Vol. 1, No. 2, Juli 2018 Jurnal Riset Golden Age PAUD UHO

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI KREASI DI TAMAN KANAK-KANAK MELATI KABUPATEN SOLOK SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI LAYANG-LAYANG DI TAMAN KANAK-KANAK PRESIDEN 2 PADANG

KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI

JURNAL PENDIDIKAN GURU-PENDIDIKAN ANAK USIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Orang tua dan guru belum memahami akan perkembangan potensi yang

Peni Dwi Harsari Maryadi ABSTRAK

PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI TARI KE SAWAH DI TAMAN KANAK-KANAK TOYIBAH TALAWI

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN BERMAIN PLASTISIN DI KELOMPOK B 1 RA AL-MU MININ KOTA KENDARI

Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Menganyam Pada Anak Kelompok A di TK Dharma Bhakti Kepuhrejo Kudu Jombang

PENINGKATAN MOTORIK KASAR MELALUI PEMBELAJARAN KEGIATAN TARI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI PAUD

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI IMITASI DALAM GERAK TARI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG FIRMAWATI

Vol. 1, No. 1, Maret 2018 Jurnal Riset Golden Age PAUD UHO

KASMIANI A1B

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK AISYIYAH PARIGI

PENINGKATAN PERKEMBANGAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR MELALUI GERAK IRAMA DI TK abc123 PONTIANAK SELATAN

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS PEMODELAN TARIAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 TAHUN

Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN CONGKLAK PADA ANAK KELOMPOK A

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI KEGIATAN GERAK DAN LAGU DI KELOMPOK A TK ABA LAMBARA TAWAELI

PENERAPAN OUTDOOR LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH NUSUKAN I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

MENINGKATKAN KECERDASAN NATURALIS ANAK MELALUI MEDIA BAHAN ALAM DI PAUD IT ANEUK SHALEH CERIA DESA NEUHEUN KEBUPATEN ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN LOMPAT KELINCI PADA ANAK KELOMPOK A DI TK ISLAM TERPADU CERIA MOJOAGUNG JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN DENGAN TEMA PEKERJAAN DI TK SATU ATAP SD PULAU TAMBAKO KECAMATAN RUMBIA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK ASESORIS PADA KELOMPOK B USIA 3-4 TAHUN. Sri Rahayu Nurhenti Dorlina Simatupang

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI GERAK DAN LAGU DI TK AISYIYAH CABANG KARTASURA KELOMPOK B TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

Maimunah Ayu, Wusono Indarto, Devi Risma

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

ARTIKEL PENELITIAN. Disusun Oleh : INA SALAMAH NPM :

Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Melalui Media Gelang Karet Pada Anak Kelompok A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK MELALUI PENERAPAN GERAK DASAR TARI SOUMPAK PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM FANTASI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG. Martini ABSTRAK

Yenny Zain, Zulkifli N, Ria Novianti

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

KARYA ILMIAH OLEH AYATI SULISTIA NPM A1I111001

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek, baik kognitif, efektif maupun fisik motorik. besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya berjalan, berlari,

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi sumber daya manusia serta penerus cita-cita perjuangan bangsa

UPAYA MENINGKATKAN PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN WOODBALL

Andrefi Purjiningrum 1, Siti Wahyuningsih 2, Rukayah 2

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN KREATIF ANAK USIA 3-4 TAHUN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN SAINS MELALUI METODE BERMAIN ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH PUNGGAWAN TAHUN 2016/2017

MENGEMBANGKAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI MENARI PADA KELOMPOK B2 DI TK AL ISLAM I JAMSAREN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

METODE PROYEK BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK

MENSTIMULASI KETERAMPILAN MOTORIK KASAR PADA ANAK KELOMPOK A MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MENARI DI TK BAHRUL ULUM PANJANG JIWO SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut Hasan (2011: 15), adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGENALAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PERMAINAN TEBAK KATA PADA ANAK KELOMPOK B TK/RA CEMARA DUA SURAKARTA TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH PERMAINAN LOMPAT TALI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK DI KELOMPOK B RA AL-MUHAJIRIN PALU ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI BERMAIN LOMPAT TALI KARET PADA ANAK KELOMPOK A

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEREMAS KERTAS PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

PENGARUH ALAT PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B3 TK AISYIYAH V PALU

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA BAHASA INGGRIS MELALUI BERNYANYI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. (National Assosiation Education for Young Children) bahwa anak usia dini

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN BAKIAK PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, menurut Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),

Mahlan Asmar dan Aulia

JURNAL PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MEWARNAI, MENGGUNTING DAN MENEMPEL (3M)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI PADA ANAK KELOMPOK B MENGGUNAKAN MEDIA TANGRAM

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

KEGIATAN MENEMPEL BULU AYAM PADA KELOMPOK BERMAIN BUNGA MULIA SLUMBUNG DESA SLUMBUNG KECAMATAN NGADILUWIH KABUPATEN KEDIRI SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MELIPAT, MENGGUNTING, MENEMPEL (3M) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PEMBELAJARAN TARI KREASI BALI

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA ANAK MELALUI MEDIA POP UP BOOK PADA KELOMPOK B TK AL ISLAM 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/201

UPAYA MENGEMBANGKAN ASPEK NILAI-NILAI AGAMA DAN MORAL DALAM MEMBEDAKAN PERBUATAN BAIK DAN BURUK MENGGUNAKAN MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI KEGIATAN MENCETAK PADA ANAK USIA 3 4 TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN

Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

Peningkatan Motorik Halus Melalui Kegiatan Paper Quilling Pada Anak Kelompok B3 Di TK. Darul Falah Cukir Diwek Jombang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Vol. 1, No. 2, Juli 2018 Jurnal Riset Golden Age PAUD UHO p-issn 2615-6768, e-issn 2615-5664 MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI GERAK TARI DI KELOMPOK B TK ALAM AL-BAYYAN POASIA KENDARI Sri Wahyuningsih 1), Afifah Nur Hidayah 2) 1 Alumni Jurusan PG-PAUD, Universitas Halu Oleo. Jln. H.E.A Mokodompit, Kendari 93232, Indonesia. 2 Dosen Jurusan PG-PAUD, Universitas Halu Oleo. Jln. H.E.A Mokodompit, Kendari 93232, Indonesia. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar anak melalui gerak tari di kelompok B TK Alam Al-Bayyan Poasia Kota Kendari. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah guru dan anak di kelompok B TK Alam Al- Bayyan Kota Kendari yang berjumlah 15 orang yang terdiri dari 13 orang anak perempuan dan 2 orang anak laki-laki. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Tahap-tahap dalam penelitian ini mengikuti prosedur penelitian tindakan kelas, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan atau observasi, dan (4) refleksi. Berdasarkan hasil tentang kemampuan motorik kasar anak melalui gerakan seni tari menunjukkan bahwa terdapat peningkatan. Hal ini dapat dibuktikan pada siklus I diperoleh persentase yaitu sebesar 60% dan pada siklus II diperoleh persentase sebesar 86,67%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik kasar anak di kelompok B TK Alam Al-Bayyan Poasia Kota Kendari dapat dikembangkan melalui gerak tari. Kata kunci: Motorik Kasar, Gerak Tari, Anak. DEVELOPING ROUGH MOTORIC ABILITY OF CHILDREN THROUGH DANCE MOVEMENT IN GROUP B TK ALAM AL-BAYYAN POASIA KENDARI Abstract This research aims to developing rough motoric ability of children through dance movement in Group B TK Alam Al-Bayyan Poasia Kendari. The research is the Classroom Action Research. The subjects were teachers and children in group B TK Alam Al-Bayyan Kendari totaling 15 people consist of 13 girls and 2 boys. This study was conducted in two cycles. The stages in this study followed the action research procedure, namely: (1) planning, (2) implementation, (3) observation or observation, and (4) reflection. Based on the results rough motoric ability of children through dance art movement shows that there is an increased. It could be proved in the first cycle that obtained percentage to 60% and in second cycle was obtained a percentage of 86.67%. It can be concluded that the children rough motoric ability in group B TK Alam Al-Bayyan Poasia Kendari city could be developed through dance art movement. Keywords: Rough Motoric, Dance Movement, Children. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan 122

rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas. Beberapa karakteristik untuk anak usia dini menurut Kuffner (2006) yaitu: (a) anak usia dini memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, (b) merupakan pribadi yang unik, (c) suka berfantasi dan berimajinasi, (d) masa paling potensial untuk belajar. Dua macam keterampilan motorik yaitu keterampilan koordinasi otot halus dan keterampilan koordinasi otot kasar. Keterampilan koordinasi otot halus biasanya dipergunakan dalam kegiatan belajar didalam ruangan sedangkan keterampilan otot kasar dipergunakan diluar ruangan (Aisyah, 2012). Salah satu aspek penting dalam perkembangan anak usia dini adalah aspek perkembangan motorik kasar. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otototot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri, kemampuan duduk, menendang, berlari, naik turun tangga, dan lain-lain. Sasaran utama dalam kerangka sistem dan aktivitas prasekolah diantaranya mempersatukan pendidikan dan kreativitas anak didik. Tujuannya adalah untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi yang dimiliki anak didik termasuk potensi memberikan respon kreatif terhadap hal-hal sekitar kehidupannya, apabila daya fisik motorik peserta didik rendah, maka secara pedagogik guru harus dapat meningkatkan fisik motorik anak yang tingkat kemampuan dalam hal fisik motorik kasar terutama dalam gerak dan lagu, gerak dan tari, anak karena melalui gerak melalui tari anak dapat melakukan dengan senang dengan adanya iringan musik sehingga motorik kasar anak akan berkembang dengan baik guna mencapai kemampuan dan keterampilan, sikap dan apresiatif. Fungsi pengembangan motorik kasar pada anak TK sebagai berikut : (1) melatih kelenturan dan koordinasi otot jari dan tangan, (2) memacu pertumbuhan dan pengembangan fisik/motorik, rohani dan kesehatan anak, (3) membentuk, membangun, dan memperkuat tubuh anak, (4) melatih keterampilan/ketangkasan gerak dan berfikir anak, (5) meningkatkan perkembangan emosional anak, (6) meningkatkan perkembangan sosial anak, (7) menumbuhkan perasaan menyenangi dan memahami manfaat kesehatan pribadi, (8) untuk keseimbangan tubuh anak, (9) melenturkan otot-otot anak, (10) mengembangkan kecerdasan anak karena dapat merangsang otak melalui gerakan aliran atau peredaran darah yang lancar yang dapat mengalirkan oksigen ke otak sehingga syarafsyaraf otak dapat berkembang, (11) untuk kelincahan gerakan anak. (12) sebagai alat untuk menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat dan terampil, (13) meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat (Depdiknas, 2004: 2). Maimunah (2009: 16), mengemukakan arah dari pendidikan anak usia dini itu sendiri merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakkan dasar ke beberapa arah berikut : (1) pertumbuhan dan perkembangan fisik yaitu koordinasi motorik kasar dan motorik halus; (2) kecerdasan, daya pikir, daya cipta, emosi, spiritual; (3) sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama, bahasa, dan komunikasi yang disesuaikan dengan keunikan dan tahaptahap perkembangan yang dilalui anak usia dini. Perkembangan motorik merupakan perubahan tingkah laku yang terjadi secara terus-menerus sepanjang siklus kehidupan manusia yang dipengaruhi oleh tuntutantuntutan tugas, biologis individual dan juga lingkungan. Perkembangan diartikan sebagai satu perubahan individu pada tingkat fungsional, sedangkan dalam domain psikomotorik, kognitif dan afektif, tingkat fungsional yang dimaksud adalah produk keturunan, kematangan, pertumbuhan dan pengalaman sebagai pengaruh dari lingkungan (Idrawati 2012). Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di TK Alam AL-Bayyan Poasia Kota Kendari bahwa masih kurangnya pembelajaran tentang gerak seni tari yang diterapkan kepada anak usia dini, mengakibatkan anak tidak senang bergerak, merasa malu ketika ibu guru meminta anak untuk bergerak, sebagian anak terlihat belum mampu mengayunkan tangan, melompat, meloncat, dan melakukan sendiri setiap kegiatan yang berhubungan dengan menari, anak masih kesulitan dalam menari dengan baik sesuai dengan yang telah diajarkan. Adanya gerak tari anak pada pembelajaran kegiatan motorik kasar dikarenakan ada yang kurang dalam kerangka sistem dan aktivitas persekolahan. Anak usia 5-6 tahun memiliki potensi yang sangat besar dalam mengembangkan aspek perkembangannya. 123

Anak mulai sensitif menerima segala rangsangan dari luar. Salah satu aspek perkembangan yang dimiliki potensi yang sangat besar yakni aspek perkembangan fisik motorik. Perkembangan fisik motorik menjadi suatu hal yang sangat penting berhubungan erat dan mempengaruhi perkembangan yang lain. Sugiyanto (2001:8), gerakan keterampilan merupakan salah satu kategori gerakan yang dalam melakukannya diperlukan koordinasi dan kontrol tubuh secara keseluruhan atau sebagian tubuh. Seperti yang diungkapkan oleh Pavlov dalam Rahyubi (2012: 162), mengatakan bahwa kunci utama keahlian dan keterampilan gerak ada pada stimulasi yang diberikan. Gerak dapat ditinjau dari dua segi, yaitu dari segi ruang atau jarak (space) dan dari sistem otot. Dilihat dari segi ruang atau jarak (space) gerakan ini dapat dibagi menjadi : (a) gerak lokomotor, dan (b) gerak non lokomotor. Pamadhi dan Evan (2008), menyatakan bahwa tari adalah suatu ekspresi yang paling mendasar dan yang paling tua yang diungkapkan melaui gerak, yang sudah diolah sedemikian rupa sehingga mampu memberikan grafikan emosi penciptanya, baik perasaan senang, sedih, dendam, dan sebagainya. Murgiyanto dalam Setyowati (2007), mengemukakan bahwa tari merupakan cakupan kegiatan olah fisik. Media ungkap tari adalah gerak dengan menggunakan anggota tubuh manusia. Bahan-bahan gerak adalah jari-jari tangan, pergelangan tangan, kaki, kepala, mata dan sebagainya. Tari adalah gerakan tubuh yang indah dan berirama yang merupakan ekspresi jiwa dari pelakunya. Sumanto (2006) berpendapat tari adalah ekspresi jiwa manusia melalui gerak ritmis yang indah. Untuk membuat gerak yang ritmis dan indah ini perlu adanya penggarapan. Penggarapan tersebut bisa berupa stilasi dan distorsi. Gerak yang sudah melalui proses penggarapan berupa gerak murni (faktor indah) dan gerak maknawi (mengandung maksud tertentu). Kamtini (2006 : 76) berpendapat gerak didalam tari bukanlah gerak yang realistis, melainkan gerak yang telah diberi bentuk. Sifat dan bentuk gerak ditentukan oleh motivasi tertentu yang menyebabkan dorongan untuk bergerak. Menurut aktivitasnya, gerak dapat digolongkan menjadi dua, yaitu (a) gerak setempat (on place) adalah gerak yang dilakukan tanpa berpindah tempat, dengan cara tidak mempergunakan kaki sebagai penyangga (duduk, telentang, tiduran, telungkup) dan 124 mempergunakan kaki sebagai penyanggah (berdiri), (b) gerak berpindah tempat (moving place) terdiri dari gerak bergeser, melangkah, meluncur dan meloncat. METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Kunandar dalam Iskandar (2009: 21) Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) yang bertujuan untuk memperbaiki/meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelasnya. Penelitian ini dilaksanakan di kelompok B TK Alam Al-Bayyan Poasia Kota Kendari. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan anak didik di kelompok B TK Alam Al-Bayyan Poasia Kota Kendari yang berjumlah 15 orang yang terdiri atas 2 orang anak laki-laki dan 13 anak perempuan dengan rentang usia 5-6 tahun. Faktor yang diteliti dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) faktor anak didik, yaitu mengamati aktivitas belajar anak didalam kelas yang mengikuti proses pembelajaran dalam upaya mengembangkan kemampuan motorik kasar anak melalui gerak seni tari di kelompok B TK Alam Al-Bayyan Poasia Kota Kendari, (2) faktor guru, yaitu mengamati dan memperhatikan segala aktivitas guru, yang mempersiapkan dan melaksanakan segala sesuatunya yang dibutuhkan dalam kegiatan proses pembelajaran tentang mengembangkan kemampuan motorik kasar anak melalui gerak seni tari di kelompok B TK Alam Al-Bayyan Poasia Kota Kendari,. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai dengan siklus pertama sampai siklus II yang terdiri dari empat tahapan yang dilalui, yaitu : (a) prencanaan (planning), (b) pelaksanaan (action), (c) pengamatan (observing), (d) refleksi (reflecting). Indikator keberhasilan dalam penelitian ini terdiri dari indikator proses dan indikator hasil (nilai) anak didik. Apabila rencana kegiatan pembelajaran terlaksana minimal 75% baik secara individual maupun klasikal di kelompok B TK Alam Al-Bayyan Poasia Kota Kendari yaitu dengan mencapai nilai Sesuai Harapan (BSH) dan Sangat Baik (BSB) maka pelaksanaannya dikatakan berhasil.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis observasi guru sesuai dengan lembar observasi sebanyak 8 aspek yang diamati yang harus dicapai oleh guru. Pada siklus I skor yang dicapai oleh guru dari 8 aspek diamati hanya 5 aspek (62,5%) yang dicapai diantaranya: (1) guru menyontohkan gerakan dasar tari kancil tanpa irama musik; (2) guru meminta anak untuk mengikuti gerakan burung kutilang yang dicontohkan oleh guru tanpa musik; (3) guru membimbing anak bernyanyi sambil bergerak (menari); (4) guru membimbing anak melakukan tarian sampai selesai dengan bantuan guru dan (5) guru mempersilahkan dan mengulangi gerakan hewan (burung kutilang) sampai selesai. Sedangkan yang tidak tercapai sebanyak 3 aspek (37,5%) diantaranya: (1) guru mengajak anak untuk menyanyi bersama lagu kancil; (2) guru membimbing anak untuk menggunakan tangan kiri dan tangan kanan saat terbang; (3) guru meminta kepada anak untuk mengikuti ibu guru saat menari tanpa irama musik. Analisis hasil observasi anak sesuai dengan lembar observasi pada siklus I sebanyak 8 aspek yang diamati diharapkan tercapai, namun yang tercapai sebanyak 6 aspek (75%) diantaranya: (1) anak menyanyi bersama lagu burung kutilang dipandu oleh guru; (2) anak mengikuti gerakan dasar tari burung kutilang tanpa irama musik dengan bantuan guru; (3) anak mengikuti gerakan dasar tari burung kutilang tanpa irama musik dengan bantuan guru; (4) anak mengikuti gerakan yang dicontohkan oleh guru tanpa musik; (5) anak mampu bernyanyi sambil bergerak (menari); (6) anak mampu melakukan tarian sampai selesai dengan bantuan guru. Sedangkan yang tidak tercapai sebanyak 2 aspek (25%) diantaranya: (1) anak mampu menggunakan tangan kiri dan tangan kanan saat bergerak/menari, dan (2) anak mengulangi gerakan hewan (burung kutilang) sampai selesai. Hasil belajar anak pada siklus I berupa kemampuan motorik kasar anak melalui kegiatan gerak seni tari di kelompok B TK Alam Al-Bayyan Poasia Kota Kendari pada tahap evaluasi siklus I, rata-rata anak didik memperoleh nilai bintang tiga (***) atau Sesuai Harapan (BSH) dengan persentase 40% yaitu 6 orang anak didik dari 15 orang anak secara keseluruhan. Nilai bintang empat (****) atau Sangat Baik (BSB) dengan persentase 20% yaitu diperoleh 3 orang anak didik, untuk nilai bintang dua (**) atau Mulai (MB) dengan persentase 20% yaitu diperoleh 3 orang anak didik dan nilai bintang satu (*) atau Belum (BB) dengan persentase 20% yaitu diperoleh 2 orang anak didik. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, sebagian besar anak sudah dapat melaksanakan kegiatan dengan baik. Tabel 1. Perhitungan Nilai Klasikal pada Siklus I Kategori Jumlah Persentase Sangat Baik (BSB) 3 20% Sesuai Harapan 6 40% (BSH) Mulai (MB) 3 20% Belum (BB) 3 20% Jumlah 15 100% Berdasarkan perolehan nilai anak didik yang ditampilkan pada Tabel 1 dapat dinyatakan bahwa program kegiatan dalam kemampuan motorik kasar anak melalui gerakan seni tari (menari) di kelompok B TK Alam Al-Bayyan Kota Kendari secara klasikal pada siklus I mencapai tingkat keberhasilan sebesar 60% yang dicapai 15 orang anak didik, dimana 3 orang anak memperoleh nilai bintang empat (****) atau Sangat Baik (BSB) dengan persentase 20% dan 6 orang anak memperoleh bintang tiga (***) atau Sesuai Harapan (BSH) dengan persentase 40%. Hal ini akan dihubungkan dengan indikator kinerja yang ditetapkan yaitu jika anak didik mencapai tingkat perolehan nilai keberhasilan sebesar 75%. Tindakan siklus I yang dilaksanakan hanya mencapai perolehan nilai sebesar 60%, maka dapat dikatakan bahwa penelitian tindakan ini belum terselesaikan dan hal ini akan dilanjutkan pada tahapan siklus selanjutnya yaitu siklus II. Pada siklus II skor yang dicapai oleh guru dari 8 aspek hanya 7 aspek (87,5%) diantaranya: (1) guru membimbing anak untuk mengikuti gerakan hewan sesuai irama musik; (2) guru mengajak anak untuk menyanyi bersama lagu kelinciku; (3) guru membimbing anak untuk menggunakan tangan kiri dan tangan kanan saat bergerak/menari; (4) guru membimbing anak melakukan tarian sampai selesai dengan bantuan 125

guru; (5) guru meminta kepada anak untuk mengikuti ibu guru saat menari tanpa irama musik; (6) guru mempersilahkan anak menirukan gerakan hewan saat terbang (kelinciku) (7) guru mempersilahkan dan mengulangi gerakan hewan (kelinciku) sampai selesai. Sedangkan aspek yang tidak tercapai sebanyak 1 aspek (12,5%) yaitu: (1) guru memperlihatkan tarian dari awal sampai selesai Analisis hasil observasi anak sesuai dengan lembar observasi pada siklus II sebanyak 8 aspek yang diamati diharapkan tercapai, namun yang tercapai sebanyak 7 aspek (87,5%) diantaranya: (1) anak menyanyi bersama lagu kelinciku dengan bantuan guru; (2) anak mengikuti gerakan hewan sesuai irama musik dimbimbing guru; (3) anak menggunakan tangan kiri dan tangan kanan saat bergerak/menari; (4) anak melakukan tarian sampai selesai dengan bantuan guru; (5) anak mengikuti ibu guru saat menari dengan irama musik; (6) anak menirukan gerakan hewan saat terbang (kelinciku); (7) anak mengulangi gerakan hewan (kelinciku) sampai selesai. Sedangkan yang tidak tercapai sebanyak 1 aspek (12,5%) yaitu (1) anak menari dari awal sampai selesai. Hasil belajar anak pada siklus II berupa kemampuan motorik kasar anak dapat dilihat pada Tabel berikut ini. Tabel 2. Perhitungan Nilai Klasikal pada Siklus II Kategori Jumlah Persentase Sangat Baik (BSB) 4 26,67% Sesuai Harapan 9 60% (BSH) Mulai (MB) 2 13,33% Belum (BB) 0 0% Jumlah 15 100% Berdasarkan data hasil perolehan nilai anak didik yang ditampilkan pada Tabel 2 diatas, maka disimpulkan bahwa secara klasikal perolehan nilai anak didik dalam kegiatan pengembangan kemampuan motorik kasar anak melalui gerak seni tari di kelompok B TK Alam Al-Bayyan Poasia Kota Kendari mengalami peningkatan, karena tingkat keberhasilan anak didik yaitu 86,67%. Anak didik yang memperoleh nilai bintang empat (****) atau 126 Sangat Baik (BSB) yaitu sebanyak 4 orang anak didik dengan persentase 26,67%, nilai bintang tiga (***) atau Sesuai Harapan (BSH) yaitu sebanyak 9 orang anak didik dengan persentase 60%, untuk yang memperoleh bintang dua (**) atau Mulai (MB) yaitu sebanyak 2 orang anak didik dengan persentase 13,33%. Walaupun masih terdapat anak didik yang memperoleh nilai bintang dua (**) atau Mulai (MB) tetapi dapat dikatakan bahwa sebagian besar anak didik dipandang telah mampu menyelesaikan tugas-tugas yang telah ditetapkan sesuia dengan indikator penilaian dalam penelitian ini khususnya dalam pelaksanaan tindakan siklus II. Selain itu dengan perolehan nilai sebesar 86,67% tersebut telah tercapai oleh 15 orang anak didik, sehingga secara umum dapat dikatakan bahwa program kegiatan atau rangkaian pelaksanaan pembelajaran dalam pengembangan motorik kasar anak melalui gerak seni tari di kelompok B TK Alam Al- Bayyan Poasia Kota Kendari dipandang telah terselesaikan dan mencapai tingkat keberhasilan dan sesuai dengan indikator kinerja dan keberhasilan yang telah ditetapkan dalam penelitian ini yaitu jika secara klasikal perolehan nilai keberhasilan anak didik minimal mencapai 75% atau anak berada pada rentang nilai 1.50-3.49. Hasil yang diperoleh terhadap peningkatan kemampuan motorik kasar anak pada observasi awal jika dibandingkan dengan pelaksanaan siklus I terlihat adanya peningkatan, namun masih sedikit mancapai indikator yang diharapkan, sehingga perlu dilaksanakan siklus II. Hal ini disebabkan pada pelaksanaan siklus I terdapat beberapa kelemahan guru dalam proses pembelajaran, sehingga perlu dilakukan suatu perbaikan pada siklus II agar indikator kinerja yang diharapkan dapat tercapai maksimal. Setelah dilakukan perbaikan-perbaikan daln siklus II, ternyata hasil yang diperoleh mengalami peningkatan yang sangat signifikan pada aspek kemampuan motorik kasar anak. Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I dan siklus II, dapat diketahui perbandingan jumlah anak yang memiliki kemampuan motorik kasar anak dengan kriteria Sangat Baik (BSB) dan Berkemban Sesuai Harapan (BSH), sebelum tindakan atau observasi awal sebanyak 3 orang anak, setelah pelaksanaan siklus I mengalami peningkatan menjadi 9 oang anak dan siklus II meningkat lagi menjadi 13

orang dari 15 orang anak, maka dapat dilakukan analisis keberhasilan tindakan secara klasikal dan diperoleh hasil seperti tampak pada gambar berikut ini. 100% 80% 60% 40% 20% 0% 20% 80% 60% 40% 86,67% Gambar 1. Hasil Analisis Kemampuan Motorik Kasar Anak melalui Gerak Tari Selama kegiatan penelitian berlangsung, data hasil temuan yang diperoleh sebagaimana dideskripsikan pada halaman sebelumnya, dapat diasumsikan bahwa kegiatan pembelajaran dalam pengembangan kemampuan motorik kasar anak melalui gerak seni tari yang dirancang, disusun dan dilaksanakan secara baik dan optimal oleh peneliti yang bekerjasama dengan guru di kelompok B pada setiap pertemuan siklus I dan siklus II sangat memberikan manfaat pada anak dengan pengalaman langsung, serta kemampuan pengembangan kemampuan motorik kasar anak menunjukkan peningkatan. Jika dilihat dari pemahaman anak mulai dari pelaksanaan siklus I sebesar 60% jika dibandingkan pada tahap observasi awal penelitian hanya mencapai 20% dan pada tindakan siklus II mencapai persentase 86,67%, menunjukkan hasil yang lebih baik dari sebelumnya, karena indikator kinerja yang ditetapkan telah tercapai yaitu minimal 75% mulai penelitian dapat dihentikan. KESIMPULAN DAN SARAN 13,33% Observasi Siklus I Siklus II Awal Tercapai Tidak Tercapai Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan selama dua siklus dapat disimpulkan bahwa kegiatan gerak seni tari dapat mengembangkan kemampuan motorik kasar anak di kelompok B TK Alam Al-Bayyan Poasia Kota Kendari dengan jumlah anak didik 15 orang yang terdiri dari 2 orang anak laki-laki dan 13 orang anak perempuan. Hal ini ditunjukkan dengan Hasil belajar anak siklus I diperoleh persentase 60% atau 9 orang dari 15 anak, dimana ada 3 anak yang mendapat nilai bintang (****) atau Sangat Baik (BSB) dan 6 anak yang mendapat nilai bintang (***) atau Sesuai Harapan (BSH), dan yang tidak tercapai diperoleh persentase sebesar 40%. Hasil belajar anak pada siklus II diperoleh persentase sebesar 86,67% atau 13 orang dari 15 anak, dimana ada 4 anak yang mendapat nilai bintang empat (****) atau Sangat Baik (BSB) dan 9 anak yang mendapat nilai bintang (***) atau Sesuai Harapan (BSH) dan yang tidak tercapai diperoleh persentase sebesar 13,33%. Saran yang dapat dikemukakan berdasarkan hasil penelitian ini yaitu sebaiknya guru menggunakan kegiatan menari sebagai salah satu cara untuk pengembangan kemampuan motorik kasar anak dari hasil penelitian terbukti bahwa melalui kegiatan ini dapat mengembangkan motorik kasar anak. DAFTAR PUSTAKA Aisyah, Sitti,. 2012. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini edisi 1. Jakarta: Universitas Terbuka. Depdiknas. 2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi. Jakarta: Depdiknas. Idrawati. 2012. Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak melalui Tari Kreasi di TK Melati Kabupaten Solok Selatan. Padang. Universitas Negeri Padang. Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Cipayung Ciputat : Gaung Persada (GP) Prees. Kamtini, dkk. 2005. Bermain melalui Gerak dan Lagu di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdiknas. Kuffner, Trish. 2006. Berkarya dan Berkreasi. Jakarta: PT. Gramedia. Maimunah, Hasan. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini. Jogjakarta: DIVA Press. Pamadhi, Hajar. dkk. 2008. Keterampilan Seni Anak. Jakarta: Universitas Terbuka. Rahyubi, Heri. 2012. Keterampilan Gerak. Jakarta: Universitas Terbuka. Setyowati, Sri,. 2007. Pendidikan Seni Tari dan Koreografi untuk AUD. Surabaya: Unesa. Universyti Prees. 127

Sugiyanto. 2001. Pengembangan dan Belajar Motorik. Jakarta: Universitas Terbuka. Sumanto. 2006. Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak TK. Jakarta: Depdiknas Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas. 128