KEMANDIRIAN, KUALITAS HIDUP DAN DERAJAT PARAPLEGIA AKIBAT GEMPA BUMI



dokumen-dokumen yang mirip
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPERASI FRAKTUR KOMPRESI VERTEBRA THORAKAL XII LUMBAL 1 dengan FRANKLE A

BAB I PENDAHULUAN. negara. Dalam pembukaan UUD 1945 tercantum bahwa cita cita bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : AJENG PUSPITASARI PUTRI J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebuah kasus menjadi paraplegia akibat kecelakaan jauh berbeda

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan termasuk salah satunya di bidang kesehatan. Pembangunan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 5% meninggal (Lamsudin, 1998) dan penyebab kematian yang ketiga setelah

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA KLIEN DENGAN PARALISIS DI RS. ORTHOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

FUNGSI RANGE OF MOTION (ROM) PADA PENDERITA STROKE PASCA PERAWATAN RUMAH SAKIT

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi serebral yang menetap minimal 24 jam atau menyebabkan. kematian, tanpa penyebab lain selain vaskuler. 1

HUBUNGAN TINGKAT KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. dan kemajuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang

PENGARUH DESAIN KAMAR MANDI TERHADAP KEMUDAHAN AKSESIBILITAS TOILETING PARAPLEGI PASCA BENCANA GEMPA BUMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2006

Karakteristik Tumor Infratentorial dan Tatalaksana Operasi di Departemen Bedah Saraf Fakultas Kedokteran UI/RSUPN Cipto Mangunkusumo Tahun

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI LANSIA DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DI DESA SOBOKERTO KECAMATAN NGEMPLAK BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Agnesia Naathiq H1A Brown Sequard Syndrome

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyandang disabilitas merupakan bagian dari anggota masyarakat yang

INTISARI. Lilis Murtutik, Utami Dewi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. motorik maupun sensoris. Di Amerika sekitar 8000 kasus spinal cord injury (SCI)

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. vol.65, Jakarta: YPJ, 2010), hal. 17 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek utama dalam pemberian asuhan keperawatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. kulit agar senantiasa terjaga dan utuh adalah salah satu aspek penting di

PERBEDAAN TITER TROMBOSIT DAN LEUKOSIT TERHADAP DERAJAT KLINIS PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) ANAK DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

Perbedaan Pengaruh Penambahan Latihan Kekuatan Otot Lengan dengan Metode Oxford pada Latihan Transfer

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta * ABSTRAK

Kata Kunci: Posisi Dorsal Recumbent, Posisi litotomi, Keadaan Perineum

PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI PERNAFASAN PADA TERAPI LATIHAN PASIF MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN LUKA BAKAR DERAJAT II DI RSUP SANGLAH DENPASAR

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN GIZI DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA SKRIPSI

Presentasi Kasus Spinal Cord Injury

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ACTIVITIES OF DAILY LIVING (ADL) PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA

Kata kunci : asap rokok, batuk kronik, anak, dokter praktek swasta

BAB I PENDAHULUAN. membangun seluruh masyarakat Indonesia menuju masyarakat adil dan makmur

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS GAJAHAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan 80% populasi akan mengalami nyeri punggung bawah pada

PROFIL PASIEN KONTRAKTUR YANG MENJALANI PERAWATAN LUKA BAKAR DI RSUD ARIFIN ACHMAD PERIODE JANUARI 2011 DESEMBER 2013

IKRIMA RAHMASARI J

RESILIENSI PADA PENDERITA KERUSAKAN TULANG BELAKANG AKIBAT BENCANA GEMPA BUMI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING) PADA LANSIA

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah mempertahankan integritas kulit. Hal ini dapat tercapai dengan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT SPIRITUALITAS DENGAN TINGKAT KUALITAS HIDUP PADA PASIEN HIV/AIDS DI YAYASAN SPIRIT PARAMACITTA DENPASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Saraf.

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

LAYANAN REHABILITASI MEDIK DALAM KEJADIAN KEGAWATDARURATAN. dr Luh K Wahyuni, SpKFR-K*, dr Fitri Anestherita, SpKFR

BAB I PENDAHULUAN. penyakit stroke. Menurut Muttaqin (2008), stroke merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MAHASISWA PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. yang pertama ingin dicapai baik dari pasien sendiri maupun dari keluarganya.

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PASIEN CEDERA KEPALA PASCA OPERASI PERIODE JANUARI DESEMBER 2013 DI RSUP PROF. DR. R. D.

BAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization

BAB I. yang mencapai umur 60 tahun keatas 1. terhadap infeksi serta memperbaiki kerusakan yang diderita 2.

PERKEMBANGAN USIA MEMBERIKAN GAMBARAN KEKUATAN OTOT PUNGGUNG PADA ORANG DEWASA USIA TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian. Hubungan Status Fungsional dengan Konsep Diri Pasien Stroke. di RSUP Haji Adam Malik Medan

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK HUBUNGAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL DENGAN RISIKO JATUH PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA PUSKESMAS ABIANSEMAL II BADUNG

KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI KAITANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWI KEBIDANAN

Dwi Sulistyowati Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan. Keywords: Knowledge, Attitudes, Behaviors, Inos, Nurse.

Kata Kunci: Karakteristik Individu, Ketergantungan Daily Activity, Post Operasi Caesaria

PENGARUH TERAPI LATIHAN TERHADAP KEMANDIRIAN MELAKUKAN AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI PASIEN STROKE ISKEMIK

IRMA MUSTIKA SARI J

Tingkat depresi berdasarkan derajat ulkus diabetik pada pasien ulkus diabetes melitus yang berobat di rsud kota semarang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Kata kunci: Shoulder Pain and Disability Index (SPADI), TENS, IR, nyeri bahu

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Teori kehilangan secara konstan mengakui respons dari individu. Teori

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN ANTENATAL CARE BIDAN DENGAN KEPUASAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS SANGKRAH TAHUN 2013

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Penderita Pasca Stroke

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

BAB I PENDAHULUAN. ternyata tidak di ikuti oleh meningkatnya kesadaran akan kesehatan. Temuan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi

TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PROYEK Tinjauan Umum : Pusat Rehabilitasi Medik Tema Arsitektur : Healing Architecture

BAB I PENDAHULUAN. Menurut definisi World Health Organization (WHO), kematian. negara atau daerah adalah kematian maternal (Prawirohardjo, 1999).

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyakit yang menduduki peringkat ketiga penyebab

Oleh : Muskhab 2 ABSTRACT

KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

ANALISIS JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN ANALISIS JURNAL PENELITIAN PENGARUH LATIHAN LINGKUP GERAK SENDI (ROM) TERHADAP

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KETERLIBATAN DALAM MOBILISASI DINI PASIEN STROKE DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB IV METODE PENELITIAN. kelompok yang sama-sama mengalami kondisi stroke fase pemulihan walking

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI DERAJAT RESILIENCE PADA ANAK- ANAK DI NANGGROE ACEH DARUSSALAM PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI

ABSTRACT. Keywords: Customer satisfaction, service quality. Universitas Kristen Maranatha

Farmaka Volume 15 Nomor 3 96

HUBUNGAN KONSUMSI KOPI DAN HIPERTENSI PADA LANJUT USIA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UNS

HUBUNGAN ANTARA PENANGANAN FISIOTERAPI DENGAN PERBAIKAN KONDISI PASIEN STROKE DI RSUD DR. MOEWARDI

Transkripsi:

KEMANDIRIAN, KUALITAS HIDUP DAN DERAJAT PARAPLEGIA AKIBAT GEMPA BUMI Setiawan, Yoga Handita W, Fatma Rufaida Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Fisioterapi Abstract: Independence, Quality of Life, Paraplegia degrees. The purpose of this study was to determine the relationship between various characteristics of persons with paraplegia with a level of independence, quality of life and incidence of complications. The results showed that there is a relationship between the degree of severe paraplegia with a level of independence and degree of severe paraplegia with quality of life. Abstrak: Kemandirian, Kualitas Hidup, Derajat Paraplegia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara berbagai karakteristik penyandang paraplegia dengan tingkat kemandirian, kualitas hidup dan insiden komplikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara derajad berat paraplegia dengan tingkat kemandirian dan derajad berat paraplegia dengan kualitas hidup. Kata Kunci: Kemandirian, Kualitas Hidup, Derjat Paraplegia 79

80 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Jilid 1, Mei 2012, hlm. 1-132 PENDAHULUAN Gempa bumi hebat pada 5,9 skala Richter yang terjadi pada hari Sabtu tanggal 27 Mei 2006 di daerah Yogyakarta dan Klaten ternyata menyisakan masalah yang berkepanjangan sampai sekarang pada korban-korbannya yang mengalami cedera pada medulla spinalis (spinal cord injury). Mereka mengalami kelumpuhan pada kedua tungkainya yang memaksa mereka hidup dalam berbagai keterbatasan. Sementara berbagai masalah lain yang diakibatkan oleh gempa buni tersebut sekarang ini sudah banyak yang terselesaikan, baik dalam hal rehabilitasi bangunan fisik, roda ekonomi dan trauma psikis, ternyata para korban gempa dengan spinal cord injury ini harus menerima keadaan mereka yang lumpuh untuk sisa masa hidupnya. Tidak hanya sekedar lumpuh, ternyata berbagai masalah kesehatan, sosial ekonomi dan psikologi akan terus menyertai mereka bahkan bisa menjadi lebih buruk apabila tidak mendapatkan penanganan yang tepat. Masalahmasalah tersebut berupa kemandirian korban dalam hidupnya, berbagai komplikasi yang mungkin akan timbul seperti dekubitus atau luka pada kulit, gangguan fungsi paru dan infeksi pada saluran kencing dan pada akhirnya akan memperburuk kualitas hidup mereka. Untuk mendapatkan penanganan yang tepat perlu adanya data mengenai tingkat kemandirin, kualitas hidup dan komplikasi yang mereka alami, sehingga dalam penelitian deskriptif ini akan mencoba mengumpulkan data-data tersebut dan mencoba menghubungkannya dengan berbagai karakteristik dari para penyandang kelumpuhan ini seperti: umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan letak tempat tinggal mereka. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah analityc observational atau descriptive study yang ingin memotret keadaan penyandang paraplegia saat ini pasca 4 tahun gempa Yogyakarta-Klaten. Hal-hal yang akan diamati meliputi karakteristik penyandang paraplegia seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, level cedera dan derajad berat kelumpuhan yang akan dikorelasikan dengan kejadian komplikasi pada saluran kencing, dekubitus dan saluran pernapasan. Selain itu akan dikorelasikan juga dengan tingkat kemandirian dan kualitas hidupnya. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Klaten dan Bantul. Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat kemandirian adalah ketidaktergantungan pasien pada orang lain dalam melakukan berbagai aktivitas fungsionalnya seperti pemeliharaan kesehatan diri, mandi, makan, toilet (BAK & BAB), naik/turun tangga (trap), berpakaian, kontrol BAB, kontrol BAK, ambulasi, dan transfer kursi/bed. Tingkat kemandirian dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan Indeks Barthel yang dimodifikasi seperti dalam questioner terlampir. Insiden komplikasi adalah berbagai penyulit yang muncul pada pasien SCI, seperti decubitus, gangguan fungsi paru, infeksi salauran kencing. Kualitas hidup adalah kualitas

Setiawan, Kemandirian, Kualitas Hidup Dan Derajat 81 kehidupan pasien SCI yang diukur dari tingkat kepuasan hidup dalam hal: kehidupan secara umum, aktivitas perawatan diri sehari hari, aktivitas rekreasi/ kesenangan diri, kebersamaan dengan teman, kebersamaan dengan keluarga, kehidupan perkawinan, aktivitas seksual yang diukur dengan menggunakan indek kepuasan hidup dari Viitanen yang ada dalam questioner terlampir. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan Spearman rank correlation, karena data berbentuk ordinal (non parametric (Singgih Santoso, 2000) HASIL PENELITIAN Distribusi Responden Dari 54 responden yang diteliti sebagian besar mempunyai jenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 30 orang (55,6%) dan sisanya wanita sebesar 20 orang (44,4%). Keadaan patologi berdasarkan level cedera dan derajad berat cedera medulla spinalis responden adalah lumbal sebesar 26 orang (48,1%), Thorakal bawah sebesar 21 orang (38,9%), thorakal lumal dan lumbo sacral masing-masing sebesar 3 orang (5,6%), dan thorakal atas sebesar 1 orang (1,9%). Derajad Cedera Medulla Spinalis berdasarkan kriteria Frenkel sebagian besar drajat A yaitu sebesar 23 orang (42,6%), derajat b sebesar 14 orang (25,9%), derajat C sebesar 10 orang (18,5%), derajat D sebesar 7 orang (13%) dan derajat E tidak ditemukan (0)%). Tingkat kemandirian dengan skor rata-rata 78,15 atau berada pada level ketergantungan ringan (mild dependency), insiden komplikasi yang terjadi pada saluran kencing adalah 42,59%, insiden dekubitus adalah 92,59% tetapi insiden komplikasi pada saluran pernapasan atau paru-paru adalah 0%. Sedangkan kualitas hidup memiliki skor rata-rata 28,56 atau berada pada level agak memuaskan (rather satisfied). Hubungan Antar Variabel Berdasarkan uji korelasi Rannk Spearman hanya didapatkan hubungan yang tidak terlalu kuat (r=0,497 dengan p=0.000) antara derajad berat paraplegia dengan tingkat kemandirian yang artinya semakin berat derajad paraplegia maka semakin menurun pula tingkat kemandirian dalam beraktivitas fungsional. Sedangkan hubungan yang berikutnya didapatkan pula hubungan yang tidak terlalu kuat derajad berat paraplegia dengan kualitas hidup (r=0,421 dengan p=0,002).yang artinya semakin berat derajad paraplegia maka semakin menurun pula tingkat kualitas hidup. Hasil analisis Uji Korelasi Rannk Spearman berbagai variabel yang merupakan karakteristik penyandang kelumpuhan seperti umur, jenis kelamin, tempat tinggal, pendidikan dengan tingkat kemandirian dan kualitas hidup didapatkan hasil yang tidak bermakna (tidak ada hubungan). Begitu juga tidak ada hubungan yang bermakna antara derajad berat kelumpuhan dengan insiden komplikasi. PEMBAHASAN Pembahasan dari penelitian ini didapatkan bahwa hubungan antara derajad berat kelumpuhan dengan tingkat kemandirian dan kualitas hidup. Hal ini secara mudah bisa

82 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Jilid 1, Mei 2012, hlm. 1-132 dimengerti bahwa semakin berat kelumpuhan akan diikuti semakin menurun kemampuan dalam beraktivitas fungsional sehari-hari dan semakin banyak membutuhkan bantuan dari orang lain. Semakin berat kelumpuhan yang diikuti semakin tidak mandiri dalam beraktivitas fungsional ini akan berakibat juga pada penurunan kualitas hidup (Bromley, 1991; Setiawan, 2010). KESIMPULAN DAN SARAN Tingkat kemandirian dengan skor rata-rata 78,15 atau berada pada level ketergantungan ringan (mild dependency), insiden komplikasi yang terjadi pada saluran kencing adalah 42,59%, insiden dekubitus adalah 92,59% tetapi insiden komplikasi pada saluran pernapasan atau paru-paru adalah 0%. Sedangkan kualitas hidup memiliki skor rata-rata 28,56 atau berada pada level agak memuaskan (rather satisfied). Berdasarkan Uji Korelasi Rank Spearman didapatkan ada hubungan antara derajad berat kelumpuhan dengan tingkat kemandirian dan kualitas hidup pasien paraplegia korban gempa ini, walaupun hubungan tersebut tidak telalu tinggi (r=0,497 dan r=0,421). Saran dari penelitian ini yaitu kegiatan untuk memonitoring keadaan dan perkembangan korban gempa ini perlu untuk selalu dilakukan. Tindakan untuk pendampingan dan kegiatan tindak lanjut dari sisi kesehatan, psikologis dan sosial ekonomi untuk para korban ini juga harus selalu dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar berbagai komplikasi baik dari sisi kesehatan, psikologis dan ketergantungan sosial ekonomi tidak terus terjadi dan semakin memburuk yang pada akhirnya dapat menyebabkan kualitas hidup para penyandang kelumpuhan ini akan menurun. DAFTAR PUSTAKA Bromley, I (1991). Tetraplegia & Paraplegia Guide for Physiotherapists (4 th ed). Edinburgh: Churchill Livingstone. Cohen, H (1999) Neuroscience for Rehabilitation (2 nd ed) Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins Edwards, S (2000). Neurological Physiotherapy: A Problem Solving Approach (2 nd ed). New York: Churchill Livingstone HI. (2006) Handicap International Leaflet: Hidup Dengan Kecacatan karena Cedera pada Sumsum Tulang Belakang Irwan Nugroho, (2010), 4 Tahun Pasca Gempa Yogya, 826 Korban Cacat Direhabilitasi, detik.com 3 Mei 2010, diakses 10 Oktober 2010. Ismoko Widjaya, 2009 Berharap Korban Tak Separah Gempa Yogya: Gempa Yogyakarta disebut-sebut sebagai bencana alam terbesar kedua setelah tsunami Aceh vivanews.com 1 Oktober 2009, diakses 10 Oktober 2010.

Lindsay, Bone & Callander (1997). Neurology and Neurosurgery Illustrated (3 rd ed). New York: Churchill Livingstone Long, DM (1985) Current Therapy in Neurological Surgery Ontario: BC. Decker Inc. Rothstein, JM (1985) Measurement in Physical Therapy. Edinburgh: Churchill Livingstone Setiawan (2010) Cedera Medulla Spinalis, Bahan Kuliah Jurusan Fisioterapi Poltekkes Surakarta Shah, S, Vanclay, F, Cooper, B. (1989) Improving the Sensitivity of The barthel Index for Stroke rehabilitation. Journal of Clinical Epidemilogy, 42 (8), 703-709 Singgih Santoso, 2000, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Viitanen, M, et al (1988) Life Satisfaction in Long Term Survivors After Stroke. Scandinavian Journal of rehabilitation Medicine, 20, 17-24. www.spinalcord.uab.edu (2010) Spinal Cord Injury Information Network, diakses 10 Oktober 2010. www.sinostemcells.com, (2010) Stem Cell Treatment for Spinal Cord Injury, diakses 10 Oktober 2010 Setiawan, Kemandirian, Kualitas Hidup Dan Derajat 83