ANALISA STABILITAS TURAP (SHEET PILE) PADA LAPISAN TANAH LUNAK (STUDI KASUS STRUKTUR TURAP TAMBAK LOROK SEMARANG)

dokumen-dokumen yang mirip
2.2 Data Tanah D. YULIANTO 1. PENDAHULUAN

STUDI EFEKTIFITAS TIANG PANCANG KELOMPOK MIRING PADA PERKUATAN TANAH LUNAK

Alternatif Metode Perbaikan Tanah untuk Penanganan Masalah Stabilitas Tanah Lunak pada Areal Reklamasi di Terminal Peti Kemas Semarang

ABSTRAK. Kata kunci : pondasi, daya dukung, Florida Pier.

Bab 1 PENDAHULUAN. tanah yang buruk. Tanah dengan karakteristik tersebut seringkali memiliki permasalahan

ANALISA PENGGUNAAN PONDASI STROUSS DAN PONDASI TELAPAK DITINJAU DARI BIAYA PELAKSANAANNYA PADA PEMBANGUNAN GEDUNG DUA LANTAI

Stabilitas Lereng Menggunakan Cerucuk Kayu

TUGAS AKHIR. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun Oleh : Maulana Abidin ( )

PENGARUH MUKA AIR TANAH TERHADAP PEKERJAAN GALIAN BASEMENT SWISS-BELHOTEL PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. TINJAUAN UMUM 1.2. LATAR BELAKANG MASALAH

DIV TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar

D3 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN BAB II DASAR TEORI

BAB III DATA PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM

BAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya

PERENCANAAN PERKUATAN TANGGUL UNTUK MENANGGULANGI LONGSOR DI TEBING SUNGAI SEGAH JALAN BUJANGGA, BERAU

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

Dalam menentukan jenis pondasi bangunan ada beberapa hal yang harus diperhatiakan dan dipertimbangkan diantaranya :

Oleh : Muhammad Hadi Fadhillah NRP : Dosen Pembimbing : Indrasurya B. Mochtar, Prof., Ir., MSc., PhD

1. Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar 90245

Pengaruh Perkuatan Sheetpile terhadap Deformasi Area Sekitar Timbunan pada Tanah Lunak Menggunakan Metode Partial Floating Sheetpile (PFS)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Penggunaan Soldier Pile Sebagai Dinding Penahan Tanah Kasus : Design and Build Gerbang di Suatu Real Estate Surabaya Barat.

BAB III METODOLOGI Persiapan Metode Pengumpulan Data Data Primer

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) D-140

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. paling bawah dari suatu konstruksi yang kuat dan stabil (solid).

BAB IV STUDI KASUS 4.1 UMUM

STUDI PERBANDINGAN PERANCANGAN DINDING TURAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE MANUAL DAN PROGRAM OASYS GEO 18.1

PENGANTAR PONDASI DALAM

Laporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI

PERENCANAAN STABILITAS LERENG DENGAN SHEET PILE DAN PERKUATAN GEOGRID MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA. Erin Sebayang 1 dan Rudi Iskandar 2

BAB V METODE PELAKSANAAN. 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebihdahulu, lalu kemudian diisi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurusan Teknik Sipil, Universitas Riau, Jl. HR Subrantas Km 12 Pekanbaru Riau 2

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat rendah dan mempunyai sifat mudah mampat jika terdapat beban yang

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN STABILITAS DINDING PENAHAN

ANALISA PERENCANAAN PERBAIKAN KELONGSORAN LERENG DI DESA TANJUNG REDEB KABUPATEN BERAU KALIMANTAN TIMUR (STA S/D STA 0+250)

Analisis Kinerja Fondasi Kelompok Tiang Bor Gedung Museum Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

ANALISA PERENCANAAN PERBAIKAN KELONGSORAN LERENG DI DESA TANJUNG REDEB KABUPATEN BERAU KALIMANTAN TIMUR (STA S/D STA 0+250)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. suatu struktur yang mampu menahan beban impact dari kapal yang akan

Alternatif Perencanaan Gedung 3 Lantai pada Tanah Lunak dengan dan Tanpa Pondasi Dalam

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN ABSTRAKSI ABSTRACT KATA PENGANTAR

I. PENDAHULUAN. Bangunan sipil terbagi atas dua bagian yaitu bangunan di atas tanah (upper

I. PENDAHULUAN. Sejalan dengan program pemerintah dalam meningkatkan taraf pembangunan,

TUGAS AKHIR SIMON ROYS TAMBUNAN

BAB I PENDAHULUAN. menerima dan menyalurkan beban dari struktur atas ke tanah pada kedalaman

ANALISIS DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI MELAYANG (FLOATING FOUNDATION) PADA TANAH LEMPUNG LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE PLAXIS VERSI 8.

BAB IV ALTERNATIF PEMILIHAN BENTUK SALURAN PINTU AIR

Analisis dan Penanggulangan Settlement Tanah di PLTU Dan PLTGU Tambak Lorok

PERENCANAAN PONDASI TIANG BOR PADA PROYEK CIKINI GOLD CENTER

BAB 3 DATA TANAH DAN DESAIN AWAL

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. alternatif ruas jalan dengan melakukan pembukaan jalan lingkar luar (outer ring road).

BAB VI METODE PELAKSANAAN

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PRE-DRIVING ANALYSIS MENGGUNAKAN TEORI GELOMBANG UNTUK PEMANCANGAN OPTIMAL. David E. Pasaribu, ST Ir. Herry Vaza, M.Eng.Sc

BAB I PENDAHULUAN. langsung kebutuhan akan lahan sebagai penunjang kehidupan pun semakin besar.

BAB III METODOLOGI 3.2. Metode Pengumpulan Data Data Primer

ANALISIS PENURUNAN TANAH DASAR PROYEK SEMARANG PUMPING STATION AND RETARDING POND BERDASAR EMPIRIS DAN NUMERIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KAJIAN KEMAMPUAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG PADA ABUTMENT JEMBATAN BERDASAR BEDAH BUKU BOWLES

STUDI PERILAKU TIANG PANCANG KELOMPOK MENGGUNAKAN PLAXIS 2D PADA TANAH LUNAK ( VERY SOFT SOIL SOFT SOIL )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS STABILITAS DAN PERKUATAN LERENG PLTM SABILAMBO KABUPATEN KOLAKA SULAWESI TENGGARA ABSTRAK

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

PENGARUH AKTIVITAS PEMANCANGAN TIANG PONDASI TERHADAP BANGUNAN DI SEKITARNYA


BAB I PENDAHULUAN. kembang susut yang relatif tinggi dan mempunyai penurunan yang besar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

D4 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB II DASAR TEORI

Analisa Alternatif Penanggulangan Kelongsoran Lereng

Minggu 1 : Pengantar pondasi Minggu 2 : Eksplorasi tanah Minggu 3 : Parameter pendukung pondasi Minggu 4 : Tipe keruntuhan Minggu 5 : Daya dukung

Struktur dan Konstruksi II

KAJIAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG BOR PADA TANAH BERBATU KERAS DI JEMBATAN TAYAN. Abstrak

PENGARUH METODE KONSTRUKSI PONDASI SUMURAN TERHADAP KAPASITAS DUKUNG VERTIKAL (148G)

PENGGUNAAN BAMBU PETUNG SEBAGAI ALTERNATIF MATERIAL KONSTRUKSI DINDING PENAHAN GALIAN PADA KONDISI TANAH NON KOHESIF

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Kasus Kegagalan Konstruksi Dinding Penahan Tanah Rumah Mewah Di Atas Tanah Lunak

KAJIAN PEMILIHAN PONDASI SUMURAN SEBAGAI ALTERNATIF PERANCANGAN PONDASI

ANALISA PENGGUNAAN KOLOM TENGAH PADA BANGUNAN GEDUNG DIDAERAH DITINJAU DARI ANALISA BIAYA PELAKSANAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tanah selalu mempunyai peranan yang penting pada suatu lokasi

BAB III METODOLOGI. Bab III Metodologi 3.1. PERSIAPAN

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN. lapisan tanah dan menentukan jenis pondasi yang paling memadai untuk mendukung

Alternatif Perbaikan Perkuatan Lereng Longsor Jalan Lintas Sumatra Ruas Jalan Lahat - Tebing tinggi Km

BAB I PENDAHULUAN. A. Teori Umum

TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya angkat keatas. Pondasi tiang juga digunakan untuk mendukung

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penambangan batu bara dengan luas tanah sebesar hektar. Penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sering mengalami gempa bumi dikarenakan letak geografisnya. Dalam segi

Transkripsi:

Konferensi Nasional Teknik Sipil 12 Batam, 18-19 September 2018 ANALISA STABILITAS TURAP (SHEET PILE) PADA LAPISAN TANAH LUNAK (STUDI KASUS STRUKTUR TURAP TAMBAK LOROK SEMARANG) Faisal Estu Yulianto Jurusan Teknik Sipil, Universitas Madura, Jl. Raya Panglegur KM. 3,5 Pamekasan Email: faisal_ey@yahoo.co.id ABSTRAK Turap merupakan struktur tiang lembaran yang dipancang dalam tanah dengan kedalaman tertentu yang berfungsi menahan gaya horisontal. Pemasangan turap pada lapisan tanah berkonsistensi medium sampai dengan kaku mampu memberikan stabilitas yang cukup baik meskipun tanpa menggunakan angker jika kedalaman pancang turap mencukupi. Pada kasus pemasangan turap pada lapisan tanah lunak yang cukup tebal, stabilitas turap tidak hanya diperhitungkan pada defleksi turap akibat gaya horisontal namun juga ditinjau stabilitas terhadap daya dukung tanah tersebut akibat berat turap terlebih pada lapisan tanah lunak yang mempunyai tebal lapisan lebih dari 21 meter. Studi kasus pemasangan turap pada lapisan tanah lunak yang tebal (± 28 meter) terjadi pada konstruksi pelabuhan rakyat di Tambak Lorok Semarang. Perhitungan manual dilakukan untuk menentukan pajang turap awal sesuai beban yang bekerja sebelum digunakan perhitungan dengan Plaxsis untuk mengetahui perilaku stabilitas turap keseluruahan. Perhitungan manual menunjukkan panjang turap awal adalah 12 meter. Pemodelan Plaxis dilakukan dengan variasi panjang turap yang berbeda beda dimulai dari 12 meter. Berdasarkan hasil Plaxis menunjukkan bahwa pergeseran vertikal turap akibat daya dukungg tanah lebih besar diandingkan pergeseran arah horisiontal untuk menahan gaya lateral. Pergeseran turap arah horisontal maupun vertikal semakin kecil dengan semakin bertambahnya panjang turap dan cenderung stabil saat panjang turap di atas 18 meter. Dalam pelaksanaannya panjang turap yang digunakan adalah 21 meter. Pengamatan lapangan menunjukkan bahwa penurunan turap tidak terjadi akibat perubahan parameter tanah menjadi lebih baik setelah pemancangan dilakukan. Kata kunci: Turap, tanah lunak, stabilitas 1. PENDAHULUAN Penggunaan turap dalam konstruksi bangunan sipil telah banyak diterapkan diberbagai tempat. Hal ini disebabkan turap mempunyai kelebihan dibandingkan struktur dinding penahan lainnya terutama dinding penahan tipe gravitasi. Turap memiliki kemudahan dalam pemasangannya (instalasi) dan mampu melayani tekanan tanah lateral dengan beda elevasi yang cukup tinggi selain itu turap mampu dibuat pada tempat dimana konstruksi dinding penahan lainnya tidak memungkinkan untuk dibangun terutama pada levasi muaka air tanah yang tinggi. Kondisi tersebut terjadi pada kasus pembangunan Pelabuhan Rakyat di Tambak Lorok Semarang, dimana pemasangan turap dilakukan dipinggir pantai dengan kondisi lapisan tanah lunak cukup tebal (hasil dari peyelidikan tanah yang dilakukan). Selain itu pada pemasangan turap di Tambak Lorok akses alat berat untuk pemasangan turap sangat terbatas karena berdekatan dengan perumahan atau pemukiman. Berdasarkan hal tersebut, paper ini akan mendiskusikan permasalahan dan solusi pada tahap perencanaan dan pemasangan turap pada kondisi tanah lunak yang sangat tebal serta proses pemasangan (instalasi) turap. 2. PROFIL TANAH TAMBAK LOROK Gambar 1 menunjukkan lokasi pembangunan pelabuhan rakyat Tambak Lorok Semarang. Untuk mengetahui kondisi bawah tanah sebagai dasar perencanaan pondasi dan turap, penyelidikan tanah dilakukan dengan metode pengambilan sampel (Boring) dan Standart Penetration Test (N-SPT) di enam titik pengeboran. Dari Gambar 1 terlihat bahwa lokasi pembangunan pelabuhan rakyat Tambak Lorok merupakan teluk (garis warna kuning) yang bermuara di Laut Jawa. Karena kondisi lokasi berada pada tepi pantai/teluk pengambilan sampel tanah dan pengujian N-SPT dilakukan dilaut dan didarat (Gambar 2). Sampel yang diperoleh dari lapangan (Log Bor) dilakukan pengujian di laboratorium untuk mengetahui parameter fisik maupun teknis tanah yang diujikan yang nantinya akan dianalisa dan dibandingkan dengan kondisi hasil pengujian N-SPT. GT - 7

GT - 8 Gambar 1. Lokasi pembangunan Pelabuhan Rakyat Tambak Lorok Semarang (garis kuning) Gambar 2. Pengambilan sampel tanah (Boring) dan pengujian N-SPT. Hasil penyelidikan tanah yang dilakukan kemudian dibuat dalam bentuk memanjang yang menghubungkan antara beberapa titik pengujian (Stratigrafi Tanah) seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3. Parameter tanah yang diperlukanuntuk merencanakan struktur pondasi maupun turap diberikan oleh Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1 dan profil tanah pada Gambar 3 diketahui bahwa lapisan tanah lunak pada lokasi tersebut mempunyai tebal sekitar 28 meter berupa lempung. di bawah lapisan tanah lunak terdapat tanah berkonsistensi medium sampai pada elevasi - 36.00 meter hal ini menunjukkan bahwa lapisan tanah yang termampatkan akibat beban di atasnya (Compresible Soil) mempunyai ketebalan hingga 36 meter kondisi ini sangat berpengaruh pada perencanaan turap karena panjang turap yang tersedia di pasaran maksimal 21 meter.

GT - 9 Gambar 3. Profil tanah hasil penyelidikan tanah. Tabel 1. Parameter Tanah Tambak Lorok No Z (m) Jenis Tanah N-SPT t sat E C kn/m 3 kn/m 3 (kn/m 2 ) (kn/m 2 ) 1 0-28 Soft Clay 4 15,0 16,5 0 12,5 4 2 28-36 Medium Clay 8 17,4 19,0 0 25 27 3 36-78 Stiff Clay 15 18,5 20,5 0 50 28 4 > 78 Very Stiff Clay 60 19,0 22,0 0 100 30 Berdasarkan design akhir perencanaan (Gambar 4), konstruksi Pelabuhan Rakyat Tambak Lorok tidak hanya berfungsi sebagai pelabuhan namun juga berfungsi sebagai tanggul rob. Konstruksi pelabuhan ini terdiri atas turap sebagai dinding penahan, tiang pancang (Back Pile) untuk pondasi dan penambat angkur turap, dinding penahan beton (parapet) serta balok dan plat beton. Pengerukan dilakukan pada alur muara dengan kedalalaman pengerukan sekitar 3-6 meter. Cerucuk kayu dan urugan tanah disiapkan jika mobilisasi peralatan terkendalan oleh pemukiman sehingga memerlukan area yang cukup luas untuk kegiatan tersebut. 3. DESIGN TURAP DAN PELAKSANAANNYA Perancangan turap dimulai dengan perhitungan manual untuk mengetahui panjang awal turap yang diinginkan. Untuk mengetahui stabilitas keseluruhannya (Overall Stability) digunakan software Plaxis 8.2. karena panjang masimal turap yang disediakan dilapangan mempunyai maksimal 21 meter maka dipastikan seluruh tubuh turap akan berada pada tanah lunak (Tebal lapisan tanah lunak = 28 meter). Beda elevasi antara tanah di belakang dan di depan turap diambil yang terbesar yaitu 6 meter. Karena seluruh badan turap terletak pada tanah lunak maka diasumsikan terjadi defleksi pada bagian bahwa turap akibat gaya lateral yang terjadi. Gambar 5 menunjukkan tegangan yang terjadi pada turap (Hardiyatmo, 2005). Untuk menentukan panjang turap yang diperlukan dilakukan perhitungan berdasarkan tegangan yang terjadi pada turap. Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa panjang awal turap berdasarkan tegangan yang bekerja adalah 6 meter (panjang turap tertanam). Sehingga panjang total turap yang diperlukan adalah 12 meter. Data hasil perhitungan manual digunakan sebagai data awal untuk mengetahui stabilitas turap secara keseluruhan. Dari hasil perhitungan Plaxis diketahui bahwa untuk turap 12 meter terjadi pergeseran horisontal sebesar 1,04 meter dan penurunan turap sebesar 2,6 meter artinya turap runtuh karena tidak mampu menahan gaya lateral dan mengalami penurunan besar akibat beban sendiri. Berdasarkan hal tersebut panjang turap perlu ditambah. Berdasarkan Teng (1962) panjang turap tertanam untuk tanah lunak sekitar 2 (dua) kali panjang turap yang menahan gaya lateral, sehingga dicoba panjang turap 18 meter dengan hasil penurunan vertikal menjadi 1 meter dan pergeseran horisontal sebesar 25 cm (Gambar 6).

GT - 10 Gambar 4. Detail konstruksi Pelabuhan Rakyat Tambak Lorok. Gambar 5. Diagram tegangan pada turap Tambak Lorok (a) (b) Gambar 6. Perilaku turap hasil perhitungan Plaxis, a) Panjang 12 m; b) Panjang 18 m. Karena lapisan tanah lunak yang tebal maka kendala utama dalam menentukan desain yang tepat pada kasus ini adalah bagaimana mengurangi penurunan yang terjadi (Yulianto. FE, 2017; Hasyim, 2008) karena gaya lateral pada turap berkurang cukup besar jika panjang turap telah mencapai 18 meter sedangkan daya dukung tiang terhadap penurunan yang terjadi hanya mengandalkan gesekan dengan lapisan tanah (skin friction). Berdasarkan hal tersebut maka dipilihlah panjang maksimal turap yang tersedia dipasaran yaitu 21 meter, meskipun penurunan dan

GT - 11 pergesaran horisontal yang terjadi pada turap tidak ukup besar (penurunan 0,9 m; pergeseran 0,2 m). Dari beberapa perilaku turap yang dimodelkan dengan panjang yang berbeda beda diketahui bahwa turap memerlukan angker untuk meningkatkan stabilitasnya dalam menahan beban yang bekerja. Angker pada turap secara umum ada dua jenis yaitu angker beton dan angker baja berupa tyrod/profil. Penggunaan angker beton pada kasus ini lebih disarankan karena mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan angker baja (tyrod) terlebih pada lokasi dengan akses yang terbatas dan posisi angker yang berada pada tanah urug (Moctar, IB., 2002). Selain memerlukan area yang cukup luas (diluar bidang longsor) penggunaan angker tyrod harus bebas dari penurunan tanah yang biasa terjadi pada urugan tanah terlebih diatas tanah lunak (Teng, 1962) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7. Gambar 6. Posisi pemasangan angker pada konstruki turap berangker (Teng, 1962) Dari penjelasan tersebut maka diputuskan bahwa konstruksi turap pada Pelabuhan Tambak Lorok menggunakan Turap dengan panjang 21 meter dan berangker beton. Angker balok beton dicor monolit dengan dua tiang pancang yang juga berfungsi sebagai pondasi pelabuhan (Gambar 4). Perhitungan stabilitas keseluruhan angker dilakukan dengan Plaxis dan menunjukkan hasil yang baik (Gambar 7). Pelaksanaan konstruksi Gambar 7. Stabilitas konstruksi turap 21 meter setelah diangker dengan beton Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa pembangunan Pelabuhan Rakyat Tambak Lorok mempunyai kendala utama dalam akses masuk maupun terbatasnya area konstruksi (Gambar 1). Beberapa kendala yang dialami selama pelaksanaan yaitu: tidak adanya jalan yang mampu dilewati alat berat untuk mensupplai material konstruksi (tiang pancang, turap dll), tempat penyimpanan sementara material konstruksi tidak tersedia didekat lokasi. Hal ini karena lokasi konstruksi merupakan pemukimam padat penduduk (Gambar 8). Berdasarkan kondisi tersebut, penyimpanan material konstruksi ditempatkan di area Pelabuhan Tanjung Emas dan diangkut ke lokasi dengan ponton saar aur pasangpelaksanaan konstruksi dimulai dengan pemancangan pondasi tiang pancang (Spun Pile), pemasangan cerucuk kayu, timbunan sebagai lantai kerja dengan perkuatan geotextile, pengecoran balok beton, pemancangan turap dan pengeccoran balok dan pelat beton (Gambar 9). Berdasarkan pengamatan langsung dilapangan setelah

GT - 12 turap dipancang dilakukan pengikatan sementara dengan kawat baja pada tulangan balok beton untuk menghindari penurunan turap yang berlebih. Namun, dari beberapa hasil pengamatan setelah selesainya pemcangan turap (sebelum diangker dengan balok beton) diketahui bahwa turap sebagai besar tidak mengalami penurunan hal ini dimungkinkan terjadi akibat perubahan parameter tanah yang lebih baik (peningkatan nilai kohesi dan sudut geser dalam) disekitar turap akibat pemancangan tiang pancang maupun turap (Maryono, 2014). Gambar 8. Lokasi pembangunan Pelabuhan Rakyat Tambak Lorok (a) (b) (c) (d) Gambar 9. Proses konstruksi Tambak Lorok; a) Pemancangan Spun Pile; b) Penulangan Balok; c) Pengecoran balok beton/angker; d) Pengecoran plat beton kondisi 100%. 4. KESIMPULAN Berdasarkan penjelasan di atas dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Penggunaan turap pada tanah lunak dimana seuruh struktur turap dalam tanah lunak mempunyai perilaku dimana penurunan turap akibat daya dukung yang rendah lebih dominan dibandingkan pergeseran horisontal akibat gaya lateralnya. 2. Penggunaan angker pada turap dalam tanah lunak sangat disarankan untuk mengatasi penurunan turap akibat daya dukung tanah yang rendah.

GT - 13 3. Pada area yang terbatas dan lokasi urugan angker dengan balok beton lebih efektif digunakan karena tidak memerlukan area yg luas serta tidak terpengaruh oleh pemampatan yang terjadi pada tanah urug. 4. Pengaruh pemcangan spun pile maupun turap mengakibatkan perubahan pada parameter tanah disekitarnya sehingga dalam pelaksanaannya turap tidak mengalami penurunan seperti pada pemodelan hasil analisis Plaxis. DAFTAR PUSTAKA Hardiyatmo, H.C., (2002). Teknik Pondsi 2., Beta Offset, Yogyakarta. Hasyim, R and Islam, S (2008). Engineering Properties of Peat Soil in Peninsular, Malaysia, Journal of Applied Sciences, I812-5654. Maryono (2014)., Analisis Deformasi Tanah Dan Sheet Pile Akibat Pemancangan Tiang Pada Tanah Lunak, E Journal Graduate Universitas Katolik Parahyangan, Vol. 1., No.1. Mochtar, I. B. (2002). Metode Perbaikan Tanah., ITS Press, Surabaya. Teng, W. C., (1962)., Foundation Design, Prentice Hall, Englewood Cliffs, N. J. Yulianto, F. E., Perilaku Tanah Gambut Berserat, Permasalahan dan Solusinya, Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil dan Infrastruktur-I, Universitas Negeri Jember, 30 Oktober 2018, pp. G-77 G-86.

GT - 14 KONFERENSI NASIONAL TEKNIK SIPIL 12 (KoNTekS 12) Batam, 18 19 September 2018