Publikasi Online Mahasiswa Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Volume 1 No. 2 (2018)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM A 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Diagram alir penelitian selama proses penelitian dapat diperlihatkan pada Gambar 3.1 dibawah ini : Mulai

Dosen Pembimbing : Sutarsis, S.T, M.Sc.Eng

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05%

BAB IV PROSES PERLAKUAN PANAS PADA ALUMINIUM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. oksidasi yang dilakukan dengan metode OM ( Optic Microscope) dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2013 sampai dengan selesai.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH VARIASI WAKTU ANODIZING TERHADAP STRUKTUR PERMUKAAN, KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN KEKERASAN ALUMINIUM 1XXX. Sulaksono Cahyo Prabowo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA PERLAKUAN ARTIFICIAL AGING TERHADAP KERATAAN PERMUKAAN PADA MATERIAL KOMPOSIT Al-ABU DASAR BATUBARA

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal ISSN , e-issn

Karakterisasi Material Sprocket

BAB 3 Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN

Gambar 3.1 Diagram alur Penelitian

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian oksidasi baja AISI 4130 pada

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. dan RX-KING ditujukan pada diagram dibawah ini yaitu diagram alir penelitian. Rumah Kopling F1-ZR. Rumah Kopling RX-KING.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya. pembangunan di bidang industri ini adalah untuk mengurangi

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan metode eksperimen murni.

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing benda uji, pada pengelasan las listrik dengan variasi arus 80, 90,

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

III. METODE PENELITIAN. waktu pada bulan September 2015 hingga bulan November Adapun material yang digunakan pada penelitian ini adalah:

PENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2015 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN dan dilaksanakan di Laboratorium Fisika Material Departemen Fisika

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Juli 2015 dan tempat penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam yang banyak digunakan dalam komponen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gambar 3.1 Blok Diagram Metodologi Penelitian

BAB III PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR. Penelitian

STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimental nyata (true experimental research). Dalam hal ini

BAB III METODELOGI PENELITIAN Alur Penelitian Secara garis besar metode penelitian dapat digambarkan pada diagram alir dibawah ini : Mulai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Agustus sampai bulan Oktober 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pemilihan panjang serat rami di Laboratorium Material Teknik Jurusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pressure die casting type cold chamber yang berfungsi sebagai sepatu pendorong cairan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2014 sampai Juni 2015di

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN ABU SERBUK KAYU TERHADAP KARAKTERISTIK PASIR CETAK DAN CACAT POROSITAS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM 6061 SIDANG TUGAS AKHIR

VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN PADA PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DENGAN MATERIAL SS 304L

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. PROSEDUR PERCOBAAN. XRD dilakukan di Laboratorium Pusat Survey Geologi, Bandung dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2012 di Instalasi Elemen

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

PENGARUH PENAMBAHAN Mg DAN PERLAKUAN PANAS TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK KOMPOSIT MATRIKS ALUMINIUM REMELTING PISTON BERPENGUAT SiO 2

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

III. METODOLOGI. ini dibentuk menjadi spesimen kekerasan, spesimen uji tarik dan struktur mikro.

Bab III Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA ANODA KORBAN ALUMINIUM GALVALUM III TERHADAP LAJU KOROSI PELAT BAJA KARBON ASTM A380 GRADE C

LOGO. STUDI EKSPANSI TERMAL KERAMIK PADAT Al 2(1-x) Mg x Ti 1+x O 5 PRESENTASI TESIS. Djunaidi Dwi Pudji Abdullah NRP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

Publikasi Online Mahasiswa Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Volume 1 No. 2 (2018) EFFECT PARAMETER SQUEEZE CASTING TERHADAP STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT ALUMUNIUM-ABU DASAR BATUBARA SETELAH PERLAKUAN PANAS T6 Moch Sifaul Hadi, Harjo Seputro, ST., MT. Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Jalan Semolowaru No. 45 Surabaya 60118, Tel. 031-5931800, Indonesia email: mochsifaulhadi@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh temperatur tuang dan beban penekan terhadap strukturmikro hasil pengecoran paduan alumunium dengan menggunakan metode squeeze casting. Bahan penelitan adalah komposit, kemudian dilebur dan di tuang kedalam cetakan dengan variasi temperatur tuang 680ºC, 700ºC, 720ºC. Foto strukturmikro dilakukan dengan menggunakan SEM-EDS dan XRD. Hasil penelitian menunjukan bahwa variasi temperatur tuang dan beban penekan proses sesudah perlakuan panas T6 tidak berpengaruh dari jenis unsur pebentukan hanya berpengaruh dari jumlah prosentasi dari unsurnya saja. Kata kunci : alumunium paduan, squeeze casting, temperatur tuang, beban penekanan, struktur mikro. I. PENDAHULUAN Dalam aplikasi bahan teknik mur dan baut merupakan komponen yang banyak digunakan sebagai penyambung atau pengikat antara dua atau lebih komponen yang tidak permanen, sehingga mudah dilepas dari benda yang disambung. Baut dan mur akan menerima gaya pembebanan tertentu maka baut dan mur harus memiliki sifat mekanik yang baik. Karena sifat mekanik dipengaruhi oleh strukturmikro yang terbentuk fasa. strukturmikro bisa direkayasa dengan perlakuan panas. Proses pengecoran dapat memberikan tekanan saat cairan semi padat akan memiliki strukturmikro yang lebih homogen. Bahan yang akan digunakan adalah komposit aluminium paduan-abu dasar batubara dengan menggunakan metode squeeze casting. Parameter yang berpengaruh pada proses squeeze casting diantaranya adalah beban penekan dan temperatur tuang. Dengan semakin tinggi temperatur tuang membuat butiran didalam coran semakin tertata dan jika beban penekanan semakin besar membuat coran semakin lebih homogen dan didalam coran butiran-butiran tertata rapi. Hambatan juga sering dihadapi pada proses perlakuan panas, selain dapat membantu meningkaatkan kekerasan dan ketahanan korosi perlakuan panas T6 juga memberi dampaak yang sangat signifikan bagi spesimen uji. Keterangan diatas maka perlu dilakukan penelitian dengan judul kaji eksperimen pengaruh variasi temperatur tuang dan beban penekan pada metode squeeze casting terhadap strukturmikro sesudah dan sebelum perlakuan panas T6 bahan mur dan baut dari komposit alumunium paduan-abu dasar batubara.

II. METODE PENELITIAN 2.1. Proses Electroless Plating Berikut adalah langkah-langkah proses electroless plating pada abu dasar batu bara : 1. Menimbang massa komposisi bahan seperti : abu dasar batu bara (360gr), aluminium murni ( 4,5gr) dan magnesium ( 9gr ) harus sesuai dengan kapasitas gelas erlenmayer dan pengaduk magnetic stirrer. 2. Melakukan kalsinasi pada abu dasar batubara dengan temperatur 100 o C dengan waktu tahan 3 jam. 3. Menakar larutan HNO3 konsentrasi 65% sebanyak 1080 ml. 4. Proses electroless plating : a. Campurkan abu dasar batu bara, aluminium murni dan HNO3 konsentrasi 65% yang sudah ditimbang/ditakar, kedalam gelas erlenmayer secara berurutan. b. Nyalakan pemanas kompor magnetic. c. Letakkan diatas kompor magnetic dan atur sampai temperatur 100. d. Diaduk sampai merata selama 5 menit dengan menggunakan magnetic stirrer. e. Masukkan magnesium secara perlahan sambil diaduk selama 5 jam sampai larutan agak mengering dengan temperatur 100. 5. Proses oksidasi dengan cara dikeringkan didalam oven pada temperatur 300 selama 3 jam. 2.2. Menimbang Bahan Komposit Pada proses ini dilakukan penimbangan komposisi pada material komposit untuk mendapatkan takaran yang sesuai dengan kebutuhan proses pengecoran. Berikut adalah langkah-langkah proses penimbangan : 2

1. Menyiapkan alat timbangan dan bahan yang akan ditimbang. 2. Mengkalibrasi timbangan agar mendapatkan hasil yang akurat. 3. Menimbang setiap jenis bahan sesuai dengan komposisi yang ditentukan. 4. Membungkus dan memberi label atau tanda pada setiap jenis bahan yang sudah ditimbang agar tidak tertukar. 2.3. Proses Pengecoran dengan Metode Squeeze Casting Langkah-langkah proses pengecoran dengan metode squeeze casting : 1. Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk proses pengecoran. 2. Menyalakan burner untuk proses pemanasan. 3. Masukkan aluminium paduan kedalam kowi peleburan sebanyak 10 kg. 4. Panaskan aluminium paduan kedalam tungku pelebur sampai titik cair 660. 5. Setelah sampai temperatur 660, tambahkan abu dasar batu bara yang sudah di elecroless plating (MgSiO2) dan magnesium kedalam aluminium paduan yang sudah cair secara perlahan dengan komposisi massa bahan yang sudah disiapkan sebelumnya sambil diaduk secara merata. 6. Sebelum cairan dituangakan kedalam cetakan, panaskan cetakan terlebih dahulu agar tidak terjadi porosity pada logam yang akan dituangkan. 7. Setelah temperatur mencapai 660 tuang logam cair kedalam cetakan. 8. Tunggu cairan yang sudah dituang kedalam cetakan hingga semi padat dengan temperatur tuang 660 C 700ºC 720ºC. 9. Kemudian diberi beban penekanan dengan variasi beban 80, 90, 100 kg. 10. Setelah membentuk spesimen yang padat cetakan dilepas dan didinginkan pada suhu kamar. 11. Dilakukan secara bertahap. 2.4. Pembuatan Spesimen Uji Proses permesinan ini dilakukan setelah proses pengecoran dengan metode squeeze casting. Spesimen dikeluarkan dari dalam cetakan setelah mencapi suhu kamar. Berikut langkahlangkah proses permesinan membuat spesimen uji : 1. Memepersiakan alat dan bahan yang akan digunakan untuk proses permesinan. 2. Menentukan dimensi spesimen uji yang akan dibuat 3. Memotong hasil coran sesuai dengan dimensi yang telah ditentukan (27 spesimen uji) 2.5. Proses Perlakuan Panas T6 Langkah pertama sebelum proses perlakuan panas T6 yaitu spesimen harus diberikan kode sesuai dengan variasi saat pengecoran yaitu temperatur tuang dan beban penekanan. Berikut langkahlangkah perlauan panas T6 : 1. Panaskan (solution treatment) spesimen uji Al paduan-abu dasar batu bara pada temperatur 450 0 C ditahan selama 30 detik. 2. Didinginkan cepat (quenching) dengan media pendingin air selama 10 detik. 3

3. Setelah itu dipanaskan kembali (aging) sampai temperatur 100 0 C selama 1 jam. 4. Kemudian didinginkan secara normal sampai temperatur ruangan/kamar 2.6. Proses Uji Strukturmikro dengan SEM. Pengujian struktur mikro dilakuan dua kali yaitu sebelum dan sesudah perlakuan panas T6 yang bertujuan untuk mengetahui Uji struktur mikro Pengamatan struktur mikro dilakukan agar diperoleh gambaran dan grafik dari tiap-tiap proses perlakuan panas, sehingga dapat dianalisa perubahan yang terjadi pada tiap proses perlakuan panas. Tahapan sebelum uji struktur mikro SEM- EDS adalah : 1. Persiapan spesimen material yang telah jadi dipotong menggunakan gergaji tangan. pada saat pemotongan memakai gergaji, material diberi cairan pendingin (air). Hal tersebut dilakukan agar material yang di potong tidak mengalami atau berubah sifat maupun strukturnya. Sedangkan dimensi dari specimen uji menurut ukuran standart uji. 2. Polishing cara pengosokan spesimen uji dilakukan sedemikian rupa, sehingga permukaan halus. Sehingga mempermudah perolehan hasil yang dinginkan. Spesimen uji tersebut dipoles atau digosok dengan amplas nomor. 200, 400, 600, dan paling halus 1000. langkah selanjutnya adalah penggosokan dilakukan dengan menekan spesimen uji pada piringan polisher yang dilapisi kain pengosok yang ditaburi bubuk gamma alumina dengan kehalusan 0,05 mikron 3. Etching proses mengetsa adalah meneteskan larutan kimia dengan meneteskan cairan etsa yang digunakan untuk Al seri 2xxx menggunakan larutan HF Acid 40% pada permukaan spesimen, selama 10 detik. Lalu dibilas dengan air mengalir, hal ini tujuannya untuk memperjelas gambar struktur mikro pada mikroskop. 4. Pengambilan foto struktur mikro Pengambilan foto spesimen yang telah dietsa selanjutnya diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran yang sesuai. 5. Selanjutnya dilakukan pengamatan struktur mikro dengan menggunakan Scaning Elektron Microscope, Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy di Universitas Institut Teknologi Sepuluh Nopember 6. Kemudian setiap permukaan di scan permukaan yang di etsa, diatur dimana lokasi yang diinginkan dan berapa pembesaran yang diinginkan kemudian di ambil gambar mikronya. 7. Kemudian di simpan di computer filenya. 8. Selesai 2.7. Proses Uji Strukturmikro dengan XRD. Pengujian struktur mikro dalam penelitian ini dilakukan menggunakan pengujian strutur mikro XRD. Berikut adalah langkah-langkah pengujiann struktur mikro XRD yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Bahan yang akan dianalisa (sample) Ukuran harus tepat dan jenis bahan harus yang bisa di ukur dengan XRD. 2. Nyalakan komputer dan monitor untuk control XRD (nyalakan mesin XRD). Periksa apakah knops dan KV control XRD yang berada pada XRD. 4

a. Pilih New kemudian individual analisa dan biarkan proses inisialisasi berjalan. Jika proses inisialisasi gagal maka klik cancel dan ulangi lagi. b. Jika proses inisialisasi berhasil proses analisa bisa dilakukan. 3. Sesuaikan parameter pada XRD sesuai dengan yang diinginkan. 4. Tunggu sampai proses analisa (scan) selesai. Setelah proses analisa selesai maka akan didapatkan data berupa grafis dengan puncak-puncaknya. Dari grafis itu fokuskan analisa pada puncak yang paling dominan.. Jadi dari tabel di atas dapat dilihat variasi beban penekan dan temperatur tuang ini tidak berpengaruh dari jenis unsur pebentukan hanya berpengaruh dari jumlah prosentasi dari unsurnya saja. 3.2. Hasil Pengujian Strukturmikro XRD. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Pengujian SEM-EDS (a) (a) (b) (b) (c) Gambar 1. Hasil pengujian strukturmikro SEM EDS dengan temperatur tuang 680 C dengan beban penekanan 80 Kg. (a) pembesaran 1000x (b) hasil uji analisa unsur dengan pembesaran 1000x (c) grafik pengujian eds Dari gambar 1 di atas menunjukkan perbandingan presentasi unsur yang terbentuk dari hasil pengujian struktur mikro SEM-EDS semua spesimen sesudah perlakuan panas T6: (c) 5

Gambar 2. (a) hasil uji XRD dengan temperatur 680ºC dengan beban 80 Kg (b) hasil uji XRD dengan temperatur 700ºC dengan beban 80 Kg (c) hasil uji XRD dengan temperatur 720ºC dengan beban 80 Kg. Dari hasil gambar diatas dapat dilihat dari variasi beban penekanan 100 Kg dan temperatur tuang 680 C 700 C 720 C setelah proses perlakuan panas T6 dengan ini senyawa yang terbentuk yaitu AlTi. diharap mampu mengembangkan lebih lanjut atau merekayasa dengan inovasi baru menggunakan material lain. 2. Lebih baik pengujiannya ditambahkan sifat mekanik, agar bisa berkompeten. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil uji strukturmikro yang di dapat pada pengujian, maka dalam penelitian ini dapat diketahui variasi beban penekan dan temperatur tuang pada masingmasing spesimen sesuai kodefikasi adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut : 1. Pengaruh variasi beban penekan ini tidak berpengaruh dari jenis unsur pebentukan hanya berpengaruh dari jumlah prosentasi dari unsurnya saja. Maka beban besar maupun kecil tidak berpengaruh dari jenis unsur pembentukan tetapi berpengaruh pada jumlah prosentasi unsurnya saja. 2. Pengaruh variasi temperatur tuang ini tidak berpengaruh dari jenis unsur pebentukan hanya berpengaruh dari jumlah prosentasi dari unsurnya saja. Maka temperatur tinggi maupun kecil tidak berpengaruh dari jenis unsur pembentukan tetapi berpengaruh pada jumlah prosentasi unsurnya saja. 3. Dari variasi beban penekanan 100Kg dan temperatur tuang 680ºC 700ºC 720ºC sesudah proses T6 senyawa yang terbentuk yaitu (AL dan Ti). SARAN 1. Material yang saya gunakan adalah komposit alumunium paduan, peneliti selanjutnya 6