BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. terletak di Jalan Jendral Sudirman 124 Bantul Yogyakarta. Rumah sakit ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, pengertian Rumah Sakit

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien yang datang untuk

BAB I PENDAHULUAN. penting guna menunjang aktifitas sehari-hari. Demi terpenuhinya. kesehatan. Undang Undang Nomor 44 tahun 2009 mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2)

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan RI menunjukkan bahwa rumah sakit merupakan pusat pelayanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit adalah institusi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan tingginya standar tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. No.269/MENKES/PER/III/2008 pasal 1 ayat 3 adalah tempat. untuk praktik kedokteraan atau kedokteran gigi.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan peluang bagi rumah sakit itu sendiri (Luck, 2000 dalam

BAB I PENDAHULUAN. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa yang sama secara berulang dan membuat komitmen untuk. merekomendasikannya secara positif kepada orang terdekatnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : TRI LESTARI J

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tentang pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan akan pelayanan kesehatan yang bermutu pun semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan Rumah Sakit Bergerak, rumah sakit sebagai salah satu. sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu. pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan telah terjadi beberapa perubahan mendasar. Pada awal

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Permenkes No.147 tahun 2010 tentang perijinan Rumah Sakit menyatakan

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kesembuhan dan pemulihan status kesehatan. Bersama dengan itu klien sekarang

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

PERBEDAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK FISIOTERAPIS TERHADAP PASIEN RAWAT JALAN DI POLIKLINIK FISIOTERAPI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sakit. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan dan kenyamanan pasien serta masyarakat. Salah. kesehatan. Sehingga jika dari masing-masing unit sudah

Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap

BAB I PENDAHULUAN. memenuhinya serta meminimalkan kesalahan yang membuat pasien kecewa.

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan aktivitasnya sehari-hari (Noor, 2001). World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah instusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Peraturan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. pesat dari industri Rumah Sakit dapat dilihat dari tingginya tingkat investasi,

2016, No Republik Indonesia Sebagai Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum c. bahwa Kepala Kepolisian Nega

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pelayanan kesehatan merupakan suatu sistem sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. internasional memasuki pasar pelayanan medis di Indonesia. Setiap

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan pentingnya kesehatan. rumah sakit sebagai suatu organisasi melalui tenaga medis

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Di Indonesia Rumah Sakit adalah sistem pelayanan kesehatan kepada masyarakat

LAPORAN AKHIR Survey Indeks Kepuasan Masyarakat sesuai Kepmenpan Nomor 25/M.PAN/2/2004 RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan merupakan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah Sakit mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Bertujuan untuk mendapatkan derajat kesehatan yang optimal, maka perlu adanya peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan sesuai dengan tingkat kepuasaan dan penyelenggaraannya sesuai dengan yang telah ditetapkan. Setiap rumah sakit pada dasarnya dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pasien sebagai pelanggan, begitu pula dengan RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Pelayanan yang memuaskan dan berkualitas akan membentuk loyalitas pasien/pelanggan dan kepuasan pasien sangat erat hubungannya dengan word of mouth, maka pelayanan yang memuaskan tersebut juga akan mendatangkan pelanggan baru. Efek selanjutnya akan berlanjut pada proses terbentuknya citra Rumah Sakit yang meningkat. Peningkatan mutu pelayanan merupakan prioritas utama dalam sebuah manajemen rumah sakit, salah satu dimensi mutu pelayanan kesehatan adalah akses terhadap pelayanan yang ditandai dengan waktu tunggu pasien yang cepat (Buhang, 2006). Waktu tunggu pelayanan adalah waktu yang digunakan pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan mulai tempat pendaftaran sampai masuk ke ruang pemeriksaan dokter. Berdasarkan Kepmenkes RI No.129/Menkes/SK/IV/2008 terkait SPM (Standar Pelayanan Minimal) rumah sakit, untuk indikator waktu tunggu pelayanan di rawat jalan yaitu 60 menit dimulai dari pasien mendaftar sampai diterima/dilayani oleh dokter spesialis. Waktu tunggu merupakan masalah yang sering menimbulkan keluhan dari pasien di beberapa rumah sakit. Hart dalam Oroh (2006) menyatakan 1

2 bahwa, pasien sangat memperhatikan waktu tunggu pelayanan. Waktu tunggu yang panjang secara konsisten dapat menyebabkan ketidakpuasan dari pasien. Lama waktu tunggu memberikan pengaruh yang besar kepada pasien terhadap tingkat kepuasan mereka karena berhubungan dengan mutu pelayanan atau pengobatan sehingga harus diperhatikan oleh penentu kebijakan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada bulan April 2017 di RSU PKU Muhammadiyah Bantul dengan mewawancarai koordinator pendaftaran, peneliti mendapatkan informasi bahwa terdapat komplain pasien (rata-rata sembilan pasien perhari) karena tidak puas yang disebabkan lama menunggu pelayananan rawat jalan. 5 dari 9 komplain berasal dari pasien pengguna JKN. RSU PKU Muhammadiyah Bantul terletak di pusat Kabupaten Bantul yang membuat rumah sakit ini menjadi pilihan pertama masyarakat Bantul dan sekitarnya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, termasuk masyarakat yang terdaftar sebagai peserta JKN memilih rumah sakit ini sebagai fasyankes rujukan. Terlihat dari jumlah kunjungan rawat jalan yang kian meningkat dan didominasi oleh pasien pengguna JKN. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti apakah terdapat hubungan antara lama waktu tunggu pelayanan rawat jalan dengan kepuasan pasien pengguna JKN terhadap pelayanan di rawat jalan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimana Hubungan Waktu Tunggu Pelayanan Rawat Jalan dengan Kepuasan Pasien Pengguna Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terhadap Pelayanan di Rawat Jalan RSU PKU Muhammadiyah Bantul?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan waktu tunggu pelayanan rawat jalan dengan kepuasan pasien pengguna Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terhadap pelayanan di rawat jalan. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui lama waktu tunggu pelayanan rawat jalan

3 b. Mengetahui tingkat kepuasan pasien JKN terhadap pelayanan di rawat jalan berdasarkan lima dimensi kualitas pelayanan c. Mengetahui hubungan waktu tunggu pelayanan rawat jalan dengan kepuasan pasien pengguna Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terhadap pelayanan di rawat jalan. D. Manfaat 1. Manfaat Praktis a. Bagi Rumah Sakit 1) Memberikan gambaran dan informasi mengenai waktu tunggu pasien di rawat jalan khususnya pasien pengguna JKN, kepuasan pasian pengguna JKN terhadap pelayanan di rawat jalan sekaligus bagaimana hubungannya 2) Bahan evaluasi dan perbaikan agar mutu pelayanan yang diberikan di rawat jalan dapat ditingkatkan b. Bagi Peneliti Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama di bangku perkuliahan dan pengembangan ilmu rekam medis. 2. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Menambah bahan referensi maupun bahan ajar dalam bidang keilmuan rekam medis dan beberapa profesi terkait. b. Bagi Peneliti Lain dan Pembaca Sebagai bahan referensi dalam pengembangan untuk melakukan penelitian lanjutan dan acuan bagi peneliti selanjutnya. E. Keaslian Penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya, akan tetapi terdapat penelitian yang hampir sama dengan penelitian ini yaitu: 1. Wahono (2011), dengan judul Kepuasan Keluarga Pasien terhadap Waktu Tunggu Pelayanan di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kalimantan Barat Hasil : Rerata waktu tunggu pelayanan di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kalimantan Barat tergolong lama. Terdapat hubungan yang kuat antara lama waktu tunggu dengan kepuasan

4 keluarga pasien (p<0,05). Keluarga pasien dengan waktu tunggu yang cepat memiliki tingkat kepuasan pasien yang lebih besar. Persamaan : Tujuan penelitian untuk mengetahui rerata waktu tunggu pelayanan pasien di rawat jalan, dan mengetahui hubungan antara waktu tunggu pelayanan pasien di rawat jalan dengan kepuasan pasien. Jenis penelitian survey analitik dengan pendekatan kuantitatif. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu cross sectional, dan instrumen penelitian yang digunakan yaitu kuesioner. Perbedaan : Sampel penelitian Wahono (2011) yaitu keluarga pasien pelayanan kesehatan jiwa yang berobat jalan. Sampel pada penelitian ini yaitu pasien yang berobat jalan di beberapa poliklinik dengan fokus cara bayar yaitu pasien dengan JKN. Pada penelitian Wahono (2011) teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling, sedangkan penelitian ini menggunakan incidental sampling. 2. Laeliyah (2016), dengan judul Waktu Tunggu Pelayanan Rawat jalan dengan Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan di Rawat Jalan RSUD Kabupaten Indramayu Hasil : Rerata waktu tunggu pelayanan pasien di rawat jalan RSUD Kabupaten Indramayu selama 70,18 menit dan sebagian besar masih dalam kategori waktu lama (> 60 menit). Adanya hubungan antara waktu tunggu pelayanan pasien di rawat jalan dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan di rawat RSUD Kabupaten Indramayu, ditunjukkan dengan nilai p=0,042atau nilai korelasi chi-square sebesar 4,135. Persamaan : Tujuan penelitian untuk mengetahui rerata waktu tunggu pelayanan pasien di rawat jalan, dan mengetahui hubungan antara waktu tunggu pelayanan pasien di rawat jalan dengan kepuasan pasien. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu cross sectional, dan instrumen penelitian yang digunakan yaitu kuesioner. Perbedaan : Jenis penelitian ini yaitu survey analitik dengan pendekatan kuantitatif sedangkan jenis penelitian Laeliyah (2016) yaitu deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sampel yang digunakan adalah pasien rawat jalan lama sedangkan dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah pasien rawat jalan dengan JKN. Teknik pengambilan

5 sampel yang digunakan oleh Laeliyah (2016) adalah purposive sampling, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan incidental sampling. 3. Hertyaswuri (2016), dengan judul Hubungan Waktu Tunggu Antrian Loket Bpjs Terhadap Kepuasan Pasien Bpjs Rawat Jalan Di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Hasil : Karakteristik responden sebagian besar berumur 25-44 tahun dan 45-64 tahun masing-masing 37%, berjenis kelamin perempuan (69%), berpendidikan SLTA (55%), berprofesi sebagai ibu rumah tangga (31%), berstatus menikah (67%), beralamat di dalam kota Yogyakarta (63%), dan berkunjung untuk ketiga kalinya atau lebih (78%). Lama waktu tunggu antrian tercepat yaitu 18 menit, terlama yaitu 103,8 menit dan rata-rata yaitu 57 menit. Tingkat kepuasan pasien BPJS sebagian besar (47%) berada pada interval 3,401-4,200 yang termasuk ke dalam kategori puas. Hasil uji hubungan dengan uji spearman rank pada program statistik R menunjukkan p-value (0,5876) > (0,05). Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan antara waktu tunggu antrian loket BPJS terhadap kepuasan pasien BPJS. Persamaan : Jenis penelitian survey analitik dengan pendekatan kuantiatatif. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu cross sectional, dan instrumen penelitian yang digunakan yaitu kuesioner. Teknik pengambilan sampel dengan incidental sampling. Pengumpulan data menggunakan metode kuesioner dan observasi. Perbedaan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara waktu tunggu pelayanan rawat jalan dengan kepuasan pasien pengguna JKN, sedangkan penelitian Hertyaswuri bertujuan untuk mengetahui hubungan antara waktu tunggu antrian loket BPJS terhadap kepuasan pasien BPJS rawat jalan. F. Gambaran Umum Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul 1. Profil RSU PKU Muhammadiyah Bantul Nama rumah sakit : RSU PKU Muhammadiyah Bantul Alamat : Jl Jend Sudirman No 124 Bantul 55711 Telepon : 0274-368238, 0274-367437 E-mail : pkubantul@yahoo.co.id Faximile : 0274-368586

6 Website : rspkubantul.com Kepemilikan rumah sakit : Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kab. Bantul Jenis rumah sakit : Rumah sakit umum Type rumah sakit : type C Luas lahan : 5700m² 2. Sejarah Singkat RSU PKU Muhammadiyah Bantul Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul pada awalnya berupa Klinik Rumah Bersalin yang pada saat itu diberi nama Rumah Sakit Bersalin PKU Muhammadiyah Bantul yang didirikan pada tanggal 1 Maret 1996. RSU PKU Muhammadiyah Bantul, sejak berdiri tahun 1966 dengan status Rumah Bersalin Khusus Ibu dan Anak (RB-KIA) sampai tahun 1995 meningkatkan menjadi Rumah Sakit Khusus (RSK) yaitu Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) pada tahun 2001 menjadi Rumah Sakit Umum. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul mengijinkan RSKIA Muhammadiyah Bantul menjadi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Bantul dengan memperhatikan surat ijin pengembangan RSKIA menjadi RSU nomor 167/III.0.H/2001 tanggal 11 agustus 2001 dan hasil pemeriksaan tim perijinan pelayanan kesehatan swasta Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul tanggal 9 Oktober 2001 serta persyaratan untuk menyelenggarakan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Muhammadiyah Bantul menjadi Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul. Proses perjalanan RSU PKU Muhammadiyah Bantul diawali berdirinya Rumah Sakit pada 1 Maret 1966. Rumah Bersalin ini mempunyai ijin tetap pada tanggal 13 September 1976 berdasarkan Surat Keputusan Ka kanwil DEPKES/DINKES.Provinsi DIY (Tertanda dr. R. soebroto, MPH) Nomor ijin Tetap: 14/ldz/T/RB/76. Selanjutnya Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak berubah status menjadi Rumah Sakit Umum berdasarkan SK. Kepala Dinkes Kabupaten Bantul No. 445/4318 Tgl. 20 Oktober 2001. a. Visi RSU PKU Muhammadiyah Bantul Terwujudnya Rumah Sakit Islami yang mempunyai keunggulan kompetitif global, dan menjadi kebanggan umat.

7 b. Misi RSU PKU Muhammadiyah Bantul Berdakwah melalui pelayanan kesehatan yang berkualitas, dengan mengutamakan peningkatan kepuasan pelanggan serta peduli pada kaum dhuafa. c. Falsafah RSU PKU Muhammadiyah Bantul RSU PKU Muhammadiyah Bantul merupakan perwujudan dari ilmu, iman dan amal shaleh. d. Fasilitas Pelayanan 1) Pelayanan Rawat Jalan a) Poliklinik Umum; b) Poliklinik Gigi; c) Rehabilitasi Medik; d) Psikiatri; e) Poliklinik Bedah Umum; f) Poliklinik Obsgyn; g) Poliklinik Anak; h) Poliklinik Tumbuh Kembang Anak; i) Poliklinik Orthopedi; j) Poliklinik Dalam (interna); k) Poliklinik Digestive; l) Poliklinik THT; m) Poliklinik Syaraf; n) Poliklinik Kosmetik Medik; o) Poliklinik Bedah Urologi; p) Poliklinik Kulit dan Kelamin. 2) Pelayanan IGD Instalasi Gawat Darurat 24 jam. Layanan IGD meliputi ambulance dengan tenaga medis dan perawat yang siap membantu memberikan pelayanan untuk korban kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja maupun bencana alam.

8 3) Pelayanan Rawat Inap Pelayanan rawat inap meliputi bangsal rawat inap sebagai penyedia perawatan pasien rawat inap di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. e. Data Kunjungan Rawat Jalan Januari-Maret 2017 Tabel 1. Data Kunjungan Rawat Jalan Berdasarkan Cara Bayar Januari- Maret 2017 RSU PKU Muhammadiyah Bantul Cara Bayar Januari Februari Maret JKN 7.383 7.443 8.238 JAMKESOS 125 119 124 JAMKESDA 83 63 79 Umum dan Lainnya 6.864 6.466 7.168 Jasa Raharja 0 0 0 Jumlah 14.455 14.091 15.609 Sumber: Laporan Intern Penampilan RSU PKU Muhammadiyah Bantul Januari-Maret 2017