HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH DI KELURAHAN KURAO PAGANG TAHUN 2018

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Sakinah, 2 Erna, 3 Marta 1,2,3. STIKes Prodi IKM Prima Korespondensi penulis :

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata kunci: pengetahuan, sikap, tindakan pengelolaan sampah rumah tangga, ibu rumah tangga

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI LINGKUNGAN II KELURAHAN SUMOMPO KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO

Surahma Asti Mulasari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

Prodi Teknik Lingkungan, Universitas Kristen Surakarta

BUPATI POLEWALI MANDAR

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

PENDAHULUAN. Ridha Hidayat

Edu Geography 4 (3) (2016) Edu Geography.

Eka Muriani Limbanadi*, Joy A.M.Rattu*, Mariska Pitoi *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NEONATUS DI PUSKESMAS II KARANGASEM BALI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. merupakan cara yang efektif untuk memutuskan rantai penularan penyakit,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

ROY ANTONIUS TARIGAN NIM.

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,

OLEH : KHAIRUN NISAQ NPM

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU INDONESIA BERSIH SAMPAH 2020 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP L/O/G/O

DAFTAR PUSTAKA. Alex, Sukses Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik. Pustaka Baru, Yogyakarta

TINGKAT PARTISIPASI MAHASISWA DALAM IMPLEMENTASI KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 2010), dengan laju pertumbuhan penduduk sebanyak 1,49%. Tingkat pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA BLURU KIDUL RW 11 KECAMATAN SIDOARJO

UNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN DAN SIKAP PERSONAL HYGIENE ORGAN REPRODUKSI REMAJA PUTRI JALANAN DI KOTA DENPASAR TAHUN 2015 NI MADE SETIARI

Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 4 No. 2, Agustus

Yulisetyaningrum ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

Kajian Timbulan Sampah Domestik di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKUDENGAN KEJADIAN CHIKUNGUNYA DI DUSUNPRINGWULUNG, CONDONG CATURDEPOK SLEMAN.

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

STUDY OF PUBLIC AWARENESS IN KEEPING OF ENVIRONMENTAL HEALTH IN SUB DISTRICT OF TABIANG BANDA GADANG DISTRICT OF NANGGALO PADANG CITY

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta adalah ibukota dari Indonesia dengan luas daratan 661,52 km 2 dan tersebar

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

Kajian Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Secara Terpadu Di Kampung Menoreh Kota Semarang. Tugas Akhir

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Dengan Pengelolaan Sampah di Desa Loli Tasiburi Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala

PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEDAGANG DALAM PENGELOLAAN SAMPAH PASAR

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang )

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

BAB I PENDAHULUAN. dari semua pihak, karena setiap manusia pasti memproduksi sampah, disisi lain. masyarakat tidak ingin berdekatan dengan sampah.

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi, sehingga diperlakukan sebagai

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. KataKunci: Pengetahuan, sikap, penggunaan APD, petani pengguna pestisida.

ABSTRACT. Keywords: Education Level, Income Level, Knowledge, Attitude, Household Waste Treatment. ABSTRAK

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

BAB I PENDAHULUAN. penduduk dan meningkatnya kegiatan pembangunan (Thrihadiningrum, 2010).

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURNAMA KECAMATAN PONTIANAK SELATAN

PERAN KELUARGA DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA PALANGKA RAYA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN BONDOWOSO

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Motivasi Memeriksakan Diri Di Posyandu Lansia Desa Sukodono Sidoarjo

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TENGAL ANGUS KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG INFRASTRUKTUR DI KELURAHAN ANDURING KOTA PADANG JURNAL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 7 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. (makhluk hidup) dan abiotik (makhluk tak hidup). Kedua komponen itu akan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN PRAKTEK PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

HAK MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI PROGRAM BANK SAMPAH DI KOTA DENPASAR

2015 STUDI TENTANG PEMBERDAYAAN PARTISIPATIF DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN EKONOMI DAN PERILAKU WARGA MASYARAKAT

PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN MAGELANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA SAMPAH DI KELURAHAN KURAO PAGANG TAHUN 2018 Afzahul Rahmi 1, Luthfia 21 1 Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKes Alifah Padang, Indonesia Email: afzahul_rahmi@yahoo.co.id 2 Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKes Alifah Padang, Indonesia Email : luthfiaskm@gmail.com ABSTRAK Berdasarkan data dari Dinas Kebersihan Kota Padang pada tahun 2014, jumlah timbulan sampah di Padang mencapai 4839,31 m³ / hari sementara yang dapat diangkut hanya 3353,64 m³ / hari atau 1,636 m³ / hari. Kondisi ini terjadi sebagian karena kemampuan pemerintah Kota Padang untuk pengadaan infrastruktur yang dapat melayani kebutuhan yang ada masih terbatas. Berdasarkan data dari Kantor Sanitasi dan Pertamanan Kota Padang, ditemukan bahwa sumber limbah terbesar di daerah pemukiman di Kota Padang ditemukan di daerah Nanggalo, terutama di Desa Kurao Pagang yang diperkirakan sebesar 8684,8 kg / hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan perilaku masyarakat dalam mengelola sampah. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga di Desa Kurao Pagang, Kecamatan Nanggalo Padang. Sampel sebanyak 47 orang diambil dengan cara simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara menggunakan pedoman wawancara dalam bentuk kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 56,1% masyarakat memiliki tingkat pengetahuan yang buruk, 53,7% masyarakat memiliki sikap negatif dan 56,1% masyarakat memiliki perilaku buruk. Di sana ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan perilaku masyarakat dalam mengelola sampah di RW 8 RT 02 Desa Kurao Pagang, Kecamatan Nanggalo Padang pada tahun 2018. Kata kunci: Tingkat pengetahuan, sikap, perilaku ABSTRACT Based on data from the Sanitation Department of Padang City in 2014, the amount of waste generation in Padang reached 4839.31 m³ / day while those that could be transported were only 3353.64 m³ / day or 1,636 m³ / day. This condition occurs partly because the ability of the Padang City government to procure infrastructure that can serve existing needs is still limited. Based on data from the Sanitation and Landscaping Office of Padang City, it was found that the largest source of waste in residential areas in the city of Padang was found in the Nanggalo area, especially in the Kurao Pagang Village which was estimated at 8684.8 kg / day. This study aims to determine the relationship between the level of knowledge and attitudes with community behavior in managing waste. This type of research was quantitative with a cross sectional study design. The population in this study were all families in Kurao Pagang Village, Nanggalo Padang Subdistrict. Samples totaling 47 people were taken by simple random sampling. Data collection was done through interviews using interview guidelines in the form of questionnaires. Based on the results of the study found 56.1% of the community had a poor level of knowledge, 53.7% of the community had a negative attitude and 56.1% of the community had bad behavior. There where a relationship between the level of knowledge and attitude with the behavior of the community in managing waste in RW 8 RT 02 Kurao Pagang Village, Nanggalo Padang Subdistrict in 2018. It was expected that the Health Office should make efforts to improve the knowledge and attitudes of the community in managing waste. Keywords : Level of knowledge, attitude, behavior 164

PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam program pembangunan kesehatan, salah satunya adalah program lingkungan sehat, perilaku sehat dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang sehat yang mendukung tumbuh kembang anak dan remaja, memenuhi dasar untuk hidup sehat, dan memungkinkan interaksi sosial serta melindungi masyarakat dari ancaman bahaya yang berasal dari lingkungan (Kemenkes RI, 2010). Masalah sampah di Indonesia merupakan masalah yang rumit karena kurangnya pengertian masyarakat terhadap akibat-akibat yang dapat ditimbulkan oleh sampah, kurangnya biaya pemerintah untuk mengusahakan pembuangan sampah yang baik dan memenuhi syarat. Faktor lain yang menyebabkan permasalahan sampah di Indonesia semakin rumit adalah meningkatnya taraf hidup masyarakat, yang tidak disertai dengan keselarasan pengetahuan tentang persampahan dan juga partisipasi masyarakat yang kurang untuk memelihara kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya. Masalah utama pengelolaan sampah diperkotaan terbatasnya kemampuan pemerintah di daerah dalam menghadapi masalah pengumpulan dan pembuangan sampah yang terus meningkat. Menurut Dirjen Pengelolaan Sampah Limbah dan Bahan Beracun Berbahayapada tahun 2013 jumlah sampah yang diproduksi masyarakat sebanyak 57 ton perhari, pada tahun 2014 meningkat menjadi 62 ton perhari, pada tahun 2015 tersu meningkat menjadi 64 juta ton sampah perhari, pada 2016 ada sekitar 65 juta ton sampah per harinya yang diproduksi masyarakat Indonesia, sedangkan selama tahun 2017 sampah yang diproduksi masyarakat sudah menjadi 70 ton perhari (Kementerian LHK,2017). Keberadaan sampah yang tidak dikelola dengan baik akan sangat berbahaya bagi kehidupan manusia. Tidak hanya mengganggu keindahan dan kenyamanan, sampah juga bisa menjadi sumber penyakit, menimbulkan banjir, dan merusak alam. Secara umum ada tiga jenis sampah, yaitu organik, anorganik, dan B3 (bahan berbahaya dan beracun). Sampah organik merupakan tempat berkembangnya bakteri, nyamuk, lalat, dan sebagainya yang merupakan sumber penyakit bagi manusia. Sementara itu, sampah anorganik seperti plastik, botol, dan sterofom merupakan salah satu pemicu banjir. Sampah anorganik sangat susah terurai sehingga keberadaannya akan bertahan bertahun-tahun. Tidak hanya akan memenuhi sungai dan memicu banjir, sampah anorganik juga akan merusak kawasan perairan beserta biota yang ada di dalamnya (Indang, 2017). Dinas Lingkungan Hidup Sumatera Barat (Sumbar) tahun 2017 mencatat volume sampah mencapai 2.392 ton per hari. Jumlah sampah di Kota Padang merupakan yang terbanyak yakni 494 ton per hari. Selain Padang, daerah lainnya yang menjadi penyumbang banyak sampah adalah Kota Bukittinggi 183 ton perhari, Kabupaten Pasaman 162,25 ton, Pasaman Barat 162,18 ton, dan Agam 145,29 ton per hari. Sampah tersebut umumnya masih dibuang ke tempat pembuangan akhir. Namun saatini, pihaknya sedang menggiatkan program bank sampah yang dinilai cukupefektif untuk mengurangi volume sampah.jumlah bank sampah di Sumbar saat ini sekitar 70, namun yang aktif terdapat 50 unit yang melayani masyarakat menabung sampah.setelah ditabung nantinya akan dikonversikan ke rupiah, sebagai contoh satu kilogram sampah plastik dari kemasan air minum bernilai sekitar Rp1.000 hingga Rp1.500.Hasil tabungan di bank sampah tersebut, tidak diambil langsung ketika menabung, namun dikumpulkan terlebih dahulu sesuai kebijakan masin-masing bank sampah. Berdasarkan data Dinas Kebersihan Kota Padang tahun 2014, jumlah timbulan sampah Kota Padang mencapai 4839,31 m³/ hari sedangkan yang dapat terangkut hanya 3353,64 m³/ hari atau yang tidak terangkut sebanyak 1.636 m³/ hari. Kondisi ini terjadi antara lain karena kemampuan pemerintah Kota Padang untuk pengadaan sarana prasarana yang dapat melayani kebutuhan yang ada masih terbatas.berdasarkan data Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang, didapatkan sumber sampah di daerah pemukiman yang paling banyak di Kota Padang ditemukan di Daerah Nanggalo khususnya di Kelurahan Kurao Pagang yang diperkirakan sebanyak 8684,8 kg/hari (Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang, 2014). Salah satu dampak sampah di Kota Padang yang tidak dikelola dengan baik adalah terjadinya banjir. Karena banyak masyarakat 165

membuang sampah di selokan dan sungai, dimana di sepanjang sungai, pemukiman masyarakat sangat padat. Sementara itu, sampah yang terangkut oleh petugas dari Dinas Lingkungan Hidup hanya 60 persen dari total produksi sampah.40 persen lainnya berada di selokan dan sungai. Saat hujan lebat, sampah ini hanyut ke muara dan dihempaskan kembali oleh pasang ke pantai (Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang, 2014). Penanganan sampah yang komplek dan melibatkan banyak pihak ini memerlukan payung hukum sebagai pegangan. Beberapa produk hukum yang berkaitan dengan sampah antara lain:1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah. 2) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2007 Tentang Energi. 3) Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. 4) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, dan Reuse dan Recycle Melalui Bank Sampah. 5) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2011 dan Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura, serta perda dari bagai daerah khususnya Kota Padang yaitu Peraturan Daerah (Per da) Kota Padang Nomor 21 tahun 2012 yang mengatur tentang pengelolaan sampah. Dalam Perda Nomor 21 tahun 2012 pasal 18 dan 19 tentang Pengelolaan Sampah dijelaskan bahwa penyelenggaraan pengelolaan sampah terdiri atas : pembatasan timbunan sampah, pendauran ulang sampah, pemanfaatan kembali sampah, pemilahan sampah, pengumpulan sampah, pengangkutan sampah, pengolahan sampah, pemrosesan sampah, dan pendanaan. Pasal 26 ayat (1) menyebutkan Pemerintah Daerah menyediakan TPS, TPS 3R, TPST, TPA sesuai dengan kebutuhan dengan memperhatikan kepentingan umum. Sedangkan ayat (2) menyebutkan penyediaan TPS, TPS 3R, TPST dan TPA wajib memenuhi persyaratan teknis sistem pengolahan sampah yang aman dan ramah lingkungan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 31 ayat (1), (2), (3), (4) menyebutkan bahwa Lembaga pengelolaan sampah terdiri atas berbagai tingkat diantaranya RT, RW, Kelurahan, dan Kecamatan. Berdasarkan Pasal 61 dijelaskan juga bahwa setiap orang yang dengan sengaja membuang sampah tidak pada tempat yang telah ditentukan dan disediakan, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp. 5000.000 (lima juta rupiah). METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan pendekatan crossectional study yaitu mengetahui hubungan antara variabel independen (pengetahuan dan sikap) dengan variabel dependen (perilaku dalam mengelola sampah) yang diamati dan diukur dalam waktu yang bersamaan. Sampel berjumlah 41 orang dengan teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling. HASIL Tabel 1 Distribusi Proporsi Responden Menurut Pengetahun, Sikap dan Perilaku dalam Mengelola Sampah Variabel Kategori Frekuensi Persentase Pengetahuan Kurang Baik 23 43,9 Baik 18 56,1 Sikap Negatif 22 53,7 Positif 19 46,3 Perilaku Tidak Baik 23 56,1 Baik 18 43,9 166

Tabel 1 menunjukkan sebanyak 56,1% pengetahuan responden adalah kurang baik, sebagian besar memili sikap negatid (53,7%) dan perilaku mengelola sampah yang tidak baik sebesar 56,1%. Tabel 2 menunjukkan responden yang berperilaku tidak baik dala, mengelola sampah lebih banyak yang berpengatahuan kurang baik (66,7%) dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan baik (26,1%) bahwa pengetahuan diketahui berhubungan signifikan dengan perilaku masyarakat dalam dalam mengelola sampah. Tabel 2 Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Masyarakat dalam Mengelola Sampah Variabel Perilaku P value Baik Tidak Baik f % f % Pengetahuan Baik Kurang baik 12 6 66,7 26,1 6 17 33,3 73,9 0,023 lebih Sikap Positif 3 13,6 Negatif 15 78,9 Tabel 1 menunjukkan bahwa proporsi tingkat pengetahuan responden yang kurang baik lebih banyak yang memiliki perilaku yang tidak baik (73,9%) dibandingkan dengan proporsi responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik lebih banyak memiliki perilaku yang baik (66,7%). Hasil uji statistik Chi-square didapatkan nilai p value 0,023 (p<0,05) berarti terdapat hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku masyarakat dalam mengelola sampah. menunjukkan bahwa proporsi sikap responden yang negatif PEMBAHASAN a. Tingkat Pengetahuan Berdasarkan hasil penelitian didapatkanbahwa proporsi tingkat pengetahuan responden yang kurang baik lebih banyak memiliki perilaku yang tidak baik (73,9%). Penelitian ini sama dengan penelitian Sepdianti (2016) tentang perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah menemukan bahwa pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan sampah secara umum sudah cukup baik dan sebagian besar bersikap positif. Dalam mengelola sampah perilaku masyarakat dipengaruhi tingkat pengetahuan dan sikapnya terhadap pengelolaan sampah 19 86,4 0,000 4 21,1 banyak yang memiliki perilaku yang tidak baik (86,4%) dibandingkan dengan proporsi responden yang memiliki sikap yang positif lebih banyak memiliki perilaku yang baik (78,9%). Hasil uji statistik Chi-square didapatkan nilai p value 0,000 (p<0,05) berarti terdapat hubungan sikap dengan perilaku masyarakat dalam mengelola sampah di RW 8 RT 02 Kelurahan Kurao Pagang Kecamatan Nanggalo Padang tahun 2018. tersebut. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, pengelolaan sampah berhubungan erat dengan intelektual seseorang, pengetahuan merupakan kemampuan seseorang untuk mengingat sesuatu (ide, fenomena) yang pernah diajarkan. Pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan sampah dibangun berdasar kemampuan berpikir sesuai dengan kenyataan yang masyarakat lihat dan temukan di lingkungan sekitar (Notoatmodjo, 2010). 167

b. Sikap Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan bahwa proporsi sikap responden yang negatif lebih banyak memiliki perilaku yang tidak baik (86,4%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Mulasari (2012) tentang hubungan sikap terhadap perilaku masyarakat dalam mengolah sampah di Yogyakarta, menemukan adanya hubungan antara sikap dengan perilaku masyarakat dalam mengolah sampah. Dalam sikap positif, kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu. Pembentukan sikap dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media masa, lembaga pendidikan dan lembaga agama, dan faktor emosional. Berdasarkan paparan tersebut maka pendidikan sangat penting untuk membentuk sikap positif terhadap minimisasi sampah sehingga diharapkan dapat meningkatkan perilaku pengelolaan sampah. KESIMPULAN 1. Lebih dari separoh (56,1%) masyarakat memiliki tingkat pengetahuan yang kurang baik dalam mengelola sampah di RW 8 RT 02 Kelurahan Kurao Pagang Kecamatan Nanggalo Padang Tahun 2018. 2. Lebih dari separoh (53,7%) masyarakat memiliki sikap yang negatif dalam mengelola sampah di RW 8 RT 02 Kelurahan Kurao Pagang Kecamatan Nanggalo Padang Tahun 2018. 3. Lebih dari separoh (56,1%) masyarakat memiliki perilaku yang tidak baik dalam mengelola sampah di RW 8 RT 02 Kelurahan Kurao Pagang Kecamatan Nanggalo Padang Tahun 2018. 4. Terdapat hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku masyarakat dalam mengelola sampah di RW 8 RT 02 Kelurahan Kurao Pagang Kecamatan Nanggalo Padang tahun 2018. 5. Terdapat hubungan sikap dengan perilaku masyarakat dalam mengelola sampah di RW 8 RT 02 Kelurahan Kurao Pagang Kecamatan Nanggalo Padang tahun 2018. SARAN 1. Bagi Dinas Kesehatan Diharapkan bagi Dinas Kesehatan agar melakukan upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat dalam mengelola sampah dengan melakukan penyuluhan melalui cara menyebarkan selebaran, leaflet dan berbagai media tentang cara mengelola sampah yang baik. 2. Dinas kebersihan dan pertamanan Agar dapat menambah sarana dan prasarana penampungan sampah dan selalu memantau petugas kebersihan dan mengangkut sampah ke tempat pembuangan sampah secara rutin dan tepat waktu. DAFTAR PUSTAKA Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Budiman.2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Budiman. 2013. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika. Budiman. 2013. Kapita Selekta Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika. Dinas Lingkungan Hidup Sumatera Barat. 2017.Laporan akhir Dokumen Lingkungan Biotik-Abiotik Karst Propinsi Sumatera Barat. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang. 2014. Master Plan Pengelolaan SampahKota. Padang : DKK 168

Dinas Kesehatan Kota Padang.2017.Profil Kesehatan Kota Padang tahun 2017. Padang : DKK. Indang. 2017. Sukses Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Kemenkes RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta : Kemenkes RI Marojahan.2015. Hubungan pengetahuan masyarakat tentang sampah dengan perilaku mengelola sampah rumah tangga. Jurnal PenelitianFakultas Kesehatan Masyarakat.Jakarta : Universitas Indonesia Mulasari.2012. Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap terhadap perilaku masyarakat dalam mengolah sampah di Yogyakarta. Jurnal Penelitian Fakultas Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni Edisi Revisi. Jakarta:Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. Tuminting Kota Manado. Jurnal Penelitian. Manado : Universitas Sam Ratulangi Sumantri,Arif. 2010. Kesehatan Lingkungan Edisi Revisi. Jakarta. PT. Fajar Interpratama Mandiri. Saputra.2017. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Pengelolaan Sampah pada Karyawan di Kampus. Jurnal PenelitianFakultas Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Universitas Indonesia. Sepdianti.2016. Perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah di Kelurahan Gunung Batu, Kecamatan Bogor Barat. Jurnal PenelitianFakultas Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Universitas Indonesia. Soemirat. 2004. Kesehatan Lingkungan, Yogyakarta : Gadjah mada University press. Slamet. 2012. Sampah dan dampak yang terhadap kesehatan. http://agusslamet.staf.narotama.ac.id/20 12/02/07/hello-world Statistik PersampahanDomestik Indonesia tahun 2015. Sudradjat. 2007.Mengelola Sampah Kota. Jakarta : Penebar Swadaya Sumantri. 2010.Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Pemko Padang. 2014. Keputusan Walikota Nomor 550 tahun 2014 tentang kawasan bebas sampah. Padang : Pemko Purwendro & Nurhidayat. Jakarta : Penebar Swadaya 2006. Kompos. Rohmatin. 2016. Hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan pengelolaan sampah rumah tangga di lingkungan II Kelurahan Sumompo Kecamatan 169