TUJUAN 4 MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 5 TAHUN 2011

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

TENTANG BUPATI SERANG,

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN IBU, ANAK DAN KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BAB I PENDAHULUAN

FORUM NASIONAL II : Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia. M. Faozi Kurniawan Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan FK-UGM

Efikasi terhadap penyebab kematian ibu

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

suplemen Informasi Jampersal

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Millennium Development Goals (MDGs) kelima, berjalan. 200 selama dekade terakhir, meskipun telah dilakukan upaya-upaya

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEMANFAATAN DANA JAMINAN PERSALINAN PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2012

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

TUJUAN 1 : Memberantas Kemiskinan dan Kelaparan

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. jiwa, Afrika Utara jiwa dan Asia Tenggara jiwa. AKI di negaranegara

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

BAB III INDIKATOR PEMANTAUAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 1

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menyukseskan program kabinet SBY jilid 2, khususnya dalam hal ini

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat dengan tingkat kesehatan yang baik dapat memiliki angka

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

Kata kunci : Kebijakan Kesehatan, Jampersal, Angka Kematian Ibu (AKI)

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan

PEDOMAN KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) PUSKESMAS AMPLAS

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehat, cerdas dan produktif. Pencapaian pembangunan manusia yang diukur

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Juknis Operasional SPM

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para

ini dia... Urusan Kesehatan Ibu dan Anak di Negeri Kita

PENGAYAAN MATERI IMUNISASI DAN KIA PADA KURIKULUM PENDIDIKAN D-III KEBIDANAN. Jakarta, 3 Desember 2015

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara

a. 10 (dua belas) indikator memperoleh capaian > 100 %, b. 4(empat) indikator capaiannya < 100 %, yaitu 1).Cakupan Imunisasi dasar

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam Program

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu melahirkan menjadi 118 per kelahiran hidup; dan 4) Menurunnya

LAPORAN PELAKSANAAN ORIENTASI PROGRAM DOKTER INTERNSHIP INDONESIA ANGKATAN III TAHUN 2016

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah Indonesia selalu mengupayakan peningkatan

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. terakhir (Mochtar, 2012;h.35). Persalinan adalah rangkaian proses yang

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBAGIAN JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Prawirohardjo (2010; h. 55) kehamilan, persalinan, nifas,dan

PONED sebagai Strategi untuk Persalinan yang Aman

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

2016, No Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, DAN ANAK

B A B IV SITUASI UPAYA KESEHATAN

Transkripsi:

TUJUAN 4 MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK LAPORAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM INDONESIA 2011

1994 1997 2002-2003 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2012 2015 TUJUAN 4: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK 57 TARGET 4A MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN BALITA (AKBA) HINGGA DUA PER TIGA DALAM KURUN WAKTU 1990-2015 Indikator Acuan dasar Saat ini Target MDGs 2015 Status Sumber 4.1 Angka Kematian Balita (AKBa) per 1000 kelahiran hidup 97 (1991) 37 ( 2012) 32 4.2 Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup 68 (1991) 29 (2012) 23 BPS, SDKI 4.2a Angka Kematian Neonatal per 1000 kelahiran hidup 32 (1991) 20 (2012) Menurun 4.3 Persentase anak usia 12-23 bulan yang diimunisasi campak 44,5% (1991) 89,15 % (2013) Meningkat BPS, Susenas Status : Sudah Tercapai Akan Tercapai Perlu Perhatian Khusus KEADAAN DAN KECENDERUNGAN 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 sumsel nasional Gambar 4.1. Penurunan angka kematian bayi, 1994-2012 Sumber: SP, SDKI (BPS), berbagai tahun Status kesehatan anak cenderung membaik. Hal ini ditunjukkan oleh semakin rendahnya angka kematian bayi (Gambar 4.1). Angka kematian bayi di Sumatera Selatan juga cenderung lebih rendah dibandingkan angka nasional mulai periode 2002-2012. Padahal pada periode 1994-1997 angka kematian bayi Sumatera Selatan cenderung lebih tinggi. Angka kematian bayi turun dari 68 per seribu kelahiran hidup pada tahun 1991 menjadi hanya 29 per seribu kelahiran Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Sumatera Selatan 2013

58 hidup (2012). Angka kematian neonatal juga menurun dari 32 per seribu kelahiran hidup pada tahun 1991 menjadi 20 per seribu kelahiran hidup pada tahun 2012. Sementara angka kematian balita pada tahun 2012 mencapai 37 kematian balita per seribu kelahiran hidup. Namun demikian, jika dibandingkan hasil SDKI 2002-2003 dengan SDKI 2007 penurunan kematian neonatal, bayi maupun balita cenderung stagnan. Penyebab utama kematian balita adalah masalah neonatal (asfiksia, berat badan lahir rendah, dan infeksi neonatal), penyakit infeksi (utamanya diare dan pneunonia) serta terkait erat dengan masalah gizi (gizi buruk dan gizi kurang). Masalah lain adalah disparitas angka kematian neonatal, kematian bayi dan angka kematian balita yang cukup tinggi, antarprovinsi. Kondisi ini disebabkan oleh masalah akses dan kualitas pelayanan kesehatan, masalah sosial ekonomi dan budaya, pertumbuhan infrastruktur serta kerterbukaan wilayah tersebut akan pembangunan ekonomi dan pendidikan. Upaya membaiknya tingkat kesehatan anak dipengaruhi oleh meningkatnya cakupan pelayanan yang diterima sejak anak berada dalam kandungan melalui: pelayanan pemeriksaan kehamilan yang berkualitas, persalinan oleh tenaga kesehatan utamanya di fasilitas kesehatan, pelayanan neonatal (melalui kunjungan neonatal), cakupan imunisasi utamanya cakupan imunisasi campak, penanganan neonatal, bayi dan balita sakit sesuai standar baik di fasilitas kesehatan dasar dan fasilitas kesehatan rujukan dan meningkatnya pengetahuan keluarga dan masyarakat akan perawatan pada masa kehamilan, pada masa neonatal, bayi dan balita, serta deteksi dini penyakit dan care seeking behaviour ke fasilitas kesehatan. Membaiknya tingkat kesehatan anak tersebut terkait dengan upaya-upaya pencegahan penyakit, termasuk pemberian imunisasi. Imunisasi dasar lengkap bagi anak meliputi BCG sebanyak 1 kali, DPT-HB 3 kali, polio 4 kali, dan campak 1 kali. Secara rata-rata 94,20 persen anak umur 12-23 bulan telah memperoleh imunisasi BCG, 89,15 persen memperoleh imunisasi campak, 94,42 persen memperoleh imunisasi polio, dan 93,61 persen memperoleh imunisasi DPT-HB (Susenas September 2013). Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Sumatera Selatan 2013

59 Gambar 4.2. Keragaman pemberian imunisasi bagi anak usia 12-23 bulan, 2013 Sumber: BPS (Susenas, September 2013) Dengan memperhatikan keragaman tersebut, pemberian imunisasi kepada anak, setidaknya dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu ketersediaan vaksin dan faktor orang tua. Pendidikan kepala keluarga dan tingkat kemampuan ekonomi keluarga menunjukkan korelasi positif yang sangat jelas, di mana makin tinggi jenjang pendidikan kepala keluarga dan makin tinggi kemampuan ekonomi keluarga maka cenderung makin tinggi pula kemungkinan si anak memperoleh imunisasi. Selanjutnya, secara nasional terdapat kecenderungan bahwa anak-anak yang tinggal di perkotaan mempunyai kemungkinan memperoleh imunisasi yang lebih tinggi dibanding dengan yang tinggal di perdesaan. Selanjutnya data Susenas tahun 2013 menunjukkan persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak 32,64 persen. Sementara anak usia satu tahun yang telah diimunisasi DPT mencapai 81,83 persen, Polio 77,26 persen, DPT 81,83 persen, BCG 88,17 persen dan hepatitis 67,21 persen. Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Sumatera Selatan 2013

60 Gambar 4.3. Persentase anak usia 1 tahun yang pernah mendapatkan imunisasi, 2013 Sumber: BPS, Susenas 2013 UPAYA PENTING UNTUK PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN Berbagai upaya yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kesehatan anak Indonesia, yakni melalui continuum of care berdasarkan siklus hidup, continuum of care berdasarkan pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif), continuum of care pathway sejak anak di rumah, di masyarakat (pelayanan posyandu dan poskesdes), di fasilitas pelayanan kesehatan dasar, dan di fasilitas pelayanan kesehatan rujukan. Upaya percepatan penurunan kematian balita fokus pada penyebab kematian. Mengingat 56 persen kematian bayi terjadi pada masa neonatal dan 46 persen kematian balita terjadi di periode neonatal maka dalam upaya percepatan penurunan angka kematian bayi dan balita fokus utama pada peningkatan akses dan kualitas pelayanan neonatal, menurunkan prevalensi dan kematian yang disebabkan oleh diare dan pneumonia, mengurangi dan menanggulangi gizi kurang dan gizi buruk serta meningkatkan cakupan imunisasi campak. Upaya menurunkan angka kematian neonatal dilakukan dengan meningkatkan persalinan oleh tenaga kesehatan dan utamanya di fasilitas kesehatan, meningkatkan pelayanan kunjungan neonatal oleh tenaga kesehatan menjadi 3 kali (6-48 jam setelah persalinan, hari ke-3 sampai Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Sumatera Selatan 2013

ke-7 serta hari ke-8 sampai ke-28), ketersediaan pelayanan obstetrik neonatal emergensi dasar di Puskesmas PONED (minimal 4 Puskesmas PONED per kabupaten/kota), serta pelayanan obstetrik neonatal emergensi komprehensif di RS PONEK (minimal 1 RS PONEK perkabupaten/kota). Sejak tahun 2010 pemerintah mencanangkan program Jampersal (jaminan persalinan nasional) merupakan salah satu terobosan untuk percepatan menurunkan kematian ibu dan neonatal. Jaminan persalinan bertujuan melindungi dan menyelamatkan ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir dari komplikasi dan resiko kematian. Jaminan persalinan ini memberikan jaminan pelayanan pemeriksaan kehamilan, persalinan, pelayanan ibu nifas dan bayi baru lahir bagi semua ibu dan bayi baru lahir yang belum memiliki jaminan kesehatan. 61 Untuk mengendalikan kasus dan kematian karena diare sebagai penyebab terbanyak kematian setelah masalah neonatal maka ketersedian dan distribusi oralit dan zinc yang merata baik di level masyarakat maupun fasilitas pelayanan kesehatan menjadi penting disamping keberhasilan ASI Eksklusif, ketersediaan air bersih, ketersediaan jamban keluarga, hygiene dan sanitasi serta tatalaksana diare sesuai standar. Untuk mengendalikan kasus dan kematian karena pneumonia sebagai penyebab ketiga kematian pada bayi dan balita maka ketersedian dan distribusi antibiotika di fasilitas pelayanan kesehatan menjadi penting disamping keberhasilan ASI Eksklusif, imunisasi dasar lengkap, hygiene dan sanitasi, mencegah indoor dan outdoor polution serta tatalaksana pneumonia sesuai standar. Upaya meningkatkan cakupan imunisasi campak selain ketersediaan dan distribusi yang merata vaksin dan rantai dingin maka meningkatkan sosialisasi terkait imunisasi menjadi sangat penting melalui media baik media elektrolik maupun media cetak, serta dilakukan pendekatan khusus pada daerah sulit akses karena masalah geografi maupun masalah cuaca dengan pendekatan Sustainable Outreach Services (SOS). Adapun langkah-langkah yang ditempuh untuk menurunkan kematian neonatal, bayi, dan balita adalah intervensi baik di tingkat keluarga dan masyarakat, di tingkat pelayanan kesehatan dasar maupun di tingkat pelayanan kesehatan rujukan. Adapun intervensi di tingkat keluarga dan Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Sumatera Selatan 2013

62 masyarakat antara lain; penerapan Buku KIA bahkan hingga di fasilitas kesehatan rujukan, penguatan Posyandu, meningkatkan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita, imunisasi dasar lengkap, pemberian Vitamin A pada bayi dan balita, pemberian besi folat ibu hamil, pemberian oralit dan zinc bila diare, penyuluhan PHBS termasuk cuci tangan dengan sabun, kegiatan kelas ibu balita, deteksi dini bayi dan balita sakit termasuk deteksi dini bayi dan balita gizi kurang dan gizi buruk, community feeding centre serta kunjungan rumah. Adapun intervensi di tingkat pelayanan dasar dan rujukan meliputi pemeriksaan kehamilan yang berkualitas dan terintegrasi, persalinan ditolong tenaga kesehatan utamanya di fasilitas pelayanan kesehatan, penanganan kasus emergensi melalui Puskesmas PONED dan RS PONEK, pelayanan pasca salin bagi ibu nifas dan bayi baru lahir, pelayanan KB dan pelayanan rujukan KB, penanganan neonatal, bayi dan balita sakit sesuai standar (antaralain Manajemen Terpadu Balita Sakit), penanganan balita gizi kurang dan buruk (Terapeutik Feeding Centre) dan pelayanan rujukan kasus gizi buruk dengan komplikasi, serta pelayanan rujukan bayi dan balita sakit. Agar pelayanan tersebut di atas dapat terlaksana maka ketersediaan tenaga kesehatan menjadi sangat penting baik dari segi jenis dan kompetensi yang dimiliki (bidan, perawat, tenaga gizi lapangan dan nutrisionist, dokter, dr Spesialis Anak, dr Spesialis Obgyn serta dr Spesialis Anestesi). Bagi daerah yang memiliki masalah dengan ketersediaan dan kesinambungan keberadaan tenaga kesehatan tersebut maka dilakukan beberapa strategi antara lain; program (program pendidikan dokter spesialis (PPDS), dokter dengan kewenangan tambahan, penempatan resident senior, penugasan khusus perorangan (resident dan D3 tenaga kesehatan), penugasan khusus tim (contracting in dan contracting out). Tidak kalah pentingnya ketersediaan dan distribusi obat-obatan dan peralatan medis yang lengkap dan siap digunakan sangat mendukung pelayanan sesuai standar disamping supervisi fasilitatif yang dilaksanakan secara berkala. Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Sumatera Selatan 2013

Keberhasilan pelayanan kesehatan juga tidak terlepas dari membaiknya infrastruktur, transportasi yang semakin membaik, peran dari profesi dan perguruan tinggi serta lembaga swadaya masyarakat dan donor agencies dalam mendukung pelayanan kesehatan yang berkualitas. 63 Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Sumatera Selatan 2013