BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PENETAPAN HARGA JUAL DALAM PERENCANAAN LABA PADA HOME INDUSTRI TEMPE SETIA BUDI MEDAN

BAB II LANDASAN TEORITIS. maupun variable. Menurut Garrison dan Nooren (2006:51), mengemukakan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut:

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Masiyah Kholmi dan Yuningsih biaya (cost)

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan Manufaktur

Bab 1. Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya Hubungan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perbandingan Harga Pokok Produksi Full Costing dan Variable Costinguntuk

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. konsumen dibuat berdasarkan biaya produksi per unit ditambah persentase mark up,

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Produksi Tahu Pas (Putra H.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen. Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertiandan Klasifikasi Biaya Produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Dalam menjalankan fungsinya, manajemen membutuhkan informasi untuk

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BIAYA OVERHEAD PABRIK Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya. Untuk itu suatu perusahaan menyelenggarakan akuntansi, guna memperoleh

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL. berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. M enurut Hansen. menggunakan produk atau fasilitas organisasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING SEBAGAI DASAR PENETAPAN HARGA JUAL PADA CV SALWA MEUBEL

Perhitungan Harga Pokok Produksi þÿ P a d a P a b r i k T a h u B u G i t o D e n Metode Process Costing

PENETAPAN HARGA POKO PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT PADA PT. PAYA PINANG GROUP TEBING TINGGI. Sri Wangi Sitepu, S.Pd, M.Si

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen. Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management

BAB II BAHAN RUJUKAN. Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya.

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Biaya Pengertian Biaya

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Biaya 1. Pengertian Biaya Menurut Sujarweni (2015:9), biaya mempunyai dua pengertian yaitu pengertian secara luas dan secara sempit. Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang dalam usahanya untuk mendapatkan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu baik yang sudah terjadi/baru direncanakan. Biaya dalam arti sempit adalah pengorbanan sumber ekonomi dalam satuan uang untuk memperoleh aktiva. Daljono (2001:13) mendefinisikan biaya adalah suatu pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan akan memberikan keuntungan atau manfaat pada saat ini atau masa yang akan datang. Hansen dan Moven (2006:40) mendefinisikan biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa datang bagi organisasi. Biaya menurut Mulyadi (2010:8) adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. 11

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa biaya adalah suatu pengorbanan ekonomi yang memiliki tujuan tertentu dan memberikan manfaat dimasa sekarang dan dimasa depan. 2. Pengelompokan Biaya Sujarweni (2010:13) menjelaskan bahwa biaya yang terjadi di perusahaan perlu ditelusuri berasal dari mana saja biaya tersebut, angkaangka yang disebut sebagai biaya dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1) Berdasarkan pengelompokan biaya a) Biaya pabrikase/ Pabrik/ Manufaktur (1) Bahan baku Adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku utama yang dipakai untuk memproduksi barang. Contoh: Biaya pembelian kayu jati. (2) Tenaga Kerja Langsung Adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja utama yang langsung berhubungan dengan produk yang diproduksi dari bahan baku mentah menjadi barang jadi. Contoh: Biaya untuk pembayaran pegawai yang langsung membuat produk meubel. (3) Biaya Overhead Pabrik Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang, selain bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik terdiri dari : 12

Bahan Tidak Langsung Adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu produk, namun pemakaiannya sedikit. Contoh : Biaya untuk membeli baut, mur dan pelitur Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji tenaga kerja namun tenaga kerja tersebut secara tidak langsung mempengaruhi pembuatan barang jadi. Contoh: Biaya untuk membayar pengawas produksi. Biaya Tidak Langsung Lainnya Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang yang secara tidak langsung berkaitan dengan produksi barangnya. Contoh: Ketika membuat satu lemari, dibutuhkan listrik untuk menghidupkan mesin, dibutuhkan telepon untuk memesan bahan baku. Jadi biaya listrik, biaya telepon masuk dalam kategori ini. b) Biaya Komersial Biaya komersial terdiri dari 2 yaitu : 1) Biaya Pemasaran Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan malaksanakan kegiatan pemasaran atau promosi produk. 13

Contohnya: biaya pemasangan iklan papan, iklan televisi, iklan majalah, biaya angkutan dari gudang perusahaan ke gudang pembeli, gaji karyawan bagian-bagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran, biaya untuk membuat contoh (sample). Contoh: Biaya iklan, Biaya pengiriman barang. 2) Biaya Administrasi Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah: biaya gaji manager puncak, bagian keuangan, akuntansi, personalia. 3) Berdasarkan Perilaku Biaya Klasifikasi biaya berdasarkan perilaku biaya dibagi menjadi 4 yaitu: a) Biaya Variabel Biaya yang jumlahnya berubah-ubah, namun perubahannya sebanding dengan perubahan volume produksi/penjualan. Contoh: Biaya bahan baku, Biaya tenaga kerja langsung. b) Biaya Tetap Biaya yang tidak berubah jumlahnya walaupun jumlah yang produksi/dijual berubah dalam kapasitas normal. Contoh: Biaya pembelian mesin. 14

c) Biaya Semi Variabel Biaya yang jumlahnya ada yang berubah-ubah sesuai dengan perubahan kuantitas dan ada tarif tetapnya. Contoh: Biaya telepon dan biaya listrik. Kedua biaya tersebut terdiri dari biaya langganan yang pasti harus dibayar dan biaya pemakaian. d) Biaya Bertingkat Biaya yang dikeluarkan sifatnya tetap harus dikeluarkan dalam suatu rentan produksi. Contohnya: Biaya pembelian mesin pertama jika produksi terlalu banyak mesin pertama yang dibeli tidak memenuhi kapasitas, maka perusahaan membeli mesin kedua. 4) Berdasarkan Pengambilan Keputusan Klasifikasi biaya berdasarkan pengambilan keputusan dibagi menjadi 2 yaitu : a) Biaya Relevan Biaya yang harus direncanakan terlebih dahulu kerena biaya ini akan mempengaruhi pengambilan keputusan perusahaan masa mendatang. Contoh biaya relevan: Suatu perusahaan telah berhasil membeli sebuah ruko yang sangat besar, perusahaan harus melakukan pengambilan keputusan dimana ruko tersebut lebih baik dipakai sendiri untuk membuka cabang baru atau ruko 15

tersebut disewakan saja untuk orang lain. Dari kedua alternatif tersebut perlu dilakukan perhitungan supaya dapat memilih salah satu alternatif yang menguntungkan untuk perusahaan. b) Biaya Tidak Relevan Biaya yang tidak berbeda diantara alternatif tindakan yang sudah ada. Biaya ini tidak akan mempengaruhi pengambilan keputusan dan akan tetap sama jumlahnya tanpa memperhatikan alternatif yang dipilih. Oleh karena itu biaya tidak relevan tidak harus dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan. 5) Berdasarkan Sesuatu yang Dibiayai Klasifikasi biaya sesuai dengan sesuatu yang dibiayai dibagi menjadi 2 yaitu: a) Biaya Langsung (direct cost) adalah biaya yang manfaatnya langsung diidentifikasikan pada produk yang dibuat. Biaya produksi langsung terdiri atas biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. b) Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan kepada produk yang dibuat. Biaya produksi tidak langsung adalah biaya overhead pabrik. 16

6) Biaya Kesempatan (Opportunity Cost) Manfaat yang akan diperoleh jika salah satu alternatif dipilih dari beberapa alternatif yang ada. Atau dengan kata lain pendapatan yang tidak jadi diperoleh karena telah memilih salah satu alternatif dari beb erapa alternatif yang tersedia. Untuk mengambil keputusan memilih salah satu alternatif seharusnya mempertimbangkan biaya dan pendapatan yang akan muncul. B. Harga Pokok Produksi Perhitungan harga pokok produksi dalam suatu perusahaan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan baik pihak manajemen perusahaan maupun pihak luar perusahaan. Untuk memenuhi tujuan perhitungan harga prokok produksi tersebut akuntansi biaya mencatat, mengklasifikasi, dan meringkas biaya-biaya pembuatan produk. Pengertian menurut Mulyadi (2012:14) yaitu Harga pokok produksi adalah sejumlah biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Sedangkan menurut Bustami dan Nurlela (2010:49), harga pokok produksi adalah: kumpulan biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga langsung, dan biaya overhead pabrik ditambah persediaan produk dalam proses awal dan dikurangi persediaan produk dalam proses akhir. Harga pokok produksi terikat pada periode waktu tertentu. Harga 17

pokok produksi akan sama dengan biaya produksi apabila tidak ada persediaan produk dalam proses awal dan akhir. Pengertian-pengertian di atas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa harga pokok produksi adalah biaya-biaya yang digunakan selama proses produksi, dimana biaya-biaya tersebut meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. 1. Perhitungan Harga Pokok Produksi Perhitungan harga pokok produksi adalah untuk mengetahui besarnya biaya produksi yang dikeluarkan dalam memproduksi suatu barang. Pada umumnya biaya produksi tersebut meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung disebut juga dengan biaya utama (prime cost), sedangkan yang lain disebut biaya konversi (conversion cost). Biaya-biaya ini dikeluarkan untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Yang termasuk ke dalam unsur-unsur harga pokok adalah sebagai berikut : a. Biaya Bahan Baku Biaya bahan baku adalah bahan yang merupakan unsur paling pokok dalam proses produksi, dan dapat langsung dibebankan kepada harga pokok barang yang diproduksi. Menurut Mulyadi (2010:275) menjelaskan pengertian bahan baku adalah sebagai berikut: bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi. Bahan baku yang diolah 18

dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, impor, atau dari pengolahan sendiri. Didalam memperoleh bahan baku, perusahaan tidak hanya mengeluarkan biaya sejumlah harga beli bahan baku saja, tetapi juga mengeluarkan biaya-biaya pembelian, pergudangan, dan biaya-biaya perolehan lain. b. Biaya Tenaga Kerja Tenaga kerja adalah usaha fisik atau mental yang digunakan dalam membuat suatu produk. Biaya tenaga kerja merupakan salah satu konversi biaya untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi. Biaya tenaga kerja yang termasuk dalam perhitungan biaya produksi digolongkan ke dalam biaya tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Menurut Mursyidi (2010:213) mengatakan bahwa biaya tenaga kerja dapat digolongkan menjadi dua yaitu (1) biaya tenaga kerja langsung (direct labor), dan (2) biaya tenaga kerja tidak langsung (indirect labor). Biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya tenaga kerja yang langsung berhubungan dengan proses produksi, misalnya tukang dan pekerja pabrik. Sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung merupakan biaya tenaga kerja yang tidak langsung berhubungan dengan produksi, misalnya gaji direktur produksi, pengawas, dan administrasi produksi. Sedangakan menurut Bustami dan Nurlela (2010:12), biaya tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang digunakan dalam 19

merubah atau mengkonversi bahan baku menjadi produk selesai dan dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja langsung merupakan faktor penting berupa sumber daya manusia yang mempengaruhi proses pengolahan bahan baku menjadi barang jadi pada suatu proses produksi dan biaya tenaga kerja merupakan upah yang diberikan kepada tenaga kerja dari usaha tersebut. c. Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik adalah unsur biaya produksi selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung dan dikeluarkan selama proses produksi. Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang paling kompleks dan tidak dapat didefinisikan pada produk jadi, maka pengumpulan biaya overhead pabrik baru dapat diketahui setelah barang pesanan selesai diproduksi. Biaya overhead pabrik menurut Mulyadi (2012:194) adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang dikelompokan menjadi beberapa golongan berikut : 1. Biaya bahan penolong 2. Biaya reparasi dan pemeliharaan 3. Biaya tenaga kerja tidak langsung 4. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap 5. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu 20

6. Biaya overhead lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang. Menurut Mursyidi (2010:221), biaya overhead pabrik (faktory overhead cost) disebut factory burden, manufacturing expense, manufacturing overhead, factory expense dan indirect manufacturing cost, merupakan biaya yang terjadi atau dibebankan dalam suatu proses produksi selain bahan baku dan tenaga kerja langsung. Sedangkan menurut Bustami dan Nurlela (2010:13), biaya overhead dapat dikelompokan menjadi beberapa elemen, yakni: a. Bahan tidak langsung (bahan pembantu atau penolong) adalah bahan yang digunakan dalam penyelesaian produk tetapi pemakaiannya relatif lebih kecil dan biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai. Contoh: amplas, pola kertas, oli dan minyak pelumas, paku, sekrup dan mur. b. Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya tenaga kerja yang membantu dalam pengolahan produk selesai, tetapi dapat ditelusuri kepada produk selesai. Contoh: gaji satpam pabrik, gaji pengawas pabrik, pekerja bagian pemeliharaan, penyimpanan dokumen pabrik, gaji operator telepon pabrik, pegawai pabrik, pegawai bagian gudang pabrik, gaji resepsionis pabrik, dan pegawai yang menangani barang. 21

c. Biaya tenaga kerja langsung lainnya adalah biaya selain bahan tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung yang membantu dalam pengolahan produk selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri kepada produk selesai. Contoh: pajak bumi dan bangunan pabrik, listrik pabrik, air, dan telepon pabrik, sewa pabrik, asuransi pabrik, penyusutan pabrik, peralatan pabrik, pemeliharaan mesin pabrik, gaji akuntan pabrik, reparasi mesin dan peralatan pabrik. 2. Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi Metode perhitungan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi terdapat dua pendekatan yaitu metode Full Costing dan metode Variabel Costing. Perbedaan pokok antara kedua metode tersebut terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang bersifat tetap dan akan berakibat pada perhitungan harga pokok produk dan penyajian laporan laba rugi. Halim et al (2013:47), menyatakan bahwa metode penentuan harga pokok produk adalah dengan membebankan semua biaya produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik) baik bersifat tetap maupun variabel kepada produk atau jasa. Unsur-unsur biaya pada harga pokok produksi terdapat dua pendekatan yaitu metode full costing dan variabel costing. 22

Sedangkan menurut Widilestariningtyas et al (2012:15), metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsurunsur biaya ke dalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi, terdapat dua metode yaitu full costing dan variabel costing. a. Metode Full Costing Full costing adalah metode untuk menentukan harga pokok produksi, dengan membebankan semua biaya produksi tetap maupun variabel pada produk yang dihasilkan. Metode full costing disebut juga absortion atau conventional costing (Sujarweni, 2015:148). Menurut R.A Supriyono (2002), menerangkan full costing method adalah konsep penentuan harga pokok penuh, membebankan semua elemen biaya produksi, baik biaya tetap maupun biaya variabel, ke dalam harga pokok produk. Oleh karena itu, elemen biaya produksi pada konsep penentuan harga pokok penuh meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Sedangkan mulyadi (2009), mendefinisikan full costing method merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap. 23

Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa unsur harga pokok produk menurut metode ini meliputi : Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overheand pabrik tetap Biaya overhead pabrik variabel Harga pokok produksi Penentuan harga pokok produksi berdasarkan full costing pada umumnya ditujukan untuk kepentingan penyusunan laporan keuangan untuk pihak eksternal. Laporan laba rugi yang disusun dengan metode ini menitikberatkan pada penyajian unsur-unsur biaya menurut hubungan biaya dengan fungsi pokok yang ada di perusahaan, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, serta fungsi administrasi dan umum. Laporan laba rugi menurut full costing adalah sebagai berikut: Hasil Penjualan Harga pokok penjualan Laba bruto Biaya administrasi dan umum Biaya pemasaran Laba Bersih Usaha b. Metode variabel costing Variabel costing adalah metode untuk menentukan harga pokok produk dengan hanya memperhitungkan biaya produksi variabel saja. 24

Kalkulasi biaya produksi variabel (variabel costing) menurut Prawironegoro (2009) adalah pengorbanan sumber daya untuk menghasilkan barang atau jasa di mana hanya diperhitungkan biaya variabel saja, yang terdiri dari biaya bahan langsung, berhubungan dengan volume kegiatan produksi, maka disebut kalkulasi biaya produk langsung (direct costing). Menurut Samryn (2001) pendekatan variabel costing juga dikenal sebagai contribution approach adalah suatu format laporan laba rugi yang mengelompokan biaya berdasarkan perilaku biaya dimana biaya-biaya dipisahkan menurut kategori biaya variabel dan biaya tetap dan tidak dipisahkan menurut fungsi-fungsi produksi, atau administrasi, dan penjualan. Pendekatan ini juga dikenal sebagai pendekatan biaya langsung (direct costing approach ) karena biaya variabel yang menjadi harga pokok dalam perhitungannya terdiri dari biaya-biaya langsung. Dalam pendekatan ini hanya biaya-biaya produksi yang berubah sejalan dengan perubahan output yang diperlakukan sebagai elemen harga pokok produk. Dalam pendekatan variabel costing, dari semua unsur biaya produksi hanyalah biaya-biaya produksi variabel yang diperhitungkan sebagai elemen harga pokok produk. Oleh karena itu, pendekatan variabel costing bagi manajemen lebih baik digunakan sebagai alat perencanaan, dan pengambilan keputusan-keputusan jangka pendek yang tidak mengharuskan pertimbangan tentang biaya-biaya non 25

produksi. Dalam arus biaya variabel costing elemen biaya periodik terdiri dari biaya overhead tetap ditambah biaya administrasi dan penjualan. Elemen harga pokok produknya hanya terdiri dari komponen biaya overhead variabel serta biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung, tidak termasuk biaya overhead tetap. Biaya produksi yang bersifat tetap pada variabel costing diperlakukan sebagai biaya periode akuntansi dimana biaya tersebut terjadi. Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa unsur harga pokok produk menurut metode ini meliputi: Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik variabel Harga pokok produksi Penentuan harga pokok berdasarkan metode ini pada umumnya ditujukan untuk pihak manajemen dalam rangka pengambilan keputusan harga. Laporan laba rugi yang disusun dengan metode ini menitikberatkan pada penyajian biaya sesuai dengan perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Laporan laba rugi menurut metode variabel costing akan tampak sebagai berikut: 26

Hasil penjualan xxxxxx Dikurangi Biaya-biaya Variabel: Biaya produksi variabel Biaya pemasaran variabel Biaya administrasi dan umum variabel xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx Laba kontribusi xxxxxx Dikurangi Biaya Tetap: Biaya produksi tetap Biaya pemasaran tetap xxxxxx xxxxxx Biaya administrasi dan umum tetap xxxxxx xxxxxx Laba Bersih Usaha xxxxxx C. Harga Jual 1. Pengertian Harga Jual Menurut Supriyono (2013:211) Harga jual merupakan jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan. Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa harga jual merupakan jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada konsumen atas produk maupun jasa yang dijual, dengan harapan harga jual yang dibebankan tersebut dapat menutupi biaya penuh yang bersangkutan 27

dengan produk atau jasa tersebut dan dapat menghasilkan laba yang diinginkan perusahaan tersebut, harga jual yang dibebankan atas produk yang dijual haruslah tepat, dan harga jual yang tepat haruslah harga jual yang sesuai dengan kualitas produk yang dijual, serta harga jual tersebut dapat memberikan kepuasan pada konsumen. 2. Tujuan Penetapan Harga Jual Di dalam menetukan harga jual, perusahaan harus jelas dalam menentukan tujuan yang hendak dicapainya, karena tujuan tersebut dapat memberikan arah dan keselarasan pada kebijakan yang diambil perusahaan. Menurut Philip (2008:638) Suatu perusahaan dapat mengejar enam tujuan melalui penetapan harga yaitu : 1) Laba sekarang maksimum Banyak perusahaan yang menetapkan harga yang memaksimalkan labanya sekarang. Mereka memperkirakan bahwa permintaan dan biaya sehubungan sebagai alternatif harga dan memilih harga yang akan menghasilkan laba, arus kas, atau pengembalian investasi yang maksimum. 2) Pendapatan sekarang maksimum Beberapa perusahaan menetapkan harga yang akan memaksimalkan pendapatan dari penjualan. Maksimalisasi pendapatan hanya membutuhkan perkiraan fungsi permintaan. Banyak manager percaya bahwa maksimalisasi pendapatan akan menghasilkan maksimalisasi laba jangka panjang dan pertumbuhan pangsa pasar. 28

3) Pertumbuhan penjualan maksimum Perusahaan lainnya ingin memaksimalkan unit penjualan. Mereka percaya bahwa volume penjualan lebih tinggi akan menghasilkan biaya per unit lebih rendah dan laba jangka panjang yang lebih tinggi. Mereka menetapkan harga terendah dengan mengasumsikan bahwa pasar sensitif terhadap harga. Ini disebut penetapan harga penetrasi pasar. 4) Skimming pasar maksimum Skimming pasar hanya mungkin dalam kondisi adanya sejumlah pembeli yang memiliki permintaan tinggi, biaya per unit untuk memproduksi volume kecil tidaklah sedemikian tinggi, sehingga dapat mengurangi keuntungan penetapan harga maksimal yang dapat diserap pasar, harga yang tinggi tidak menarik lebih pesaing harga tinggi menyatakan citra produk superior. 5) Kepemimpinan mutu produk Perusahaan mungkin mengarahkan untuk menjadi pemimpin dalam hal mutu produk di pasar, dengan membuat produk yang bermutu tinggi dan menetapkan harga yang lebih tinggi dari pesaingnya. Mutu dan harga yang lebih tinggi akan mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari rata-rata industrinya. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penentuan Harga Jual Dalam penentuan harga jual tidak semua faktor dijadikan dasar dalam penentuan harga jual, tetapi hanya beberapa faktor saja yang perlu 29

dipertimbangkan. Menurut Basu dan Irawan (2005:202) faktor-faktor yang mempengaruhi harga jual adalah: a. Keadaan perekonomian b. Permintaan dan penawaran c. Elastisitas permintaan d. Persaingan e. Biaya f. Tujuan perusahaan g. Pengawasan pemerintah. 4. Biaya Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Biaya merupakan suatu hal yang penting dalam penentuan harga jual. Biaya-biaya dalam menghasilkan suatu barang harus dicatat dengan benar dan harus digolongkan sesuai dengan tingkah laku biaya. Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang kemungkinannya akan terjadi untuk tujuan tertentu, Mulyadi (2001:7). Penggolongan biaya harus dilakukan dengan benar agar tidak terjadi kesalahan dalam penentuan harga. Menurut Mulyadi (2001:14), biaya yang terjadi di dalam perusahaan manufaktur dapat digolongkan menjadi 3, yaitu: a. Biaya produksi Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Biaya-biaya produksi ini terdiri dari : 30

1. Biaya bahan baku Bahan baku adalah semua bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi, dan dapat diidentifikasikan secara langsung pada produk yang bersangkutan. 2. Biaya tenaga kerja Biaya tenaga kerja adalah balas jasa yang diberikan oleh perusahaan pada semua karyawan yang ada dalam proses produksi, baik tenaga kerja langsung maupun tidak langsung. 3. Biaya overhead pabrik Biaya overhead pabrik adalah biaya selain biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang paling kompleks, dan tidak dapat diidentifikasi langsung pada produk, maka pengumpulan biaya ini baru dapat dihitung pada akhir periode. Dalam menghitung biaya ini, berdasar pada tarif yang ditentukan dimuka. Unsur-unsur biaya ini antara lain: a).biaya bahan penolong Bahan penolong adalah bahan yang digunakan agar terselesainya produk tersebut, dan siap dijual ke konsumen. b).biaya listrik dan air Biaya ini adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar listrik dan air pabrik. c).biaya reparasi dan pemeliharaan 31

Biaya ini meliputi biaya pemeliharaan dan reparasi mesin-mesin pabrik, peralatan pabrik, dan kendaraan perusahaan. d).biaya penyusutan mesin dan alat-alat pabrik Biaya ini merupakan biaya yang dianggarkan dari mesin-mesin atau alat-alat yang digunakan dalam proses produksi. Biaya ini dianggarkan untuk setiap tahun atau bulan. e).biaya Pemasaran Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran, contoh: biaya iklan, biaya promosi, biaya gaji bagian pemasaran, dan lain-lain. f).biaya Administrasi Umum Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran. Dalam perusahaan manufaktur, biaya pemasaran dan administrasi umum dapat disebut dengan biaya non produksi. 5. Metode Penentuan Harga Jual Charles (2008:350) mengatakan bahwa terdapat empat metode penentuan harga jual, yaitu : a. Penentuan Harga Jual Normal (Normal Pricing ) Metode penentuan harga jual normal sering kali disebut dengan istilah cost-plus pricing, yaitu penentuan harga jual dengan cara menambahkan laba yang diharapkan di atas biaya penuh masa yang akan datang untuk memproduksi dan memasarkan produk. 32

b. Penentuan Harga Jual dalam Cost-type Contract (Cost-type Contract Pricing ) Cost-type Contract adalah kontrak pembuatan produk dan jasa yang pihak pembeli setuju membeli produk atau jasa pada harga yang didasarkan pada total biaya yang sesungguhnya dikeluarkan oleh produsen ditambah dengan laba yang dihitung sebesar presentase tertentu dari total biaya yang sesungguhnya. c. Penentuan Harga Jual Pesanan Khusus (Special Order Pricing) Pesanan khusus merupakan pesanan yang diterima oleh perusahaan diluar pesanan reguler perusahaan. d. Penentuan Harga Jual Produk yang Dihasilkan Perusahaan yang Diatur dengan Peraturan Pemerintah. Penentuan harga jual berdasarkan biaya penuh masa yang akan datang ditambah dengan laba yang diharapkan. D. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama Judul Metode yang digunakan Fatmawati (2013) Harga Jual Yang Ditetapkan Melalui Perhitungan HPP Dengan Metode Full Costing (Studi Kasus: UKM Tempe Pak Pur) Metode analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif Kesimpulan Perhitungan harga pokok produksi Ukm tempe Pak Pur dibandingkan dengan metode full costing didapat hasil harga jual yang berbeda. Hasil perhitungan harga pokok produksi yang didapatkan oleh Ukm Tempe Pak Pur sebesar Rp. 21.963.000 dan yang didapatkan dengan menggunakan metode full costing sebesar Rp.23.322.197. 33

Nama Judul Metode yang digunakan Arum (2013) Silvania (2011) Evaluasi penetapan harga pokok produk Roti pada UKM Roti Saudara Di Banyumanik Analisis perhitungan harga pokok dengan metode Full Costing pada Industri Kecil (Studi Kasus CV.Laksa Mandiri) Analisis deskriptif kualitatif Analisis deskriptif kualitatif Kesimpulan Jadi, selisih perbedaan harga pokok produksi sebesar Rp. 1.359.197. Menurut hasil analisis dengan menggunakan metode full costing dan perhitungan harga jual, didapatkan hasil yang berbeda antara metode yang digunakan UKM Roti Saudara dengan metode yang digunakan penulis. Hasil perhitungan harga jual yang didapatkan oleh UKM Roti Saudara sebesar Rp. 8.351.333 dan yang didapat penulis sebesar Rp.5.794.333. jadi selisih harga dari metode tersebut adalah Rp.2.557.000. Harga pokok produksi yang dilakukan oleh CV. Laksa Mandiri untuk tahu putih adalah Rp.203,50 dan tahu kunging Rp. 222,94 sedangkan hasil analisa perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing untuk tahu putih adalah Rp.207,84 dan tahu kuning adalah Rp.227,57 jadi selisih antara metode full costing dengan metode yang dilakukan perusahaan adalah tahu putih Rp.4,34 dan tahu kuning Rp.4,63. Jadi metode yang paling tepat adalah metode full costing karena metode ini memperhitungkan seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. 34

E. Kerangka Pemikiran Suatu perusahaan yang bergerak dibidang apapun, termasuk bidang industri atau manufaktur sangat membutuhkan perhitungan harga pokok produksi yang efisien dan efektif. Perhitungan harga pokok produksi yang tepat akan berujung pada penentuan harga jual produk yang tepat pula, sehingga perusahaan memperoleh laba yang telah direncanakan sebelumnya secara maksimal, dengan menggunakan pendekatan biaya sebagai dasar penentuan harga jual. Dimana semua biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan baik itu biaya produksi maupun biaya nonproduksi akan diperhitungkan sebagai dasar penetapan harga. Metode cost plus pricing sebagai salah satu metode penetapan harga yang tidak terlepas dari pendekatan perhitungan harga pokok produksi. Terdapat dua metode perhitungan harga pokok produksi yaitu full costing dan variabel costing. Dimana kedua metode tersebut memperhitungkan semua biaya seperti biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Namun pada pendekatan full costing semua biaya overhead pabrik baik bersifat tetap maupun variabel akan diperhitungkan untuk menentukan harga pokok produksi. Sehingga pengeluaran biaya dalam proses produksi lebih mencerminkan kedetailan dalam setiap penentuan biaya produksi. Secara sederhana kerangka pikir dapat dijelaskan dalam gambar berikut: 35

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir CV Patety Meubel Kupang Perhitungan HPP Perhitungan HPP CV Patety Meubel Perhitungan HPP dengan Metode Full Costing Harga Pokok Produksi Perbedaan Harga Pokok Produksi Laba yang Diharapkan Harga Jual Produk 36