatu tempat dimana penelitian dilaksanakan guna memperoleh keterangan, informasi, dan data yang diperlukan oleh penulis mengenai penelitian ini. Berdasarkan jenis penelitian yaitu hukum empiris, maka penulis mengambil lokasi penelitian di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Kepuh Sukoharjo. Ada beberapa pertimbangan sehingga penulis memilih lokasi penelitian di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Kepuh Sukoharjo. a. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. merupakan bank yang paling dominan dalam penyaluran Kredit Umum Pedesaan (KUPEDES) kepada masyarakat luas, dibandingkan dengan beberapa bank lain yang ditunjuk oleh Pemerintah. b. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Kepuh Sukoharjo merupakan tempat yang strategis bagi pengembangan usaha

11 masyarakat pedesaan karena terletak di daerah berkembang antara desa dan kota yang merupakan sentral kegiatan usaha. c. Banyaknya pengguna fasilitas KUPEDES Kredit Umum Pedesaan di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Kepuh Sukoharjo. 3. Sumber Data a. Data Primer Data primer adalah data yang berasal dari sumber data utama berupa tindakan-tindakan sosial dan kata-kata dari pihak-pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti. 8 Sehingga data primer penulis dalam penelitian ini merupakan data yang fakta atau keterangan yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama melalui penelitian di lapangan, yaitu berupa hasil wawancara dengan pihak yang berkompeten di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Kepuh Sukoharjo yaitu Bapak Amik Cahyo selaku Kepala Unit. b. Data Sekunder Data fakta keterangan yang digunakan oleh seseorang secara tidak langsung dari lapangan, antara lain mencakup surat perjanjian permohonan pengajuan Kredit Umum Pedesaan (KUPEDES), literatur, catatan, karya ilmiah, laporan penelitian, dan sumber lain yang tentunya relevan berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. 8 Lexy J.Moeloeng, 1994, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosdakarya Offset, hal 23

12 4. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini agar lengkap dan relevan, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut: a. Studi Lapangan atau Observasi Pengertian observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. 9 Tahap pertama yang dilakukan penulis dalam penelitian ini yakni melakukan observasi ke lapangan guna mendapatkan kepastian adakah masalah yang akan diteliti atau yang akan menjadi objek penelitian pada instansi tersebut. b. Wawancara Wawancara merupakan cara memperoleh data dengan jalan melakukan tanya jawab secara mendalam dengan sumber data primer, yaitu pihak-pihak yang berkompeten di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Kepuh Sukoharjo, Bapak Amik Cahyo selaku Kepala Unit. Jenis wawancara yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini adalah wawancara bebas terpimpin, yaitu wawancara yang dilakukan dengan mempersiapkan pokok-pokok permasalahan terlebih dahulu yang kemudian dikembangkan dalam wawancara, 9 Riduwan, 2004, metode Riset, Jakarta : Rineka Cipta, hal 104

13 kemudian responden akan menjawab secara bebas sesuai dengan permasalahan yang diajukan sehingga kebekuan atau kekakuan proses wawancara dapat terkontrol. 10 c. Studi Kepustakaan Dalam penelitian ini juga menggunakan studi kepustakaan yaitu dengan cara mencari, mengumpulkan dokumen-dokumen, buku-buku, bahan lain yang terkait dengan penelitian ini. Data-data yang dipelajari dalam penelitian ini yaitu : 1) Berkas dokumen-dokumen yang di peroleh dari PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Kepuh Sukoharjo. 2) Buku-buku serta bahan lain yang berkaitan tentang pokokpokok pembahasan penelitian problematika kredit macet dalam pelaksanan Kredit Umum Pedesaan (KUPEDES). 5. Metode Analisis Data Adapun model analisa yang digunakan adalah analisa kualitatif model interaktif yaitu dilakukan dengan cara interaksi, baik antara komponennya, maupun dengan proses pengumpulan data. Pertama analisis data yang muncul berwujud kata-kata, data ini dikumpulkan melalui observasi dan wawancara mendalam, kedua yaitu terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. 11 10 Sutrisno Hadi, 2001, Metodologi Research.Jilid II., Yogyakarta : Andi, hal 207 11 Miles,BM., Michael,H., 1992, Analisis data Kualitatif, Jakarta: UI Press, hal 15

14 F. Sistematika Penulisan Untuk Memberikan kemudahan memahami penulisan skripsi ini, maka penulis menyiapkan suatu sistematika penulisan yang meliputi : BAB I adalah Pendahulian terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian, sistematika penulisan. BAB II adalah Tinjauan Pustaka yang akan menguraikan tentang Dalam bab ini penulis memaparkan mengenai Tinjauan Umum Tentang Perjanjian, Tinjauan Umum Tentang Perbankan, Tinjauan Umum Tentang Kredit, Tinjauan Umum Tentang Kredit Umum Pedesaan (KUPEDES). BAB III adalah Hasil Penelitian dan Pembahasan, dalam bab ini berisi mengenai hasil penelitian yang diperoleh di lapangan dan pembahasan mengenai faktor yang membuat debitur wanprestasi di dalam pelaksanaan perjanjian KUPEDES sehingga kredit menjadi macet, dan solusi atau langkah penyelamatan yang dilakukan PT.Bank Rakyat Indonesia Unit Kepuh Sukoharjo terhadap KUPEDES yang macet. BAB IV adalah bagian akhir dari penulisan hukum yang berisi beberapa kesimpulan dan saran berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya. Jika dalam penelitian terdapat lampiran dan daftar pustaka maka terletak di bagian akhir.