BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak.

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

BAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. karena industri media semakin mengutamakan keuntungan. Bahkan, bisnis

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.

BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan saluran-saluran komunikasi. Komunikasi massa akan. didefinisikan sebagai komunikasi kepada khalayak dalam jumlah besar

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SIMULATOR SIM SKRIPSI

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. media massa yang beredar, baik media cetak seperti: surat kabar, tabloid dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing)

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan

BAB I PENDAHULUAN. ini terjadi di Jalan Thamrin Jakarta. Peristiwa Bom Thamrin ini mengejutkan

BAB I PENDAHULUAN. Tawuran pelajar adalah fenomena sosial yang sudah lama terjadi dan. menjadi topik hangat di tengah-tengah masyarakat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. persepsi mengenai bagaimana sosok pria dan wanita. Dengan demikian

KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012

13 ZHONGDANG PAN DAN GERALD M. KOSICKI

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB I PENDAHULUAN. telah menciptakan peradaban manusia itu sendiri yang berganti-ganti tapi semakin

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Proyek pembangunan kereta cepat Jakarta Bandung yang menuai polemik

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan informasi pada setiap detiknya. masyarakat untuk mendapatkan gambaran dari realitas sosial. 1

Analisis Framing Pemberitaan Meninggalnya Artis Olga Syahputra di Detikcom dan Kapanlagi.com Tanggal 27 Maret 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan metode analisis framing dari Zhongdang Pan dan Gerald

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya mencakup struktur, pesan yang disampaikan, sudut pandang, dan nilai.

BAB I PENDAHULUAN. Gratifikasi seks sudah tidak asing lagi saat ini. Sejak dulu Gratifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Eksistensi pemberitaan terorisme tidak pernah hilang menghiasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. wakil presiden dipilih oleh MPR dan anggota-anggotanya dipilih melalui

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN dengan mencegah praktik kongkalikong. Dahlan pernah. menyatakan adanya kongkalikong antara BUMN dan DPR.

BAB I PENDAHULUAN. adalah stasiun DAAI TV merupakan sebuah stasiun televisi milik Yayasan Buddha

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan

Konstruksi TNI dalam Berita Penembakan di Lapas Cebongan Pada Media Cetak Edisi April 2013.

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

BAB III METODE PENELITIAN. seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang

PERBANDINGAN PEMBINGKAIAN BERITA PAPA MINTA SAHAM PADA MEDIA ONLINE (Kompas.com dan Viva.co.id)

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views

Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Arus dunia komunikasi saat ini mengalir sangat cepat. Hal ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. oleh proses sejarah dan kekuatan-kekuatan sosial, budaya dan ekonomi

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. JUDUL : Pembingkaian Kasus Pembekuan PSSI Oleh Menpora (Analisis Framing Pemberitaan Dalam Harian Kompas) : Tri Yoga Adibtya Tama : D2C009045

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Komisi ini didirikan berdasarkan kepada Undang-Undang Republik

KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA

EPILOG (ditujukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Analisis Framing)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA)

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta Utara yang sudah berdiri lama. Awal mula Kalijodo merupakan tempatnya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1. : Miyarda Dwi E.H. : D2C308010

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

DAFTAR ISI. ABSTRACT... ii DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian Fokus Penelitian dan Peranyaan Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan zaman yang semakin maju, interaksi dapat terjadi

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi semakin tinggi, maka beragam upaya dengan teknologi. pendukungnya pun semakin canggih. Manusia untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Informasi telah menjadi suatu kebutuhan saat ini. Masyarakat tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berita merupakan sarana penyampaian pesan tentang segala peristiwa actual yang

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan dengan semakin banyaknya media massa yang beredar di tanah air

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Naiknya harga BBM selalu menjadi isu yang ramai dibicarakan dan juga

BAB I PENDAHULUAN. surat kabar telah ada sejak ditemukannya mesin cetak di Jerman oleh Johann Gutenberg pada

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media massa menjadi sarana untuk menyebarkan pesan /informasi kepada masyarakat. Perkembangan informasi saat ini menjadikan peran media massa semakin dibutuhkan, karena menyajikan peristiwa - peristiwa seputar kehidupan masyarakat baik yang bersifat nasional maupun internasional, sehingga masyarakat dapat mengetahui, memahami, dan mengerti segala sesuatu yang terjadi di sekitar mereka dan dunia. Media massa memiliki kekuatan dalam mempengaruhi masyarakat (Effendy, 2003). Media massa berperan penting dalam menyampaikan informasi kepada publik secara serempak. Pada dasarnya, media massa memiliki fungsi dalam menyebar berbagai macam pengetahuan, menyelenggarakan kegiatan dalam lingkungan publik yang dapat dijangkau masyarakat secara bebas, sukarela, umum dan murah, keseimbangan antara pengirim dan penerima pesan, serta mampu menjangkau lebih banyak orang dari pada institusi lainnya (McQuail, 1987). Materi berita yang disajikan dalam media massa merupakan daya tarik yang mampu mengundang keingintahuan pembaca atau masyarakat. Berita yang ditampilkan dapat berupa peristiwa, kejadian, opini, ide dan sebagainya. Berita juga dapat menarik perhatian karena peristiwa yang diangkat merupakan berita luar biasa, penting, atau mempengaruhi kehidupan masyarakat, serta mengundang pembaca untuk melibatkan emosi, empati, dan simpati. Pesan yang disampaikan oleh media massa melalui majalah, koran, tabloid, buku, televisi, radio, internet dan film diterima secara serempak oleh khalayak luas. Media massa yang baik seharusnya menjalankan fungsi yang sama dengan komunikasi massa seperti yang dikemukakan oleh Harold Laswell, diantaranya untuk menginformasikan, mendidik dan menghibur (Zuhri, 2009). 1

Media massa mencakup media elektronik dan cetak. Media massa elektronik seperti televisi, radio, dan internet. Media massa cetak seperti surat kabar, majalah, buletin, tabloid, dan lain sebagainya. Ada tiga tipe surat kabar yang dikenal oleh masyarakat Indonesia. Pertama, surat kabar nasional, yaitu surat kabar yang memiliki peredaran luas, isi berita yang disajikan mencakup seluruh wilayah Indonesia. Contohnya: Kompas, Seputar Indonesia, Media Indonesia, Tempo, dan lain sebagainya. Kedua, surat kabar regional, yaitu surat kabar yang memiliki peredaran lebih sempit, isi berita yang disajikan mencakup beberapa wilayah. Contohnya: Joglosemar mempunyai cakupan wilayah Yogyakarta, Solo dan Semarang. Ketiga surat kabar lokal, yaitu surat kabar yang memiliki peredaran sempit, isi berita yang disajikan didominasi dengan berita lokal. Contohnya: Harian Jogja dan Kedaulatan Rakyat di daerah istimewa Yogyakarta, Bangka Pos dan Babel Pos di Bangka Belitung, dan lain sebagainya (Srigamayati, 2012). Surat kabar mempunyai dua fungsi umum. Pertama, surat kabar merupakan sumber informasi tentang apa yang sedang terjadi di dunia dan di daerah setempat. Bagian dari berita disajikan untuk meyakinkan kita terhadap pandangan atau pendapat tertentu. Kedua, surat kabar berfungsi menghibur, yang terdapat dalam rubrik seni, olahraga, komik, dan sebagainya. Surat kabar bisa ditemui setiap saat karena periode terbitnya setiap hari, secara periodik dan teratur. Umumnya isi dari suatu surat kabar terdiri dari berita utama yang terletak di halaman depan, berita biasa, rubrik opini, reportase, wawancara, feature, iklan, cerita pendek, cerita bergambar. Dari sekian banyak konten yang terdapat dalam surat kabar, berita menjadi konten yang paling banyak disoroti oleh masyarakat luas. Berita merupakan bagian inti yang paling diminati oleh pembaca dalam memperoleh informasi. Berita yang tersaji dapat meliputi pemerintahan, hukum, ekonomi, kriminal, budaya, sosial, dan sebagainya (Suwardi, 1993). Dalam menyajikan informasi kepada masyarakat, media massa harus menunjukkan fakta yang ada di lapangan. Dalam dunia wartawan, terdapat ungkapan yang menyebutkan bahwa fakta itu sakral (Zuhri, 2009). Makna dari ungkapan ini 2

sebetulnya adalah sebagai ajakan bagi wartawan untuk tetap mempertahankan fakta apa adanya. Namun, berita yang disajikan dalam media massa sudah tidak mencerminkan lagi kebenaran fakta yang ada, karena sudah mengalami proses konstruksi realitasnya. Apabila berita yang disajikan tidak sesuai dengan fakta maka hal tersebut dikatakan menyebarkan berita yang mengandung kebohongan kepada publik. Masyarakat menganggap apa yang tersaji adalah benar-benar suatu realitas. Padahal dalam berita selalu terselip cara pandang seorang wartawan, sehingga berita yang disajikan terlihat tidak sesuai dengan fakta atau kebenaran. Ketidaksempurnaan indera dan daya nalar manusia, dalam hal ini wartawan, membuka peluang berita ditulis secara tidak objektif. Ketidakobjektifan wartawan dalam memberitakan suatu peristiwa berasal dari kurang cermatannya mengumpulkan dan menyajikan fakta (Siregar, 1998:216) dalam (Zuhri, 2009). Apabila berita yang dimuat tidak objektif bisa membuat masyarakat menafsirkan suatu kejadian dengan keliru, terlebih apabila berita yang disajikan adalah berita kriminal atau berita yang mengundang konflik sehingga memungkinkan untuk menggiring masyarakat untuk berpihak terhadap satu pihak dalam suatu konflik tersebut. Fenomena menarik yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah adanya dua kasus kriminal berbeda yang berujung pada kematian. Dalam ke dua kasus yang terjadi di kota Salatiga ini, pelaku utama adalah warga asal Maluku. Surat kabar online Jateng.Tribunnews.com, memuat kedua kejadian ini secara berkesinambungan dalam beberapa kali terbit. Media hakikatnya ingin menggambarkan realitas dari kasus kriminal. Realitas dari kasus kriminal pada intinya sama dengan realitas lainnya yang ada di masyarakat, sehingga sudah sepatutnya jika media massa menggambarakan realitas tersebut secara utuh tanpa unsur seleksi. Media massa, khususnya surat kabar merupakan cermin berbagai peristiwa yang ada dalam masyarakat dan dunia, yang merefleksikan apa adanya. Oleh karena itu para pengelola media massa merasa tidak bersalah jika memberitakan kasus kriminal yang penuh dengan kekerasan dalam bentuk perkosaan, pencurian, pembunuhan dan 3

berbagai tindakan buruk lainnya, karena menurut mereka faktanya demikian, media hanya sebagai refleksi fakta, terlepas suka atau tidak (Mc Quail, 2011). Pemberitaan tentang kasus kriminal pada media massa masih dianggap kontroversial. Di sisi lain, banyak masyarakat yang menginginkan kasus kriminal ditampilkan secara utuh baik pelaku maupun korban. Penonjolan kasus kriminal konsumsi masyarakat menunjukkan bahwa ada pergeseran asumsi para awak media terhadap realitas kriminalitas sebagai komoditi bisnis pemberitaan yang menguntungkan. Pengelola media massa memandang bahwa kriminalitas adalah realita yang tidak perlu dihindari dan dianggap dapat menarik perhatian khalayak yang mampu mendatangkan keuntungan dan dianggap tidak membahayakan kehidupan bermasyarakat (Mc Quail, 2011). Media massa sebagai medium terbatas tidak mungkin menyajikan seluruh realitas sosial, sehingga diperlukan adanya proses seleksi yang dilakukan oleh editor sebagai gatekeeper untuk menyeleksi aspek-aspek peristiwa sosial mana yang dimuat dan tidak. Dalam proses menyeleksi aspek-aspek tersebut maka berita di media massa sangat tergantung subjektif editor dan juga misi, visi, nilai atau ideologi surat kabar yang akan disampaikan pada masyarakat. Di samping faktor internal, penyajian berita juga dipengaruhi oleh faktor eksternal yang berupa kekuatan sosial seperti penguasa, pemasang iklan, pakar, institusi lain dan khalayak. Kedua faktor (internal dan eksternal) tersebut diasumsikan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap objektivitas surat kabar dalam menyajikan peristiwa sosial (Mc Quail, 2011). Beberapa penjelasan di atas menunjukkan bahwa berita kriminal bukanlah realitas netral, tetapi dipengaruhi oleh kekuatan ekonomi, politik, dan sosial yang ada dalam masyarakat. Dengan demikian dapat dipahami berita mengenai kasus kriminal dalam surat kabar online Jateng.Tribunnews.com, pada hakikatnya tidak sebatas menggambarkan realitas tetapi juga merupakan pengaturan kerangka (framing) dari pengelola media media tersebut, maupun masyarakat setempat. Sebuah berita sangat dipengaruhi oleh profesional dan asumsi-asumsi profesinya. Meski wartawan punya ukuran tentang nilai sebuah berita (news value), tapi wartawan juga mempunyai 4

keterbatasan visi, misi, kepentingan ideologi dan sudut pandang yang berbeda, dan bahkan latar belakang budaya dan etnis. Karena itu dalam proses pembuatan berita media selalu melibatkan proses seleksi (gate keeper) pada aspek-aspek yang disoroti dan kejadian-kejadian yang akan dilaporkan. Gate keeper merupakan orang-orang yang mempunyai fungsi untuk menyaring, menyeleksi, dan mengubah berita. Mereka memiliki pilihan, persepsi dan angle tersendiri ketika melihat suatu peristiwa. Hal ini memberikan arti bahwa tidak mungkin sebuah fakta dari sebuah peristiwa disajikan apa adanya. Realitas sosial bukanlah out there melainkan ada dalam persepsi masing-masing individu. Dengan demikian berita bukanlah realitas sesungguhnya melaikan realitas buatan, Soemaker (1996:65-70) dalam (Herman & Nurdiansa, 2010). Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Berdasarkan pengertian tersebut, penulis memahami bahwa framing adalah bagaimana wartawan melaporkan sebuah peristiwa berdasarkan sudut pandang yang ingin disampaikan kepada pembaca (Sobur, 2009). Pada proses penyeleksian itu, tidak semua fakta yang diperoleh wartawan dituangkan pada berita. Ada fakta yang sengaja ditonjolkan, tapi ada juga fakta yang dibuang. Semua itu tergantung dengan apa yang ingin disampaikan pada pemberitaan tersebut. Pada dasarnya framing adalah metode untuk melihat cara bercerita (story telling) media atas peristiwa. Cara bercerita tersebut tergambar pada cara melihat realitas yang dijadikan berita. Cara melihat ini berpengaruh pada hasil akhir dari konstruksi realitas. Pendekatan framing adalah analisis yang dipakai untuk melihat bagaimana media mengkonstruksikan realitas. Pendekatan framing juga dipakai untuk melihat bagaimana peristiwa dipahami dan dibingkai oleh media (Eriyanto, 2007). Pemberitaan mengenai dua kasus pembunuhan di Salatiga pada hari kamis, 18/07/2016 dan Sabtu, 29/07/2016 menjadi headline pada beberapa media online seperti Jateng.Tribunnews.com. Pemberitaan terhadap kasus-kasus ini menjadi hangat 5

diperbincangkan khususnya masyarakat di Salatiga. Pemberitaan menyebutkan, bahwa pelaku dari kedua kasus berbeda ini berasal dari Maluku. Berdasarkan pengamatan penulis pada kasus-kasus ini, ditemukan adanya penggambaran berbeda oleh media yang disebutkan di atas. Sebagai contoh, pada kasus yang terjadi pada 18/07/2016 yang menyebabkan meninggalnya pemilik studio JB. Judul yang muncul pada pemberitaan Jateng.Tribunnews.com menyebutkan bahwa pemilik studio dibunuh karena hal sepele. Adanya penggambaran oleh media terhadap suatu peristiwa yang sama dapat membentuk pandangan yang berbeda pula oleh khalayak, karena masyarakat menganggap bahwa apa yang disajikan oleh media merupakan realitas yang sesungguhnya (Siregar, 1998) dalam (Zuhri, 2009). Melalui pengamatan penulis, kasus ini mendapat tanggapan yang berbeda-beda, terutama ketika link dari kasus ini dishare pada akun facebook suara Salatiga dan akun facebook Polres Salatiga. Ada tanggapan yang menyatakan bahwa sebaiknya orang dari luar Salatiga diusir karena selalu membawa masalah, sebagaimana yang diungkapkan oleh Arif Saputra. Wong luar Jawa seng kuliah neng Salatiga njaluk diusir iki, adoh-adoh seko daerah golek masalah wae tanggapan lainnya menyebutkan bahwa pendatang harus diberi pelajaran karena dirasa merusak ketenangan di Salatiga, sebagaimana yang diungkapkan oleh Heru Purwanto ; Rasa toleransi yang tinggi dari warga Salatiga sudah disalahartikan kalau kita takut sama mereka. Sudah saatnya kita tunjukkan ke mereka siapa tuan rumah sesungguhnya Kasus kedua yang terjadi pada Sabtu, 29/07/2016 juga mengalami pembingkaian berbeda dari setiap media, sebagaimana pada kasus pertama diatas. Jateng.Tribunnews.com menyebutkan bahwa secara tiba-tiba dua pemuda masuk dan mengeroyok korban hingga tewas. Kasus kedua juga menuai berbagai tanggapan dari masyarakat ketika pemberitaan mengenai kasus ini diposting atau dishare pada akun facebook Polres Salatiga. Ada yang menyatakan secara langsung bahwa orang 6

Ambon yang ada di Jawa sangat mengerikan sebagaimana yang diungkapkan oleh Aditya Permana; Begitu Angkernya Orang Ambon di Jawa. Dari cenglu ga pakai helem sampai pembunuhan Komentar lain menyatakakan bahwa sebaiknya orang luar telah mencoreng Salatiga sebagaimana yang diungkapkan oleh Mustika Dewi: Salatiga tercoreng oleh orang luar Jawa yang tak bertanggung jawab Selain beberapa komentar di atas, komentar yang menyebutkan suku secara langsung juga diungkapkan oleh Sigit Aditya; Wong Ambon meneh biang resek Ada pula komentar yang menghubungkan antara kasus penusukan pemilik studio dengan kasus kedua ini, sebagaimana yang diungkapkan oleh Gunawan Bahana; Salatiga semakin menyeramkan, yang lalu penusukan hingga korban meninggal, sekarang penganiayaan hingga korban meninggal, yang pelakunya semua itu dari luar Salatiga, yang sudah mengotori Salatiga. Komentar-komentar di atas merupakan contoh bahwa adanya respons dari khalayak ketika mengkonsumsi pemberitaan terhadap sebuah peristiwa yang disajikan oleh media. Pembingkaian yang berbeda-beda oleh media-media di atas terhadap dua kasus ini pada akhirnya memberikan asumsi khususnya masyarakat Salatiga bahwa orang luar Jawa terutama Ambon-Maluku merupakan perusak kerukunan di Salatiga. Komentar demikian dan pandangan negatif warga terhadap orang luar, khususnya Maluku. Pandangan seperti ini memberikan dampak tersendiri bagi warga asal Maluku yang ada di Salatiga, khususnya para mahasiswa dalam berinteraksi dengan masyarakat lokal. Kedua kasus ini juga diterbitkan secara berkesinambunggan sejak tanggal kejadiannya oleh Jateng.TribunNews.com, Selain itu, surat kabar online ini merupakan surat kabar online dengan cakupan atau skala yang besar untuk wilayah 7

Jawa Tengah. Jateng.Tribunnews.com merupakan versi online dari surat kabar TribunNews yang menempati peringkat dua nasional untuk kategori surat kabar online. Dengan demikian dapat diyakini bahwa pemberitaan Jateng.TribunNews.com adalah berita dengan tingkat kebenaran yang dapat dipercaya oleh masyarat. Dengan cakupan regional Jawa Tengah yang luas, peneliti melihat bahwa ada korelasi antara pemberitaan kasus ini dengan isu-isu kedaerahan, karena kasus yang diangkat dalam penelitian ini masuk dalam cakupan wilayah Jawa Tengah, sehingga ada hubungan yang kuat antara framing dari Jateng.TribunNews.com atas kedua kasus ini, dengan konteks sosial di mana kedua kasus ini terjadi. Dengan demikian, penulis tertarik untuk menjadikan kedua kasus ini sebagai bahan penelitian skripsi. Penulis memilih melakukan analisis framing terhadap pemberitaan dari TribunNews.com mengenai kedua kasus ini dengan metode analisis framing model Zhongdang Pan dan Gerald M Kosicki, untuk mengetahui seperti apa pembingkaian yang terbentuk tentang orang Maluku, khususnya yang berada di Salatiga. Menurut Pan dan Kosicki, framing didefenisikan sebagai proses untuk membuat pesan lebih menonjol serta menempatkan informasi lebih dari yang lain, sehingga khalayak tertuju pada pesan yang dibuat (Eriyanto, 2007; 252). Model ini mengoperasikan empat dimensi struktural teks berita sebagai perangkat framing yaitu, sintaksis, skrip, tematik, dan retoris. Keempat dimensi struktural ini membentuk semacam tema yang mempertautkan elemen-elemen semantik narasi berita, sehingga dengan model analisis ini dapat dicermati ide yang dihubungkan dengan elemen yang berbeda dalam teks berita serta diketahui bagaimana pembuat teks memaknai suatu peristiwa, yang dapat dilihat dari perangkat tanda yang dimunculkan dalam teks. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 8

Bagaimana pembingkaian berita terhadap warga asal Maluku sebagai pelaku dari dua kasus pembunuhan berbeda di Salatiga, dalam Jateng.TribunNews.com, periode 18-19 Juli 2016 dan 28-29 Juli 2016? 1.3. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: Mendeskripsikan pembingkaian berita terhadap warga asal Maluku sebagai pelaku dari dua kasus pembunuhan berbeda di Salatiga, dalam Jateng.TribunNews.com, periode 18 19 Juli 2016 dan 28-29 Juli 2016. 1.4. Manfaat Manfaat Akademis Memperkaya khazanah kajian ilmiah di bidang Ilmu Komunikasi, dalam kajian analisis framing. Memberikan gambaran bagi mahasiswa khususnya mahasiswa ilmu komunikasi dalam memahami model - model pembingkaian, khususnya pemberitaan pada surat kabar online. Manfaat Praktis Memberikan pengetahuan kepada khalayak media tentang proses framing yang dilakukan oleh media massa, khususnya surat kabar online. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan masukan bagi penelitian selanjutnya dengan tema yang sama. 9