Membangkitkan Gairah Petani Lahan Kering dan Sawah Tadah Hujan Dengan Dukungan Inovasi Teknologi Pertanian TIM IP BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALI BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2019
Latar Belakang Lahan kering dan sawah tadah hujan alternatif kedua penunjang ketahanan pangan. Peran BPTP/Balitbangtan sangat berkontribusi dalam mewujudkan tujuan tersebut. BPTP/Balitbangtan tidak lagi hanya berfungsi sebagai produsen teknologi sumber/dasar, tetapi juga terlibat aktif dalam memfasilitasi penggandaan, penyaluran dan penerapan teknologi inovatif yang dihasilkannya.
Demikian halnya dengan BPTP Balitbangtan Bali. Keterlibatan dan berinteraksi aktif BPTP Balitbangtan Bali dengan instansi terkait serta masyarakat umum dan petani/kelompok tani khususnya, semakin terasa dan dipercaya. Ajegnya pertanian pada tingkat petani oleh sistem subak di Bali semakin meyakinkan untuk mendukung ketahanan pangan regional maupun nasional, sehingga peran BPTP pada kancah pertanian di Bali semakin meningkat.
Satu sub kegiatan BPTP dalam mengimplementasikan hal tersebut adalah Kegiatan Penerapan Inovasi Teknologi Pertanian Mendukung Indeks Pertanaman. Muara kegiatan ini adalah penyediaan pangan untuk ketahanan pangan dengan teknologi spesifik lokasi yang dirakit BPTP. Faktualnya, mengatasi setiap permasalahan yang ada dan dialami petani/peternak dengan teknologi yang dimiliki Balitbangtan.
Lokasi dan Waktu METODOLOGI Kabupaten Tabanan : Subak Tegalsari (lahan kering) Subak Aseman IV, dan Subak Bantas Bale Agung (tadah hujan). Januari-Desember 2018
Penetapan wilayah di kabupaten Tabanan mengacu pada sentra padi sekaligus lumbung berasnya Provinsi Bali. Selanjutnya penetapan lokasi di subak lokasi binaan didasarkan atas hasil koordinasi pada tingkat kabupaten dan kecamatan (BPP), dengan beberapa kreteria: 1. Faktualnya sawah dan subak sekitarnya tergolong sawah irigasi tadah hujan dan lahan kering. 2. Strategis sebagai lokasi pelaksanaan kegiatan. 3.Didukung penuh oleh anggota subak/poktan dan petugas pertanian setempat (BPP, POPT, PPL). 4. Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung.
Pendekatan (Kerangka Pemikiran) TANAMAN Varietas dan komponen teknologi budidayanya LAHAN Fisik, kimia, biologi tanah PETANI (SDM) Pengetahuan Sikap Keterampilan DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI BALITBANGTAN
PELAKSANAAN Luas Demplot Kajian 5 ha Inovasi teknologi budidaya tanaman sehat melalui pendekatan model PTT Padi Gogo, SI KATAM, dan panen air. Parameter: Prilaku petani > pre dan post test Tanaman > hasil tanaman Lahan > ph, kandungan bahan organik, kandungan N-P-K, tanah dan sifat fisik tanah yang dilakukan pada awal dan akhir kegiatan. Analisis data Deskriptif dan kelayakan usahatani
Temuan Penting dan Pembelajaran Penerapan Inovasi Teknologi Pertanian meningkatkan IP padi dari IP 0 menjadi 200 pada lahan kering serta meningkatkan IP tanaman dari 100 menjadi 300 pada lahan sawah tadah hujan. Rata-rata produksi padi eksisting dan introduksi teknologi inovasi. Tempat/lokasi Produksi padi eksisting (t/ha) Produksi padi introduksi inovasi teknologi IP (t/ha) Peningkatan produksi (%) Lahan Kering 1,50 4,75 216,67 Lahan sawah tadah hujan 5,20 7,19 38,27
Analisa usahatani padi varietas lokal tahun 2018 di lahan kering No Uraian Introduksi Inovasi Eksisting teknologi (Rp) (Rp) 1. Input Sarana Benih padi 510,000 1,020,000 Pupuk kompos 3,900,000 1,500,000 Pupuk Organik Cair 720,000 _ ZA 900,000 _ NPK 2,700,000 _ Pestisida organik 2,200,000 _ 2. Input Tenaga 3,480,000 3,120,000 3. Pengeluaran lainnya 500,000 500,000 4. Penerimaan/Hasil GKP (kg) 47,500,000 15,000,000 Peningkatan (%) Total biaya 14,910,000 6,140,000 Biaya Eksplisit 13.830,000 5,420,000 Keuntungan 33,100,000 8,860,000 267,83 Pendapatan 33,670,000 9,580,000 251,46 B/C 2.19 1.44 R/C 3.19 2.44
Analisa usahatani padi tahun 2018 di lahan sawah tadah hujan No Uraian Introduksi Inovasi Peningkatan Eksisting (Rp) teknologi (Rp) (%) 1 Input Sarana Benih 270,000 270,000 Pupuk kompos 2,600,000 60,000 Pupuk an organic Urea/ZA 500,000 750,000 NPK 1,050,000 1,050,000 Pestisida kimia 1,620,000 1,850,000 2 Input Tenaga 4,075,000 3,775,000 3 Pengeluaran lainnya 300,000 300,000 4 Penerimaan/Hasil GKP (kg) 35,950,000 26,000,000 Total biaya 14,490,000 11,580,000 Biaya Eksplisit 9,450,000 6,930,000 Keuntungan 21,460,000 14,420,000 48,82 Pendapatan 26,410,000 19,070,000 38,49 B/C 1.82 1.65 R/C 2.48 2.25
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan Penerapan Inovasi Teknologi Pertanian meningkatkan IP padi dari IP 0 menjadi 200 pada lahan kering serta meningkatkan IP tanaman dari 100 menjadi 300 pada lahan sawah tadah hujan. Meningkatnya produksi gabah kering panen (GKP) sebesar 216,67 di lahan kering dan 38,27% di lahan sawah tadah hujan. Meningkatnya pendapatan petani di lahan kering dan sawah tadah hujan sebesar 251,46 dan 38,49%.
Rekomendasi : Penanaman padi di lahan kering dilakukan 2 kali setahun. MT 1 (Januari-Pebruari) dan MT II (Juli-Agustus) dengan penggunaan varietas lokal. Pola tanam di lahan sawah tadah hujan, padi-padi-palawija, dengan varietas padi Inpago 8 sebagai varietas anjuran pada MT II Teknologi peningkatan indeks pertanaman padi dilakukan melalui budidaya pendekatan PTT Padi Gogo, SI KATAM dan panen air
TERIMA KASIH Mohon saran dan masukannya