BAGIAN 3 ANALISA KEMISKINAN TINGKAT KABUPATEN LAMONGAN
260.787 243.783 279.166 273.758 289.403 289.945 303.780 305.171 321.002 321.761 335.783 342.092 360.444 385.009 ANALISA KEMISKINAN TINGKAT KABUPATEN LAMONGAN Kemiskinan merupakan permasalahan dalam upaya pembangunan daerah. Kemiskinan merupakan ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar makanan dan non makanan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluative. Kemiskinan dapat menyebabkan beberapa dampak diantaranya menurunnya tingkat kesehatan, menurunnya tingkat pendidikan, menurunya daya beli hingga kerawanan sosial. Maka dari itu pengentasan kemiskinan menjadi salah satu prioritas program pembangunan daerah. 500.000 400.000 300.000 200.000 100.000-2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Jatim Sumber: BPS, Diolah Gambar 1. Garis Kemiskinan dan Provinsi Jawa Timur Tahun 2012 2018. 1 Rapat Koordinasi Percepatan Penurunan Kemiskinan di
Kab. Pacitan Kab. Lumajang Kab. Situbondo Kab. Ngawi Kab. Ponorogo Kab. Kediri Kab. Blitar Kab. Trenggalek Kab. Malang Kab. Magetan Kab. Pamekasan Kab. Madiun Kab. Sampang Kab. Tuban Kab. Bojonegoro Kab. Jember Kab. Sumenep Kab. Tulungagung Kab. Pasuruan Kab. Banyuwangi Kab. Lamongan Kab. Bondowoso Kab. Mojokerto Kab. Bangkalan Kab. Jombang Kab. Nganjuk Kota Pasuruan Kota Blitar Kab. Probolinggo Kota Mojokerto Kota Madiun Kab. Gresik Kab. Sidoarjo Kota Kediri Kota Batu Kota Probolinggo Kota Malang Kota Surabaya Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kemiskinan di Indonesia adalah menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan di pada tahun 2017 adalah sebesar Rp 335.783 nilai tersebut lebih rendah dibandingkan garis kemiskinan di tingkat provinsi jawa timur. Nilai Garis kemiskinan tertinggi adalah pada Kota Surabaya dengan nilai sebesar 474.365 dan garis kemiskinan terendah adalah 250.942 untuk Kabupaten Pacitan. 500 000 450 000 400 000 350 000 300 000 250 000 200 000 150 000 100 000 50 000-250 942 335 783 474 365 Sumber: BPS, Diolah Gambar 2. Garis Kemiskinan Menurut Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Timur Tahun 2017 Berdasarkan data garis kemiskinan menurut kabupaten kota di Jawa Timur, posisi garis kemiskinannya tidak terlalu tinggi, artinya rata-rata kebutuhan pemenuhan makanan dan non makanan di tidak terlalu tinggi. 2 Rapat Koordinasi Percepatan Penurunan Kemiskinan di
Kota Malang Kota Batu Kota Madiun Kota Surabaya Kota Mojokerto Kab. Sidoarjo Kota Pasuruan Kota Probolinggo Kota Blitar Kab. Tulungagung Kota Kediri Kab. Banyuwangi Kab. Blitar Kab. Mojokerto Kab. Pasuruan Kab. Jombang Kab. Magetan Kab. Lumajang Kab. Jember Kab. Malang Kab. Ponorogo Kab. Nganjuk Kab. Kediri Kab. Madiun Kab. Gresik Kab. Trenggalek Kab. Situbondo Kab. Bojonegoro Kab. Lamongan Kab. Bondowoso Kab. Ngawi Kab. Pacitan Kab. Pamekasan Kab. Tuban Kab. Sumenep Kab. Probolinggo Kab. Bangkalan Kab. Sampang A. Analisa Posisi Relatif Kemiskinan Di Berdasarkan angka garis kemiskinan untuk tahun 2017 selanjutnya akan dapat diketahui jumlah penduduk miskin serta prosentase penduduk miskin. Jumlah penduduk miskin di tahun 2017 adalah sebanyak 171.380 jiwa. Jumlah tersebut jika dihitung prosentasenya adalah sebesar 14,42%. Persentase penduduk miskin di Kabupaten lamongan masih lebih tinggi dibandingkan dengan persentase di tingkat Provinsi Jawa Timur, dan merupakan 10 besar wilayah kabupaten dan kota dengan tingkat persentase penduduk miskin terbesar. 300 250 200 150 100 50 0 14,42 4,17 Jatim 11,76 % 23,56 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00 PO % Sumber : BPS, Diolah Gambar 3. Jumlah Pendudukmiskin (P0) dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten Dan Kota di Provinsi Jawa Timur Tahun 2017 3 Rapat Koordinasi Percepatan Penurunan Kemiskinan di
Kota Malang Kota Pasuruan Kota Batu Kota Madiun Kota Mojokerto Kab. Tulungagung Kota Probolinggo Kota Blitar Kota Kediri Kab. Sidoarjo Kota Surabaya Kab. Banyuwangi Kab. Blitar Kab. Jember Kab. Ponorogo Kab. Magetan Kab. Lumajang Kab. Jombang Kab. Pamekasan Kab. Pasuruan Kab. Mojokerto Kab. Trenggalek Kab. Nganjuk Kab. Kediri Kab. Situbondo Kab. Sumenep Kab. Malang Kab. Ngawi Kab. Bondowoso Kab. Pacitan Kab. Bojonegoro Kab. Gresik Kab. Lamongan Kab. Madiun Kab. Tuban Kab. Sampang Kab. Probolinggo Kab. Bangkalan 4,00 3,50 3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 0,00 0,56 2,53 3,49 Jatim P1 1,87 P1 Sumber : BPS, Diolah Gambar 4. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Menurut Kabupaten dan Kota di Jawa Timur Tahun 2017 Pada kondisi indeks kedalaman kemiskinan (P1) adalah sebesar 2,53 nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan indeks kedalaman ditingkat provinsi Jawa Timur. Niali Indeks Kedalaman Kabupaten lamongan terlihat masih cukup tinggi dan menggambarkan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin dengan garis kemiskinan semakin tinggi. Indeks keparahan kemiskinan (P2) merupakan gambaran mengenai kondisi kesenjangan pengeluaran antara penduduk miskin. Indeks keparahan kemiskinan kabupaten lamongan tahun 2017 adalah sebesar 0,66 lebih tinggi dibandingkan tingkat Jawa Timur. Kondisi keparahan kemiskinan di Kabupaten lamongan masih cukup tinggi artinya tingkat kesenjangan pengeluaran diatara penduduk miskin semakin timpang. 4 Rapat Koordinasi Percepatan Penurunan Kemiskinan di
Kota Pasuruan Kota Malang Kota Batu Kota Madiun Kota Mojokerto Kab. Tulungagung Kota Probolinggo Kota Kediri Kab. Blitar Kab. Sumenep Kota Blitar Kab. Banyuwangi Kab. Sidoarjo Kab. Ponorogo Kab. Jember Kota Surabaya Kab. Pamekasan Kab. Magetan Kab. Lumajang Kab. Situbondo Kab. Kediri Kab. Jombang Kab. Trenggalek Kab. Nganjuk Kab. Ngawi Kab. Malang Kab. Pasuruan Kab. Mojokerto Kab. Pacitan Kab. Bondowoso Kab. Bojonegoro Kab. Lamongan Kab. Gresik Kab. Sampang Kab. Madiun Kab. Probolinggo Kab. Tuban Kab. Bangkalan 1,00 0,90 0,80 0,70 0,60 0,50 0,40 0,30 0,20 0,10 0,00 0,09 0,66 0,91 Jatim P2 0,45 Sumber : BPS, Diolah Gambar 5. Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Menurut Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Timur Tahun 2017 B. Analisa Perkembangan Antar Waktu Kondisi perkembangan antar waktu indicator kemiskinan prosentase penduduk miskin mulai tahun 2012 2017 menunjukan tingkat penurunan setiap tahunnya. Pada tahun 2012 prosentase kemiskinan sebesar 16,7% pada tahun 2017 menurun menjadi 14,42. Indikator indeks kedalamn kemiskinan di cenderung fluktuatif dan trend meningkat. Pada tahun 2012 indeks kedalaman kemiskinan menunjukan angka sebesar 1,92 dan tahun 2017 meningkat menjadi 2,53. Kondisi tersebut memperlihatkan kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan semakin meningkat. Indeks keparahan kemiskinan di juga terlihat mengalami peningkatan dari tahun 2012 2017 dimana nilai indeks keparahan kemiskinan tahun 2012 sebesar 0,3 meningkat menjadi 0,66 pada tahun 2017. Berdasarkan kondisi yang ada terlihat kondisi kemiskinan di walaupun secara persentase penduduk miskin mengalami penurunan namun kedalaman dan keparahan kemiskinan mengalami peningkatan. 5 Rapat Koordinasi Percepatan Penurunan Kemiskinan di
0,36 0,4 0,55 0,58 0,66 0,66 0,86 3,00 2,50 2,00 1,50 16,70 1,92 16,18 2,00 15,68 15,38 2,40 2,25 14,89 2,40 14,42 2,53 2,83 13,80 18,00 16,00 14,00 12,00 10,00 8,00 1,00 6,00 0,50 4,00 2,00-2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 - Indeks Kedalaman Kemiskinan Indeks Keparahan Kemiskinan Prosentase Penduduk Miskin Sumber : BPS, Diolah Gambar 6. Persentase Penduduk Miskin, Indeks Kedalaman Kemiskinan, Indeks Keparahan Kemiskinan tahun 2012 2017. Berdasarkan kondisi indicator kemiskinan yang mencakup prosentase penduduk miskin, indeks kedalam kemiskinan indeks keparahan kemiskinan terlihat bahwasannya pemerintah perlu membuat suatu inovasi percepatan penanggulangan kemiskinan daerah agar pencapaian pengentasan kemiskinan dapat lebih berdampak kepada masyarakat. C. Kesimpulan Berdasarkan kondisi data kemiskinan di didapatkan gambaran bahwasannya tingkat kemiskinan masih cukup tinggi karena masih diatas persentase kemiskinan di tingkat provinsi dan masih masuk 10 besar terendah dari 39 Kabupaten Kota. Namun persentase kemiskinan di kurun waktu 2012 2017 terus mangalami penurunan termasuk jumlah penduduk miskinnya. 6 Rapat Koordinasi Percepatan Penurunan Kemiskinan di
Pada kondisi kedalaman kemiskinan terlihat bahwasannya tingkat indeks kedalaman di Kabupaten masih cukup tinggi masih diatas nilai indeks kedalaman di tingkat Provinsi Jawa Timur. Kondisi tersebut mengindikasikan kondisi kesenjangan tingkat pengeluaran masyarakat miskin terhadap garis kemiskinan semakin meningkat. Perkembangan antar waktu indeks kedalaman kemiskinan di juga terlihat semakin mengalami peningkatan. Indeks keparahan kemiskinan di terlihat masih tinggi dan masih diatas capaian tingkat Provinsi. Hal tersebut mengindikasikan bahwasannya tingkat kesenjangan pengeluaran penduduk miskin masih tinggi. Dari analisa antar waktu juga menunjukan bahwasannya kurun waktu 2012 2017 indeks keparahan Kabupaten lamongan mengalami peningkatan. 7 Rapat Koordinasi Percepatan Penurunan Kemiskinan di