BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. variabel dependen. Dan dengan metode pendekatan Cross sectional yaitu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

deskriptif korelation yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan,

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. variabel. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan,

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODA PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan desain deskriptif korelatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2003). Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dengan variabel terikat (Nursalam, 2003). Variabel bebas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian diskriptif korelatif karena menjelaskan hubungan antara dua

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kemandirian personal higiene pada anak usia 6-12 tahun di panti asuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional ini dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlation yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive colerational yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional (Nursalam, 2003). Metode penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif korelasi yang

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. independen (tingkat pengetahuan) dan variabel dependen (penerapan toilet

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode penelitian

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian jenis Deskriptif Corelasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi, dengan rancangan

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive correlation yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini menggunakan studi diskriptif kolelaxional untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Korelasional dengan. rancangan cross sectional, dengan mengukur variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah Descriptive Correlation yaitu

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan korelasi antara variabel independen dan variabel dependen. Dan dengan metode pendekatan Cross sectional yaitu dengan jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan variabel dependen hanya satu kali dan secara bersamaan (Nursalam, 2003). B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi merupakan seluruh subyek atau obyek dengan karakteristik tertentu dalam suatu penelitian (Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh warga Desa Wringin Putih Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang berusia 16-60 tahun dengan jumlah populasi 1100 kepala keluarga. 2. Sampel Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Alimul, 2002). Selain itu juga dalam mengambil sampel juga memperhatikan kriteriakriteria sampling yaitu sebagai berikut : 28

a. Kriteria Inklusi Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah : 1) Warga yang tinggal di Desa Wringin Putih yang berusia 16-60 tahun yang mempunyai KK 2) Warga yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini 3) Warga yang bisa baca dan tulis 4) Warga yang dalam keadaan sehat mental dan tidak terganggu jiwanya 5) Pendidikan warga minimal tamat SD b. Kriteria Eksklusi Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang tidak memenuhi kriteria inklusi dari studi (Nursalam, 2003). Untuk menentukan besarnya sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Notoatmodjo (2005) yaitu : Keterangan : N = Besar populasi n = Besar sampel n = N 2 1+ N( d ) d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (d=0,05) 29

Besarnya sampel berdasarkan perhitungan adalah n = N 2 1+ N( d ) n = 1100 1+ 1100 2 ( 0,05 ) n = 1100 3,75 n = 293,33 = 293 Jadi jumlah sampel yang diambil sebesar 293 responden yaitu masyarakat tersebar di Desa Wringin Putih Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Tehnik pengambilan sampelnya menggunakan tehnik penarikan sampel acak (Random Sampling) yaitu suatu proses pemilihan yang memastikan bahwa setiap peserta memiliki kemungkinan yang sama untuk dipilih (Nursalam, 2003). 30

C. Definisi Operasional Tabel 1. Definisi Operasional, Alat Ukur dan Skala Pengukuran Variabel Penelitian No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Hasil Ukur Skala 1. Pengetahuan warga tentang pencegahan chikungunya Pengetahuan yang dimaksud adalah sesuatu yang diketahui warga tentang chikungunya yang meliputi pengertian chikungunya, penyebab chikungunya, tanda dan gejala chikungunya, pencegahan chikungunya. Menggunakan kuesioner B yang terdiri dari 12 pertanyaan dengan kemungkinan menjawab dengan benar atau salah. Diukur dengan nilai 1 jika menjawab dengan benar dan 0 jika salah. Dari total 12 item dengan skor tertinggi 12 dan skor terendah 0. Untuk menjelaskan secara deskriptif, maka data dikategorikan sbb: Pengetahuan baik bila skornya 9-12, Pengetahuan sedang bila skornya 5-8, Pengetahuan kurang bila skornya 0-4 Interval 2. Sikap Warga Tentang Pencegahan Chikungunya Sikap yang dimaksud adalah respon, penilaian, pendapat warga tentang pencehgahan chikungunya. Menggunakan kuesioner C yang terdiri dari 10 pernyataan yang merupakan pernyataan positif (fafourable), maupun yang bersifat negatif (unfafourable). Jawaban diukur dengan skor. Pernyataan Positif : Sangat Setuju nilai 4, Setuju nilai 3, Tidak setuju nilai 2, Sangat tidak setuju nilai 1. Pernyataan Negatif : Sangat setuju nilai 1, Setuju nilai 2, Tidak setuju nilai 3, Sangat tidak setuju nilai 4. Dengan nilai tertinggi 40 dan nilai terendah 10. Dikategorikan:Sikap baik bila skornya 31-40, Sikap sedang bila skornya 21-30, Sikap kurang bila skornya 10-20 Interval 31

3. Perilaku pencegahan chikungunya Perilaku pencegahan yaitu tindakan atau aktivitas dari responden dalam usaha pencegahan penularan penyakit chikungunya. Menggunakan kuesioner D yang terdiri dari 10 pernyataan, dikatakan melakukan jika melakukan semua pernyataan dan dikatakan tidak melakukan jika tidak melakukan salah satu dari pernyataan. Melakukan : 1, Tidak melakukan : 0 Skor 10 berarti melakukan pencegahan, dan skor < 10 berarti tidak melakukan pencegahan. Ordinal D. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara : 1. Mengurus perizinan penelitian ke Pemerintahan Kabupaten Semarang bagian penelitian dan Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang. 2. Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang memberikan surat penelitian ke Desa Wringin Putih Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. 3. Peneliti mengundang responden yang telah setuju untuk diberi penjelasan dan arahan oleh peneliti tentang pengisian daftar kuesioner. 4. Menyebarkan kuesioner pada responden. 5. Memberi penjelasan cara pengisian kuesioner dan mendampingi selama pengisian kuesioner. 6. Bagi responden yang karena keterbatasan (umur dan pendidikan) tidak mampu memahami dan mengisi kuesioner maka dibantu oleh peneliti dengan model wawancara sesuai dengan isi kuesioner, diberi penjelasan seperlunya dan dituliskan oleh peneliti menurut pilihan responden. 7. Kuesioner yang telah diisi, kemudian dikumpulkan langsung pada peneliti. 32

E. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data dalam penelitian ini untuk tiap variabel menggunakan kuesioner. Instrumen kuesioner dipilih karena kuesioner adalah salah satu media penghubung antara peneliti dengan responden. Dengan kuesioner observasi lebih terarah dan dapat memperoleh data yang benarbenar diperlukan peneliti serta dapat menghemat waktu, biaya, tenaga serta untuk efisien (Notoatmodjo, 2003). Alat kuesioner ini terbagi menjadi empat bagian yaitu : 1. Bagian A digunakan untuk melengkapi tentang data karakteristik responden penelitian yang meliputi pendidikan, umur, jenis kelamin, dan pekerjaan. 2. Bagian B digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat mengenai : Pengertian chikungunya, penyebab chikungunya, tanda dan gejala chikungunya, penularan dan pencegahan chikungunya yang terdiri dari 12 pertanyaan. Pengetahuan responden diukur melalui kuesioner diungkapkan dengan pertanyaan tertulis dengan pilihan jawaban Benar dan Salah dengan skor jawaban 0 dan 1, dinilai 1 jika jawaban benar, dan nilai 0 jika jawaban salah. 3. Bagian C digunakan untuk mengetahui sikap masyarakat dalam usaha mencegah dan mengatasi penularan penyakit chikungunya. Sikap diungkap dengan pernyataan yang terdiri dari 10 pernyataan dengan pilihan jawaban jika pernyataan positif (Favourable) SS : Sangat setuju nilainya 4, S : Setuju nilainya 3, TS : Tidak setuju nilainya 2, STS : Sangat 33

tidak setuju nilainya 1 dengan nomor urut pernyataan 1, 2, 3, 4, 7 dan pernyataan negative (Unfavourable) STS : Sangat tidak setuju nilainya 4, TS : tidak setuju nilainya 3, S : Setuju nilainya 2, SS : Sangat setuju nilainya 1 dengan nomor urut pernyataan 5, 6, 8, 9, 10. 4. Bagian D tentang perilaku masyarakat dalam upaya pencegahan penularan penyakit chikungunya yang terdiri dari 10 pernyataan dengan pilihan jawaban Ya dan Tidak. Dinilai dengan 1 jika jawaban Ya dan 0 jika jawaban Tidak. F. Uji Validitas dan Reliabilitas Kualitas pengumpulan data sangat dipengaruhi oleh kualitas instrument alat atau pengumpulan data yang digunakan. Instrumen disebut berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan pemakaiannya apabila sudah terbukti validitas dan reliabilitasnya. Karena kuesioner dikembangkan sendiri oleh peneliti maka sebelum kuesioner disebarkan pada responden sebelumnya diuji validitas dan reliabilitasnya dahulu melalui pilot study, yaitu menguji cobakan instrument penelitian kepada 20 responden di desa lain yang mempunyai karakteristik sama dengan Desa Wringin Putih yang diambil secara acak. 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 34

2006). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Dengan kuesioner diharapkan dapat memperoleh data yang benar-benar valid yang sangat diperlukan oleh peneliti. Sebelum instrumen ini digunakan untuk penelitian maka untuk mengetahui valid tidaknya instrumen dilakukan uji validitas pada 20 responden dengan pertanyaan yang sama dan karakteristik masyarakat yang sama pula dengan rumus korelasi product moment. Instrumen dikatakan valid jika nilai r hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai r tabel, dan sebaliknya apabila nilai r hitung lebih kecil dari nilai r tabel ( 0,444 ) maka dikatakan tidak valid pada alfa 0,05 (Arikunto, 2003). Hasil uji validitas yaitu : a. Pada kuesioner pengetahuan terdapat 12 item pertanyaan dengan hasil uji validitas pengetahuan dalam rentang 0,366 901 pada pertanyaan nomor 1, 2, 3, 5, 7, 8, 9, 11, dan 12 nilai r hitung > r tabel sehingga dinyatakan valid sedangkan pertanyaan nomor 4, 6, dan 10 nilai r hitung < r tabel sehingga dinyatakan tidak valid. Kemudian pertanyaan-pertanyaan yang tidak valid dikeluarkan dan pertanyaan yang valid di uji validitas kembali dan hasilnya adalah dalam rentang 0,631 0,906 sehingga dikatakan valid karena nilai r hitung > r tabel (0,444). b. Kuesioner sikap terdapat 10 item pertanyaan dengan hasil uji validitas sikap dalam rentang 0,391 0,801, pada pertanyaan nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 10 nilai r hitung > r tabel sehingga dinyatakan valid sedangkan pada pertanyaan nomor 9 nilai r hitung < r tabel sehingga 35

dinyatakan tidak valid. Kemudian pertanyaan-pertanyaan yang tidak valid dikeluarkan dan pertanyaan yang valid di uji validitas kembali dan hasilnya adalah dalam rentang 0,681 0,808 sehingga dikatakan valid karena nilai r hitung > r tabel (0,444). c. Kuesioner perilaku terdapat 10 item pertanyaan dengan nilai r tabel 0,632 dan hasil uji validitas perilaku dalam rentang 0,142 0,903. Pada pertanyaan nomor 1, 2, 3, 5, 7, 8, 9, dan 10 nilai r hitung > r tabel sehingga dikatakan valid sedangkan pada pertanyaan nomor 4 dan 6 nilai r hitung < r tabel sehingga dinyatakan tidak valid. Kemudian pertanyaan-pertanyaan yang tidak valid dikeluarkan dan pertanyaan yang valid di uji validitas kembali dan hasilnya adalah dalam rentang 0,667 0,907 sehingga dikatakan valid karena nilai r hitung > r tabel (0,444). 2. Uji Reliabilitas Reliabel adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta kenyataan hidup diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan (Nursalam, 2003). Setelah instrumen valid kemudian dilakukan uji reliabilitas, dengan menggunakan rumus alpha cronbach dengan cara membandingkan nilai r alpha cronbach dengan nilai 0,6 dengan ketentuan bila nilai alpha cronbach > 0,6 maka dikatakan reliabel (Arikunto, 2002). Hasil uji reliabilitas diantaranya yaitu : a. Hasil uji reliabilitas pengetahuan adalah α = 0,921, sehingga dinyatakan reliabel karena nilai Alpha Croanbach lebih dari 0,6. 36

b. Hasil uji reliabilitas sikap adalah α = 0,928 sehingga dikatakan reliabel karena nilai Alpha Croanbach lebih dari 0,6. c. Hasil uji reliabilitas perilaku adalah α = 0,955 sehingga dikatakan reliabel karena nilai Alpha Croanbach lebih dari 0,6. G. Metode pengolahan dan Analisa Data 1. Tehnik Pengolahan Data a. Editing Mengecek kembali kuesioner yang telah diberikan kepada responden. Kuesioner yang diberikan pada responden telah terisi tiap pertanyaan sehingga tidak ada kuesioner yang perlu dibuang karena tidak lengkap dalam menjawab dan kuesioner yang telah dibagikan kembali semua. b. Coding Dilakukan dengan memberi tanda pada masing-masing jawaban dengan kode berupa angka, sehingga memudahakn proses pemasukan data di computer. Untuk kuesioner A (Pengetahuan) jawaban benar kode 1 dan jawaban salah kode 0. Untuk kuesioner B (Sikap) jawaban sangat tidak setuju kode 1, tidak setuju kode 2, setuju kode 3, sangat setuju kode 4. Untuk kuesioner C (Perilaku pencegahan Chikungunya) jawaban Ya kode 1, jawaban tidak kode 0. c. Processing Setelah di edit dan koding, diproses melalui SPSS 11. 37

d. Entry data (memasukkan data) Entri data merupakan suatu proses memasukkan data kedalam computer dengan pengolahan data SPSS 11.0 For windows system. e. Cleaning Cleaning yaitu pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak dan data yang tidak dipakai dibuang (Hastono, 2001). 2. Analisa Data a. Analisis Univariat Analisis univariat adalah analisa yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian (Notoatmodjo, 2003). Analisa ini digunakan untuk menggambarkan distribusi frekuensi dan presentasi hasil perhitungan dari tiap variable yang diteliti. Adapun deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini meliputi deskriptif mengenai demografi responden yang terdiri dari jenis kelamin, pendidikan terakhir, umur, pekerjaan serta deskriptif mengenai pengetahuan yang terdiri dari 12 pernyataan dan kemudian dikategorikan menjadi tiga yaitu pengetahuan baik dengan skor nilai 9-12, pengetahuan cukup baik dengan skor nilai 5-8, pengetahuan kurang baik dengan skor nilai 0-4 dan sikap masyarakat terhadap pencegahan chikungunya yang terdiri dari 10 pernyataan kemudian dikategorikan menjadi dua yaitu dikatakan sikap positif jika nilai skornya > 25 dan sikap negative jika skornya 25 serta perilaku pencegahannya yang terdiri dari 10 38

pernyataan yang dikategorikan menjadi dua yaitu perilaku positif jika skornya 10 dan perilaku negatif jika skornya < 10. b. Analisa Bivariat Analisis Bivariat ini untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel bebas : Pengetahuan dan sikap masyarakat tentang chikungunya dan variabel terikat : Perilaku pencegahan terhadap terjadinya chikungunya dengan menggunakan uji statistik. Bivariat dilakukan berdasarkan skala data. Untuk data berskala kategorik dengan menggunakan uji statistik Chi Square (x²). Berdasarkan uji statistik tersebut dapat diputuskan bahwa Ho diterima (Ha ditolak) bila nilai p > 0,05, sebaliknya Ho ditolak (Ha diterima) bila nilai p 0,05. H. Etika Penelitian Dalam melakukan penelitian, peneliti memperhatikan masalah etika penelitian. Etika penelitian meliputi (Hidayat, 2003) : 1. Informed Concent (Informasi untuk responden) Sebelum melakukan tindakan, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan riset yang akan dilakukan. Jika responden bersedia diteliti, maka responden harus menandatangani lembar persetujuan dan tidak memaksa. 2. Anonimity (Tanpa nama) Untuk menjaga kerahasiaan responden dalam penelitian, maka peneliti tidak mencantumkan namanya pada lembar kuesioner data, cukup dengan 39

member nomor kode pada masing-masing lembar yang hanya diketahui oleh peneliti. 3. Contidentiality (Kerahasiaan) Kerahasiaan responden dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset. I. Jadwal Penelitian Jadwal penelitian terlampir. 40