METODE PERT-CPM PADA PEMELIHARAAN JALAN BULAKSARI-MRICAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder,

Operations Management

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 Ganjil 2014/2015. EMA302 - Manajemen Operasional

TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI 8 MEMULAI USAHA

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya

OPTIMALISASI PELAKSANAAN PROYEK DENGAN METODE CPM DAN PERT (Studi Kasus Fly Over SKA Pekanbaru, Riau)

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pertemuan 3 ANALISIS JARINGAN DENGAN PERT

Operations Management

JALUR KRITIS (Critical Path)

Analisis Optimasi Pelaksanaan Proyek Revitalisasi Integrasi Jaringan Universitas Kadiri Menggunakan Metode PERT Dan CPM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah :

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #5 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING)

MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Waktu Proyek 10/24/2017

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek

Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK

APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM

Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum se

MANAJEMEN WAKTU PROYEK

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK Andre M. Lubis, ST, MBA

BAB 2 LANDASAN TEORI. sehingga kerja bisa terselesaikan secara efektif dan efisien. Proyek memiliki karakteristik, yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI

Parno, SKom., MMSI. Personal Khusus Tugas

MINGGU KE-6 MANAJEMEN WAKTU (LANJUTAN)

Pertemuan 5 Penjadwalan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Perencanaan dan Pengendalian Proyek. Pertemuan V

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di

BAB III LANDASAN TEORI

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya

MANAJEMEN PROYEK (CPM)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa

Manajemen Waktu Dalam Proyek

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang

Riset Operasional. ELEMEN ANALISIS JARINGAN menggunakan beberapa istilah dan simbol berikut ini:

TEKNIK PENJADUALAN PROYEK

BAB III METODE CPM-PERT PADA JARINGAN. Sebelumnya pada bab II sudah dijelaskan tentang teori graf, teori graf ini

BAB II KEPUSTAKAAN. untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan

PERCEPATAN WAKTU PADA SUATU PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE JALUR KRITIS

Manajemen Proyek. Riset Operasi TIP FTP UB

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.2 : GANTT CHART, CPM DAN PERT) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

ABSTRAK ABSTRACT. Fatoni Azis Teknik Industri, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Penjadwalan Proyek dan Menentukan Jalur Kritis

PROGRAM EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE (PERT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

CPM DAN PERT CRITICAL PATH METHOD AND PROGRAM EVALUATION REVIEW TECHNIQUE. Pertemuan Copyright By Nurul Adhayanti

PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada perencanaan suatu proyek terdapat proses pengambilan keputusan dan proses penetapan tujuan.

Sistem Informasi [Kode Kelas]

BAB II LANDASAN TEORI


Pertemuan ke-11 Teknik Evaluasi dan Review Proyek (PERT)

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional

OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERT-CPM

PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Solihin, 2009).

PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK (Perencanaan Waktu-3 : CPM)

2.2. Work Breakdown Structure

Manajemen Waktu Proyek. Materi 5 Manajemen Proyek TI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

NETWORK (Analisa Jaringan)

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum

GANTT CHART MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

MANAJEMEN WAKTU PROYEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN REHABILITASI JALAN ALIANYANG KOTA PONTIANAK DENGAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (PDM)

BAB 14 PENJADWALAN. Bab ini merinci langkah 4, 5 dan 6, jaringan kerja dan jadwal.

PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pemilihan Judul

BAB 14 PENJADWALAN. Bab ini merinci langkah 4, 5 dan 6, jaringan kerja dan jadwal.

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

METODE PERT-CPM PADA PEMELIHARAAN JALAN BULAKSARI-MRICAN Taswati Nova Wijayaningrum Akademi Statistika (AIS) Muhammadiyah Semarang Email : taswati_nova@yahoo.com Abstrak Proyek pada umumnya memiliki batas waktu (deadline), artinya proyek harus diselesaikan atau tepat pada waktu yang telah ditentukan. Berkaitan dengan masalah proyek ini maka keberhasilan pelaksanaan sebuah proyek tepat pada waktunya merupakan tujuan yang penting baik pemilik proyek maupun kontraktor. Demi kelancaran jalannya sebuah proyek dibutuhkan manajemen yang akan mengelola proyek dari awal hingga proyek berakhir, yaitu manajemen proyek. Bidang manajemen proyek tumbuh dan berkembang karena adanya kebutuhan dalam dunia industri modern untuk mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan yang semakin kompleks. Pembangunan adalah salah satu upaya peningkatan kualitas hidup dari hari kehari secara bertahap dan terus menerus dilakukan dengan sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintahan dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas taraf hidup manusia. Proyek pembangunan berhubungan erat dengan penjadwalan dan alokasi biaya yang digunakan dalam menjalankan kegiatan, dengan memaksimalkan jadwal dari durasi dari tiap kegiatan-kegiatan proyek serta meminimalkan pengeluaran biaya yang digunakan pada proyek. Dalam penelitian ini akan dilakukan optimalisasi jadwal dan biaya dalam pemeliharaan jalan di Bulaksari-Mrican Kabupaten Pekalongan menggunakan metode PERT (Evaluation and Review Techique) dan CPM (Critical Path Method). Hasil perhitungan optimalisasi penjadwalan dan pembiaya studi kasus proyek pemeliharaan Jalan di Bulaksari-Mrican Kabupaten Pekalongan dengan metode PERT-CPM membutuhkan waktu 8 hari penyelesaian proyek dengan biaya sama atau biaya normal sebesar Rp. 95.008.000, sedangkan perhitungan probabilitas penyelesaian proyek pada hari ke-0 (sesuai data asli). Kata kunci: Optimalisasi Jadwal dan Biaya, Durasi Optimum, Metode PERT-CPM PENDAHULUAN Proyek dapat diartikan sebagai kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu yang terbatas dengan mengalokasikan sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas. Semakin maju peradaban manusia, semakin besar dan kompleks proyek yang dikerjakan dengan melibatkan pengunaan bahan-bahan (material), tenaga kerja, dan teknologi yang semakin canggih. Proyek pada umumnya memiliki batas waktu (deadline), artinya proyek harus diselesaikan atau tepat pada waktu yang telah ditentukan. Berkaitan dengan masalah proyek ini maka keberhasilan pelaksanaan sebuah proyek tepat pada waktunya merupakan tujuan yang penting baik pemilik proyek maupun kontraktor. Demi kelancaran jalannya sebuah proyek dibutuhkan manajemen yang akan mengelola proyek dari awal hingga proyek berakhir, yaitu manajemen proyek. Manajemen proyek memiliki sifat istimewa, dimana waktu kerja dibatasi oleh jadwal yang telah ditentukan. Perubahan kondisi yang begitu cepat menuntut setiap pimpinan yang telah terlibat dalam proyek untuk dapat mengantisipasi keadaan, serta menyusun bentuk tindakan yang diperlukan. Hal ini dapat dilakukan bila ada konsep perencanaan yang matang dan didasarkan pada data, informasi, kemampuan, dan pengalaman. Dalam manajemen proyek terdapat tiga hal yang penting diutamakan yaitu: Perencanaan, Penjadwalan, dan Pengendalian proyek. (Siswojo, 985). Realita di lapangan menunjukkan bahwa waktu penyelesaian sebuah proyek bervariasi, akibatnya perkiraan waktu penyelesaian suatu proyek tidak bisa dipastikan akan dapat ditepati. Tingkat ketepatan estimasi waktu penyelesaian proyek ditentukan oleh tingkat ketepatan perkiraan durasi setiap kegiatan di dalam proyek. Selain ketepatan perkiraan waktu, penegasan hubungan kegiatan suatu proyek juga diperlukan untuk perencanaan suatu proyek. Dalam mengestimasi waktu dan biaya disebuah proyek maka diperlukan optimalisasi. Optimalisasi biasanya dilakukan untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada serta meminimalkan resiko namun tetap mendapatkan hasil yang optimal. (Soeharto, 999). Dari penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk mempelajari Optimalisasi penjadwalan dan pembiayaan proyek pemeliharaan Jalan Bulaksari-Mrican Kab. Pekalongan. Menurut Kamus Istilah Pekerjaan Umum, Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperlukan untuk lalu lintas. Penjadwalan proyek pemeliharaan jalan selesai dalam durasi waktu 0 hari kerja dengan biaya sebesar Rp. 95.008.000,-. Peneliti akan menggunakan metode PERT (Program Evaluation and Review Techique) dan CPM (Critical Path Method), karena metode PERT dan CPM dapat digunakan untuk menyusun perencanaan (planning), jadwal (scheduling), dan proses pengendalian (controling) suatu proyek.

METODOLOGI PENELITIAN Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, sehingga peneliti mencari dan mengumpulkan data dari institusi atau perusahaan yang terkait sebagai bahan penelitian. Data di dapat dari Surat Perintah Kerja (SPK) yang dikeluarkan oleh kantor Dinas Pekerjaan Umum kabupaten pekalongan. Data yang diperlukan adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam penyelesaian proyek, durasi waktu tiap kegiatan yang diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan, jadwal yang telah disusun oleh kontraktor (jadwal pelaksanaan proyek dalam hari) serta pembiayaan dan sumber daya yang digunakan dalam tiap kegiatan.. PERT/CPM Metode PERT dan CPM adalah metode yang dapat digunakan untuk membuat perencanaan, penjadwalan, dan proses pengendalian suatu proyek. Untuk dapat menerapkan kedua metode ini, perlu ditetapkan terlebih dahulu kegiatankegiatan yang akan dilakukan dalam suatu proyek dan menyusunnya dalam bentuk jaringan. Jaringan menunjukkan saling hubungan antara satu kegiatan dengan kegiatan lain. Walaupun prinsip penyusunan jaringan pada kedua metode adalah sama, namun terdapat perbedaan mendasar antara kedua metode ini. PERT dirancang untuk membantu dalam penjadwalan dan pengawasan kompleks yang memerlukan kegiatan tertentu yang harus dijalankan dalam urutan tertentu, dan kegiatan-kegiatan itu mungkin tergantung pada kegiatankegiatan lain. CPM (Critical Path Method) atau metode lintasan kritis adalah sebuah model ilmu untuk perencanaan dan pengendalian biaya sebuah proyek sebagai objek yang dianalisis (Siswanto, 007). Model CPM sama seperti dengan PERT, juga menggunakan analisis Jaringan Kerja. Lintasan kritis adalah serangkaian aktifitas yang saling berurutan dari awal hingga akhir proyek yang jika salah satu atau lebih aktifitasnya terlambat, akan menyebabkan keterlambatan proyek secara langsung. Asumsi metode CPM adalah waktu yang diketahui sudah pasti. Ada dua macam estimasi, baik untuk waktu maupun biaya, yang dilakukan dalam metode CPM, yaitu estimasi normal dan estimasi crash. Perhitungan kedua jenis estimasi bertujuan untuk menemukan kegiatankegiatan pada jalur kritis dimana waktu dapat dipercepat dengan pengeluaran paling minimum. Dengan cara ini, efisiensi penyelesaian proyek dapat dicapai dalam hal waktu maupun biaya. Sedangkan asumsi pada PERT menggunakan tiga estimasi waktu penyelesaian suatu kegiatan. Estimasi ini diperoleh dari orang-orang yang mempunyai kemampuan tentang pekerjaan yang akan dilaksanakan dan beberapa lama waktu pengerjaannya, ketiga estimasi waktu tersebut adalah:. Estimasi waktu optimistik (Optimistic time: a): waktu terpendek untuk menyelesaikan kegiatan atau waktu kegiatan bila semuanya berjalan baik tanpa hambatanhambatan atau penundaan-penundaan. Probabilitas waktu penyelesaian lebih pendek dan waktu ini sangat kecil yaitu :00 kejadian.. Estimasi waktu realistik (Most likely time: m): waktu yang paling mungkin untuk menyelesaikan kegiatan atau waktu kegiatan yang akan terjadi bila suatu kegiatan dilaksanakan dalam kondisi normal, dengan penundaanpenundaan tertentu yang dapat diterima. 3. Estimasi waktu pesimistik (Pessimistic time: b): waktu terlama untuk menyelesaikan kegiatan atau waktu kegiatan bila terjadi hambatan atau penundaan lebih dari semestinya. Probabilitas waktu penyelesaian lebih panjang dari waktu ini sangat kecil yaitu :00 kejadian. Tujuan dari PERT adalah sebanyak mungkin mengurangi adanya penundaan maupun gangguan, serta mengkoordinasikan berbagai bagian secara menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek dimana pencapaian suatu taraf tertentu dimana waktu merupakan dasar penting dari PERT dalam penyelesaian aktifitas-aktifitas bagi suatu proyek. Ada beberapa perbedaan antara CPM dan PERT, sebagai berikut: a. Pada PERT digunakan tiga jenis waktu pengerjaan yaitu yang tercepat, terlama, serta terlayak, sedangkan pada CPM hanya memiliki satu jenis informasi waktu pengerjaan yaitu waktu yang paling tepat dan layak untuk menyelesaikan satu proyek. b. Pada PERT yang ditekankan tepat waktu, sebab dengan penyingkatan waktu maka biaya proyek turut mengecil, sedangkan pada CPM menekankan pada tepat biaya. c. Dalam PERT anak panah menunjukkan tata urutan, sedangkan CPM menunjuk pada aktifitas.. JARINGAN KERJA Jaringan kerja pada prinsipnya adalah hubungan ketergantungan antara bagian-bagian pekerjaan yang digambarkan dalam diagram jaringan. Dengan demikian dapat dikemukakan bagian-bagian pekerjaan yang harus didahulukan, sehingga dapat dijadikan dasar untuk melakukan pekerjaan selanjutnya dan dapat dilihat pula bahwa suatu pekerjaan belum dapat dimulai apabila aktifitas sebelumnya belum selesai dikerjakan. Menurut Soeharto (999), jaringan kerja merupakan perencanaan dan pengendalian, khususnya jadwal kegiatan proyek secara sistematis dan analisa. Jaringan kerja mempunyai kegunaan sebagai berikut:. Meminimalisasi kemungkinan ketidaktetapan penggunaan sumber daya.. Penjadwalan pekerjaan-pekerjaan sedemikian rupa dalam urutan yang praktis dan efisien. 3. Mengadakan pembagian kerja dari tenaga kerja dan dana yang tersedia.. Scheduling ulangan untuk mengatasi hambatan-hambatan dan keterlambatan-keterlambatan. 5. Menentukan trade-off (kemungkinan pertukaran) antara waktu dan biaya.. Menentukan probabilitas penyelesaian suatu proyek tertentu.

Simbol-simbol yang digunakan dalam menggambarkan suatu jaringan adalah sebagai berikut: a. (anak panah/busur), menyatakan sebuah aktifitas atau aktifitas yang dibutuhkan oleh proyek. Aktifitas ini didefinisikan sebagai hal yang memerlukan duration (jangka waktu tertentu) serta dalam pemakaian sejumlah resources (sumber tenaga, peralatan, material, biaya). Kepala anak panah menunjukkan arah tiap kegiatan, yang menunjukkan bahwa suatu kegiatan dimulai pada permulaan dan berjalan maju sampai akhir dengan arah dari kiri ke kanan. Baik panjang maupun kemiringan anak panah inisamasekali tidak mempunyai arti sehingga tidak memerlukan skala. Tidak ada skala waktu, anak panah hanya menunjkkan awal dan akhir suatu aktifitas. b. (lingkaran kecil/simpul/node) menyatakan suatu kejadian atau peristiwa. Kejadian (event) didefinisikan sebagai ujung atau pertemuan dari satu atau beberapa kegiatan. Sebuah kejadian mewakili satu titik dalam waktu yang menyatakan penyelesaian beberapa kegiatan dan awal beberapa kegiatan baru. Titik awal dan akhir dari sebuah kegiatan karena itu dijabarkan dengan dua kejadian yang biasanya dikenal sebagai kejadian kepala dan ekor. Kegiatankegiatan yang berawal dari saat kejadian tertentu tidak dapat dimulai sampai kegiatan-kegiatan yang berakhir pada kejadian yang sama diselesaikan. c. (anak panah terputus-putus), menyatakan aktifitas semu (dummy activity). Setiap anak panah memiliki peranan ganda dalam mewakili kegiatan dan membantu untuk menunjukkan hubungan utama antara berbagai kegiatan. Dummy di sini berguna untuk membatasi mulainya kegiatan seperti halnya kegiatan biasa, panjang dan kemiringan dummy ini juga tak berarti apa-apa sehingga tidak berskala. Bedanya dengan kegiatan biasa ialah bahwa kegiatan dummy tidak memakan waktu dan sumbar daya, jadi waktu kegiatan dan biaya sama dengan nol. d. (anak panah tebal), menunjukkan bahwa kegiatan yang ditunjukkan atau dilalui oleh anak panah tebal adalah lintasan kritis atau jalur waktu terpanjang sehingga apabila ada penundaan pada kegiatan jalur kritis maka akan terjadi keterlambatan penyelesaian proyek tersebut. Dalam penggunaannya, simbol-simbol ini digunakan dengan mengikuti aturan-aturan sebagai berikut (Hayun, 005): a. Di antara dua kejadian (event) yang sama, hanya boleh digambarkan satu anak panah. b. Nama suatu aktivitas dinyatakan dengan huruf atau dengan nomor kejadian misalkan,, 3,,... atau A, B, C, D,.. dan seterusnya. c. Aktivitas harus mengalir dari kejadian bernomor rendah ke kejadian bernomor tinggi. d. Diagram hanya memiliki sebuah saat paling cepat dimulainya kejadian (initial event) dan sebuah saat paling cepat diselesaikannya kejadian (terminal event). Berikut adalah kaidah dasar jaringan kerja terbagi : a. Kegiatan (activity),analisa jaringan kerja memecah lingkup proyek menjadi kegiatan-kegiatan yang merupakkan komponennya. Kegiatan memiliki sifat-sifat sebagai berikut :. Memerlukan waktu dan sumber daya. Waktu mulai dan waktu berakhir dapat diukur atau diberikan tanda 3. Dapat berdiri sendiri atau dapat dikelompokkan menjadi paket kerja. Kegiatan suatu proyek disimbolkan dengan garis berpanah dan menghubungkan dua peristiwa Bila kegiatan-kegiatan tersebut di jumlahkan keseluruhan maka akan menjadi lingkup proyek keseluruhan. b. Peristiwa (event) dan Milestone,yaitu suatu titik waktu yang menandai permulaan dan akhir suatu kegiatan. Peristiwa tidak memerlukan kurun waktu maupun sumber daya yang menjelaskan suatu keadaan misalnya suatu kegiatan selesai atau mulai. Salah satu peristiwa atau event yang penting dinamakan tonggak kemajuan atau milestone. Biasanya peristiwa digambarkan dengan suatu lingkaran atau node dan juga diberi nomor, dengan nomor-nomor lebih kecil bagi peristiwa yang mendahuluinya. c. Kegiatan semu (dummy),yaitu kegiatan yang tidak nyata. Suatu dummy activity tidak memakan waktu dan sumber daya, jadi waktu kegiatan dan biaya sama dengan nol. Adapun kegunaannya adalah untuk menunjukkan urutan pekerjaan yang lebih tepat bila suatu kegiatan tidak secara langsung tergantung pada suatu kegiatan lain, menghindari jaringan kerja PERT dimulai atau diakhiri oleh lebih dari satu peristiwa, dan menghindari terjadinya dua kejadian dihubungkan lebih dari satu kegiatan. d. Persyaratan urutan pengerjaan, karena berbagai kegiatan tidak dapat dimulai sebelum kegiatan-kegiatan lain diselesaikan dan mungkin ada kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan secara bersamaan dan/atau tidak saling tergantung, kita harus membuat urutan pelaksanaan kegiatan mana saja yang harus diselesaikan lebih dahulu sebelum kegiatan selanjutnya dapat mulai dikerjakan..3 JALUR KRITIS Jalur kritis adalah jalur terpanjang pada jaringan kerja dan waktunya menjadi waktu penyelesaian minimum yang diharapkan untuk masing-masing alternatif. Dalam penghitungan jalur kritis digunakan metode float yang terdiri dari dua proses (two-pass), yaitu forward pass dan backward pass. ES dan EF ditentukan selama forward pass, LS dan LF ditentukan selama backward pass. ES (Earliest Start) adalah waktu terdahulu suatu kegiatan dapat dimulai, dengan asumsi semua pendahulu sudah selesai. EF (Earliest Finish) merupakan waktu terdahulu suatu kegiatan dapat selesai. LS (Latest Start) adalah waktu terakhir suatu kegiatan dapat 3

dimulai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan proyek. LF (Latest Finish) adalah waktu terakhir suatu kegiatan dapat selesai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan proyek. Berikut adalah notasi yang digunakan pada node kegiatan pada Gambar.: Bila semua langkah-langkah di atas telah diselesaikan, dilanjutkan dengan usaha-usaha meningkatkan daya guna dan hasil guna pemakaian sumber daya, yang meliputi kegiatan : a. Menentukan jadwal yang paling ekonomis, ditujukan untuk memilih berbagai alternatif jadwal dilihat dari segi biaya. b. Meminimalisasi kemungkinan ketidaktetapan pengguna sumber daya. Ditujukan meningkatkan efisiensi pengelolaan proyek, dengan jalan sejauh mungkin mencegah terjadinya naik turun yang terlalu tajam dalam waktu yang relatif singkat terhadap keperluan sumber daya. Gambar. Node metode float Jalur kritis bisa berjumlah satu atau lebih berubah seiring dengan perkembangan proyek. Sistematika penyusunan jaringan kerja adalah sebagai berikut:. Langkah pertama Mengkaji dan mengidentifikasi lingkup proyek, menguraikan atau memecahkannya menjadi kegiatankegiatan atau kelompok kegiatan yang merupakan komponen proyek.. Langkah kedua Menyusun komponen-komponen tersebut pada langkah pertama, menjadi mata rantai dengan urutan yang sesuai dengan penyelesaian proyek. Urutan ini dapat berbentuk seri maupun paralel. 3. Langkah ketiga Mencantumkan perkiraan kurun waktu tiap-tiap kegiatan yang telah diketahui dari hasil penguraian lingkup proyek, seperti tersebut pada langkah pertama. Terdapat perbedaan pokok dalam memperkirakan kurun waktu kegiatan antara CPM (Critical Path Method) dengan PERT (Project Evaluation and Review Technique). CPM menggunakan angka perkiraan tunggal atau deterministik sedangkan PERT memakai tiga angka perkiraan, atau probabilistik.. Langkah keempat Mengidentifikasikan jalur kritis (Critical Path) dan float/slackpada jaringan kerja. Jalur kritis adalah jalur yang terdiri dari rangkaian kegiatan dalam lingkup proyek, yang bila terlambat akan menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan. Kegiatan yang berada pada jalur ini dinamakan kegiatan kritis. Sedangkan float/slack adalah tenggang waktu atau jeda waktu suatu kegiatan tertentu yang tidak kritis dari proyek. 5. Langkah kelima 3 HASIL PENELITIAN 3. OPTIMALISASI PROYEK PEMELIHAHAAN JALAN METODE PERT-CPM Pada penelitian ini akan ditentukan lintasan kritis dalam penjadwalan pemeliharaan jalan dibulaksari-mrican Kabupaten Pekalongan priode 5 September 0 3 November 0 dengan metode PERT-CPM. Tujuan penggunaan metode PERT yaitu untuk dapat melihat gambaran estimasi waktu yang diujikan dan mengambil satu kesimpulan hasil yang menguntungkan dalam penyelesaian suatu proyek. Fungsi lain metode PERT yaitu dapat pula mengetahui probabilitas keberhasilan pelaksanaan proyek dalam durasi waktu tertentu sehigga dapat menjadi pertimbangan dalam penentuan waktu dan biaya dalam suatu proyek. Sedangkan tujuan CPM sendiri dapat diartikan sebagai pegendali biaya dan sumber daya anggar tepat anggaran dan tepat sasaran. Seperti dasar manajemen proyek, suatu proyek harus memenuhi proyek yang harus ditentukan seperti on time, on budget, dan on spesification, yang dimaksud on time adalah tepat waktu dalam penyelesaian proyek tanpa ada penambahan waktu atau melebihi waktu yang telah disepakati sebelumnya. Sedangkan on budget adalah tepat anggaran atau biaya dan sumber daya yang dibutuhkan tidak melebihi dari biaya dan sumber daya yang telah disiapkan dalam penyelesaian proyek tersebut. On spesification adalah sesuai dengan spesifikasi atau ketentuan-ketentuan kualitas dari bahan material, pekerjaan serta produk akhir yang telah disepakati sebelumnya. Ketika ketiga kreteria itu ada yang tidak terpenuhi maka sudah dipastiakan bahwa proyek tersebut akan mengalami kerugian, contohnya ketika waktu penyelesaian proyek telah melebihi dari durasi yang telah ditentukan maka pasti pelaksanaan proyek akan memerlukan biaya tambahan seperti halnya ketika anggaran telah lebihi dari yang telah ditentukan, sedangkan kerugian apabila tidak sesuai dengan spesifikasi adalah kualitas dari produk akan tidak sesuai dengan yang diprediksi dan akan mengalami kerusakan dini akibat tidak sesuai dari ketentuan proyek.

3. DIAGRAM JARINGAN Berdasarkan time schedule, perencanaan anggaran biaya dan rencana kegiatan dari pemeliharaan jalan Bulaksari- Mrican Kabupaten Pekalongan terbagi menjadi dua kelompok kegiatan yaitu pekerjaan lumpsum, dan pekerjaan jalan P. 8M L M. Kelompok-kelompok kegiatan tersebut kemudian terbagi menjadi kegiatan kecil disajikan pada Tabel 3.: Tabel 3.. Daftar Kegiatan Pemeliharaan Jalan No Aktifitas Nama Kegiatan A Pembersihan lahan B an perekat burda tahap 3 B Angregat penutup burda tahap B3 Bahan aspal untuk peleburan tahap 5 B an perekat burda tahap B penutup burda tahap 7 B3 Bahan aspal untuk peleburan tahap 8 C an perekat latasir P8M.L.M 9 C Latasir manual P.8M L.M Setelah diketahui kegiatan awal hingga akhir kegiatan dalam pemeliharaan jalan maka dapat dilakukan penentuan lintasan kritis dengan menyusun tiap kegiatan dengan node-node aktifutas atau diagram jaringan. Diagram jaringan dapat dilihat sebagai berikut: Gambar 3.. Diagram Jaringan Dari Gambar 3. diagram jaringan terlihat kegiatan mana sajakah yang mendahului kegiatan lainnya. Kegiatan dimulai dengan node Start, yaitu kegiatan awal yang dilakukan adalah pembersihan lahan P.8M L.M (A). Setelah kegiatan pembersihan lahan selesai dimulai kegiatan selanjutnya yaitu kegiatan lapis perekat burda tahap (B). Setelah kegiatan lapis perekat burda tahap selesai dilanjut dengan kegiatan agregat penutup burda tahap (B). Dan lanjut kegiatan lapis perekat burda tahap (B). Kegiatan lapisan perekat burda tahap (B) adalah kegiatan dummy (semu) yang dapat dilakukan bersama dengan kegiatan agregat penutup burda tahap (B) sedang berlangsung. Setelah agregat penutup burda tahap satu selesai dilanjutkan dengan kegiatan bahan aspal untuk pekerjaan peleburan tahap (B3) dan agregat penutup burda tahap (B). Kegiatan agregat penutup burda tahap (B) adalah kegiatan dummy (semu) yang dapat dilakukan selagi kegiatan B3 sedang berlangsung. Setelah kegiatan bahan aspal untuk pekerjaan peleburan tahap selesai dilanjutkan lapis perekat 5 tahap (C) dan kegiatan bahan aspal untuk pekerjaan peleburan tahap (B3). Kegiatan bahan aspal untuk kegiatan peleburan tahap (B3) adalah kegiatan dummy (semu) yang dapat dilakukan selagi kegiatan C sedang berlangsung. Setelah kegiatan selesai dilanjutkan dengan kegiatan latasir manual P.8M L.M (C), dan diakhiri dengan node finish. Setelah tersusun kegiatan pembangunan dari pembersihan lahan hingga kegiatan selesai diagram jaringan kerja, selanjutnya ditentukan jalur edar atau jalur yang dapat dilalui sebagai pilihan jalur kritis. Dilihat dari jaringan kerja yang telah tersusun, dapat di identifikasi beberapa jalur yang akan menjadi calonjalur kritis nantinya, tersaji pada tabel 3.: Tabel 3. Jalur Edar dari Diagram Jaringan Jalur Kejadian edar Start-A-B-B-B-B3-C-C-finish Start-A-B-B-B-B3-C-C-finish 3 Start-A-B-B-B3-B3-C-C-finish Start-A-B-B-B3-C-C-finish 5 Start-A-B-B-B-B-B3-B3-C-C-finish Start-A-B-B-B-B-B3-C-C-finish 7 Start-A-B-B-B-B3-B3-C-C-finish 8 Start-A-B-B-B-B3-B3-C-C-finish Dari diagram jaringan dapat diidentifikasi 8 jalur edar dan menjadi calon jalur kritis (critical path) dari keseluruhan kegiatan. Penentuan calon jalur kritis dengan menyusun kegiatan awal kemudian dilanjutkan pada kegiatan berikutnya dengan ketentuan satu arah saja, apabila kegiatan awal berada pada sebelah kiri maka berurutan mengarah kesebelah kanan hingga kegiatan terakhir. Setelah diketahui jalur edarnya maka langkah selanjutnya adalah menghitung waktu (durasi) yang diperlukan dari sejak kegiatn dimulai (start) hingga kegiatan berakhir (finish). Waktu atau durasi tiap kegiatan didapat dari data asli. Tabel 3.3. Jalur Edar berserta Durasi Waktu Total Kegiatan Jalur Kejadian edar Start-A-B-B-B- B3-C-C-finish Start-A-B-B-B- B3-C-C-finish 3 Start-A-B-B-B3- B3-C-C-finish Start-A-B-B-B3- C-C-finish 5 Start-A-B-B-B- B-B3-B3-C-C- finish Start-A-B-B-B- B-B3-C-C- finish Durasi (hari) Total Jalur edar (hari) ++3+++3+3 +++3++3+3 ++++3+3+3 ++++3+3 39 ++3++3++3+3+3 8 ++3++3++3+3 5

7 Start-A-B-B-B- B3-B3-C-C- finish 8 Start-A-B-B-B- B3-B3-C-C- finish ++3+++3+3+3 5 +++3++3+3+3 7 Dari 5 jalur edar yang teridentifikasi maka akan selanjutnya akan ditentukan jalur kritis (critical path). Untuk menentukan waktu proyek dilihat melalui waktu minium dari jalur edar yang telah terpilih yang disebut jalur jalur kritis. Durasi jalur edar yang diperlukan telah dihitung pada tabel., maka dapat dilihat bahwa jalur kritis terdapat pada jalur edar pertama yaitu Start-A-B-B-B3-C-C-finish dengan total durasi yang dibutuhkan adalah 39 hari dengan asumsi bahwa biaya yang telah dikeluarkan sama atau tidak berubah. Jalur Kritis Penghitungan jalur kritis dengan metode float/slack yaitu menghitung nilai ES, EF, dan LF dari setiap kegiatan dan hasilnya berupa jaringan kerja pada gambar 3. dan berupa hitungan manual. merupakan waktu tercepat dimulai aktifitas (0,) dengan nilai 0. Untuk EF (earliest finish) yaitu saat paling cepat diselesaikan aktifitas dengan nilai diperoleh dari nilai ES (earliest start) ditambah dengan nilai waktu (hari) t i,j yaitu 0+ sama dengan. Untuk LS (leatest start) saat paling lambat dimulai aktifitas (0,) dengan nilai 0 diperoleh dari nilai LF (leatest finish) dikurang dengan nilai waktu (hari) t i,j yaitu - =0 LF (leatest finish) yaitu saat paling lambat diselesaikan aktifitas (0,) bernilai. Dengan nilai slack 0 dipeoleh dari nilai LS (leatest start ) dikurang nilai ES (earliest start) yaitu 0-0=0, dan nilai freeslack diperoleh dari nilai EF (earliest finish) dikurang nilai ES (earliest start) dan kurang lagi dengan nilai waktu (hari) t i,j yaitu -0-=0. Untuk perhitungan kegiatan selanjutnya diperoleh dari perhitungan di atas. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jalur kritisnya adalah Start-A-B-B-B3-C-C(tanda panah tebal), karena hasil slack dan freeslack menujukan nilai 0 dan membentuk jalur kritis dengan waktu yang dibutuhkan 39 hari. Jadi, waktu penyelesaian yang normal dari proyek tersebut adalah 39 hari. Gambar 3. Diagram jaringan kerja proyek pemeliharaan jalan Dilihat Gambar 3. diagram jaringan kerja proyek pemeliharaan jalan dapat diuraikan perhitungan manual jalur kritis dan hasilnya disajikan pada tabel 3.. Tabel 3. Perhitungan Jalur Kritis dengan Metode Float. kegiatan Aktivitas Durasi Early Early Last kegiatan start finish Start Last Slack/ finish Float Free slack A 0-0 0 0 0 B - 5 5 0 0 B -3 5 9 5 9 0 0 B3 3-5 9 3 9 3 0 0 B - 3 5 8 9 0 Dummy -3 0 8 8 9 9 0 B 3-3 9 0 3 0 Dummy -5 0 3 0 B3 5-7 3 3 3 0 0 Dummy 3 7-8 0 0 0 C 5-8 3 3 0 3 0 0 0 C 8-9 3 39 39 0 0 Dilihat pada tabel.8 ketika float/slack bernilai 0 (nol) maka kegiatan tersebut termasuk kedalam jalur kritis dan ketika float/slack bernilai bukan 0 (nol) maka kegiatan tersebut jalur non kritis, dengan perhitungan sebagai berikut : Pada kegiatan pembersihan lahan dengan kode aktifitas (0,) diperoleh nilai 0 pada ES (earliest start) yang Tiga Estimasi Waktu Estimasi Waktu Optimistik, Realistik, dan Pesimistik. Perhitungan menggunakan tiga estimasi waktu yaitu, optimistik, realistik, dan pesimistik serta probabilitas keberhasilan penyelesaian pemeliharaan jalan. Penentuan waktu kegiatan dari setiap estimasi adalah dari tiap kemungkinan yang dapat terjadi. a. Perhitungan durasi estimasi optimistik (a) Waktu optimistik (a) adalah ketika seluruh kegiatan berjalan dengan baik tanpa adanya hambatan atau kendala dan penundaan. Hanya ada probabilitas yang sangat kecil yaitu banding 00 untuk dapat terealisasinya estimasi optimistik (waktu yang paling cepat). Berikut hasil dari perhitungan jaringan kerja pada gambar.3 : Gambar.3 Diagram Jaringan Kerja Optimistik Dilihat gambar.3 Diagram Jaringan kerja estimasi optimistik dapat diuraikan perhitungan manual jalur kritis yang disajikan pada tabel 3.5 Tabel 3.3. Hasil Perhitungan Menggunakan Metode Float pada Estimasi Waktu Optimistik.

Kegiatan Aktifitas Durasi Early Early Last Last Slack Freeslack Kegiatan Start Finish Start Finish A 0-0 0 0 0 B - 3 0 0 B -3 3 7 7 0 0 B3 3-5 3 7 0 7 0 0 0 B - 5 7 0 Dummy -3 0 7 7 0 B 3-7 9 8 0 0 Dummy -5 0 9 9 0 0 0 B3 5-7 0 8 0 3 0 Dummy 3 7-8 0 0 0 8 0 C 5-8 0 0 0 0 0 0 0 C 8-9 0 0 30 0 30 0 0 Dapat dilihat bahwa lintasan kritis melewati aktifitas yaitu A(Pembersihan Lahan P.8M L.M), B ( tahap ), B( Penutup tahap ), B3(Bahan Aspal untuk Pekerjaan Peleburan tahap ), C( tahap P.8M L.M), dan C(Latasir Manual P.8M L.M) Jika dilakukan perbandingan waktu yang ditempuh oleh Dinas Pekerjaan Umum Kab. Pekalongan, diperoleh hasil durasi waktu yang lebih menguntungkan dengan menggunakan metode PERT-CPM. Waktu yang ditentukan dari pihak Dinas Pekerjaan Umum Kab. Pekalongan adalah 8 hari sedangkan setelah dilakukan perhitungan didapat hasil 30 hari, sehingga akan memberikan keuntungan dari segi waktu yang akan lebih cepat 8 hari, yang berakibat berkurangnya biaya penyelesaian proyek. Berikut perhitungan total biaya pembangunan meliputi anggaran material dan upah tenaga kerja sebagai berikut :. Biaya material proyek yang dikeluarkan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Pekalongan sebesar Rp. 0.3.77,33. Anggaran biaya untuk upah tenaga kerja tiap kegiatan. C C Latasir P.8M L.M 0,00 3.59,03.5.883, Latasir 0,00 5.3,0 5.9.,8 Manual P.8M L.M TOTAL.3.739, Besar biaya yang diperlukan kantor DPU Kabupaten Pekalongan guna pembayaran tenaga kerja sebesar Rp..37.39, Dapat diketahui jumlah keseluruhan biaya yang diperlukan ketika menggunakan estimasi optimistik adalah sebesar.3.739, (upah tenaga kerja) + 0.3.77,33 (biaya material) = 73.7.5,73. Setelah diketahui besar biaya keseluruhan, langkah selanjutnya adalah penambahan PPN(pajak) sebesar 0% dari biaya keseluruhn 7.3.75,. Sehingga biaya total akhir 73.7.5,73 + 7.3.75, = 90.59.0,0 Jumlah biaya yang digunakan kurang lebih hampir sama karena asumsi yang digunakan adalah kendala yang dialami masih dapat ditoleransi, keuntungan yang didapatkan adalah percepatan waktu pekerjaan yang selesai 8 hari lebih awal dari jadwal yang telah ditentukan. b. Perhitungan durasi estimasi realistik Waktu realistik (m) adalah ketika seluruh kegiatan berjalan dengan baik tanpa ada hambatan atau kendala dan dengan penundaan yang masih dapat ditoleransi. Berikut hasil dari perhitungan jaringan kerja pada gambar 3. Tabel 3. Upah Tenaga dengan Estimasi Waktu Optimistik Keguiat an A B B B3 B B B3 Kegiatan Pembersihan Lahan P.8M L.M tahap Penutup tahap Bahan Aspal Untuk Pekerjaan Peleburan tahap tahap Penutup tahap Bahan Aspal untuk Pekrjaan Peleburan tahap Hari Optimistik Pekerja Upah perhari Total upah Optimistik,00 3 83.333 850.000, 3,00.59,0 9.9, 3,00 55.57,.985.75, 3,00.0,5 7.707.79,,00.59,0.0,8,00 55.53,.33.783,3,00.,5 53.85,9 7 Gambar 3. Diagram jaringan kerja estimasi realistik dapat diuraikan perhitungan manual jalur kritis yang disajikan pada tabel 3.7 Tabel 3.7. Hasil Perhitungan Menggunakan Metode Float pada Estimasi Waktu Realistik Aktivitas kegiatan Durasi Early kegiatan Start Early Finish Last Start Last Slack Finish Free slack A 0-0 0 0 0 B - 5 5 0 0 B -3 5 9 5 9 0 0 B3 3-5 9 3 9 3 0 0 B - 3 5 8 9 0 Dummy -3 0 8 8 9 9 0 B 3-3 9 0 3 0 Dummy -5 0 3 0 B3 5-7 3 3 3 0 0 Dummy 3 7-8 0 0 0 C 5-8 3 3 0 3 0 0 0 C 8-9 3 39 39 0 0 Dapat dilihat bahwa lintasan kritis melewati aktifitas yaitu A(Pembersihan Lahan P.8M L.M), B

( tahap ), B( Penutup tahap ), B3(Bahan Aspal untuk Pekerjaan Peleburan tahap ), C( tahap P.8M L.M), dan C(Latasir Manual P.8M L.M) Jika dilakukan perbandingan waktu yng ditempuh oleh Dinas Pekerjaan Umum Kab. Pekalongan, diperoleh hasil durasi waktu yang lebih menguntungkan dengan menggunakan metode PERT-CPM. Waktu yang ditentukan dari pihak Dinas Pekerjaan Umum Kab. Pekalongan adalah 8 hari sedangkan setelah dilakukan perhitungan didapat hasil 39 hari, sehingga akan memberikan keutungan dari segi waktu yang akan lebih cepat 9 hari, yang berakibat berkurangnya biaya penyelesaian proyek. Berikut perhitungan total biaya pembangunan meliputi anggaran material dan upah tenaga kerja sebagai berikut :. Biaya material proyek yang dikeluarkan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Pekalongan sebesar Rp. 0.3.77,33 5. Anggaran biaya untuk upah tenaga kerja tiap kegiatan. Tabel 3.8 Upah Tenaga dengan Estimasi Waktu Realistik Kegiata n A B B B3 B B B3 C C Kegiatan Pembersiha n Lahan P.8M L.M tahap Penutup tahap Bahan Aspal Untuk Pekerjaan Peleburan tahap tahap Penutup tahap Bahan Aspal untuk Pekrjaan Peleburan tahap Latasir P.8M L.M Latasir Manual P.8M L.M Hari Pekerj Optimisti a k upah perhari Total upah Realistik 3 83.333 850.000.59,0.33., 55.57,.0,5.7.5,7.07.705,9 3.59,0 9.9, 3 55.53, 3.,5 3 3.59,0 3 3 5.3, 0.985.75,0 7.707.79,..3.8, 8 7.05.9, TOTAL.5.85, 8 Besar biaya yang diperlukan kantor DPU Kabupaten Pekalongan guna pembayaran tenaga kerja sebesar Rp..5.85, Dapat diketahui jumlah keseluruhan biaya yang diperlukan ketika menggunakan estimasi Realistik adalah sebesar.5.85, (upah tenaga kerja) + 0.3.77,33 (biaya material) = 77.80.0,57. Setelah diketahui besar biaya keseluruhan, langkah selanjutnya adalah penambahan PPN(pajak) sebesar 0% dari biaya keseluruhan 7.78.00,. Sehingga biaya total akhir 77.80.0,57+ 7.78.00,= 95.008.,,83 Jumlah biaya yang digunakan kurang lebih hampir sama karena asumsi yang digunakan adalah kendala yang dialami masih dapat ditoleransi, keuntungan yang didapatkan adalah percepatan waktu pekerjaan yang selesai 9 hari lebih awal dari jadwal yang telah ditentukan. c. Perhitungan durasi estimasi pesimistik (b) Waktu pesimistik (b) adalah ketika seluruh kegiatan berjalan dengan tidak baik dan terjadi adanya hambatan atau kendala lebih dari semestinya. Probabilitas hanya banding 00 untuk dapat terealisasinya estimasi pesimistik dan waktu penyelesaian lebih panjang dari waktu normal. Berikut hasil dari perhitungan jaringan kerja pada gambar 3.5. 0 Gambar 3.5 Diagram jaringan kerja estimasi pesimistik Dilihat pada gambar 3.5 diagram jaringan kerja estimasi pesimistik dapat diuraikan perhitungan manual jalur kritis yang disajikan pada tabel 3.9. Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Menggunakan Metode Float pada Estimasi Waktu Pesimitik kegiata n 0 A 0 7 Aktivita s 7 7 B B Durasi kegiata n D B 0 B Earl y start Earl y finis h 3 8 3 Las t Star t Last Finis h Slac k Free slac k A 0-7 0 7 0 7 0 0 B - 7 3 7 3 0 0 B -3 3 9 3 9 0 0 B3 3-5 9 5 9 5 0 0 B - 3 7 5 9 0 Dumm -3 0 7 7 9 9 0 y B 3-9 3 5 0 Dumm -5 0 3 3 5 5 0 y B3 5-7 5 9 35 39 0 Dumm 7-8 0 9 9 39 39 0 0 y 3 C 5-8 5 39 5 39 0 0 C 8-9 39 53 39 53 0 0 Dapat dilihat bahwa lintasan kritis melewati enam aktifitas yaitu A(Pembersihan Lahan P.8M L.M), B 3 D B 5 0 C B D 0 C 7 9 3 5 5

( tahap ), B( Penutup tahap ), B3(Bahan Aspal untuk Pekerjaan Peleburan tahap ), C( tahap P.8M L.M), dan C(Latasir Manual P.8M L.M) Jika dilakukan perbandingan waktu yng ditempuh oleh Dinas Pekerjaan Umum Kab. Pekalongan, diperoleh hasil durasi waktu yang lebih menguntungkan dengan menggunakan metode PERT-CPM. Waktu yang ditentukan dari pihak Dinas Pekerjaan Umum Kab. Pekalongan adalah 8 hari sedangkan setelah dilakukan perhitungan didapat hasil 53 hari, sehingga akan memberikan keutungan dari segi waktu yang akan lebih lambat 5 hari, yang berakibat berkurangnya biaya penyelesaian proyek. Berikut perhitungan total biaya pembangunan meliputi anggaran material dan upah tenaga kerja sebagai berikut :. Biaya material proyek yang dikeluarkan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Pekalongan sebesar Rp. 0.3.77,33. Anggaran biaya untuk upah tenaga kerja tiap kegiatan. P.8M L.M TOTAL 5.30.8, 9 Besar biaya yang diperlukan kantor DPU Kabupaten Pekalongan guna pembayaran tenaga kerja sebesar Rp. 5.30.8,9 Dapat diketahui jumlah keseluruhan biaya yang diperlukan ketika menggunakan estimasi Pesimistik adalah sebesar 5308,9 (upah tenaga kerja) + 0.3.77,33 (biaya material) = 85.933.899,9. Setelah diketahui besar biaya keseluruhan, langkah selanjutnya adalah penambahan PPN(pajak) sebesar 0% dari biaya keseluruhan 85.933.899,9 Sehingga biaya total akhir 85.933.899,9. +7.78.00,= 0.57.89, Dari hasil diatas dapat dibandingkan dengan biaya normal dan terlihat dari selisih antara biaya normal dengan setelah perhitungan menggunakan estimasi Pesimistik sangatlah merugikan, yaitu sebesar Rp. 9.58.8,39. Tabel3.0 Upah Tenaga dengan Estimasi Waktu Pesimistik Kegiata n ka B B B3 B B B3 C C Kegiatan Pembersih an Lahan P.8M L.M tahap Penutup tahap Bahan Aspal Untuk Pekerjaan Peleburan tahap tahap Penutup tahap Bahan Aspal untuk Pekrjaan Peleburan tahap Latasir P.8M L.M Latasir Manual Hari Optimisti k Pekerj a upah perhari Total upah Pesimisti 7 3 83.333 5.950.00, 5.59,0 5.5. 5 55.57, 5.0,5 3.309..58,.8.3, 5.59,0.5.5 5 55.53, 5.,5 3.59,0 3 5.3, 0 3.309.58,.8.3,.7.37,0 7.587.57,9 9 Perhitungan probabilitas durasi penyelesaian proyek Menghitung peluang selesainya proyek dalam kurun waktu dengan menggunakan rumus tertentu te (kurun waktu yang diharapkan) : a + m + b te = Keterangan : a = estimasi waktu optimistik m = estimasi waktu realistik b = estimasi waktu pesimistik Berikut contoh penghitungan : Penghitungan pada kegiatan pembersihan lahan P.8M L.M (data estimasi berasal dari data asli) te = + () + 7 te = te = Langkah selanjutnya berlaku sama pada kegiatan lainnya hingga di dapat nilai te pada tiap kegiatan. Hasil dari perhitungan kurun waktu yang diharapkan disajikan pada tabel 3. sebagai berikut: Tabel 3. Nilai Waktu yang diharapkan (te) Kegiatan te(hari) Pembersihan Lahan P.8M L.M tahap,7 Penutup tahap,7 Bahan Aspal Untuk Pekerjaan Peleburan,7 tahap tahap 3 Penutup tahap 3

Bahan Aspal untuk Pekrjaan Peleburan 3 tahap Latasir P.8M L.M,7 Latasir Manual P.8M L.M,7 Setelah pengolahan didapat durasi 39,85 hari dengan lintasan kritis melewati enam aktifitas yaitu A(Pembersihan Lahan P.8M L.M), B ( tahap ), B( Penutup tahap ), B3(Bahan Aspal untuk Pekerjaan Peleburan tahap ), C( tahap P.8M L.M), dan C(Latasir Manual P.8M L.M), durasi waktu diatas adalah kurun waktu yang diharapkan penyelesaian pembangunan proyek pemeliharaan jalan, langkah berikutnya adalah menentukan nilai starndar deviasi (s) kegiatan kritis dan varian (V(te)) kegiatan kritis pada proyek secara keseluruhan. Perhitungan dilakukan pada kegiatan-kegiatan jalur kritis saja, berikut adalah rumus setandar deviasi dan varians. Rumus standar deviasi : S = (b a) berikut adalah contoh penghitungannya pada kegiatan pembersihan lahan P.8M L.M : (7 ) S = Varians kegiatan : S = = (b a) V(te) = S = ( ) berikut adalah contoh penghitungannya pada kegiatan pembersihan lahan P.8M L.M : (7 ) V(te) = S = ( ) V(te) = S = ( ) V(te) = S = Hasil penghitungan standar deviasi dan varians pada tiap kegiatan kritis disajikan pada tabel 3. sebagai berikut : Tabel 3. Kegiatan Pembersihan lahan P 8M P M perekat burda tahap penutup Durasi Waktu Jalur Kritis dan Penghitungan Standar Deviasi dan Varian kegiatan A Optimistik B Pesimistik Standar deviasi Varian A 7 B 3 0,5 0,5 B 3 0,5 0,5 0 burda tahap Bahan aspal B3 3 0,5 0,5 untuk pekerjaan peleburan tahap an C 0 0,7 0,5 perekat latasir P 8M L M Latasir C 0 0,7 0,5 manual P 8M L M Jumlah 3,8,5 Diketahui nilai standar deviasi sebesar 3,8 dan varian kegiatan sebesar,5, langkah selanjutnya adalah mengetahui peluang durasi waktu dapat terealisasi dengan rumus z : T(d) te z = S T(d) adalah durasi target yang didapat dari perhitungan optimistik ataupun realistik. Sedangkan notasi z adalah probabilitas dari perhitungan yang didapat dari tabel distribusi normal kumulatif. Dari rumus inilah dapat diketahui tingkat keberhasilan atau selesai tepat waktunya suatu proyek. Peluang keberhasilan estimasi waktu yang diharapkan : 30 39,85 z = 3,8 z = 9,85 3,8 z =,55 Dilihat pada tabel distribusi normal kumulatif, nilai z sebesar -,55 mendapat hasil 0,005, berarti probabilitas proyek pemeliharaan jalan dapat selesai dengan durasi waktu 30 hari sebesar 0,5%, untuk penghitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 3.3 sebagai berikut: Tabel 3.3 No Hari Z Hasil Penghitungan Peluang Durasi Waktu Pembangunan dapat Terealisasi Distribusi normal kumulatif Probabilitas proyek terealisasi 30 -,55 0,005 0,5 3 -,309 0,009 0,9 3 3 -,07 0,007,07 33 -,78385 0,375 3,75 5 3 -,53 0,03,3 35 -,30 0,038 0,38 7 3 -,00 0,587 5,87 8 37-0,79 0,9,9 9 38-0,877 0,35 3,5 0 39-0,35 0,9,9 0 0,0390 0,5 5, 0,9979 0,, 3 0,55989 0,7088 70,88 3 0,8033 0,7939 79,39 5,08079 0,8599 85,99 5,3 0,9099 90,99 7,053 0,95 9,5 8 7,8979 0,975 97,5

No Hari Z Distribusi normal kumulatif Probabilitas proyek terealisasi 9 8,39 0,98 98, 0 9,3883 0,993 99,3 50,39 0,9959 99,59 5,903 0,998 99,8 3 5 3,03 0,999 99,9 53 3,79 0,9997 99,97 Tingkat keberhasilan tiap pertambahan hari sangat berbeda, dari durasi percepatan pemeliharaan jalan 30 hari hingga pada perpanjangan durasi 53 hari. Sedangkan pada durasi normal yaitu 8 hari tingkat keberhasilan proyek sebesar 98,% sehingga apabila proyek pemeliharaan jalan dilakukan menggunakan waktu 8 hari menurut perhitungan statistik menggunakan metode PERT-CPM didasarkan pada tiga estimasi waktu (Optimistik, Realistik, dan Pesimistik) akan selesai hampir 00% pekerjaan keseluruhan. Tabel 3.. Hasil Perbandingan Tiga Estimasi Waktu Estimasi Waktu Durasi Biaya (Rp) Selisih Biaya (Rp) Probabilitas Optimisti 30 90.59.0,0.3.797,0 0,5 Realistik 39 95.008.,83 -,83,9 Pesimistik 53 0.57.89, -9.58.8,39 98, Besar waktu normal proyek pemeliharaan jalan dibulaksari-mrican Kabupaten Pekalongan 8 hari dengan biaya sebesar Rp. 95.008.000. dengan probabilitas 98, % Dari hasil diatas dapat dibandingkan dengan waktu dan biaya normal, terlihat bahwa selisih antara waktu dan biaya normal dengan menggunakan estimasi Optimistik lebih cepat 8 hari dan biaya sebesar Rp..3.797,. Lebih menguntungkan dibandingkan biaya normal dengan probabilitas 0,5%. Sedangkan hasil perbandingan dari waktu dan biaya normal dengan estimasi Realistik lebih cepat 9 hari dengan biaya yang merugikan sebesar Rp.,83. Probabilitasnya sebesar,9 Pada perbandingan biaya normal dengan waktu dan biaya estimasi Pesimistik lebih lambat 5 hari dengan biaya yang sangat merugikan sebesar Rp. 9.58.8,39. Dengan probabilitas 99,97 % Dari hasil perbandingan diatas bahwa estimasi optimistik lebih cepat 8 hari dibandingkan waktu normal proyek dan dengan biaya yang lebih sedikit, tetapi hasil probabilitasnya masih kecil sehingga tidak bisa digunakan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis optimalisasi penjadwalan dan biaya studi kasus pemeliharaan jalan di Bulaksari-Mrican Kabupaten Pekalongan dengan metode PERT/CPM dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :. Langkah awal dengan membuat diagram jaringan tiap kegiatan yang didapat dari data. Kemudian ditentukan jalur edar yang dapat menjadi calon jalur kritis dan didapat 9 jalur edar, selanjutnya menghitung waktu dari tiap jalur edar untuk mengetahui jalur edar mana yang (%) menjadi jalur kritis dan terpilih jalur edar pertama dengan durasi pengerjaan proyek selama 8 hari kalender. Berarti terjadi percepatan hari dibanding dengan durasi normal proyek yaitu 0 hari dengan biaya yang sama. Selain dengan diagram jaringan, penentuan jalur kritis juga dilakukan dengan penghitungan menggunakan metode Float dan didapatkan hasil percepatan durasi yang sama yaitu 8 hari.. Perhitungan dengan tiga estimasi dilakukan guna membandingkan beberapa estimasi waktu untuk melihat perbedaan hasil akhir yang akan didapat dari berbagai keadaan yang berbeda pula. Pada estimasi optimistik (a), didapat durasi waktu yaitu 30 hari dengan biaya yang dibutuhkan sebesar Rp90.59.0,0.Pada estimasi realistik (m), durasi waktu yaitu 39 hari dengan biaya Rp. 95.008.,83.Pada estimasi pesimistik (b), durasi waktu yang dibutuhkan 53 hari dengan biaya sebesar Rp. 0.57.89,. Dari ketiga hasil di atas dihitung probabilitas keberhasilan selesainya pembangunan proyek dengan bantuan tabel normal kumulatif dari tiap estimasi Tingkat keberhasilan tiap pertambahan hari sangat berbeda, dari durasi percepatan pemeliharaan jalan 30 hari hingga pada perpanjangan durasi 53 hari. Sedangkan pada durasi normal yaitu 8 hari tingkat keberhasilan proyek sebesar 98,% sehingga apa bila proyek pemeliharaan jalan dilakukan menggunakan waktu 8 hari menurut perhitungan statistic menggunakan metode PERT-CPM didasarkan pada tiga estimasi waktu (Optimistik, Realistik, dan Pesimistik) akan selesai hampir 00% pekerjaan keseluruhan. Terdapat dua hasil dengan ketentuan menurut estimasinya dan menurut probabilitasnya. Hasil terbaik menurut estimasinya adalah estimasi Optimistik karena memerlukan waktu yang lebih efisien dan biaya yang lebih rendah dari biaya normal, sedangkan menurut probabilitasnya hasil terbaik yaitu penyelesaian proyek pada durasi waktu 0 hari karena memiliki probabilitas keberhasilan yang besar dengan biaya yang sesuai pula. DAFTAR PUSTAKA Badruddin, S. 009. Teori dan Indikator Pembangunan. Diakses dari https://profsyamsiah.wordpress.com /009/03/9/pengertian-pembangunan/ pada 9 Desember 05. Dannyanti. E, Optimalisasi Pelaksanaan Proyek dengan Metode PERT dan CPM (Studi Kasus Twin Tower Building Pasca Sarjana Undip), http://eprintundip.ac.id/ 3//OPTIMALISASI_PELAKSANAAN_PROYEK_ DENGAN_METODE_PERT-CPM.pdf, Diakses April 0. Handoko. T. H, 999, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Pertama, Yogyakarta : BPFE. Heizer et al., 005.Operations Management : manajemen operasi. Jakarta : Salemba Empat. Rangga, B.J.R. 03. Makalah Pembangunan Fisik dan Nonfisik. Diunduh dari https://bhianrangga.files. wordpress.com/03//makalah-pembangunanfisik dan-

nonfisik_bhian-rangga-jr_k500.pdf pada April 0. Sarjono, H. 00. Aplikasi Riset Operasi. Jakarta : Salemba Empat. Siswanto. 007. Operations Research Jilid. Jakarta : Erlangga. Siswojo. 985. Pokok-pokok Proyek Manajemen Pert & Cpm Sistem Engineering. Jakarta : Erlangga. Soeharto, I. 999. Manajemen Proyek (Edisi Kedua). Jakarta : Erlangga. Syaiful R et al., 008. Kamus Istilah Bidang Pekerjaan Umum. Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia.