Journal of Rural and Development Volume II No. 2 Agustus 2011 KAJIAN MULTILOKASI REKOMENDASI PUPUK UNTUK TANAMAN PADI DAN JAGUNG DI KABUPATEN GROBOGAN

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN OMISSION PLOT Kajian Efektifitas Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi Pada Kawasan Penambangan Nikel Di Wasile - Maluku Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. produksi padi terbesar di Jawa Tengah.Pada Tahun 2015, Kabupaten Grobogan

DATA PENCAIRAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) KABUPATEN GROBOGAN PEMENUHAN KEKURANGAN TRIWULAN 3 & 4 TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani (Suprihono, 2003).

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

I. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor

I. Pendahuluan. II. Permasalahan

POTENSI DAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK MENGEMBANGKAN TANAMAN BUAH-BUAHAN

I PENDAHULUAN. besar masyarakat Indonesia. Menurut Puslitbangtan (2004 dalam Brando,

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. yang

Katalog BPS:

LEBIH DALAM : PADI, KARET DAN SAWIT. Disusun oleh : Queen Enn. Nulisbuku.com

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

BAB IV HASIL PENELITIAN

Formulir PuPS versi 1.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA

SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015

SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PUPUK DALAM PENINGKATAN PRODUKSI TANAMAN. Lenny Sri Npriani

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

REKAPITULASI SEKOLAH PENERIMA DANA BOS DIKMEN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2016 TAHUN ANGGARAN 2016 JUMLAH NO JENIS SEKOLAH JUMLAH DANA

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014)

III. BAHAN DAN METODE

BADAN KETAHANAN PANGAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

TENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA

REKAPITULASI SEKOLAH PENERIMA DANA BOS DIKMEN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2016 TAHUN ANGGARAN 2016 JUMLAH NO JENIS SEKOLAH JUMLAH DANA

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan ABSTRAK PENDAHULUAN

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP TAHUN 2015)

PuJS. Pemupukan Jagung Spesifik Lokasi. Petunjuk Menggunakan Perangkat Lunak. Versi 1.0. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar

KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Komoditi jagung memiliki peranan cukup penting dan strategis dalam pembangunan

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014)

1 Penyediaan Jasa Surat Menyurat 8,500, ,125,

Laporan Jumlah Jiwa per Desa/Kelurahan

PERSEDIAAN KARBOHIDRAT DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2015

TEKNOLOGI BUDIDAYA UBI KAYU UNTUK MENCAPAI PRODUKSI OPTIMAL

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

PROSIDING ISSN: M-23 POLA KETERKAITAN SPASIAL BERDASARKAN PRODUKSI PAJALE (PADI JAGUNG KEDELAI) DI KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

APLIKASI PUPUK POPS PADA TANAMAN PADI: PENELITIAN DUA TAHUN. Ikhsan Hasibuan* 1, Sunarti 2 1,2

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR

MASUKAN AWAL ANALISIS KEBIJAKAN PUPUK

III. BAHAN DAN METODE

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA 2014)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BUPATI GROBOGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

PENGARUH HUMIC ACID TERHADAP EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PUPUK NPK SUPER PADA TANAMAN JAGUNG. Zubachtirodin Balai Penelitian Tanaman Serealia

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL ILMIAH OPTIMALISASI PENGGUNAAN LAHAN PERKEBUNAN KAKAO BUKAAN BARU DENGAN TANAMAN SELA (PADI GOGO)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2014)

IV. KEADAAN UMUM DESA GEDANGAN. A. Letak Geografis, Batas dan Kondisi Wilayah. Purwodadi. Kabupaten Grobogan terletak pada sampai Bujur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu HP:

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicom esculentum Mill) merupakan salah satu jenis tanaman

Sumber : Nurman S.P. (

PEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO

Lampiran IX. Daftar Pemotong Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Semarang Selatan

1 Penyediaan Jasa Surat Menyurat 8,500, ,958, ,785,

Gambar 3.6: Hasil simulasi model pada kondisi eksisting

ANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI, JAGUNG DAN KEDELE

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

TEKNOLOGI PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO. Oleh. Ir. Azri, MSi.

POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING

MAKALAH SEMINAR (PTH 1507) DAMPAK NEGATIF PUPUK KIMIA TERHADAP KESUBURAN TANAH

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42%


1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Kelompok tani sehamparan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keragaan terhadap pertumbuhan jagung. Tanaman jagung

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BAB II 0 DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

Transkripsi:

KAJIAN MULTILOKASI REKOMENDASI PUPUK UNTUK TANAMAN PADI DAN JAGUNG DI KABUPATEN GROBOGAN Abstrak Hery Widijanto Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian UNS Rekomendasi pemupukan adalah suatu rancangan yang meliputi jenis dan takaran pupuk serta cara dan waktu pemupukan untuk tanaman pada areal tertentu. Dampak yang diharapkan dari suatu rekomendasi pemupukan adalah tepat jenis, tepat takaran, tepat cara dan tepat waktu. Kegiatan kajian multi lokasi rekomendasi pupuk untuk tanaman padi dan jagung bertujuan untuk menguji rekomendasi pupuk dengan dasar spesifik lokasi di berbagai lokasi sawah irigasi dan sawah tadah. Sasaran kegiatan penelitian ini adalah pada tanah sawah irigasi teknis dan irigasi non-teknis di wilayah Kabupaten Grobogan (Kecamatan Purwodadi, Toroh, Gubug, Godong, Klambu, Penawangan, Pulokulon, Kradenan, Gabus, Ngaringan, Wirisari, Tawangharjo dan Grobogan). Sebagai perbandingan digunakan data yang diperoleh dari lahan petani di sekitar lahan demplot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi padi memalui demplot dengan dosis pupuk spesifik lokasi berkisar antara 3,51 4,90 kg atau setara dengan 5,61 7,81 ton/ha, sedangkan hasil dari lahan petani setempat berkisar antara 3,4 4,8 kg (setara 5,44 7,68 ton/ha) atau terjadi kenaikan antara 2,08% 19,15% dibanding hasil ubinan dengan dosis petani setempat. Hasil demplot tanaman jagung dengan dosis pupuk spesifik lokasi berkisar antara antara 4,1 7,78 kg pipil basah, 4,05 8,20 kg pipil panen, 6,7 7,9 pipil + tongkol. Kata kunci: rekomendasi pupuk, padi, jagung PENDAHULUAN Pemupukan bertujuan untuk menggantikan unsur hara yang hilang terbawa panen, penguapan (volatilisasi), pencucian oleh air tanah, pengikatan oleh kimia lain dalam tanah (fiksasi), dan sebagainya. Pemberian jenis dan jumlah unsur hara berdasar kondisi kesuburan lahan kemudian disebut pemupukan berimbang. Pemupukan berimbang adalah penambahan pupuk ke dalam tanah dengan jumlah dan jenis hara yang sesuai dengan tingkat kesuburan tanah dan kebutuhan hara oleh tanaman untuk meningkatkan produksi dan kualitas hasil komoditas pertanian. Takaran pupuk yang digunakan untuk memupuk satu jenis tanaman akan berbeda untuk masing-masing jenis dan lokasi tanah berada, hal ini karena setiap jenis tanah memiliki karakteristik dan susunan kimia tanah yang berbeda. Dalam dua tahun terakhir, Dinas Pertanian 123

Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten bekerja sama dengan Universitas Sebelas Maret Surakarta telah melakukan kegiatan kajian rekomendasi pemupukan pada lahan sawah beririgasi teknis dan pada lahan sawah irigasi non teknis untuk tanaman padi, dan jagung. Kegiatan Kajian Rekomendasi Pupuk pada lahan sawah beririgasi teknis maupun beririgasi non teknis tersebut bertujuan untuk memberikan rekomendasi dosis pupuk yang tepat sesuai lokasi masing-masing daerah (pemupukan spesifik lokasi). Dari kegiatan Kajian Rekomendasi Pupuk tersebut telah diperoleh dosis-dosis pemupukan untuk lahan sawah irigasi teknis dan sawah irigasi non teknis yang disesuaikan dengan status keharaan masing-masing lokasi. Agar dosis-dosis pemupukan yang telah diperoleh tersebut benar-benar layak untuk direkomendasikan kepada petani, perlu dilakukan uji multi lokasi di lapangan. Kegiatan Kajian Multi Lokasi Rekomendasi Pupuk dimaksudkan untuk menguji dosis-dosis pupuk hasil Kegiatan Kajian Rekomendasi pupuk di berbagai lokasi sawah irigasi dan sawah tadah hujan, pada tanaman padi dan jagung. Sasaran kegiatan penelitian ini adalah pada tanah sawah irigasi teknis dan irigasi non teknis di wilayah Kabupaten Grobogan (Kecamatan Purwodadi, Toroh, Gubug, Godong, Klambu, Penawangan, Pulokulon, Kradenan, Gabus, Ngaringan, Wirisari, Tawangharjo dan Grobogan). METODE PELAKSANAAN Kegiatan ini didahului dengan penentuan lokasi demplot yang akan dilakukan, dan menghitung dosis pupuk yang diperlukan (didasarkan pada tabel rekomendasi yang telah dihasilkan). Lahan yang telah dipilih kemudian diolah untuk persiapan penanaman. Tahap-tahap penanaman hingga pemanenan dilakukan sesuai dengan kebiasaan petani di lokasi demplot. Demplot pada setiap lokasi dilakukan pada luasan kurang lebih 1000 m2. Pada saat panen dilakukan pengambilan sampel dengan metode ubinan (luasan 2,5 m x 2,5 m) pada beberapa titik. Hasil akhir ubinan dikonversikan untuk data produksi per satuan luas. Sebagai perbandingan digunakan data produksi dari lahan yang dipupuk dengan dosis petani setempat. Kegiatan ini dilaksanakan di areal lahan sawah irigasi teknis maupun irigasi non teknis di 13 kecamatan dimulai pada bulan April sampai dengan bulan September 2011. Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode demplot dengan lokasi: 124

1. Tanaman Padi No KECAMATAN DESA 1 Godong Ketitang 2 Gubug Kwaron 3 Klambu Klambu 4 Penawangan Kluwan 5 Purwodadi Pulorejo 6 Toroh Tambirejo 7 Grobogan Grobogan 8 Tawangharjo Tarub 9 Wirosari Dapurno 10 Ngaringan Kalanglundo 11 Pulokulon Panunggalan 12 Kradenan Kradenan 13 Gabus Tunggulrejo 2. Tanaman Jagung No KECAMATAN DESA 1 Penawangan Pengkol 2 Purwodadi Cingkrong 3 Toroh Tambirejo 4 Grobogan Ngabenrejo 5 Tawangharjo Tarub 6 Wirosari Dapurno 7 Ngaringan Sendangrejo 8 Pulokulon Panunggalan 9 Kradenan Kradenan 10 Gabus Tunggulrejo 11 Tegowanu Tegowanu Wetan 12 Kedungjati Kalimaro HASIL DAN PEMBAHASAN Demplot Tanaman Padi Demplot tanaman padi dilakukan di 13 lokasi yang terletak kecamatan Godong, Gubug, Klambu, Penawangan, Purwodadi dan Toroh, Grobogan, Tawangharjo, Wirosari, Ngaringan, Pulokulon, Kradenan dan Gabus. Dosis untuk masing-masing lokasi ditentukan dari hasil penelitian tahun sebelumnya yang didasarkan pada sifat tanah spesifik lokasi. Macam pupuk yang digunakan adalah urea, SP 36 dan KCl (paket 1), urea, ZA, SP 36 dan KCl (paket 2), pupuk majemuk, urea, SP 36 dan KCl (paket 3), 125

dan paket 4 meliputi pupuk organik, urea, SP 36 dan KCl. Dosis pupuk yang digunakan untuk setiap lokasi disajikan pada Tabel 1, sedangkan hasil ubinan untuk masingmasing lokasi disajikan pada Tabel 2. Tabel 1. Dosis Pupuk untuk Demplot Tanaman Padi (luas 1.000 m 2 ) Pupuk (Kg) No. Kecamatan Desa Majemuk Ppk Org Urea ZA SP 36 KCl (15-15-15) 1 Godong Ketitang 0,0 32,6 0,0 9,8 16,9 0,0 2 Gubug Kwaron 200,0 20,9 0,0 9,6 5,4 0,0 3 Klambu Klambu 0,0 25,5 13,7 14,6 14,5 0,0 4 Penawangan Kluwan 0,0 26,7 0,0 14,6 9,2 0,0 5 Purwodadi Pulorejo 0,0 26,1 14,0 13,0 10,8 0,0 6 Toroh Tambirejo 0,0 15,0 0,0 0,0 5,7 35,1 7 Grobogan Grobogan 0,0 21,0 0,0 0,0 1,8 35,1 8 Tawangharjo Tarub 200,0 27,4 0,0 8,0 8,5 0,0 9 Wirosari Dapurno 0,0 26,2 14,0 18,3 16,5 0,0 10 Ngaringan Kalanglundo 200,0 21,5 0,0 9,6 12,7 0,0 11 Pulokulon Panunggalan 0,0 21,0 0,0 0,0 2,0 35,1 12 Kradenan Kradenan 0,0 23,9 0,0 0,0 4,0 26,3 13 Gabus Tunggulrejo 0,0 32,7 0,0 14,6 10,6 0,0 Data produksi di beberapa kecamatan tidak didapatkan, karena tidak panen. Kecamatan Toroh, Ngaringan, Pulokulon, Kradenan dan Gabus terjadi serangan OPT, sehingga terjadi puso. Sedangkan di Kecamatan Tawangharjo dan Wirosari pertanaman padi di areal demplot mengalami serangan WBC yang tingkatnya ringan sampai berat, dan di Kecamatan Godong mengalami serangan WBC yang ringan. Dari data hasil ubinan di 6 kecamatan yang tidak mengalami gangguan OPT atau mengalami serangan ringan (Kecamatan Gubug, Klambu, Penawangan, Purwodadi, Grobogan dan Tawangharjo), hasil ubinan dengan dosis pupuk spesifik lokasi berkisar antara 3,51 4,90 kg atau setara dengan 5,61 7,81 ton/ha, sedangkan hasil ubinan dari petak petani sempat berkisar antara 3,4 4,8 kg (setara 5,44 7,68 ton/ha). Hasil ubinan tersebut menunjukkan bahwa penggunaan dosis pupuk berdasarkan analisis tanah spesifik lokasi mampu memberikan hasil yang lebih tinggi. 126

Tabel 2. Hasil Demplot Tanaman Padi di 13 Lokasi No Kecamatan Desa Luas (m²) Rata-rata Ubinan GKP Plot Kajian (kg) Rata-rata Ubinan GKP Petani (kg) 1 Godong Ketitang 1.000 2,8 2,35 2 Gubug Kwaron 1.000 4,9 4,8 3 Klambu Klambu 1.000 3,7 3,54 4 Penawangan Kluwan 1.000 3,52 4,02 5 Purwodadi Pulorejo 1.000 3,75 3,4 6 Toroh Tambirejo 1.000 0 0 7 Grobogan Grobogan 1.000 4,90-8 Tawangharjo Tarub 1.000 3,51-9 Wirosari Dapurno 1.000 1,49-10 Ngaringan Kalanglundo 1.000 0 0 11 Pulokulon Panunggalan 1.000 0 0 12 Kradenan Kradenan 1.000 0 0 13 Gabus Tunggulrejo 1.000 0 0 Keterangan: Ubinan dilakukan dengan Ukuran (2,5 m x 2,5 m). 20,00 19,15 15,00 10,00 5,00 0,00-5,00-10,00 2,08 4,52 10,29-15,00-12,44 Gambar 1. Prosentasi Peningkatan Hasil Padi dengan Dosis Pupuk Berdasarkan Sifat Tanah Spesifik Lokasi. Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa dengan pemupukan menggunakan dosis berdasarkan sifat tanah spesifik lokasi mampu meningkatkan hasil gabah kering panen. Di Kecamatan Godong kenaikan hasil mencapai 19,15% dibanding hasil ubinan dengan dosis petani setempat, sedangkan di Kecamatan Purwodadi, Klambu dan Gubug kenaikan hasil berturut-turut 10,29%, 4,52% dan 2,08%. Hasil ubinan di Kecamatan 127

penawangan menunjukkan hasil yang lebih kecil dari ubinan petak petani. Hal ini dapat dijelaskan karena petani setempat menggunakan dosis pupuk yang berlebih bila didasarkan pada sifat tanahnya. Dosis pupuk yang digunakan pada lahan demplot adalah 267 kg urea, 146 SP 36 dan 92 kg KCl. Sedangkan petani menggunakan 100 kg ZA dan 200 kg ponska untuk lahan sawah seluas 0,35 ha. Bila dikonversikan dalam luasan hektar, maka dosis yang dipakai petani adalah 285,7 kg ZA dan 571,4 kg ponska. Bila dilihat dari hasil analisa tanah yang telah dilakukan, kandungan N tanah dari lokasi demplot berkisar antara 0,17-0,35% (rendah-sedang), kandungan P tersedia 4,06-19,61 ppm (sangat rendah-sedang) dan K tersedia 0,16-0,31 me% (rendah-sedang). Hal tersebut akan menyebabkan perbedaan kebutuhan pupuk untuk setiap lokasi. Pada lahan sawah yang mempunyai kandungan hara rendah akan membutuhkan masukan pupuk dengan dosis yang lebih banyak. Semakin tinggi kandungan hara di lahan, maka kebutuhan pupuk akan semakin sedikit jumlanya. Sedangkan petani setempat biasanya menggunakan pupuk dengan dosis yang tidak didasarkan dari sifat tanahnya, melainkan kebiasaan yang telah diturunkan dari orang tua terdahulu. Demplot Tanaman Jagung Demplot tanaman jagung dilakukan di 12 lokasi yang tersebar di 12 kecamatan, yaitu Kecamatan Penawangan, Purwodadi, Toroh, Grobogan, Tawangharjo, Wirosari, Ngaringan, Pulokulon, Kradenan, Gabus, Tegowanu dan Kedungjati. Dosis untuk masing-masing lokasi ditentukan dari hasil penelitian tahun sebelumnya yang didasarkan pada sifat tanah spesifik lokasi. Macam pupuk yang digunakan adalah urea, SP 36 dan KCl (paket 1), urea, ZA, SP 36 dan KCl (paket 2), pupuk majemuk, urea, SP 36 dan KCl (paket 3), dan paket 4 meliputi pupuk organik, urea, SP 36 dan KCl. Dosis pupuk yang digunakan untuk setiap lokasi disajikan pada Tabel 3. Dalam pelaksanaan di lapangan hampir sebagian besar lokasi dapat melakukan panen, hanya demplot di Kecamatan Purwodadi yang tidak panen. Dari laporan dan monitoring di lapangan, ternyata demplot tanaman jagung di Kecamatan Purwodadi mengalami kekeringan, sehingga tanaman mati. Sedangkan di Kecamatan Toroh, Grobogan, Kradenan dan Gabus tidak didapat data pembanding dari lahan petani. Hasil ubinan pada demplot tanaman jagung di 12 lokasi disajikan pada Tabel 4. 128

Tabel 3. Dosis Pupuk untuk Demplot Tanaman Jagung (Luasan 1.000 m 2 ) Pupuk (Kg) No. Kecamatan Desa Ppk Majemuk Urea ZA SP 36 KCl Org (15-15-15) 1 Penawangan Pengkol 0,0 25,5 0,0 28,6 8,0 0,0 2 Purwodadi Cingkrong 0,0 20,4 10,9 25,4 13,1 0,0 3 Toroh Tambirejo 0,0 8,0 0,0 6,9 0,0 52,2 4 Grobogan Ngabenrejo 200,0 20,3 0,0 17,6 11,9 0,0 5 Tawangharjo Tarub 0,0 31,1 0,0 22,6 9,6 0,0 6 Wirosari Dapurno 0,0 20,4 10,9 28,6 13,1 0,0 7 Ngaringan Sendangrejo 0,0 8,0 0,0 6,9 0,0 52,2 8 Pulokulon Panunggalan 200,0 15,7 0,0 20,4 4,2 0,0 9 Kradenan Kradenan 200,0 15,7 0,0 17,3 4,2 0,0 10 Gabus Tunggulrejo 0,0 14,7 0,0 12,1 0,0 32,1 11 Tegowanu Tegowanu 0,0 25,2 13,5 28,6 8,0 0,0 Wetan 12 Kedungjati Kalimaro 0,0 25,5 0,0 25,4 8,0 0,0 Kebutuhan pupuk yang digunakan pada lahan demplot didasarkan pada hasil analisa tanah di lokasi. Dari beberapa lokasi demplot yang dilakukan, hasil analisa tanah menunjukkan kandungan N yang berkisar antara 0,21-0,35% (sedang), kandungan P tersedia antara 4,57-22,41 (sangat rendah-sedang), dan kandungan K tersedia barkisar antara 0,10-0,24 me% (sangat rendah-sedang). Hal ini menunjukkan bahwa lahan sawah di lokasi demplot perlu ditambah pupuk P dan K dalam jumlah yang relatif banyak untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Sedangkan pupuk N tidak perlu ditambahkan dalam jumlah besar, karena kandungan N dalam tanah sudah masuk dalam kriteria sedang. Dari hasil ubinan (Tabel 4) terlihat bahwa pada penggunaan pupuk dengan dosis rekomendasi berdasar sifat tanah spesifik lokasi memberikan berat yang lebih tinggi bila dibanding lahan petani. Hanya di Kecamatan Kedungjati yang menunjukkan hasil ubinan pada lahan petani lebih tinggi. Rata-rata ubinan dari demplot berkisar antara 4,1 7,78 kg pipil basah, 4,05 8,20 kg pipil panen, 6,7 7,9 pipil + tongkol. Hasil ubinan tertinggi dihasilkan pada demplot di Kecamatan Kradenan (7,78 kg pipil basah), Kecamatan Tawangharjo (8,20 kg pipil panen), dan Kecamatan Kedungjati (7,90 kg pipil + tongkol). 129

Tabel 4. Hasil Demplot Tanaman Jagung di 12 Lokasi (Luasan 1.000 m 2 ) No. Kecamatan Desa Rata-rata Ubinan Plot Pipil Basah(kg) Rata-rata Ubinan Pembanding Pipil Basah (kg) 1 Penawangan Pengkol 4,15 *) 3,45 *) 2 Purwodadi Cingkrong 0-3 Toroh Tambirejo 7,00-4 Grobogan Ngabenrejo 5,24-5 Tawangharjo Tarub 8,20 *) 7,60 *) 6 Wirosari Dapurno 4,06 *) 3,88 *) 7 Ngaringan Sendangrejo 7,30 6,72 8 Pulokulon Panunggalan 4,79 3,13 9 Kradenan Kradenan 7,78-10 Gabus Tunggulrejo 6,70 **) - 11 Tegowanu Tegowanu Wetan 4,10 3,40 12 Kedungjati Kalimaro 7,90 **) 8,10 **) Keterangan: Ubinan dilakukan dengan Ukuran (2,5m x 2,5m). *) pipil panen **) plus tongkol KESIMPULAN (1) Hasil demplot tanaman padi dengan dosis pupuk spesifik lokasi berkisar antara 3,51 kg 4,90 kg atau setara dengan 5,61 7,81 ton/ha, sedangkan hasil dari lahan petani setempat berkisar antara 3,4 kg 4,8 kg (setara 5,44 7,68 ton/ha) atau terjadi kenaikan antara 2,08% 19,15% dibanding hasil ubinan dengan dosis petani setempat. (2) Hasil demplot tanaman jagung dengan dosis pupuk spesifik lokasi berkisar antara antara 4,1 7,78 kg pipil basah, 4,05 8,20 kg pipil panen, 6,7 7,9 pipil + tongkol. CATATAN Kegiatan Penelitian Kajian Multilokasi Rekomendasi Pupuk untuk Tanaman Padi dan Jagung di Kabupaten Grobogan merupakan kerjasama antara Pusat Penelitian Pedesaan dan Pengembangan Daerah (Puslitdesbangda) LPPM UNS dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Grobogan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua lembaga tersebut sehingga kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik. 130

DAFTAR PUSTAKA Blair, G. J. 1984. Soil Fertility and Plant Nutrition. Plant Nutrition Training. Course Notes. Armidale. Australia: Univ. of New England.. Handayanto, E. 1997. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Malang: Jurusan Ilmu Tanah. Fak Pertanian Univ Brawijaya. Jones, U. S. 1982. Fertilizer and Soil Fertility. Reston. Virginia: Reston Publ. Co. Osman, F. 1996. Memupuk Padi dan Palawija. Jakarta: Penebar Swadaya. Sanchez, P. A. 1976. Properties and Management of Soils in the Tropics. New York: John Wiley and Sons. Surowinoto, S. 1980. Teknologi Produksi Tanaman Padi Sawah. Bogor: Jurusan Agronomi. Fakultas Pertanian IPB. 131