PENGARUH DAN STRATEGI IMPLEMENTASI RUJUKAN ONLINE MENUJU UHC 2019 Dr. dr. Yout Savithri, MARS Kasubdit Pengelolaan Rujukan dan Pemantauan RS Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan Yogyakarta, 24 November 2018
ISSUE PELAYANAN KESEHATAN
Universal Health Coverage Universal health coverage merupakan sistem kesehatan yang memastikan setiap warga dalam populasi memiliki akses yang adil terhadap pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif bermutu dengan biaya terjangkau. ( WHO) 3 Dimensi UHC: 1. Seberapa besar prosentase penduduk yang dijamin 2. Seberapa lengkap pelayanan yang dijamin 3. Seberapa besar proporsi cost sharing oleh penduduk
Kendali Biaya & kualitas Yankes JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) BPJS Kesehatan Pemerintah Regulator Regulasi Sistem Pelayanan Kesehatan (rujukan, dll) Regulasi (standarisasi) Kualitas Yankes, Obat, Alkes Peserta Jaminan Kes Memberi Pelayanan Mencari Pelayanan Fasilitas Kesehatan Regulasi Tarif Pelayanan Kesehatan Sistem Rujukan
PERINTAH 1. Pasal 13 ayat (2), Pasal 21 ayat (4), Pasal 22 ayat (3), Pasal 23 ayat (5), Pasal 26, Pasal 27 ayat (5), dan Pasal 28 ayat (2) Undang- Undang No 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, 2. Pasal 15 ayat (3) dan Pasal 19 ayat (5) huruf a Undang-Undang No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial; Menjamin kesinambungan program Jaminan Kesehatan Nasional secara maksimal khususnya untuk mendukung upaya pengendalian defisit dana jaminan sosial kesehatan; DICABUT Perpres No 12 Tahun 2013 Perpres No 111 Tahun 2013 Perpres No 19 Tahun 2016 Perpres 28 Tahun 2016
SISTEM PELAYANAN PERPRES 82/2018 PENGEMBANGAN SISTEM PELAYANAN KESEHATAN Diusulkan BPJS Dikaji Kemenkes Ditetapkan Menteri Kesehatan
PERMASALAHAN PELAYANAN KESEHATAN 1 Sebaran Distribusi Tenaga Kesehatan yang Tidak Merata 2 3 Kelas RS tidak menggambarkan kompetensi yang sebenarnya Kesesuaian Rumah Sakit dengan kritera Klasifikasi. Maldistribusi kompetensi fasilitas kesehatan 4 Perlu Ada Penataan Sistem Rujukan Belum optimal pemanfaatan kompetensi fasilitas kesehatan
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN PENINGKATAN AKSES SARANA PRASARANA ALAT KESEHATAN FARMASI SISTEM RUJUKAN TELEMEDICINE PENINGKATAN MUTU AKREDITASI PKM AKREDITASI RS SUMBER DAYA KESEHATAN Terwujudnya Akses Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan yang berkualitas Bagi Masyarakat
KOMPETENSI FASKES UHC 2019 PELAYANAN KESEHATAN KOMPETENSI RUMAH SAKIT AKSES DAN MUTU Sarana Prasarana Alat Kesehatan Farmasi Sistem Pelayanan dan sistem rujukan Mutu melalui akreditasi RS DISTRIBUSI Sumber Daya Kesehatan KOMPETENSI KLINIS KOMPETENSI MANAJERIAL KOMPETENSI INTERPROFESIONAL KEPEMIMPINAN KLINIS KEMAMPUAN TEKNIS MEDIS
IMPLEMENTASI RUJUKAN ONLINE DALAM PROGRAM JKN Peraturan Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS Nomor 4 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Rujukan Berjenjang Berbasis Kompetensi Melalui Integrasi Sistem Informasi BEBERAPA INFORMASI PERMASALAHAN DARI RUMAH SAKIT TERKAIT RUJUKAN ONLINE Rujukan online menyebabkan Rujukan terkunci pada RS kelas C dan RS Kelas D, sehingga berakibat pada kasus-kasus tertentu yang cukup berat/darurat tidak dapat langsung dirujuk ke kelas B atau Kelas A, sehingga proses rujukan tidak sesuai kebutuhan penyakit pasien; Rujukan online belum mendukung program nasional/global, seperti HIV, TB karena memerlukan rujukan ke RS kelas B dan Kelas C dari FKTP; Karena diberlakukan langsung (tidak bertahap), diperkirakan ada RS yang akan segera collaps, seperti kelas B dan RS Khusus; Jika sosialisasi tidak intensif, maka peserta akan gaduh karena sistem rujukan yang berubah akibat rujukan online. Seharusnya Berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian/Lembaga Terkait
PERMASALAHAN DARI RUJUKAN ONLINE Rujukan terkunci hanya pada RS kelas D dan RS Kelas C sehingga berakibat pada kasus - kasus tertentu yang cukup berat tidak dapat langsung dirujuk ke kelas B. Rumah Sakit Kelas D dan Kelas C akan tetap mempertahankan kelas tersebut namun memperluas jenis pelayanan spesialisasi tanpa diimbangi dengan ketersediaan sarana, prasarana, alat kesehatan dan obat sehingga rumah sakit kelas C dan kelas D hanya fokus pada pelayanan rawat jalan dan tidak memaksimalkan kualitas pelayanan. Kunjungan pasien di RS Kelas B dan Kelas A menjadi menurun. Rumah Sakit berkeinginan turun kelas Pasien sulit mengakses sesuai kebutuhan medis Mutu Pelayanan kesehatan menurun
SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN (Permenkes 001 Tahun 2012) Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang Aksesbilitas Efektifitas Pelayanan Kesehatan Kebutuhan Medis Fasilitas Pelayanan Kesehatan Terdekat Keselamatan pasien Rujukan Vertikal dan Rujukan Horizontal Penerima Rujukan bertanggung jawab sejak menerima rujukan Informasi dan Komunikasi Pembinaan dan Pengawasan Tindakan Administrasi : teguran, pencabutan ijin (praktek/operasional)
RUMAH SAKIT UU no 44 /2009 tentang RS Pelayanan berjenjang fungsi rujukan Kelas RS Penetapan kelas RS mengacu pada standar dan kriteria sesuai Permenkes No 56 Tahun 2014 Arah perubahan Perijinan rumahsakit Jenis dan jumlah SDM Kewenangan SDM Sarana, Prasarana dan Alat kesehatan Proporsi tempat tidur Ijin khusus penyelenggaraan Kewenangan Faskes Reviuw kelas rumahsakit Pendelegasian Penetapan Klasifikasi berdasarkan Pelayanan, SDM, Peralatan, Bangunan dan Prasarana
STRATEGI PERUBAHAN BERBASIS KOMPETENSI FASKES FKTP FKRTL ORGANISASI PROFESI Kewenangan Klinis PPK I PPK II PPK III Permenkes 56 Tahun 2014 SDM Sarana Prasarana dan Alat Kesehatan Penunjang Diagnosa Obat-Obat Keberhasilan Rujukan banyak faktor yang dipertimbangkan dan sangat tergantung pada : a. Pemenuhan Kebutuhan Medis pasien yang sangat terkait dengan b. Kemudahan Akses (Waktu, Biaya dan Keterlambatan Layanan Kesehatan) c. Portabilitas. d. Pengendalian Biaya Bukan Hanya Ketersediaan Dokter Spesialis Rujukan Berbasis Kompetensi Penanganan Penyakit SISRUTE Tidak dikunci dengan - radius 15 km, 30 km, 45 km - Urutan kelas RS
POLA RUJUKAN DAN PEMBAYARAN ERA JKN DIPERLUKAN TATA KELOLA YANG BAIK Rujukan berjenjang Koordinasi timbal balik Dukungan IT, Regulasi Tersier Sekunder Pelayanan Kesehatan Sub Spesialistik oleh dokter sub spesialis di Faskes Tingkat lanjutan (RS Kelas A dan kelas B) PNPK, CP DAN PPK INA CBGs Pelayanan Kesehatan Spesialistik oleh dokter spesialis di Faskes Tingkat lanjutan (RS Kelas C dan D, Klinik Utama) Primer FOKUS PELAYANAN PRIMER promotif dan preventif KAPITASI Pelayanan Kesehatan Dasar oleh Faskes Tingkat pertama (Puskesmas, RS Kelas D Pratama) Pengecualian : Gawat darurat, bencana, geografis, kekhususan masalah kes pasien
Sistem Informasi dan Rujukan Yankes Berbasis IT Terbitnya regulasi dari Kementerian Kesehatan RI terkait Rujukan di Era Digital Terwujudnya percepatan pelayanan rujukan di RS Terintegrasinya sistem informasi rujukan pasien pada seluruh RS Regional, RS Klas B dan RS Klas Khusus se Indonesia 16
MENU DAN BENEFIT SISRUTE MENU SISRUTE Sekarang : BENEFIT 1. Informasi Medis Pasien Secara cepat dan lengkap dapat diketahui sebelum pasien datang 2. Perujuk bisa mengetahui tujuan RS sesuai kebutuhan pasien 3. Perujuk bisa dapat kepastian terhadap pasien yang akan dirujuk 4. Perencanaan Alat Medis 5. Perencanaan SDM 6. Perencanaan Pengembangan RS 7. Tracking ambulance sebagai monitoring pasien yang akan datang 8. Tracking Ambulance sebagai bahan monitoring posisi ambulance 9. History Tracking ambulance sebagai data dasar klaim ambulance Kedepannya sangat diharapkan : 1. Konsultasi Online dan Telemedicine untuk membantu penegakan diagnosa 2. Resume Medis sebagai lampiran rujukan pasien dan bisa digunakan sebagai lampiran klaim elektronik
6 Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE) Rencana Pengembangan Lanjutan PENGEMBANGAN LANJUTAN 1. Integrasi dengan Dukcapil 2. Informasi Data Sarana, Prasarana dan SDM Rumah Sakit 3. Standarisasi Alasan Rujukan, ICD 10, ICD 9 CM dan lain lain 4. Upload Dokumen Laboratorium, Radiologi dan EKG 5. Video komunikasi di Ambulance 6. GPS Tracking Ambulance Standarisasi Format Aplikasi Video Conference GPS Tracking 18
MANFAAT SISTEM TERINTEGRASI 1. Lalulintas layanan termonitor secara jejaring mulai dari PPK 1 - PPK 3 2. Pengawasan peserta JKN termonitor melalu single ID (NIK) 3. Pelayanan kesehatan diharapkan sesuai dgn kewenangan dan tugas sesuai klasifikasi faskes nya 4. Monitor farmasi terintegrasi 5. Rujukan akan berkisambungan dengan tidak terdapat duplikasi pendanaan 6. Kendali mutu dan biaya tercapai 7. Upaya pencegahan dilakukan secara terintegrasi pada semua tingkat fasyankes 8. Data kesehatan valid dan tidak terduplikasi 9. Klasifikasi rumah sakit dapat dievaluasi secara sistematis 10.Sebagai upaya pencegahan tindakan fraud semua pihak 11.Tansparansi, akuntabel dan responsibilitas sesuai kewenangan dan kewajibannya disetiap fasyankes 12.Pelayanan kesehatan berkesinambungan 13.Sistem adminstratif dengan paper less
Surat Dirjen Pelayanan kesehatan RI sehubungan dengan Implementasi sistem rujukan terintegrasi SURAT EDARAN Membangun Sistem lnformasi Rujukan melalui Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE KEMENKES), dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya untuk pelayanan publik lebih baik;
CONTOH KEWENANGAN PENYAKIT
MEMBANGUN STANDAR PELAYANAN MEMBANGUN STANDAR PELAYANAN PADA TIAP LEVEL FASKES PRIMER, SEKUNDER DAN TERSIER Input Proses Output Standar fasilitas medik Standar fas non medik Standar SDM HTA Tarif MUTU (Akreditasi) PNPK PPK CP HTA Angka kematian Keadaan pasien pulang Komplain EFISIENSI COST EFFECTIVENESS INDIKATOR MUTU PELAYANAN
Sistem Kendali Mutu Kendali Biaya (KMKB) dalam Pelayanan JKN Standar Pelayanan (PPK, PNPK, Clinical Pathway) Audit Medik KMKB Health Technology Assessment (HTA) Review Utilisasi Credentialing Pencegahan Fraud Efisiensi Pelayanan
SMART HOSPITAL GREEN HOSPITAL Produktifitas Pemanfaatan IT SMART HOSPITAL Inovatif Leadership Efektif Efisiensi
TERIMA KASIH Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan 2018