BAB 1 PENDAHULUAN. dengan angka mortalitas (9,4%) (WHO, 2008). Di Indonesia pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. angka morbiditas penderitanya. Deteksi dini masih merupakan masalah yang susah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan oksigen miokard. Biasanya disebabkan ruptur plak dengan formasi. trombus pada pembuluh koroner (Zafari, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. SL, Cotran RS, Kumar V, 2007 dalam Pratiwi, 2012). Infark miokard

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat. Pola penyakit yang semula didomiasi penyakit-penyakit menular

B A B I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) dengan penyakit kardiovaskular sangat erat

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat kadar kolesterol darah sangat sulit dikendalikan dan dapat menimbulkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu dari. 10 penyebab kematian terbesar pada tahun 2011.

BAB I PENDAHULUAN. Bawang putih (Allium sativum) adalah nama tanaman dari genus Allium

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Infark miokard adalah nekrosis miokardial yang berkepanjangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan

SKRIPSI. Diajukan oleh : Enny Suryanti J

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan yang semakin meningkat di dunia (Renjith dan Jayakumari, perkembangan ekonomi (Renjith dan Jayakumari, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama kematian di dunia. Menurut organisasi kesehatan dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) adalah keadaaan dimana terjadi

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab. kematian terbesar diseluruh dunia terutama yang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit dengan angka kematian terbesar

BAB I PENDAHULUAN. mementingkan defisit neurologis yang terjadi sehingga batasan stroke adalah. untuk pasien dan keluarganya (Adibhatla et al., 2008).

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga pada 1972, di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. maupun organ) karena suatu organisme harus menukarkan materi dan energi

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab terjadinya IMANEST dapat disebabkan oleh rupturnya plak. (Liwang dan Wijaya, 2014; PERKI, 2015).

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit jantung koroner merupakan penyebab. kematian terbanyak di dunia, dengan 7,4 juta kematian

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskuler secara cepat di negara maju dan negara berkembang.

AYU CANDRA RAHMAWATI J

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit Acute Myocardial Infarction (AMI) merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom) (Syaifuddin, 2006). Pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. atau gabungan keduanya (Majid, 2007). Penyakit jantung dan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung. iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Angina pektoris stabil adalah salah satu manifestasi. klinis dari penyakit jantung iskemik.

BAB 1 PENDAHULUAN. Data WHO (1995) mencatat bahwa di seluruh dunia terdapat 50 juta kematian tiap

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (lansia) memiliki berbagai perubahan fungsi organ, salah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Infark miokard akut merupakan salah satu penyakit. yang tergolong dalam non-communicable disease atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. menjadi penyebab paling umum dari kecacatan fisik maupun mental pada usia

BAB 1 PENDAHULUAN. terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit negara-negara industri (Antman

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan kegawatan neurologi yang serius, menduduki peringkat

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

sebesar 0,8% diikuti Aceh, DKI Jakarta, dan Sulawesi Utara masing-masing sebesar 0,7 %. Sementara itu, hasil prevalensi jantung koroner menurut

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. penelitian kohort selama 13 tahun di 3 wilayah di propinsi Jakarta ibukota

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. arrhythmias, hypertension, stroke, hyperlipidemia, acute myocardial infarction.

BAB I PENDAHULUAN. Aterosklerosis koroner adalah kondisi patologis arteri koroner yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan darah dan oksigen sesuai kebutuhan. 1 PJK masih menjadi

I. PENDAHULUAN. menggoreng makanan. Dalam proses menggoreng makanan, minyak goreng

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sindroma Koroner Akut (SKA) merupakan manifestasi klinis akut penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat zaman sekarang terpapar oleh banyaknya makanan tinggi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

Gambaran Profil Lipid pada Pasien Infark Miokard Akut di RSUP M. Djamil Padang Periode 1 Januari Desember 2012

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Departemen kesehatan RI menyatakan bahwa setiap tahunnya lebih

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dari inti yang banyak mengandung lemak dan adanya infiltrasi sel makrofag. Biasanya ruptur terjadi pada tepi plak yang berdekatan dengan intima yang

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian

BAB I PENDAHULUAN. plak yang tersusun oleh kolesterol, substansi lemak, kalsium, fibrin, serta debris

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RINGKASAN. melalui proses yang kompleks, melibatkan faktor genetik, faktor lingkungan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi di seluruh dunia oleh World Health Organization (WHO) dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. negara maju dan negara sedang berkembang. Penyakit Jantung Koroner (PJK)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tersering kematian di negara industri (Kumar et al., 2007; Alwi, 2009). Infark

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2008 prevalensi penyebab kematian tertinggi terjadi pada akut miokard infark (AMI)

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat ke-3 penyebab kematian setelah stroke dan hipertensi.

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

BAB I PENDAHULUAN. pilihan bagi masyarakat moderen karena lebih praktis dan bergengsi.

BAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun masyarakat. Identifikasi awal faktor risiko yang. meningkatkan angka kejadian stroke, akan memberikan kontribusi

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti riwayat keluarga, umur, jenis kelamin (Ditjen PP&PL Kemenkes

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lama kelamaan plak kolesterol tersebut akan menyebabkan penyempitan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai serangan otak atau brain attack merupakan penyebab kematian ketiga

BAB 1 PENDAHULUAN. Karena lemak tidak larut dalam air, maka cara pengangkutannya didalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Fenomena ini disambut baik sebagai wujud kemajuan. pembangunan dan perkembangan teknologi. Namun, di sisi lain

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Infark Miokard Akut (IMA) merupakan penyebab kematian utama di dunia (WHO, 2008). Terhitung sebanyak 7.200.000 (12,2%) kematian terjadi akibat penyakit ini di seluruh dunia. Infark miokard akut adalah penyebab kematian nomor dua pada negara berpenghasilan rendah, dengan angka mortalitas 2.470.000 (9,4%) (WHO, 2008). Di Indonesia pada tahun 2002, penyakit infark miokard akut merupakan penyebab kematian pertama, dengan angka mortalitas 220.000 (14%) (WHO, 2008). Direktorat Jendral Yanmedik Indonesia meneliti, bahwa pada tahun 2007, jumlah pasien penyakit jantung yang menjalani rawat inap dan rawat jalan di rumah sakit di Indonesia adalah 239.548 jiwa. Kasus terbanyak adalah panyakit jantung iskemik, yaitu sekitar 110,183 kasus. Case Fatality Rate (CFR) tertinggi terjadi pada infark miokard akut (13,49%) dan kemudian diikuti oleh gagal jantung (13,42%) dan penyakit jantung lainnya (13,37%) (Depkes, 2009) Infark Miokard Akut (IMA) adalah nekrosis jaringan miokard yang berkembang cepat oleh karena ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen otot-otot jantung (Fenton, 2009). IMA terjadi dengan penurunan mendadak pada aliran darah koroner yang mengikuti oklusi trombotik dari arteri koronaria yang sebelumnya menyempit oleh proses aterosklerosis (Pasternak and Braunwald, 2000). 1

2 Aterosklerosis ditandai penimbunan lipid dan jaringan fibrosa dalam arteri koronaria, sehingga secara progresif mempersempit lumen pembuluh darah dan disertai dengan terjadinya disfungsi endotel. Bila lumen menyempit maka resistensi terhadap aliran darah akan meningkat dan membahayakan aliran darah miokardium (Libby, 2002; Libby et al, 2009). Tingginya kadar LDL sering dihubungkan dengan terjadinya proses aterosklerosis dan penyakit kardiovaskular. LDL yang meningkat akan mengalami infiltrasi kedalam lapisan endotel dan mengalami oksidasi. (Sargowo, 2003). Teroksidasinya LDL (ox-ldl) akan memicu monosit masuk ke dalam sel endotel dan berdiferensiasi menjadi makrofag yang akan memfagosit ox-ldl. Makrofag yang banyak mengandung ox-ldl ini berubah menjadi foam cell yang diikuti terbentuknya fatty streak, lipid core,fibrous plaques dan aterosklerosis (Davis, 2005). LDL sering disebut sebagai lemak jahat, Sementara HDL mempunyai kemampuan proteksi (Sargowo, 2001). HDL dapat membuang kelebihan LDL kolesterol di pembuluh darah arteri kembali ke hati, untuk diproses dan dibuang sehingga dapat mencegah kolesterol mengendap di arteri dan melindungi pembuluh darah dari proses aterosklerosis (Adam, 2004). Sekitar 85% infark miokard akut disebabkan oleh pembentukan trombus secara akut di daerah koroner yang menyempit akibat aterosklerosis (Silbernagl and Stefan, 2006) Pembentukan plak aterosklerosis berkaitan dengan rasio kolesterol LDL/HDL plasma yang tinggi (Muray, 2003). Beberapa studi epidemiologi dan klinis terkini telah menemukan bahwa rasio LDL/HDL adalah prediktor penyakit kardiovaskular yang lebih akurat dari LDL atau HDL saja. Rasio

3 LDL/HDL mencerminkan lalu lintas dua arah, saat kolesterol memasuki dan meninggalkan intima yang tidak tercermin pada profil lipid standar seperti LDL atau HDL saja. Dengan kata lain jumlah aterogenik (LDL-Cholesterol) versus anti-aterogenik (HDL-Cholesterol) yang diangkut dalam darah lebih komprehensif untuk mengevaluasi resiko dari penyakit kardiovaskular (Maria, 2008). Nilai rentan ideal rasio LDL/HDL yang diharapkan adalah 2,5 sampai 3,5 (Ningthoujam, 2010). Perubahan pada rasio LDL/HDL yang tinggi bisa menjadi indikator yang lebih baik untuk memprediksi resiko penyakit jantung koroner. Seperti yang dikemukakan Physicians Health Study Setiap kenaikan 1-unit Rasio LDL/HDL dikaitkan dengan peningkatan 53% resiko Infark Miokard (Maria, 2008). Secara jelas telah diketahui, usaha yang paling penting terhadap infark miokard adalah dengan cara mencegahnya (Topol, 2007). Oleh karena itu peneliti ingin meneliti keeratan hubungan antara peningkatan rasio LDL/HDL dengan kejadian Infark Miokard Akut (IMA). Diharapkan rasio LDL/HDL tersebut dapat digunakan sebagai skrining awal sehingga dapat dilakukan pencegahan dan penatalaksanaan yang adekuat dalam usaha mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat Infark Miokard Akut. 1.2 Rumusan Masalah Apakah ada hubungan antara peningkatan Rasio LDL/HDL dengan kejadian Infark Miokard Akut (IMA)?

4 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk meneliti hubungan antara rasio LDL/HDL terhadap kejadian Infark Miokard Akut. 1.3.2 Tujuan Khusus. 1. Mengetahui hubungan LDL dengan kejadian Infark Miokard Akut. 2. Mengetahui hubungan HDL dengan kejadian Infark Miokard Akut. 3. Mengetahui hubungan rasio kolesterol total/hdl dengan kejadian Infark Miokard Akut. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademik Sebagai masukan bagi semua pihak baik peneliti maupun pihak lain yang berkepentingan agar mengetahui dan lebih memahami serta memperkaya pengetahuan tentang salah satu faktor resiko terjadinya Infark Miokard Akut (IMA) yaitu rasio LDL/HDL yang tinggi. 1.4.2 Manfaat Klinis 1. Mengetahui keterkaitan antara peningkatan Rasio LDL/HDL dengan kejadian infark miokard akut. 2. Medeteksi lebih awal untuk pencegahan terjadinya Infark miokard Akut yang berhubungan dengan peningkatan Rasio LDL/HDL. 3. Mengetahui bahwa LDL/HDL adalah prediktor yang lebih baik untuk resiko penyakit jantung (IMA) dibandingkan LDL maupun HDL saja.

5 4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat infark Miokard Akut. 1.4.3 Manfaat Masyarakat Sebagai bahan informasi dan pengetahuan bagi masyarakat pada umumnya untuk mengetahui resiko yang dapat ditimbulkan oleh rasio LDL/HDL yang tinggi salah satunya yaitu Infark Miokard Akut. 1.5 Keterbatasan Karena penelitian menggunakan metode cross sectional study sehingga data yang ada untuk mengetahui pengaruh Terapi hipolipid sebelumnya yang dikonsumsi pasien sangat terbatas.