BAB II URAIAN TEORITIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II URAIAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bahkan menyebutkan bahwa pendidikan merupakan aset besar bagi masa depan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan dunia saat ini berdampak pula pada bidang

BAB II URAIAN TEORITIS. Kepuasan Para Pengguna Jasa Kereta Api pada PT. Kereta Api (Persero) Medan

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. alat transportasi tersebut bisa membantu setiap aktivitas yang dilakukan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian berjudul Pengaruh Kondisi Fisik dan Non Fisik Kereta api. Terhadap Tingkat Kepuasan konsumen pada PT KA

Pemasaran Ritel. Sessi

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORI. atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Schiffman dan Kanuk (dalam Sumarwan, 2003) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. pengertian atmosfer toko adalah gambaran suasana keseluruhan dari sebuah toko yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. Lingkungan Dalam Toko terhadap Niat Pembelian Ulang pada Konsumen

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak dulu Bandung merupakan kota yang mampu menarik perhatian para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dalam keadaan pembuatan keputusan secara cepat tanpa memikirkan akibat

BAB I PENDAHULUAN. Universitas merupakan sebuah tempat di mana berlangsungnya sebuah

BAB V PENUTUP. terhadap consumer purchase intention Mega Prima swalayan. Korelasinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Usaha bisnis ritel di kota Padang mengalami perkembangan yang cukup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. dengan sejumlah perangkat personalia, gedung, koleksi, serta anggarannya

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kotler & Amstrong (2012) E-commerce adalah saluran online yang

BAB I PENDAHULUAN. eceran di tengah-tengah masyarakat menjadi semakin penting. Peranan industri

Presented by : M Anang Firmansyah. Pemasaran Jasa. Menurut Kotler (2003:444) "service is any act or performance

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. naik, dengan omset penjualan naik maka pendapatan akan naik dan berakibat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV GAMBARAN UMUM UPT PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

BAB II URAIAN TEORITIS. lain yang disertai keramah-tamahan dan kemudahan-kemudahan dalam memenuhi

Bisma, Vol 1, No. 2, Juni 2016 PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP MINAT MEMBELI KONSUMEN PADA MINIMARKET MITRA JAYA DI PONTIANAK

BAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. komposisi produk buku dengan Focal Point meliputi 68 persen buku dan 32

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Info Bisnis, Maret 2007:30 ( 8/10/2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. penerbangan, dan banyak yang lainnya. Timbulnya persaingan yang sangat ketat. persaingan dan mendapatkan keunggulan kompetitif.

KUESIONER PENELITIAN 1 RE-LAYOUT TATA RUANG PERPUSTAKAAN PADA KANTOR PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Parasuraman dalam Lupiyoadi (2001:6), kondisi fisik

BAB I PENDAHULUAN. sukses di tengah ketatnya persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini seringkali disebabkan oleh keseragaman target market yang dimiliki bisnis

Laporan Penelitian Persepsi Tata Ruang Perpustakaan Terhadap Tingkat Kunjungan Mahasiswa pada Perpustakaan Universitas Mercu Buana Meruya

Bisma, Vol 1, No. 3, Juli 2016 KEBIJAKAN STORE ATMOSFER PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MINI MARKET BINTANG TIMUR DI SOSOK

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ini, semakin banyak pula pesaing yang dihadapi. Pada zaman sekarang ini

B AB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengandalkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dalam melamar pekerjaan,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa saat ini, kebutuhan akan rekreasi dikalangan masyarakat di kota-kota

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tahun semakin menjadi perhatian masyarakat. Didalam aspek perekonomian,

BAB II LANDASAN TEORITIS. Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. konsumennya akan mengakibatkan perubahan-perubahan yang terjadi pada

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan harapan pelanggan (Kotler, 2000). Sedangkan kepuasan

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii. DAFTAR ISI... iv

BAB III STUDI LAPANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORI Pengertian Strategi Pemasaran One Stop Shopping. Menurut Kotler (dalam : 81)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. 1. Variabel store exterior, general interior, dan interior display berpengaruh. pembelian pada Uda Espresso Cafe Payakumbuh.

Pengaruh Atmosfer Toko Terhadap Keputusan Pembelian

I. PENDAHULUAN. memasuki situasi dimana persaingan telah menjadi menu utama yang harus

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Kewirausahaan III. Pemasaran jasa. Sistem informasi/ Penyiaran. Kata Pengantar. Modul ke: Kesimplan. Pendahulan. Daftr Pustaka.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

Bab IV. Konsep Perancangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Selvy Normasari dkk (2013) mengenai Pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Kondisi ini menuntut setiap perusahaan untuk mampu bersaing dengan perusahaan yang

Transkripsi:

BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Fikriyah (2006) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi pada Perpustakaan. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa variabel pelayanan Perpustakaan meliputi : variabel Keandalan, Daya Tanggap, Jaminan, Empati dan Bukti Fisik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan Mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi. Secara parsial, Variabel Bukti Fisik (tangibles) merupakan variabel yang dominan mempengaruhi kepuasan Mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi terhadap Perpustakaan. Budiman (2008) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Fasilitas dan Suasana Perpustakaan USU terhadap Minat Berkunjung Mahasiswa Departemen Sastra Inggris Fakultas Sastra USU medan. Penelitian ini menyatalan bahwa Fasilitas dan Suasana perpustakaan USU berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung Mahasiswa Departemen Sastra Inggris Fakultas Sastra USU Medan. Disamping itu juga penelitian ini menyatakan bahwa Variabel Suasana (X 2 ) merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi minat berkunjung (Y) pada Perpustakaan USU. Hal ini karena jumlah t hitung variabel X 2 lebih besar dari t hitung variabel X 1. B. Jasa 1 Defenisi Jasa Beberapa penulis mengungkapkan defenisi jasa sebagai berikut : 16

a. William J. Stanton dalam Alma (2003:2), jasa adalah sesuatu yang dapat diindentifikasi secara terpisah tidak berwujud ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan. Jasa dapat dihasilkan dengan menggunakan benda-benda berwujud atau tidak berwujud. b. Menurut Kotler dalam Lupiyoadi (2006:6), jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihk ke pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi jasa bisa berkaitan dengan produk fisik atau sebaliknya. c. Valarie A. Zeithalm dan Mary Jo Bitner dalam Alma (2003:3) menyatakan jasa adalah suatu kegiatan ekonomi yang outputnya bukan produk dikomsumsi bersamaan dengan waktu produksi dan memberikan nilai tambah (seperti kenikmatan, hiburan, santai, sehat) bersifat tidak berwujud. 2. Karakteristik dan Klasifikasi Jasa Perusahaan harus mempertimbangkan empat karakteristik jasa tertentu ketika merancang program pemasaran (Kotler & Armstrong,, 2001:376) yaitu : a. Intangibility (ketidak-berwujudan) Tidak berwujudnya jasa berarti bahwa jasa tidak bisa dilihat, dicicipi, dirasakan, didengar, atau dibaui sebelum dibeli. b. Inseparibility (ketidakterpisahan) Ketidakterpisahan jasa maksudnya bahwa jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedianya apakah penyedia tadi adalah orang atau mesin.

c. Service Variability (keragaman) Keragaman jasa berarti bahwa kualitas jasa tergantung pada siapa yang menyediakan jasa, dan waktu tempat, dan bagaimana cara mereka disediakan. d. Perishability (tidak tahan lama) Tidak tahan lama maksudnya jasa tidak dapat disimpan untuk penjualan atau pemakaian yang akan datang. Griffin dalam Lupiyoadi dan Hamdani (200:6) menyebutkan karakteristik jasa sebagai berikut : a. Intangibility (tidak berwujud) Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Nilai penting dari hal ini adalah nilai tidak berwujud yang dialami konsumen dalam bentuk kenikmatan, kepuasan, atau kenyamanan. b. Unstorability (tidak dapat disimpan) Jasa tidak mengenal persediaan atau penyimpanan dari produk yang telah dihasilkan. Karakteristik ini disebut juga Unstorability (tidak dapat disimpan), mengingat pada umumnya jasa dihasilkan dan dikomsumsi secara bersamaan. c. Customization (kustomisasi) Jasa sering kali didesain khusus untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Berdasarkan klasifikasi Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization-WTO), sesuai dengan GATS/WTO-Central Product Classification MTN. GNS/W/120 dalam Lopiyoadi dan Hamdani (2006:7), ruang lingkup klasifikasi jasa meliputi : a. Jasa bisnis

b. Jasa komuniksi c. Jasa konstruksi dan jasa teknik d. Jasa distribusi e. Jasa pendidikan f. Jasa lingkungan hidup g. Jasa keuangan. h. Jasa kesehatan dan jasa sosial i. Jasa kepariwisataan dn jasa perjalanan j. Jasa rekreasi budaya, dan olah raga k. jasa transportasi l. jasa lain-lain. Klasifikasi jasa lebih rinci dikemukakan oleh Zeithaml dalam Alma (2003:16) yaitu : a. Transportasi termasuk di dalamnya kereta api, truk, bus, transportasi air, transportasi udara. b. Komunikasi berupa telepon, radio, televisi. c. Public utilities berupa listrik, gas, kebersihan. d. Perdagangan besar termasuk agen-agen dari produsen. e. Perdagangan eceran termasuk di dalamnya berbagai bentuk pertokoan. f. Jasa hotel g. Business service h. Personal service

i. Finansial, asuransi, perumahan berupa simpan pinjam, bursa efek, perusahaan investasi, usaha pembangunan perumahan. j. Jasa parkir k. Jasa bengkel l. Jasa bioskop dan tempat rekreasi m. Jasa di bidang kesehatan n. Jasa di bidang hukum o. Jasa pendidikan p. Jasa sosial q. Jasa organisasi r. Jasa yang yang ditawarkan pemerintah, perizinan, keamanan Polisi/TNI dan sebagainya. C. Penciptaan Suasana Penciptaan suasana (atmospherics) berarti desain lingkungan melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna, musik, dan wangi-wangian untuk merancang respon emosional dan persepsi pelanggan dan untuk mempengaruhi pelanggan dalam membeli barang. Penciptaan suasana dapat dilakukan melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna, dan wangi-wangian. 1. Komunikasi Visual Komunikasi visual yang terdiri atas grafik, papan tanda, efek panggung, baik di toko dan di jendela toko membantu meningkatkan penjualan dengan memberikan informasi tentang produk dan menyarankan pembeli barang.

2. Pencahayaan Pencahayaan toko bukan merupakan hal yang sederhana. Pencahayaan digunakan untuk memberikan sorotan (highlight) pada barang dagangan. Pencahayaan toko yang baik akan mempengaruhi keinginan pelanggan untuk berbelanja. 3. Warna Penggunaan warna yang kreatif bisa meningkatkan kesan ritel dan menciptakan suasana hati. Penelitian menunjukkan bahwa warna-warna hangat (merah dan kuning) menghasilkan efek psikologis dan fisiologis yang berlawanan dari warna-warna dingin (biru dan hijau), yang berlawanan pada spektrum warna. Warna hijau dan biru adalah warna tenang, damai, dan menyenangkan. Warna-warna dingin paling efektif bagi ritel dalam menjual produk-produk dengan harga yang mahal atau jasa seperti yang ada pada ruangan dokter gigi. 4. Wangi-wangian Banyak keputusan membeli yang didasarkan pada emosi, dan bau yang memiliki dampak yang besar pada emosi konsumen. Bau, lebih dari indera yang lainnya, adalah penentu perasaan gembira, kelaparan, jijik, dan nostalgia. Penelitian menunjukkan bahwa wangi-wangian memiliki dampak positif pada pembelian dan kepuasan pelanggan. Penelitian lain menyatakan bahwa meskipun ada tidaknya wangi-wangian mempengaruhi penilaian dan perilaku konsumen tentang toko, sifat wangi-wangian tersebut tidak menjadi hal yang penting. Toko-toko yang menggunakan wangi-wangian bisa meningkatkan pengalaman berbelanja subjektif pelanggan dengan membuat mereka merasa menghabiskan sedikit waktu untuk melihat barang atau menunggu tenaga penjualan atau antrean di kasir.

D. Tata Ruang Perencanaan tata ruang hendaknya didasarkan pada hubungan antar ruang dan dipandang dari segi efisiensi dan alur kerja, mutu pelayanan, serta pengawasan. Sebagian besar luas lantai bangunan perpustakaan dipergunakan sebagai ruang koleksi yang berisi rak buku dan meja baca. Oleh karena itu, untuk mencapai efisiensi hendaknya perancangan didasari cara penataan rak buku dan meja-kursi baca. Ukuran penataan rak buku disesuaikan dengan kebutuhan dan sifat penggunaannya. E. Sistem Ventilasi 1. Ventilasi pasif Bangunan perpustakaan yang direncanakan dengan pemanfaatan ventilasi pasif (alam), haruslah didirikan dengan mempertimbangkan kondisi angin tempat bangunan perpustakaan tersebut akan dibangun, arah angin, kecepatan angin, area yang terbuka dan jenis vegetasi di sekeliling bangunan serta tinggi bangunan. Konsep perencanaan dengan ventilasi pasif yang terbaik adalah dengan sistem Bangunan perpustakaan yang direncanakan dengan pemanfaatan ventilasi pasif (alam), haruslah didirikan dengan mempertimbangkan kondisi angin tempat bangunan perpustakaan tersebut akan dibangun, arah angin, kecepatan angin, area yang terbuka dan jenis vegetasi di sekeliling bangunan serta tinggi bangunan. Konsep perencanaan dengan ventilasi pasif yang terbaik adalah dengan sistem ventilasi silang. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk perancangan perpustakaan dengan ventilasi pasif adalah sebagai berikut: a. Penempatan lubang ventilasi jendela/lubang angin pada sisi dinding yang berhadapan. b. Lubang ventilasi tersebut sejajar dengan arah angin.

c. Luas lubang ventilasi sebanding dengan persyaratan dan fasilitas ruang. 2. Ventilasi aktif Bangunan perpustakaan dapat direncanakan dengan menggunakan sistem ventilasi aktif atau sistem penghawaan buatan (air conditioning) walaupun ventilasi pasif mungkin dianggap telah mencukupi. Dasar pemikiran sistem ini adalah untuk menjaga agar kondisi temperatur dan kelembaban ruang perpustakaan stabil sehingga koleksi perpustakaan terjamin keawetannya F. Penerangan Penerangan harus tidak menyebabkan terjadinya penurunan gairah membaca serta tidak membuat silau. Usaha ini ditempuh dengan cara: 1. Menghindari sinar matahari langsung. 2. Memilih jenis lampu yang dapat memberikan sifat dan taraf penerangan yang tepat. G. Sistem warna Sistem warna merupakan pemilihan warna dinding dan perabot yang mendominasi ruang yang dapat memantulkan atau menyerap sinar yang datang. Pemilihan warna yang tepat dapat mempengaruhi intensitas terang dan dapat pula memberikan suasana ruang pada area tersebut.

H. Rambu-rambu Pada lingkungan seperti ruang perpustakaan, diperlukan rambu-rambu sebagai penunjuk arah dan informasi untuk lebih mengefektifkan pemanfaatan fasilitas yang tersedia. Rambu-rambu di lingkungan perpustakaan juga dimaksudkan untuk membantu pengguna dalam menemukan dan memanfaatkan pelayanan perpustakaan, disamping menambah keindahan lingkungan dan ruangan perpustakaan. I. Fasilitas perpustakaan Fasilitas adalah sarana untuk melancarkan dan memudahkan pelaksanaan fungsi. Keterlibatan pustakawan dan tenaga administrasi sangat menentukan pengadaan fasilitas perpustakaan perguruan tinggi ini, sehingga ketersediaan koleksi perpustakaan menjadi bermakna karena dukungan fasilitas yang dirancang dengan baik. Fasilitas-fasilitas yang terdapat pada perpustakaan Daerah Sumatera Utara antara lain ruang baca/ruang diskusi, akses internet, fotokopi, katalog online, tempat penitipan tas, toilet, tempat parker dan lain-lain. J. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi prilaku konsumen Menurut Cleland Da Bruno dalam Simmamora (2003:35) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku individu dalam pengambilan keputusan pembelian di lingkungan eceran terdiri dari fasilitas yang meliputi faktor harga, produk, dan faktor non produk. Seorang Pramuniaga dalam menghadapi konsumen lebih bersifat mengkondisikan perilaku yang memungkinkan konsumen termotivasi untuk membeli, namun keputusan membeli sepenuhnya diserahkan kepada konsumen. Misalnya barang-barang disusun

dengan berbagai bentuk yang menarik konsumen, display barang disusun teratur yang memungkinkan menjadi pusat perhatian konsumen, produk ditampilkan dengan berbagai merek yang menarik. (Mangkunegara, 2005:54) K. Pengertian Perpustakaan Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pengertian perpustakaan mengalami perkembangan. Sebagian besar penulis bidang perpustakaan di Indonesia mengacu tulisan Sulistya Basuki dalam Lasa HS (2005:48) yang menyatakan bahwa perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. Dalam pengertian ini, perpustakaan diidentikkan dengan ruangan, koleksi, penyimpanan, dan pemanfaatan. Sebagai lembaga keilmuan, pepustakaan tidak disyaratkan tenaga pengelolanya yang semestinya dikelola oleh tenaga terdidik. Sesuai dengan perkembangan akhir-akhir ini perpustakaan perlu dipahami bukan sekedar sebagai lembaga yang mengelola buku dan terbitan lainnya, tetapi juga mengelola sumber informasi dengan memanfaatkan teknologi informasi. Oleh karena itu, diperlukan tenaga yang menguasai keahlian (skill) dan ketrampilan dalam bidang tersebut. Lasa HS (2005:48) menyatakan bahwa perpustakaan merupakan sistem informasi di dalamnya terdapat aktivitas pengumpulan, pengolahan, pengawetan, pelestarian dan penyajian serta penyebaran informasi. Informasi meliputi produk intelektual dan artistik manusia. Dalam melaksanakan aktivitas tersebut diperlukan ilmu pengetahuan yang

diperoleh melalui pendidikan formal atau nonformal di bidang perpustakaan, dokumentasi, dan informasi. 1. Jenis Perpustakaan Banyaknya tanggapan yang berbeda-beda terhadap berbagai faktor menyebabkan timbulnya berbagai jenis perpustakaan. Adapun jenis perpustakaan adalah sebagai berikut: a. Perpustakaan Internasional b. Perpustakaan Nasional c. Perpustakaan Umum d. Perpustakaan Pribadi e. Perpustakaan khusus f. Perpustakaan Sekolah g. Perpustakaan Perguruan Tinggi 2. Perpustakaan Daerah (Umum) Perpustakaan daerah merupakan unsur penunjang dalam memberikan informasi dalam dunia pendidikan maupun dunia kerja serta memberikan pengetahuan umum kepada masyarakat setempat. Adapun tugas perpustakaan daerah adalah mengembangkan koleksi, mengolah dan merawat bahan perpustakaan, memberi layanan, serta melaksanakan administrasi perpustakaan. Kelima tugas tersebut dilaksanakan dengan sistem administrasi dan organisasi yang berlaku bagi penyelenggaran sebuah perpustakaan.

L. Pengertian Minat Berkunjung Menurut KBBI (2005:744), minat diartikan kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, atau keinginan yang kuat. Berkunjung diartikan pergi atau datang untuk menengok sesuatu (KBBI, 2005:614). Jadi minat berkunjung itu sendiri adalah keinginan yang kuat untuk berkunjung (menggunakan jasa yang ada), dalam hal ini jasa perpustakaan.