KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURANMENTERI PERHUBUNGANREPUBLIKINDONESIA NOMOR PM 98 TAHUN2013 STANDARPELAYANANMINIMALANGKUTANORANG DENGANKENDARAANBERMOTORUMUM DALAMTRAYEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bentuk objek yang akan dipindahkan Jarak antara suatu tempat dengan tempat lain Maksud objek yang akan dipindahkan tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STANDAR USAHA ANGKUTAN JALAN WISATA. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. I PRODUK A. Mobil Bus Wisata

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) ANGKUTAN PEMADU MODA TRAYEK BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU BANGKINANG

BAB II TINJAUAN OBJEK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Peraturan Menteri Perhubungan tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 98 Tahun 2013 Tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan

KAJIAN KINERJA PELAYANAN BUS AKDP PATAS DAN EKONOMI PADA TRAYEK SURABAYA - MALANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Untuk menjawab tujuan dari penelitian tugas akhir ini. berdasarkan hasil analisis dari data yang diperoleh di lapangan

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM. 47 TAHUN 2014 STANDAR PELAYANAN MINIMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

STANDAR USAHA TAMAN REKREASI. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Tempat dan Ruang

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 40 Tahun 2016 Seri E Nomor 29 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG ANGKUTAN JALAN

Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : SK.523/AJ.402/DRJPD/2015 Tanggal : 25 Februarai 2015

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN dan tambahan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 119 tahun 2015

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tenta

227, No Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek; Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angku

harus diterapkan demi sebuah kemaslahatan semua pihak. Pelanggaran atas tidak

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI

DEPARTEMEN PERBUHUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

KAJIAN KINERJA OPERASIONAL BUS ANTAR KOTA ANTAR PROVINSI (AKAP) KELAS EKSEKUTIF TRAYEK MALANG-JAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. angkutan jalan pada pasal 1 angka 3 disebutkan bahwa angkutan adalah

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR :SK.967/AJ.202/DRJD/2007 TENTANG

KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG BUKTI KONSULTASI

KAJIAN KINERJA OPERASIONAL DAN PELAYANAN ANGKUTAN KARYAWAN DI KAWASAN INDUSTRI JABABEKA I CIKARANG

2015, No Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5468); 4. Peraturan Presiden Nomor 47

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pengembangan wilayah. Sistem transportasi yang ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No Angkutan Jalan nasional, rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan provinsi, dan rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkuta

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

STANDAR USAHA ARENA PERMAINAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GELANGGANG RENANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG,

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAMPIRAN-LAMPIRAN Daftar Pertanyaan:

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.2574/AJ.403/DRJD/2017

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 32 TAHUN 2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

2 Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Massal Berbasis Jalan; Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angk

STANDAR USAHA KELAB MALAM. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Ruang Bersantai dan Melantai

INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL ANGKUTAN MASSAL DI KOTA BOGOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Nomor : SK. 75/AJ.601/DRJD/2003. Tentang PENYELENGGARAAN POOL DAN AGEN PERUSAHAAN OTOBUS (PO)

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 35 TAHUN 2003 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UMUM

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT DIREKTORAT LALU LINTAS DAN ANGKUTAN SUNGAI, DANAU DAN PENYEBERANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terminal dibangun sebagai salah satu prasarana yang. sangat penting dalam sistem transportasi.

-2- Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Pertanyaan Wawancara Untuk Pengelola BASNAZ Kabupaten Malang Dan. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kepanjen Malang

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN BERMOTOR UMUM

BUPATI BULUNGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG PERIZINAN ANGKUTAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GEDUNG PERTUNJUKAN SENI

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA LAPANGAN TENIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JABODETABEK (BPTJ)

Negara Republik Indonesia Nomor 5086);

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU

CONTOH 1 : PERMOHONAN IZIN USAHA ANGKUTAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.1186/HK.402/DRJD/2002

DAFTAR ISI. 1. Ruang Lingkup Acuan normatif Definisi dan istilah Kendaraan Bermotor Mobil Penumpang...

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KELAB MALAM

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 26 TAHUN 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Keputusan Mentri Perhubungan No. 35 tahun 2003 Tentang

EVALUASI PURNA HUNI SIRKULASI DAN FASILITAS TERMINAL KARTASURA

BUPATI BULUNGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 08 TAHUN 2013 TENTANG PERLENGKAPAN ANGKUTAN UMUM ORANG

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL PENUMPANG DI KABUPATEN MAGELANG

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DENGAN KENDARAAN BERMOTOR UMUM TIDAK DALAM TRAYEK

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG

BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JABODETABEK (BPTJ)

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 10 TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM

Transkripsi:

KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SYARIAH Terakreditasi A SK BAN-PT Depdiknas Nomor : 157/BAN-PT/Ak-XVI/S/VII/2013 (Al Ahwal Al Syakhshiyyah) Terakreditasi "B" SK BAN-PT Nomor : 021/BAN-PT/Ak-XIV/S1/VIII/2011 (Hukum Bisnis Syariah) Jl. Gajayana 50 Malang 65144 Telepon (0341) 559399, Faksimile (0341) 559399 Website: http://syariah.uin-malang.ac.id/ BUKTI KONSULTASI Nama : Nazarrudin Nim : 10220041 Jurusan Dosen Pembimbing Judul Skripsi : Hukum Bisnis Syariah : Burhanuddin Susamto, M.Hum. : Sanksi Hukum Terhadap Buruknya Pelayanan Bagi Penumpang Bus Patas Menurut Undang-Undang Nomer 22 Tahun 2009 Tentang Lalu-Lintas Dan Angkutan Jalan Perspektif Konsep Ta zir Dalam Islam No Hari / Tanggal Materi Konsultasi Paraf 1 Jum at, 16 Mei 2014 Proposal 2 Selasa, 20 Mei 2014 Perubahan Judul Skripsi 3 Senin, 09 Juni 2014 Acc Proposal 4 Senin, 07 Juli 2014 BAB I dan II 5 Senin, 21 Juli 2014 Revisi BAB I dan II 6 Selasa, 05 Agustus 2014 BAB III dan IV 7 Senin, 01 September 2014 Revisi BAB III dan IV 8 Selasa, 02 September 2014 Abstrak 9 Senin, 08 September 2014 Acc BAB I, II, III dan IV Malang, 15 Oktober 2014 Mengetahui a.n. Ketua Jurusan Sekretaris Jurusan Hukum Bisnis Syariah, Dr. H. Abbas Arfan, Lc., M.H. NIP 197212122006041004

II. STANDAR PELAYANAN MINIMAL ANGKUTAN ANTARKOTA ANTARPROVINSI (AKAP) DAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL ANGKUTAN ANTARKOTA DALAM PROVINSI (AKDP) Jenis Pelayanan No. Jenis Uraian Fungsi Indikator Nilai/Ukuran/Jumlah Ek Eks SE 1. KEAMANAN a. Tiket penumpang. Merupakan bukti Tanda bukti Ketersediaan. Paling sedikit memuat identitas '" '" '" pembayaran pembayaran dan penumpang, besaran tarif, nomor penumpang. informasi pelayanan. kursi, asal tujuan, dan tanggal keberangkatan. Keterangan b. Tanda pengenal Merupakan bukti Untuk mengiden tifikasi Ketersediaan. Memuat nomor bagasi yang bagasi. barang yang barang di bagasi supaya ditempelkan pada tiket dan pada dimasukkan di ruang tidak tertukar. barang bagasi. bagasi. c. Lampu tanda Merupakan lampu Sebagai peringatan Ketersediaan. Harus tersedia paling sedikit 1 (satu) bahaya. tanda bahaya yang adanya bahaya di dalam lampu dan dilengkapi 2 (dua) tombol digunakan sebagai yang ditempatkan di ruang pengemudi informasi dan dan ruang penumpang. diletakkan di atas d. Oaftar penumpang Merupakan daftar Untuk mengetahui Ketersediaan. Paling sedikit memuat nama (Manifes). yang berisi identitas identitas dan jumlah penumpang, alamat, tanggal dan jumlah penumpang. perjalanan dan asal tujuan perjalanan. penumpang...j..j..j

e. Tanda pengenal l. Papan informasi Sebagai identitas Ketersediaan. Harus tersedia. awak mengenai nama pengemudi agar pengemudi yang diketahui penumpang. ditempatkan di ruang pengemudi. " 2. Seragam awak f. Informasi gangguan Merupakan stiker, Dipergunakan oleh Ketersediaan. Harus tersedia. keamanan. berisi nomor telepon penumpang apabila dan/atau SMS terjadi gangguan pengaduan. keamanan pada saat pelayanan termasuk pada saat pengemudi ugal-ugalan. " g. Informasi trayek dan l. Informasi trayek Sebagai identitas Bentuk. Ukuran proporsional serta tidak identitas kendaraan yang dilayani dan kendaraan untuk mengganggu pandangan. dilengkapi logo diketahui penumpang " perhubungan. maupun pengguna jalan lainnya. 2. Identitas Untuk memudahkan Ketersediaan. Harus tersedia. kendaraan penumpang " meliputi jenis mengidentifikasi pelayanan, kelas kendaraan yang akan pelayanan, dan ditumpangi. nama perusahaan angkutan umum.

2. KESELAMATAN a. Pengemudi 1) Kondisi fisiko Pengemudi dalam Sebagai bukti Sehat. Surat keterangan berbadan sehat dari keadaan sehat fisik pengemudi dalam dokter setiap 6 (enam) bulan sekali. dan mental. kondisi sehat. 2) Kompetensi. Pengemudi memiliki Sebagai bukti Telah mengikuti Mengikuti pelatihanj penyegaran pengetahuan pengemudi mengerti pelatihan. paling sedikit 1 (satu) kali dalam mengenali rute etika berlalu lintas. setahun. pelayanan, tanggap darurat, dan pelayanan. b. Lampu senter. Alat bantu Sebagai alat bantu Ketersediaan. Paling sedikit 2 (dua) unit. penerangan. penerangan pada saat darurat. c. Alat pemukulj Berupa martil yang Memecahkan kaca Ketersediaan. Paling sedikit 1 (satu) pada setiap 2 Kaca jendela pemecah kaca diletakkan di jendela kendaraan pada saat (dua) jendela. difungsikan (martil). atau tempat yang keadaan darurat. sebagai pintu mudah dijangkau oleh darurat. penumpang pada saat keadaan darurat. d. Alat pemadam api Tabung pemadam api Memadamkan api Ketersediaan. Paling sedikit 1 (satu) tabung atau Ukuran ringan (APAR). yang wajib diletakkan dengan cepat ketika sesuai dengan kebutuhan dan jenis disesuaikan di dalam terjadi kebakaran. dengan jenis e. Fasilitas Kesehatan Berupa Perlengkapan Digunakan untuk Ketersediaan. Paling sedikit 1 (satu) kotak Pertolongan Pertama penanganan darurat Perlengkapan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan kecelakaan. Pada Kecelakaan (P3K)berisi: (P3K). 1. kassa steril; 2. plester perekat; 3. anti septik; dan 4. gunting tajam. "

f. Buku Panduan l. Buku panduan Memudahkan 1. Ketersediaan. 1. Harus tersedia. -::r Penumpang. penumpang penumpang untuk tentang cara menyelamatkan diri dan 2. Bentuk dan letak. 2. Tidak mudah sobek, rusak, dan penggunaan orang lain pada saat pudar serta diletakkan di dalam fasilitas tanggap teijadi kecelakaan. darurat pada saat teijadi kecelakaan. 2. Buku panduan Memudahkan 1. Ketersediaan; 1. Harus tersedia pada setiap tempat -::r do'a pada saat penumpang untuk duduk. peijalanan. berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan 2. Bentuk dan letak 2. Tidak mudah sobek, rusak, dan masing-masing. pudar serta diletakkan di dalam g. Pintu darurat. Berupa jendela yang Sebagai pintu keluar Ketersediaan. Tersedia di setiap memungkinkan darurat pada saat dilepas pada saat teijadi kecelakaan atau teijadi kecelakaan. kebakaran. h. Fasilitas Tempat penyimpanan, Memastikan kendaraan Ketersediaan. Harus tersedia dan mampu penyimpanan dan pemeliharaan, dan terpelihara dan terawat menampung semua bus yang dimiliki pemeliharaan perbaikan dan sebagai tempat perusahaan angkutan umum. kendaraan (poo~. parkir saat kendaraan tidak beroperasi serta temp at tes kendaraan sebelum beroperasi.

i. Pengecekan terhadap kendaraan yang akan dioperasikan. j. Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas. Prosedur pengecekan kelaikan kendaraan sebelum beroperasi. Merupakan kewajiban perusahaan angkutan umum dalam melaksanakan pelayanan angkutan. Untuk memastikan bahwa kendaraan dalam kondisi siap guna operasi (SGO). Untuk menjamin penggantian biaya yang diakibatkan karena adanya kecelakaan lalu lintas pada saat pelayanan. Mengikuti program asuransi kecelakaan lalu lintas. Harus tersedia Bukti pembayaran program asuransi kecelakaan lalu lintas pada setiap kendaraan bagi: 1. penumpang; 2. pengemudi; dan 3. pihak ketiga Pengecekan dilakukan oleh petugas yang memiliki kompetensi untuk menjamin kendaraan operasi (Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 ten tang Kendaraan). Jumlah sesuai angkut. penumpang kapasitas Untuk menghindari situasi berdesakan sehingga terdapat ruang gerak yang nyaman bagi penumpang pada saat berdiri maupun duduk. Jumlah penumpang terangkut. Paling tinggi 100% sesuai angkut. kapasitas Tempat duduk untuk penumpang sesuai jenis pelayanan yang diberikan dengan tetap mengutamakan aspek keselamatan. 1. Susunan tempat 1. duduk. Untuk bus besar dan bus maxi: a. konfigurasi seat 2-3 b. konfigurasi seat 2-2 c. konfigurasi seat 2-1 2. Bahan dasar Terbuat dari busa dan berfungsi -..J tempat duduk dengan baik.

3. Lebar tempat 1. Paling sedikit 400 mm oj duduk. 2. Paling sedikit 480 mm 3. Paling sedikit 650 mm 4. Jarak antar Diukur dari sisi depan sandaran tempat duduk. tempat duduk kesisi belakang sandaran tempat duduk didepannya: 1. paling sedikit 650 mm; 2. paling sedikit 850 mm; 3. paling sedikit 1200 mm. 5. Lebar lorong 1. Paling sedikit 350 mm oj (gangway) 2. Paling sedikit 400 mm 3. Paling sedikit 400 mm 2. Nomor tempat Urutan tempat duduk 1. Ketersediaan; 1. Harus tersedia. oj oj oj duduk. untuk memandu 2. Bentuk. penumpang duduk 2. Nomor kursi. sesuai dengan nomor yang tertera di tiket dan menciptakan ketertiban di dalam kendaraan untuk menghindari penumpang saling berebut tempat duduk. 3. Fasilitas sirkulasi Berupa jendela maupun Jumlah berfungsi. Semua berfungsi dengan baik. oj oj oj udara. kap di bagian atas kendaraan yang dapat dibuka/ ditutup untuk menjaga suhu di ruangan tidak terlalu menyengat terutama pada saat cuaca panas.

4. Rak bagasi. Tempat untuk Ketersediaan. Harus tersedia. menempatkan barang bawaan di dalam kendaraan dengan aman dan tidak mengganggu penumpang. 5. Bagasi bawah. Ruang khusus di bawah Ketersediaan. Harus tersedia. ruang penumpang untuk menyimpan barang dengan ukuran besar dan prioritas untuk penyimpanan kursi roda. 6. Fasilitas Berupa tempat sampah Ketersediaan. Harus tersedia paling sedikit 2 (dual kebersihan. dan/atau kantung buah tempat sampah diletakkan di kertas atau plastik. bagian depan dan belakang kendaraan atau 1 (satul buah kantung kertas atau plastik diletakkan pada setiap tempat duduk. "..J..J..J " c. Fasilitas Tambahan. 1. Kaca film. Untuk mengurangi Persentase kegelapan Paling gelap 40%. cahaya matahari secara langsung. 2. Sarana visual audio Sebagai sarana hiburan ditempatkan di untuk penumpang. Ketersediaan. Harus tersedia paling sedikit 1 (satu). ruang penumpang. 3. Gorden. Berupa kain penutup Ketersediaan. Harus tersedia. kaca samping untuk melindungi penumpang dari sinar matahari...j..j..j

4. Pengatur suhu Fasilitas pengatur suhu 1. Ketersediaan. 1. Harus tersedia dan berfungsi ruangan. di dalam kendaraan dengan baik. menggunakan AC (air conditioner1. 2. Suhu. 2. Suhu dalam kendaraan 20-22 C. 5. Reclining Seat. Merupakan tempat Ketersediaan. Harus tersedia. duduk yang dapat diatur. 4. KETERJANGKAUAN a. Aksesibilitas. Memberikan Untuk memberikan Singgah di terminal Mematuhi ketentuan. pelayanan sesuai kepastian pelayanan sesuai dengan kartu dengan rute yang telah kepada penumpang pengawasan. ditentukan. sampai dengan tujuan. " b. Tarif. Biaya yang dikenakan Untuk menjamin 1. Tarif terjangkau. 1. Besaran tarif ekonomi ditetapkan pada penumpang kelangsungan hidup sesuai dengan keputusan untuk satu kali perusahaan angkutan 2. lnformasi pemerintah. perjalanan. umum dengan tetap besaran tarif. memperhatikan daya 2. Memberikan informasi besaran beli masyarakat. tarif. " 3. Besaran tarif non ekonomi ditetapkan oleh perusahaan angkutan umum. 4. Memberikan informasi besaran tarif.

5. KESETARAAN a. Pelayanan prioritas 1. Pemberian prioritas Diberikan bagi Kemudahan. Terlayani. untuk membeli penumpang penyandang tiket dan memilih cacat, manusia usia tempat duduk. lanjut, anak-anak, 2. Pemberian prioritas maupun wanita hamil. naik/turun b. Ruang penyimpanan Ruang khusus di Untuk memberikan Ketersediaan. Harus tersedia. kursi roda. bagasi untuk kemudahahan bagi penyimpanan kursi penumpang pengguna roda. kursi roda. 6. KETERATURAN Informasi yang a. Informasi pelayanan. disampaikan di loket 1. Bentuk. kepada calon Agar calon penumpang 1. Berupa papan informasi. penumpang, paling dapat mengatur 2. Tempat. sedikit memuat : rencana perjalanan 2. Penempatan mudah terbaca 1. jadwal kedatangan sesuai dengan 3. Kondisi. cepat serta jelas terlihat. dan dan kemampuannya. keberangkatan; 3. Kondisi baik dan/atau berfungsi. 2. tarif; 3. nama terminal yang dilayani; dan 4. trayek yang dilayani. b. Informasi gangguan Informasi kepada Memberikan informasi Terinformasikan. Penumpang mengetahui teijadi peijalanan bus. petugas terminal dan kedatangan dan gangguan peijalanan. calon penumpang keberangkatan apabila terjadi kendaraan serta gangguan peijalanan penyebab gangguan. bus...j..j..j "..J..J..J "

c. Kinerja operasional. Agar kendaraan Umur Paling tinggi umur kendaraan 25 (dua '1/ '1/ '1/ beroperasi dengan puluh lima) tahun atau ditetapkan efisien dan ekonomis. pemberi izin sesuai dengan kondisi daerah. Keteranqan Ek : Ekonomi Eks : Eksekutif SE : Super Eksekutif