Kata kunci : spesiasi, bioavailabilitas, Pb, Cu, air, sedimen

dokumen-dokumen yang mirip
SPESIASI DAN BIOAVAILABILITS LOGAM BERAT Pb DAN Cu PADA SEDIMEN LAUT DI KAWASAN PANTAI CELUKAN BAWANG KABUPATEN BULELENG-BALI

KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cu DALAM BUAH STROBERI SERTA SPESIASI DAN BIOAVAILABILITASNYA DALAM TANAH TEMPAT TUMBUH STROBERI DI DAERAH BEDUGUL SKRIPSI

BIOAVAILABILITAS DAN SPESIASI LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA TANAH PERTANIAN BASAH DAN KERING DI DAERAH DENPASAR SKRIPSI

FRAKSINASI DAN BIOAVAILABILITAS LOGAM Pb DAN Cr DALAM SEDIMEN DI PELABUHAN BENOA. Ni Luh Eka Lusiana Dewi, Emmy Sahara, dan A. A. I. A. M.

Tri Rahayu, I Made Siaka, dan Ida Ayu Gede Widihati. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Bali

DISTRIBUSI LOGAM BERAT Pb DAN Cu PADA AIR LAUT, SEDIMEN, DAN RUMPUT LAUT DI PERAIRAN PANTAI PANDAWA

SPESIASI DAN BIOAVAILABILITAS LOGAM Pb DALAM SEDIMEN DI KAWASAN PESISIR SANUR

BIOAVAILABILITAS DAN SPESIASI LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA TANAH PERTANIAN BASAH DAN KERING DI DAERAH DENPASAR

Yulius Leo Adeputra, Emmy Sahara, dan A. A. I. A. M. Laksmiwati

FRAKSINASI DAN BIOAVAILABILITAS LOGAM BERAT Fe DAN Mn PADA SEDIMEN DI PELABUHAN BENOA. Emmy Sahara, Ida Ayu Gede Widihati, dan I Gede Darma Putra

TOTAL LOGAM Pb DAN Cr DALAM TANAH PERTANIAN DAN AIR DANAU BERATAN SERTA BIOAVAILABILITASNYA DALAM TANAH PERTANIAN DI DAERAH BEDUGU

SPESIASI DAN BIOAVAILABILITAS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN TEMBAGA (Cu) DALAM SEDIMEN SUNGAI TUKAD BADUNG

PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN

Analisis Logam Berat Timbal pada Sedimen Dasar Perairan Muara Sungai Sayung, Kabupaten Demak

KANDUNGAN LOGAM Cu DAN Zn DALAM TANAH DAN PUPUK SERTA BIOAVAILABILITASNYA DALAM TANAH PERTANIAN DI DAERAH BEDUGUL

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal

KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cu DALAM BUAH STROBERI SERTA SPESIASI DAN BIOAVAILABILITASNYA DALAM TANAH TEMPAT TUMBUH STROBERI DI DAERAH BEDUGUL

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DAN MERKURI (Hg) PADA AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN MUARA SUNGAI BANYUASIN

SPESIASI DAN BIOAVAILABILITAS LOGAM Cu DAN Zn DALAM PERAIRAN DAN SEDIMEN MUARA SUNGAI BADUNG PADA JALUR TAMAN HUTAN RAYA NGURAH RAI DENPASAR BALI

KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Hg DALAM SEDIMEN DI MUARA SUNGAI MATIKABUPATEN BADUNG BALI

KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA AIR, SEDIMEN, DAN KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PANTAI BELAWAN, PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan

ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) Gracilaria sp. DI TAMBAK DESA KUPANG SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, hewan maupun tumbuhan. Pencemaran terhadap lingkungan

KANDUNGAN LOGAM BERAT AIR LAUT, SEDIMEN DAN DAGING KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PERAIRAN MENTOK DAN TANJUNG JABUNG TIMUR

GEOKIMIA Pb, Cr, Cu DALAM SEDIMEN DAN KETERSEDIAANNYA PADA BIOTA BENTIK DI PERAIRAN DELTA BERAU, KALIMANTAN TIMUR

Mahasiswa Program Studi S1 Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau pelapisan dan seterusnya yang dipengaruhi oleh pelapukan dan cuaca

PENGARUH LIMBAH INDUSTRI Pb DAN Cu TERHADAP KESETIMBANGAN SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN LAUT KOTA DUMAI

DISTRIBUSI Pb DAN Cu PADA BERBAGAI UKURAN PARTIKEL SEDIMEN DI PELABUHAN BENOA. E. Sahara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan

DISTRIBUSI KUANTITATIF LOGAM BERAT Cd DALAM AIR, SEDIMEN DAN IKAN MERAH (Lutjanus erythropterus) DI SEKITAR PERAIRAN PELABUHAN PAREPARE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Fraksinasi Logam Berat Pb, Cd, Cu dan Zn dalam Sedimen dan

ANALISIS STATUS PENCEMARAN LOGAM BERAT Pb, Cd DAN Cu DI PERAIRAN TELUK KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR LUTHER KADANG

Bab V Hasil dan Pembahasan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KANDUNGAN LOGAM BERAT TEMBAGA (Cu) PADA SIPUT MERAH (Cerithidea sp) DI PERAIRAN LAUT DUMAI PROVINSI RIAU

I. PENDAHULUAN. Pesisir pantai kota Bandar Lampung merupakan salah satu lokasi yang telah

STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN TEMBAGA (Cu) DI PERAIRAN DANAU TOBA, PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran logam berat yang berlebihan di lingkungan akibat dari

KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA LAMUN Cymodocea serrulata DI DAERAH PENAMBANGAN TIMAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

Kata Kunci: bioavailabilitas, logam berat, mobilitas, sayuran, spesiasi, tingkat aman konsumsi

Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia

PENENTUAN KANDUNGAN TIMBAL, TEMBAGA DALAM AIR-SEDIMEN PADA SALAH SATU LUBANG TAMBANG INTAN DI KELURAHAN SUNGAI TIUNG KOTA BANJARBARU

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. masalah yang sangat krusial bagi negara maju dan sedang berkembang. Terjadinya

SUSU BUBUK FORMULA DENGAN METODE DESTRUKSI KERING DAN BASAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

PADATAN TERLARUT (TDS), DAN TOTAL PADATAN TERSUSPENSI (TSS) DI DALAM AIR SUMUR BOR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI MEDAN

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 2. No. 4, Desember 2011: ISSN :

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.2 Oktober 2009 ISSN :

ANALISIS ION LOGAM Cu DAN Zn DALAM CONTOH SEDIMEN, AKAR, KULIT BATANG DAN DAUN TANAMAN MANGROVE Avicenia marina DENGAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

BIOAKUMULASI LOGAM BERAT DALAM MANGROVE Rhizophora mucronata dan Avicennia marina DI MUARA ANGKE JAKARTA

KAJIAN KUALITAS AIR PERMUKAAN DI SEKITAR KAWASAN MUARO KOTA PADANG MENGGUNAKAN PARAMETER KONDUKTIVITAS DAN KANDUNGAN LOGAM BERAT

ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN LELE (Clarias sp.) YANG DIBUDIDAYAKAN DI KOTA PEKALONGAN

STUDI DAN EVALUASI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN KADNIUM (Cd) DI AIR DAN SEDIMEN PADA PERAIRAN SUNGAI KOTA TARAKAN

PENDAHULUAN. laut, walaupun jumlahnya sangat terbatas. Dalam kondisi normal, beberapa macam

BAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang

2. TINJAUAN PUSTAKA. Perairan Teluk Jakarta secara geografis terletak pada 5º56 15 LS-6º55 30

BAB I PENDAHULUAN. 2004). Menurut Palar (1994) pencemaran adalah suatu kondisi yang telah

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

PENENTUAN KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb, Cu, Zn DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK LIMBAH CAIR INDUSTRI PABRIK KARET PEKANBARU

PENETAPAN KADAR DAN SEBARAN TINGKAT PENCEMARAN LOGAM BERAT DALAM TANAH DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI CIKARANG, KABUPATEN BEKASI, JAWA BARAT.

I. PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air. Salah satu faktor terpenting

pada akhirnya dapat mengganggu keseimbangan biogeokimia perairan laut terutama di areal sepanjang pantai. Bahkan sejalan dengan berbagai pemanfaatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI PERBANDINGAN KANDUNGAN ION LOGAM TIMAH

TEKNIK VOLTAMETRI PELUCUTAN ANODIK UNTUK PENENTUAN KADAR LOGAM Pb, Cd, DAN Cu PADA AIR LAUT PELABUHAN BENOA

Keywords : Heavy metals Pb, Heavy metals Cu, Water, Sediment, Belumai River

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 4, Oktober 2014 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peralihan antara daratan dan lautan yang keberadaannya dipengaruhi oleh

DAFTAR ISI... LEMBAR PENGESAHAN... RINGKASAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

KAJIAN POLA SEBARAN PADATAN TERSUSPENSI DAN UNSUR LOGAM BERAT DI TELUK UJUNG BATU, JEPARA

Dasar Analisis Kualitas Lingkungan (Kualitatif dan Kuantitatif) organik dan anorganik

ANALISIS PENCEMARAN LOGAM TIMBAL, KADMIUM, DAN MERKURI DALAM CUMI-CUMI

identifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data

PROFIL PENCEMARAN AIR SUNGAI SIAK KOTA PEKANBARU DARI TINJAUAN FISIS DAN KIMIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal sebagai penghasil buah dan sayuran yang dikonsumsi oleh sebagian

KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cu TOTAL DALAM AIR, IKAN, DAN SEDIMEN DI KAWASAN PANTAI SERANGAN SERTA BIOAVAILABILITASNYA. *

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung adalah ibukota dari Provinsi Lampung yang merupakan

Kata kunci : zink, matriks semen, solidifikasi, TCLP, ekstraksi bertahap, kuat tekan

ECOTROPHIC 4 (2) : ISSN: DISTRIBUSI CEMARAN LOGAM BERAT KROMIUM (Cr) DI SEKITAR INDUSTRI PELAPISAN LOGAM DESA SUSUT, BANGLI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur,

TUGAS AKHIR (SB )

IDENTIFIKASI PENCEMARAN AIR PERMUKAAN SUNGAI BY PASS KOTA PADANG DENGAN METODE SUSEPTIBILITAS MAGNET

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu wilayah yang berada di Pantai Barat Sumatera. Wilayahnya berada 0

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahan pencemar yang berasal dari industri juga dapat meresap ke dalam

ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN LOGAM BERAT CADMIUM (Cd) PADA SEDIMEN AIR LAUT DI WILAYAH PESISIR KOTA MAKASSAR

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RINGKASAN

KORELASI ANTARA KEDALAMAN SEDIMEN DI PELABUHAN BENOA DAN KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb DAN Cu. I M. Siaka.

Journal Of Marine Research. Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman Online di:

BAB II TINAUAN PUSTAKA. berbagai proses vital bagi kehidupan terestial (Husen dkk, 2007). Tanah di lapisan

ANALISIS KADAR LOGAM KOBALT(Co) DAN NIKEL (Ni) DALAM ABU TERBANG HASIL PEMBAKARAN BATUBARA DARI DUA LOKASI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: ISSN :

DISTRIBUSI KUANTITATIF LOGAM BERAT Cu DAN Zn DALAM AIR DAN SEDIMEN DI SEKITAR PERAIRAN PELABUHAN KAYU BANGKOA

Transkripsi:

Abstrak Sifat dan karakteristik logam berat pada organisme maupun pada sistem ekologis tidak dapat diterangkan hanya dengan mengetahui kandungan total logam tersebut dalam perairan dan sedimen melainkan dengan penentuan bentuk geokimia atau spesies logam tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan spesiasi dan bioavailabilitas logam berat Pb dan Cu pada sedimen di kawasan Pantai Celukan Bawang Singaraja, Bali. Analisis logam total, spesiasi dan bioavailabilitas ditentukan dengan menerapkan metode digesti dan ekstraksi bertahap dan kuantifikasi dilakukan dengan menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer). Kandungan logam Pb dan Cu total di kawasan Pantai Celukan Bawang berturut-turut 0,0725-8366 mg/kg dan 0,0038-0,0310 mg/kg dalam air dan 17,2865-39,4533 mg/kg dan 12,9665-56,1346 mg/kg dalam sedimen. Sebaran spesies logam berat tersebut dalam sedimen adalah sebagai berikut: fraksi resistant paling tinggi (29,75-67,10%), diikuti oleh fraksi tereduksi asam (22,45-31,67%), fraksi EFLE (easily, freely, leachable, exchangeable) dengan kisaran dari tidak terdeteksi (ND) hingga 29,33%, dan yang terendah adalalah fraksi teroksidasi organik (ND-14,18%) untuk logam Pb. Fraksi resistant juga paling dominan untuk logam Cu yaitu 80,52-90,22%, tetapi fraksi teroksidasi organik (4,81-17,20%) berada pada urutan ke dua, diikuti oleh fraksi EFLE (0,88-5,83%), dan terrendah fraksi tereduksi asam (ND-1,14%). Bioavailabilitas logam Pb diperoleh sebagai berikut: sebanyak ND-29,33% bersifat serta merta bioavailabel, 33,35-42,78% berpotensi bioavailabel dan 29,75-67,10% nonbioavailabel, sedangkan logam Cu, 0,88-5,83% serta merta bioavailabel, 5,95-16,61% berpotensi bioavailabel, dan 80,52-90,22% non bioavailable. Kata kunci : spesiasi, bioavailabilitas, Pb, Cu, air, sedimen i

Abstract The characteristics of heavy metals in organisms as well as on ecological systems cannot be explained only by knowing the total content of these metals in waters and sediments but by determining the geochemical forms or the metal species. This study aimed to determine the speciation and bioavailability of heavy metals Pb and Cu on sediments in Celukan Bawang Beach area of Singaraja, Bali. Analysis of total metals, speciation and bioavailability were determined by applying a digestion and a sequential extraction method as well as quantification of the metals was performed by the use of AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer). The total metal contents of Pb and Cu in sea water were 0.0725-0,8366 mg/kg and 0.0038-0.0310 mg/kg respectively, while in the sediments were 17.2865-39.4533 mg/kg and 12.9665-56.1346 mg/kg respectively. The species distribution of the metals in the sediment was as follows: the highest was in resistant fraction (29.75-61.10%), followed by fraction of reducible acid (22.45-36.25%), EFLE fraction (easily, freely, leachable, exchangeable) which was in a range from undetectable (ND) to 29.33%, and the lowest being the organic oxidizable fraction (ND-14.18%) for metal Pb. The resistant fraction was also the most dominant for Cu (80.52-90.22%), but the oxidizable fraction (4.81-17.20%) was found in the second level, followed by the EFLE fraction (0.88-5.83%), and the lowest was associated with reducible fraction (ND-1.14%). The metal bioavailability of Pb was obtained as follows: a number of 3.62-29.33% was readily bioavailable, 33.35-42.78% was potentially bioavailable and 29.75-61.10% was nonbioavailable, while Cu metals, 0.88-5.83% was readily bioavailable, 5.95-16.61% was potentially bioavailable, and 80.52-90.22% was non bioavailable Keywords: Speciation, bioavailability, Pb, Cu, water, sediment ii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Tujuan Penelitian... 4 1.4 Manfaat Penelitian... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5 2.1 Pencemaran laut... 5 2.2 Sedimen... 6 2.2.1 Komposisi sedimen... 8 2.3 Logam Berat... 9 2.3.1 Logam timbal (Pb)... 9 2.3.2 Logam tembaga (Cu)... 13 2.4 Spesiasi dan Bioavailabilitas Logam... 15 2.5 Teknik Ekstraksi Berkesinambungan (Sequential Extraction Technique)... 17 2.6 Metode Dekstruksi/Digestion... 19 2.7 Penentuan Logam Berat dengan AAS... 20 2.7.1 Kurva Kalibrasi... 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 22 3.1 Peralatan dan Bahan Penelitian... 22 3.1.1 Bahan Penelitian... 22 3.1.2 Alat Penelitian... 22 3.2 Tempat Penelitian... 22 3.3 Pembuatan Larutan Standar... 22 3.3.1 Pembuatan larutan standar Pb... 22 3.3.2 Pembuatan larutan standar Cu... 23 3.4 Pembuatan Kurva Kalibrasi... 23 3.4.1 Pembuatan kurva kalibrasi larutan Pb... 23 3.4.2 Pembuatan kurva kalibrasi larutan Cu... 23 3.5 Pengambilan Sampel... 23 3.5.1 Lokasi pengambilan sampel... 23 3.5.2 Pengambilan sampel air dan sedimen... 24 3.6 Preparasi Sampel Sedimen... 24 3.7 Digesti Air dan Sedimen... 25 3.7.1 Digesti air laut... 25 3.7.2 Digesti sedimen... 25 3.8 Spesiasi Logam Pb dan Cu Pada Sampel Sedimen... 25 iii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 28 4.1 Konsentrasi Total Logam Pb dan Cu dalam Air Laut... 28 4.2 Konsentrasi Logam Total Pb dan Cu pada Sampel Sedimen... 30 4.3 Spesiasi Logam Pb dan Cu pada Sedimen... 33 4.4 Bioavailabilitas Logam Pb dan Cu... 38 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 41 5.1 Kesimpulan... 41 5.2 Saran... 42 DAFTAR PUSTAKA... 43 LAMPIRAN... 47 iv

DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Klasifikasi Sedimen Berdasarkan Sumbernya... 7 Tabel 2.2 Komposisi Total Ion dalam Sedimen... 8 Tabel 2.3 Berbagai Bentuk Persenyawaan Logam Cu... 13 Tabel 4.1 Konsentrasi Logam Pb dan Cu Total pada Air Laut... 28 Tabel 4.2 Konsentrasi Logam Pb dan Cu Total pada Sedimen... 31 Tabel 4.3 Spesiasi Logam Pb dalam Sedimen... 35 Tabel 4.4 Spesiasi Logam Cu dalam Sedimen... 35 v

DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Denah pengambilan sampel... 24 Gambar 4.1 Distribusi logam Pb dalam air laut... 29 Gambar 4.2 Distribusi logam Cu dalam air laut... 29 Gambar 4.3 Kandungan logam Pb dan Cu Total dalam sedimen... 31 Gambar 4.4 Spesiasi logam Pb dalam sedimen... 37 Gambar 4.5 Spesiasi logam Cu dalam sedimen... 37 Gambar 4.6 Bioavailabilitas logam Pb... 38 Gambar 4.7 Bioavailabilitas logam Cu... 40 vi

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan Larutan... 47 Lampiran 2. Skema Kerja... 48 Lampiran 3. Peta Lokasi Pengambilan Sampel... 52 Lampiran 4. Keadaan Lokasi saat Pengambilan Sampel... 53 Lampiran 5. Pembuatan Kurva Kalibrasi Standar Pb... 55 Lampiran 6. Pembuatan Kurva Kalibrasi Standar Cu... 56 Lampiran 7. Penentuan Konsentrasi Logam Pb Total... 57 Lampiran 8. Penentuan Konsentrasi Logam Cu Total... 59 Lampiran 9. Perhitungan Konsentrasi Logam Pb dalam Ektraksi Bertahap... 60 Lampiran 10. Perhitungan Konsentrasi Logam Cu dalam Ekstraksi Bertahap 67 Lampiran 11. Persen Terekstraksi Logam Pb... 73 Lampiran 12. Persen Terekstraksi Logam Cu... 74 Lampiran 13. Persen Perbandingan Total Fraksi Logam dan Total Logam Hasil Digesti... 75 Lampiran 14. Jumlah Logam Pb Total dalam Air Laut... 75 Lampiran 15. Jumlah Logam Cu Total dalam Air Laut... 76 Lampiran 16. Bioavailabilitas Logam Pb dan Cu... 78 vii

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Aktivitas kehidupan manusia yang sangat tinggi ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan manusia dan tatanan lingkungan hidupnya, salah satunya adalah pencemaran lingkungan. Dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran lingkungan semakin banyak menarik perhatian, seperti halnya pencemaran perairan. Di dalam perairan terdapat sedimen yang merupakan muara pembuangan (sink) dari bahan pencemar yang berasal dari daratan sehingga sedimen dapat digunakan sebagai indikator pencemaran. Salah satu bahan pencemar perairan tersebut adalah logam berat. Logam berat sangat sulit terdegredasi (nondegradable) oleh organisme hidup di lingkungan sehingga logam berat akan terakumulasi dalam lingkungan terutama mengendap di dasar perairan (Djuangsih et al., 1982). Proses akumulasi dapat terjadi pada sedimen melalui mekanisme fisik dan kimia yang meliputi proses penyerapan, pengendapan, dan pertukaran ion. Keberadaan logam dalam sedimen perairan dan interaksinya dengan biota secara langsung terkait dengan sifat fisika kimia dari bentuk-bentuk logam berat tersebut atau sebagai fraksi yang terikat oleh fase atau komponen sedimen. Keterikatan senyawa logam dengan komponen sedimen disebut spesies. Spesiasi suatu senyawa kimia dapat didefenisikan sebagai suatu proses identifikasi dan kuantifikasi berbagai spesies, bentuk dan fase yang terdapat pada suatu media (Davidson et al., 1994 dan Yang et al., 1999). 1 1

Spesiasi unsur memberikan informasi tentang perilaku dan karakter suatu unsur misalnya mobilitas, fungsi, ketersediaan dan toksisitasnya. Perilaku suatu unsur baik pada organisme maupun pada sistem ekologis tidak dapat diterangkan hanya dengan mengetahui jumlah total unsur tersebut dalam sampel yang bersesuaian melainkan juga ditentukan oleh bentuk spesi unsur tersebut. Istilah spesiasi juga menggambarkan pendekatan analisis mulai dari penentuan konsentrasi total suatu unsur dilanjutkan dengan fraksinasi, klasifikasi kelompok, yang bertujuan untuk mengukur senyawa logam tunggal di dalam air dan sedimen (Pascoli, 1999). Spesiasi logam berat dalam media lingkungan (air, tanah, sedimen) akan menentukan bioavailabilitasnya. Bioavailabilitas adalah ketersediaan suatu zat yang dapat diserap oleh organisme hidup dan dapat menyebabkan respon fisiologis atau toksikologi merugikan (Bernhard and Neff, 2001). Logam berat Pb dan Cu dalam perairan merupakan suatu masalah yang perlu mendapatkan perhatian khusus karena logam berat tersebut dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan manusia jika logam tersebut terakumulasi dalam tubuh organisme yang hidup di perairan tersebut. Logam berat dapat terakumulasi lebih besar pada organisme tropik tingkat tinggi dalam rantai makanan (Nyabakken, 1985). Logam-logam yang ada pada sedimen tidak seluruhnya memberi dampak negatif pada biota yang ada di perairan, tetapi akan berbahaya apabila dipengaruhi kondisi aquatik yang bersifat dinamis dan adanya perubahan ph yang menyebabkan logam-logam yang terendapkan dalam sedimen terionisasi ke perairan. Keadaan ini biasa terjadi di kawasan laut atau pantai (Batley, 1987). 2

Kawasan pantai celukan bawang berpotensi mengalami pencemaran logam berat Pb dan Cu karena adanya aktivitas industri maupun pelabuhan. Adanya aktivitas industri dan pelabuhan di kawasan Pantai Celukan Bawang yang menggunakan bahan bakar fosil akan menghasilkan limbah gas yang mengandung logam berat Pb, yang terbawa ke udara kemudian terendapkan ke laut dan selanjutnya dapat menurunkan kualitas lingkungan laut di sekitarnya. Potensi pencemaran logam Cu juga dapat terjadi karena berasal dari aktivitas pencucian kapal dan limbah domestik seperti cairan pembersih lantai. Sampai saat ini belum ada laporan mengenai spesiasi dan bioavailabilitas logam Pb dan Cu dalam sedimen di kawasan Pantai Pelabuhan Celukan Bawang. Berkaitan dengan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai spesiasi dan bioavailabilitas logam Pb dan Cu, sehingga dapat diketahui ketersediaan logam Pb dan Cu sebagai fraksi dan bioavailabilitas terhadap biota di perairan tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kandungan logam Pb dan Cu total dalam air dan sedimen laut di kawasan Pantai Celukan Bawang? 2. Bagaimanakah fraksi logam Pb dan Cu dalam sedimen laut di kawasan Pantai Celukan Bawang? 3. Bagaimanakah bioavailabilitas logam berat Pb dan Cu dalam sedimen laut di kawasan Pantai Celukan Bawang? 3

1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain: 1. Menetukan konsentrasi logam Pb dan Cu total dalam air dan sedimen laut di kawasan Pantai Celukan Bawang. 2. Menentukan konsentrasi berbagai fraksi logam Pb dan Cu dan sedimen laut di kawasan Pantai Celukan Bawang. 3. Menganalisis bioavailabilitas logam berat Pb dan Cu dalam sedimen laut di kawasan Pantai Celukan Bawang. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini antara lain: 1. Dapat memberikan informasi mengenai konsentrasi logam Pb dan Cu total dalam air dan sedimen laut di kawasan Pantai Celukan Bawang. 2. Dapat memberikan informasi mengenai konsentrasi dari berbagai fraksi logam Pb dan Cu dalam sedimen laut di kawasan Pantai Celukan Bawang. 3. Dapat memberikan informasi mengenai bioavailabilitas logam berat Pb dan Cu dalam sedimen laut di kawasan Pantai Celukan Bawang. 4