PENGARUH LAMA PENYIMPANAN KONSENTRAT PRONUTRION SECARA ANAEROB TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PUBLIKASI ILMIAH

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

I. PENDAHULUAN. Jumlah pasar tradisional yang cukup banyak menjadikan salah satu pendukung

Pengaruh Penggunaan...Trisno Marojahan Aruan

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Nutrien

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Devendra dan Burns (1994) menyatakan bahwa kambing menyukai pakan

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

KANDUNGAN LEMAK KASAR, BETN, KALSIUM DAN PHOSPOR FESES AYAM YANG DIFERMENTASI BAKTERI Lactobacillus sp

KANDUNGAN PROTEIN DAN SERAT KASAR TONGKOL JAGUNG YANG DIINOKULASI Trichoderma sp. PADA LAMA INKUBASI YANG BERBEDA ABSTRACT ABSTRAK PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

Pengaruh Tingkat Konsentrasi dan Lamanya Inkubasi EM4 Terhadap Kualitas Organoleptik Pupuk Bokashi

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional. Undang-undang No.18 Tahun 2012 tentang Pangan

PERUBAHAN MASSA PROTEN, LEMAK, SERAT DAN BETN SILASE PAKAN LENGKAP BERBAHAN DASAR JERAMI PADI DAN BIOMASSA MURBEI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang cukup populer dan

I. PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap peningkatan produksi ternak. Namun biaya pakan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang

PEMBUATAN BIOPLUS DARI ISI RUMEN Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan peningkatan permintaan daging kambing, peternak harus

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

KAJIAN PENGOLAHAN JERAMI PADI SECARA KIMIA DAN BIOLOGI SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENAMPILAN SAPI PERANAKAN ONGOLE

Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. penampilan barang dagangan berbentuk sayur mayur yang akan dipasarkan

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

TEKNOLOGI JERAMI FERMENTASI SEBAGAI PAKAN TERNAK Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si Widyaiswara Muda

IDENTIFIKASI KUALITAS DEDAK YANG DISIMPAM DALAM BERBAGAI JENIS KEMASAN

Diharapkan dengan diketahuinya media yang sesuai, pembuatan dan pemanfaatan silase bisa disebarluaskan sehingga dapat menunjang persediaan hijauan yan

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan terhadap Warna Silase Rumput Gajah purpureum) pengaruh penambahan S. cerevisiae pada berbagai tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan usaha peternakan sangat ditentukan oleh kualitas, kuantitas,

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN 2013

II.TINJAUAN PUSTAKA. Dedak padi merupakan hasil ikutan penggilingan padi yang berasal dari

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara

PENGGUNAAN ARANG KAYU DAN ARANG BATOK KELAPA TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK, KADAR AIR, KETENGIKAN DAN KADAR LEMAK DEDAK PADI YANG DISIMPAN SELAMA 4

I. PENDAHULUAN. masyarakat meningkat pula. Namun, perlu dipikirkan efek samping yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI

Pengaruh Campuran Feses Sapi Potong dan Feses Kuda Pada Proses Pengomposan Terhadap Kualitas Kompos

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 10. Hasil Pengamatan Karakteristik Fisik Silase Ransum komplit

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar. Kecernaan adalah bagian zat makanan dari pakan/ransum yang tidak

PEMANFAATAN LIMBAH PRODUKSI MIE SEBAGAI ALTERNATIF PAKAN TERNAK

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

Pengaruh Lama Penyimpanan dalam Lemari Es terhadap PH, Daya Ikat Air, dan Susut Masak Karkas Broiler yang Dikemas Plastik Polyethylen

HASIL DAN PEMBAHASAN

ILMU BETERNAK Suatu Tinjauan dari Sisi Pakan Ternak Oleh : Ir. H. Anggodo Marnomo Praktisi & Pengamat Pakan Ternak

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan Serat Kasar. Kecernaan serat suatu bahan pakan penyusun ransum akan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan pangan semakin meningkat dengan bertambahnya. jumlah penduduk. Berbagai jenis pangan diproduksi dengan meningkatkan

RESPON PRODUKSI SUSU SAPI FRIESIAN HOLSTEIN TERHADAP PEMBERIAN SUPLEMEN BIOMINERAL DIENKAPSULASI SKRIPSI PIPIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pakan pelengkap (Hartadi dkk., 1991). Konsentrat terdiri dari campuran jagung,

Feed Wafer dan Feed Burger. Ditulis oleh Mukarom Salasa Selasa, 18 Oktober :04 - Update Terakhir Selasa, 18 Oktober :46

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Konsentrasi NH3. protein dan non protein nitrogen (NPN). Amonia merupakan bentuk senyawa

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk mengetahui mutu kerupuk ikan Selais (Crytopterus bicirhis) hasil

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Bintoro dkk (2010) sagu ( Metroxylon sp) merupakan tanaman

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten penghasil sayuran

Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(2): , Mei 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanduknya mengarah ke depan (Rahman, 2007). Sapi FH memiliki produksi susu

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Musim kemarau di Indonesia menjadi permasalahan yang cukup

SUHU FERMENTOR TERHADAP NILAI GIZI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PRODUK FERMENTASI BUNGKIL KELAPA SAWIT

Coleman and Lawrence (2000) menambahkan bahwa kelemahan dari pakan olahan dalam hal ini wafer antara lain adalah:

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha

BAB I PENDAHULUAN. komposisi senyawanya terdiri dari 40% protein, 18% lemak, dan 17%

BAB I PENDAHULUAN. Statistik peternakan pada tahun 2013, menunjukkan bahwa populasi

Kualitas Daging Sapi Wagyu dan Daging Sapi Bali yang Disimpan pada Suhu 4 o C

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi lengkap yaitu karbohidrat, lemak, protein, mineral dan

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

PAPER BIOKIMIA PANGAN

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Lama Fermentasi dan Penambahan Inokulum terhadap Kualitas Fisik Silase Rumput Kalanjana

UJI ORGANOLEPTIK DAN MIKROBIOLOGI TELUR ASIN MENGGUNAKAN PERENDAMAN LUMPUR SAWAH NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. antar jenis tanaman menyebabkan tanaman ini tersisih dan jarang ditanam dalam

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cara peningkatan pemberian kualitas pakan ternak. Kebutuhan pokok bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara sapi Jawa dengan sapi Bali (Rokhana, 2008). Sapi Madura

Transkripsi:

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN KONSENTRAT PRONUTRION SECARA ANAEROB TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Peternakan pada PROGRAM STUDI PETERNAKAN Oleh LINI PURWANTI B1A 009 001 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS MATARAM MATARAM 2015 1

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN KONSENTRAT PRONUTRION SECARA ANAEROB TERHDAP KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PUBLIKASI ILMIAH Oleh LINI PURWANTI B1A 009 001 Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Peternakan pada PROGRAM STUDI PETERNAKAN Disetujui: Pembimbing Utama Ir. Uhud Abdullah, MP. NIP.19550531 198603 1002 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS MATARAM MATARAM 2015 2

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN KONSENTRAT PRONUTRION SECARA ANAEROB TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR Oleh Lini Purwanti B1A 009 001 Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Mataram Jl. Majapahit 62, Mataram 83125, Lombok, Nusa Tenggara Barat INTI SARI Penelitian tentang pengaruh lama penyimpanan Konsentrat Pronutrion secara Anaerob terhadap Kandungan Protein Kasar dan Serat Kasar telah dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Mataram pada tanggal 25 Maret sampai dengan 29 April 2015. Materi yang digunakan adalah Konsentrat Pronutrion. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan Perlakuan tersebut meliputi P0 ( penyimpanan 0 hari), P1 (disimpan selama 7 hari), P2 (disimpan selama 14 hari), P3 (disimpan selama 21 hari), P4 (disimpan selama 28 hari) dan P5 (disimpan selama 35 hari). Variabel yang diamati yaitu Kandungan Protein Kasar dan Serat Kasar. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis keragaman (ANOVA) dari Rancangan Acak Lengkap (RAL), pengaruh yang berbeda nyata dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan s. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama penyimpanan Konsentrat Pronutrion yang disimpan secara Anaerob berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap Kandungan Protein Kasar dan Serat Kasar. Kata Kunci: Konsentrat Pronutrion, Anaerob, Protein kasar dan Serat Kasar. 3

THE EFFECT OF STROGE TIME PRONUTRION CONCENTRATES STORED IN ANAEROBIC AGAINST CRUDE PROTEIN AND CRUDE FIBER by Lini Purwanti B1A 009 001 Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Mataram Jl. Majapahit 62, Mataram 83125, Lombok, Nusa Tenggara Barat ABSTRACT Research on the influence of storage time Pronutrion Anaerobic Concentrates on crude protein and crude fiber have been conducted in Laboratory Science Of Nutrition and Fodder Faculty Of Animal Husbandry Mataram University on 25 March to 29 April 2015. The material used is concentrated pronutrion. Experimental design used was a Completely Randomized Design (CRD) with 6 treatment and 3 replications. The treatment includes P0 (stroge 0 days), P1 (stored for 7 days), P2 (stored for 14 days), P3 (stored for 21 days), P4 (stored for 28 days), P5 (stored for 35 days). Variables is Crude Protein and Crude Fiber. Data were analyzed using analysis of variance (ANOVA) significantly different effect followed by Duncan s test. The results showed that the concentrate storage time pronutrion stored in anaerobic effect is not significant (P>0,05) for Crude Protein and Crude Fiber. Keyword: Concentrate Pronutrion, Anaerobic, Crude Protein and Crude Fiber. 4

PENDAHULUAN Konsentrat adalah bahan makanan yang memiliki kadar protein dan karbohidrat yang tinggi dan rendah kadar serat kasarnya dibawah 18 persen. Fungsi utama konsentrat bagi ternak adalah untuk meningkatkan mutu gizi dari beragam bahan makanan yang dijadikan satu atau dicampur, konsumsi pakan lebih baik dan mempercepat pertumbuhan pada ternak usia muda (Darmono, 1993). Konsentrat Pronutrion adalah konsentrat yang diproduksi oleh Gading Mas Feed Mill, yang memiliki kandungan protein kasar 17,68 persen dan kandungan serat kasarnya 14,85 persen bahan baku yang digunakan dalam pembuatan Kosentrat yaitu; Air kelapa fermentasi, Dedak Padi, Ajitein, FML, Calsium, Garam, Ultramineral dan Ragi tape. Harga jual dari konsentarat ini lebih murah dibandingkan dengan harga konsentrat jadi yang dijual dipasaran. Mahalnya harga pakan dan besarnya biaya pengadaan pakan memberikan dampak yang sangat besar bagi peternak sapi potong. Belum lagi harga sapi potong dipasaran mengikuti kebijakan pasar di setiap daerah yang tidak bisa ditentukan berdasarkan keinginan peternak itu sendiri. Oleh karena itu perlu adanya upaya yang dilakukan oleh peternak untuk dapat menekan biaya pakan sehingga keuntungan yang diproleh oleh peternak jauh lebih tinggi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh peternak untuk menekan biaya produksi adalah dengan cara membeli pakan konsentrat dipasaran dengan harga yang lebih murah. Konsentrat sebagai bahan penguat sangat bagus sekali bagi ternak sebab mudah dicerna dengan baik. Karena terbuat dari beragam campuran bahan pakan yang berasal dari bahan-bahan pakan yang banyak kandungan sumber energi, protein, vitamin, dan mineral. Protein merupakan senyawa organik yang dibangun oleh beberapa unsur seperti karbon, hodrogen, oksigen, nitrogen, sulfur dan fosfor. Didalam tubuh sapi, protein memegang peranan yang sangat penting. Oleh karena itu, protein pakan harus terus disuplai kedalam tubuh sapi potong dengan jumlah yang sesui dengan kebutuhan sapi tersebut (Erlangga, 2013). 5

Serat kasar adalah bahan organik yang tidak larut dalam asam alkali lemah dan tidak dapat dicerna oleh enzim dari saluran pencernaan (Arora, 1989). Pada ternak ruminansia serat kasar menjadi sangat penting, bahan ini digunakan dalam membantu proses pencernaan makanan. Disamping itu, serat kasar pada ruminansia juga akan didegradasi dalam rumen dengan bantuan bakteri, protozoa dan jamur. Ketiga jenis mikroorganisme tersebut mampu merombak serat kasar pada bahan pakan hijauan sehingga mampu diserap oleh dinding usus secara sempurna. Konsentrat biasanya disusun dari bahan yang berbentuk biji-bijian yang umumnya memiliki nilai nutrisi lebih baik dibandingkan dengan rumput. Kandungan nutrisi yang tinggi menyebabkan konsentrat mudah sekali mengalami penyusutan. Penyusutan ini dapat berupa penyusutan kuantitatif dan penyusutan kualitatif. Penyusutan ini erat kaitannya degan lama waktu penyimpanan. Buckle et al, (1987) mengemukakan bahwa dalam proses penyimpanan terjadi perubahan-perubahan bahan makanan yang akan menurunkan kualitas pakan yang disimpan. Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai Pengaruh Lama Penyimpanan Konsentrat Pronutrion Secara Anaerob Terhadap Kandungan Protein Kasar dan Serat Kasar. 6

MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksankan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universits Mataram pada tanggal 25 Maret sampai dengan 29 April 2015. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Konsentrat Pronutrion Gading Mas Feed Mill Ampenan. Sebelum dianalisis terlebih dahulu Konsentrat Pronutrion ditimbang sebanyak 400 gr lalu dibungkus dengan plastik es untuk penyimpanan secara anaerob dan pastikan tidak ada udara didalam plastik. Setelah itun Konsentrat Pronutrion disimpan didalam gudang yang didalamnya telah disediakan para-para untuk menaruh sampel yang telah siap disimpan sehingga tidak terjadi kontak langsung antara sampel dengan lantai gudang. Sampel diambil setiap minggu untuk dianalisis dengan analisis proksimat. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah Kandungan Protein Kasar dan Serat Kasar. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan yaitu P0 (Tanpa penyimpanan), P1 (Penyimpanan selama 7 hari), P2 (Penyimpanan selama 14 hari), P3 (Peyimpanan selama 21 hari), P4 (Penyimpanan selam 28 hari), dan P5 (Penyimpanan selama 35 hari). Setiap perlakuan menggunakan tiga kali ulangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis varian (ANOVA) dari Rancangan Acak Lengkap (RAL) untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan s (Stell and Torrie, 1998) 7

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Umum Suatu proses fermentasi dinyatakan berhasil jika hasil fermentasi tidak mengalami kerusakan, misalnya bahan menjadi busuk dan berjamur. Perubahan warna, aroma, tekstur dan ada tidaknya jamur merupakan beberapa indikasi awal terjadinya perubahan suatu bahan yang mengalami perlakuan. Tabel 1. Pengaruh Lama Penyimpanan Konsentrat Pronutrion yang disimpan Secara Anaerob Terhadap Sifat Organoleptik, Jamur dan ph. PENGAMATAN Perlakuan Warna Tekstur Aroma Jamur ph P0 Kekuningan Kasar P1 Kekuningan Kasar P2 Kuning kecoklatan Lembut P3 Kuning kecoklatan Lembut P4 Kuning kecoklatan Lembut P5 Coklat Lembut Sumber : Data primer diolah 2015 Khas dedak Tidak ada 4,73 Bau tape Tidak ada 5,58 Bau tape Sedikit 5,78 Bau tape Tidak ada 5,97 Bau tape Tidak ada 5,64 Bau tape Sedikit 5,86 Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa Konsentrat Pronutrion yang tidak mendapat perlakuan P0 berwarna kekuningan, begitu juga dengan perlakuan P1 berwarna kekuningan. Jika dibandingkan dengan Konsentrat Pronutrion yang telah disimpan lama berwarna kuning kecoklatan. Pada perlakuan P2, P3, dan P4 memiliki warna khas dedak yaitu kuning kecoklatan, sedangkan pada perlakuan P5 memiliki warna coklat hal ini membuktikan bahwa selama penyimpanan tidak terjadi hidrolosis lemak yang menyebabkan ketengikan seperti yang dikatakan Rezka (2010) menyatakan bahwa, hidrolisis lemak berlangsung dalam suasana baik aerobik 8

maupun anaerobik. Mikroba yang tumbuh membentuk koloni yang awalnya berwarna putih, kemudian berubah menjadi abu-abu, hitam, kuning, merah atau biru. Dalam lemak, pigmen yang dihasilkan berfungsi sebagai indikator dalam reaksi oksidasi, contoh pigmen kuning cerah dalam lemak dihasilkan oleh Micrococci sp. Jika terjadi ketengikan karena proses oksidasi maka pigmen tersebut berubah menjadi ungu kebiruan, oksidasi lemak. Ketaren (1986) menambahkan bahwa, ketengikan hidrolisis merupakan akibat reaksi antara bahan pakan dengan air. Pada penyimpanan trelalu lama dimana terjadi kenaikan kandungan air biasanya terjadi ketengikan hidrolisis. Pada reaksi hidrolisis akan dihasilkan gliserida dan asam lemak bebas dengan rantai pendek (C4 C12). Akibat yang ditimbulkan dari reaksi ini adalah terjadinya perubahan bau dan rasa dari minyak atau lemak, yaitu timbulnya rasa tengik. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa lama penyimpanan Konsentrat Pronutrion terhadap sifat organoleptik memiliki tekstur yang baik yaitu terasa lembut. Pengamatan tekstur pada perlakuan P2, P3, P4, dan P5 relatif hampir sama, tetapi jika dibandingkan dengan perlakuan P0 dan P1 dengan tekstur yang lebih kasar. Hal ini membuktikan bahwa dedak padi yang digunakan dalam pembuatan Konsentrat Pronutrion memiliki kualitas yang baik sesuai dengan pendapat Rasyaf (2002) menyatakan bahwa dedak padi yang berkualitas baik mempunyai fisik seperti baunya khas, tidak tengik, teksturnya halus, lebih padat dan mudah digenggam karena mengandung kadar sekam yang rendah, dedak yang seperti ini mempunyai nilai nutrisi yang tinggi. Aroma yang dihasilkan pada perlakuan P1, P2, P3, P4, dan P5 lebih harum karena mirip dengan proses pembuatan tape dimana mikroba merombak karbohidrat dalam dedak padi. Pengamatan adanya jamur pada perlakuan P1, P3 dan P4 relatif sama, yaitu tidak ditumbuhi oleh jamur sedangkan pada perlakuan P2 dan P5 ditemukan ada sedikit jamur. 9

Kandungan Protein Kasar dan Serat Kasar Pengaruh Lama Penyimpanan Konsentrat Pronutrion Terhadap Kandungan Protein Kasar dan Serat Kasar disajikan pada tabel berikut : Tabel 2. Pengaruh Lama Penyimpanan Konsentrat Pronutrion yang disimpan secara Anaerob Terhadap Rataan Kandungan Protein Kasar dan Serat Kasar. Anaerob Perlakuan Kandungan PK (%) Kandungan SK (%) P0 (0 hari) 17,86 a 16, 21 a P1 (7 hari) 17,20 a 16, 58 a P2 (14 hari) 17,63 a 16, 53 a P3 (21 hari) 17,43 a 16, 51 a P4 (28 hari) 17,63 a 15, 83 a P5 (35 hari) 16,91 a 16, 24 a Keterangan: Nilai rataan yang diikuti superscript yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan respon yang berbeda nyata (P<0,05). Kandungan Protein Kasar Dari Tabel 2 dapat dilihat kandungan rata-rata Protein Kasar Konsentarat Pronutrion yang disimpan secara Anaerob berturut-turut yaitu sebesar (P0) 17,86%, (P1) 17,20%, (P2) 17,63%, (P3) 17,43%, (P4) 17,63%, (P5) 16,91%. Hasil analisis statistik menunjukkan pengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap kandungan Protein Kasar Konsentarat Pronutrion yang disimpan secara Anaerob berdasarkan lama penyimpanan. Uji lanjut jarak berganda Duncan s menunjukkan bahwa kandungan Protein Kasar Konsentrat Pronutrion yang disimpan secara Anaerob tertinggi pada perlakuan P0 dan untuk yang terrendah pada perlakuan P5. Perlakuan P0 tidak berbeda nyata dengan perlakuan P1, P2, P3, P4 dan P5. Hal ini menunjukkan makin lama penyimpanan Konsentrat Pronutrion secara Anaerob tidak berpengaruh terhadap kandungan Protein Kasar. 10

Kushartono (1996) menyatakan bahwa, penyimpana pakan yang terlalu lama akan menurunkan kualitas dari pakan tersebut. Berdasarkan pengalaman dilapangan bahwa kerusakan bahan pakan terjadi setelah satu bulan bahan tersebut disimpan. Waktu penyimpanan cendrung untuk meningkatkan kadar air bahan, yang akan menunjang pertumbuhan jamur yang pada gilirannya akan lebih menpercepat kerusakan bahan tersebut (Wijandi, 1977). Hal tersebut menunjukan perbedaan yang cukup besar jika dibandingkan dengan pendapat, (Kushartono, 1996) dan (Wijandi, 1997). Jadi lama penyimpanan Konsentrat Pronutrion yang disimpan secara Anaerob tidak mempengaruhi kandungan Protein Kasar, Jika dibandingkan. Kandungan Serat Kasar Kandungan Serat Kasar Konsentrat Pronutrion yang disimpan secara Anaerob berturut-turut P0 (16,21%), P1 (16,58%), P2 (16,53%), P3 (16,51%), P4 (15,83%) dan P5 (16,24%) dan kandungan Serat Kasar tertinggi diproleh pada perlakuan P1 yaitu (16,58%) dan kandungan Serat Kasar terrendah pada perlakuan P4 yaitu 15,83%. Berdasarkan analisis statistik menunjukkan bahawa kandungan Serat Kasarnya menunjukkan pengaruh tidak nyata (P>0,05), sedangkan hasil uji lanjut Duncan s menunjukkan bahwa P0 tidak berbeda nyata (P>0,05) jika dibandingkan dengan perlakuan P1, P2, P3, P4 dan P5. Dari perlakuan P0 sampai P5 yaitu dari penyimpanan hari ke 0 sampai dengan hari ke 35 kandungan Protein Kasarnya tinggi dan kandungan Serat Kasarnya rendah yaitu berturut-turut P0 (16,21%), P1 (16,58%), P2 (16,53%), P3 (16,51%), P4 (15,83%), P5 (16,24%) hal ini sesui dengan pendapat Darmono (1993) menyatakan bahwa pakan penguat atau konsentrat adalah pakan yang berasal dari biji-bijian dan mengandung protein yang cukup tinggi dan serat kasar kurang dari 18%. 11

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh lam penyimpanan Konsentrat Pronutrion yang disimpan Secara Anaerob Terhadap Kandungan Protein Kasar dan Serat Kasar belum menunjukan pengaruh yang nyata terhadap Kandungan Protein Kasar dan Serat Kasar. Saran Perlu penelitian lebih lanjut mengenai waktu penyimpanan lebih dari 35 hari. 12

DAFTAR PUSTAKA Arora, S.P. 1989. Pencernaan Mikroba Pada Ruminansia. Gajah Mada University Press: Yogyakarta. Darmono.1993. Tatalaksana Usaha Sapi Kereman. Kanisius, Yogyakarta. Daryatmo, Joko. 2002. Manajemen Penyimpanan Pakan Konsentrat. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Erlangga.2013. Meningkatkan Bobot Sapi Potong dengan Pakan Racikan Sendiri. Pustaka Agro Mandiri. Tangerang Kushartono B. 1996. Pengendalian Jasad Pengganggu Bahan Pakan Ternak Selama Penyimpanan. Prosiding Lokakarya Fungsional Non Peneliti Pusat Peneliti dan Pengembangan Peternakan.Hal.202-209. Wahju. 1986. Ilmu Nutrisi Unggas. Universitas Gajah Mada Press, Yogyakarta. 13