RESILIENSI PADA PENDERITA KERUSAKAN TULANG BELAKANG AKIBAT BENCANA GEMPA BUMI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RESILIENSI PADA PENDERITA KERUSAKAN TULANG BELAKANG AKIBAT BENCANA GEMPA BUMI"

Transkripsi

1 0 NASKAH PUBLIKASI RESILIENSI PADA PENDERITA KERUSAKAN TULANG BELAKANG AKIBAT BENCANA GEMPA BUMI Disusun oleh : Shafa Alistiana Irbathy Rina Mulyati, S. Psi., M. Si PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008

2 1 NASKAH PUBLIKASI RESILIENSI PADA PENDERITA KERUSAKAN TULANG BELAKANG AKIBAT BENCANA GEMPA BUMI Telah Disetujui Pada Tanggal : Dosen Pembimbing, (Rina Mulyati, S. Psi., M. Si)

3 2 RESILIENSI PADA PENDERITA KERUSAKAN TULANG BELAKANG AKIBAT BENCANA GEMPA BUMI Shafa Alistiana Irbathy Rina Mulyati, S. Psi., M. Si INTISARI Penelitian ini menggunakan desaign kualitatif dengan metode studi kasus yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana korban gempa bumi yang tulang belakangnya tidak berfungsi mampu bertahan dan melanjutkan kehidupannya. Selain itu juga untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dimiliki responden sehingga dapat bertahan atau dapat menjalani proses melanjutkan kehidupannya. Responden penelitian ini adalah penderita kerusakan tulang belakang yang masuk dalam kategori dewasa, mendapatkan perawatan intensif secara medis dan mempunyai aktifitas rutin yang menghasilkan materi serta memiliki keluarga. Data dikumpulkan dengan observasi dan wawancara mendalam yang kemudian didokumentasikan dalam bentuk naskah. Data ini kemudian dianalisa dengan menggunakan teknik kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan kerusakan tulang belakang yang berakibat pada fungsi badan yang tidak dapat optimal, adaptasi dengan lingkungan sekitar dan ketergantungan dengan alat bantu jalan seperti kursi roda atau wokker yang akhirnya mengalami tekanan batin, cemas dan stress. Para penderita kerusakan tulang belakang merupakan individu yang resilien. Hal ini digambarkan ketika responden melakukan usaha dalam menghadapi masalah antara lain dalam mengendalikan emosi, optimis, mempunyai pikiran yang positif, semangat, kesabaran dan ketenangan. Kata Kunci : Resiliensi, Kerusakan Tulang Belakang

4 3 PENGANTAR Peristiwa gempa tektonik berskala 5,9 Richter yang terjadi pada hari Sabtu tanggal 27 Mei 2006 ternyata memunculkan banyak korban. Akibatnya korban mengalami berbagai macam dampak yang signifikan seperti kerusakan tulang belakang. Amir (2008), kerusakan tulang belakang dapat menyebabkan kelainan dan gangguan fungsi sebagai penyangga tubuh dan dapat mengganggu fungsi saraf sumsum tulang belakang dalam menghubungkan semua fungsi organ dan jaringan tubuh dengan otak. Gejala-gejala kerusakan tulang belakang menurut Alfred (Omiyan, 2008) antara lain dari gejala yang ringan yaitu kesemutan dan pegal-pegal hingga gejala yang berat seperti merasakan nyeri dan kelumpuhan. Sedangkan Mulyawarman (Thoha, 2006) mengungkapkan gejala kerusakan tulang belakang antara lain seperti merasakan nyeri di bagian tulang belakang bagian bawah dan anggota gerak yang sering merasa kesemutan hingga merasakan demam dan linu. Kerusakan tulang belakang dapat menyebabkan kelumpuhan (paraplegi). Bromley (1985) menyatakan bahwa paraplegi merupakan suatu keadaan dimana anggota badan atau semua bagian tubuh mengalami kelumpuhan sebagian atau kelumpuhan total sebagai akibat dari hasil kerusakan pada bagian dada atau korda spinalis. Sedangkan paraplegi menurut Rosyadi (2008), paraplegi sering disebabkan karena trauma pada vertebra, medula spinalis (tulang belakang, sumsum tulang belakang), trauma soft tissue maupun terjepitnya saraf disekitar tulang belakang yang disebabkan

5 4 karena kecelakaan, trauma, jatuh dan sebagainya. Akibat yang kedua yaitu ngompol (nokturnal enuresis). Alfa, dkk (2005) mengungkapkan, ngompol atau enuresis adalah mengeluarkan urine tanpa sengaja pada saat setengah tidur setelah berumur 5 tahun. Wenar dan Kerig (2000) menggambarkan enuresis sebagai pengeluaran air seni baik sengaja ataupun tidak disengaja secara berulang kali yang biasanya terjadi di atas kasur atau pakaian dan tidak ada umur tertentu yang dapat secara jelas menjelaskan tahap untuk mengendalikan urinasi. Akibat yang ketiga yaitu disfungsi ereksi (impotensi). Menurut Rifka (2005), disfungsi ereksi atau impotensi adalah ketidakmampuan seorang pria untuk ereksi atau mempertahankan ereksi. Pendapat yang hampir sama juga dinyatakan oleh Irawan (2007) yang menyatakan bahwa impotensi adalah ketidak mampuan untuk meraih ataupun mempertahankan ereksi dalam waktu relatif lama untuk mendapat kenikmatan saat berhubungan seks. Perasaan trauma hingga gejala stres dan depresi dialami oleh para penderita kerusakan tulang belakang ini. Menurut Dharmayati (Hadi, 2004), menyatakan bahwa para penderita gangguan traumatis akan mengalami gejala sering mimpi buruk, sulit tidur, pikiran dan ingatan kacau, terisolasi, dan sering merasa ketakutan. Apabila tidak ditangani maka para penderita ini dapat mengalami depresi. Gangguan depresi yang berkepanjangan dapat menyebabkan perilaku bunuh diri. Menurut penelitian Bostwick & Pankratz, 2000 (Nevid, Rathus & Greene, 2005), depresi merupakan gangguan mood yang paling parah yang dapat menyebabkan resiko bunuh diri. Penelitian dari Heikkinen dkk., 1997; Hufford, 2001; Kotler dkk, 2000; Roy, 2000 (Nevid, Rathus & Greene, 2005) juga menyatakan bahwa percobaan

6 5 maupun tindakan bunuh diri ini dapat dihubungkan dengan gangguan psikologis antara lain gejala stres yang berkepanjangan yang mengakibatkan depresi. Survey awal penelitian didapatkan bahwa para penderita kerusakan tulang belakang mempunyai daya tahan untuk tetap meneruskan hidup. Hal ini dipengaruhi oleh dukungan dari keluarga yang terus memberikan dorongan dan semangat agar tidak putus asa dan tetap tegar serta tetap bertahan untuk hidup dengan kondisi dan keadaan apa pun. Selain dukungan dari keluarga, para penderita kerusakan tulang belakang ini mendapat dukungan dari lingkungan sosialnya. Walaupun dengan kondisi fisik yang berbeda namun masyarakat sekitar tidak membeda-bedakan. Mereka tetap diperlakukan sama dengan yang lain. Salah satu dukungan tersebut dibuktikan dengan tetap memberikan pekerjaan yang disesuaikan dengan kemampuan para penderita kerusakan tulang belakang. Selain itu secara umum para responden penderita kerusakan tulang belakang mempunyai cara dalam mengatasi keadaan psikologisnya. Cara yang dipakai para responden untuk tetap bertahan dan keluar dari keadaan psikologis antara lain adanya kesadaran diri, motivasi diri dan cara yang digunakan para responden untuk berfikir. Adanya kesadaran diri mereka muncul ketika mereka menyadari bahwa dengan keadaannya sebagai penderita kerusakan tulang belakang, mereka masih dapat bertahan untuk tetap beraktivitas atau bekerja kembali. Motivasi diri yang ada dalam responden salah satunya disebabkan karena adanya keluarga dan terutama anak untuk dapat bertahan meneruskan hidupnya. Cara berfikir responden yang selalu positif akan dapat mendukung kehidupan para responden agar berjalan dengan lebih baik.

7 6 Cara-cara yang dipakai responden dalam menghadapi keadaan psikologisnya membuat para responden ini dapat bertahan meneruskan kehidupannya sebagai penderita kerusakan tulang belakang. Pasca terjadinya bencana gempa bumi yang telah terjadi, para penderita kerusakan tulang belakang ini sedikit demi sedikit mempunyai keinginan dapat bangkit dan mempunyai kemampuan untuk bertahan. Salah satunya dengan berusaha untuk terus mempunyai pikiran yang positif dan sikap percaya diri untuk berhubungan dengan orang lain. Hal ini ditunjukkan dengan kemampuan daya tahannya dalam menghadapi cobaan hidup yang tidak menyenangkan, dalam istilah psikologi disebut dengan resiliensi. Adanya resiliensi dapat menyebabkan sikap positif untuk menjadi seorang yang percaya diri berinteraksi dengan orang lain. Resiliensi dapat merubah penderitaan menjadi tantangan, kegagalan menjadi keberhasilan dan keputusasaan menjadi kekuatan. Dengan resiliensi dapat merubah seorang korban menjadi lebih kuat dan mendorong orang berkembang dan menjadi lebih baik (Reivich dan Shatte, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap dinamika kehidupan para penderita kerusakan tulang belakang korban gempa 27 Mei Penelitian tentang resiliensi yang peneliti temukan adalah penelitian dari Astuti (2005) mengenai resiliensi pada remaja ditinjau dari pola asuh demokratis orangtua dan status sosial ekonomi orangtua. Respondennya antara lain remaja dengan umur tahun yang tinggal di desa Brosot, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, dari tingkat sosial ekonomi menengah dan rendah. Ristinawati (2006)

8 7 meneliti tentang pengaruh pelatihan resiliensi terhadap perilaku asertif pada remaja. Respondennya adalah siswa / siswi SMP Negeri 2 Ngaglik dari usia tahun yang berjumlah 24 orang. Peneliti lainnya yaitu Farihayati (2007) yang meneliti tentang resilience pada individu yang telah mengalami duka cita kematian ibu. Responden yang dipakai adalah individu yang ditinggal meninggal ibu kandung dengan usia masa remaja awal antara tahun. Fokus penelitian pada penelitian ini antara lain :? Bagaimanakah resiliensi para penderita kerusakan tulang belakang korban gempa 27 Mei 2006?? Melihat seberapa jauh aspek resiliensi yang muncul pada korban?? Faktor-faktor apa yang dimiliki individu sehingga dapat meningkatkan resiliensi? METODE PENELITIAN A. Responden Penelitian Responden penelitian ini adalah penderita kerusakan tulang belakang yang masuk dalam kategori dewasa, mendapatkan perawatan intensif secara medis dan mempunyai aktifitas rutin yang menghasilkan materi serta memiliki keluarga. B. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Menurut Banister, dkk (Alsa, 2003) penelitian kualitatif dapat didefinisikan sebagai satu cara sederhana,

9 8 sangat longgar yaitu suatu penelitian interpretatif terhadap suatu masalah di mana peneliti merupakan sentral dari pengertian atau pemaknaan yang dibuat mengenai masalah itu. Merriam, 1998 (Alsa, 2003), merumuskan penelitian kualitatif sebagai satu konsep payung yang mencakup beberapa bentuk penelitian untuk membantu peneliti memahami dan menerangkan makna fenomena sosial yang terjadi dengan sekecil mungkin gangguan terhadap setting alamiahnya. Metode pengumpulan data dari penelitian kualitatif ini menggunakan teknik wawancara. Wawancara ini menggunakan pedoman yang umum, yang artinya dalam proses wawancara, peneliti mengacu pada pedoman wawancara yang sangat umum yang mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan wawancara atau pertanyaan. C. Metode Analisis Data Mempertimbangkan bahwa penelitian ini tidak terbatas pada upaya menerima atau menolak dugaan-dugaan (hipotesis), melainkan mencoba memahami situasi sesuai dengan bagaimana situasi tersebut menampilkan diri, maka analisis data yang digunakan adalah analisis induksi. Analisis induksi dimulai dengan wawancara khusus yang akan memunculkan tema-tema, kategori-kategori dan pola hubungan diantara kategori-kategori tersebut (Poerwandari, 1998).

10 9 Gambar 1. Bagan Dinamika Psikologis Resiliensi pada Penderita Kerusakan Tulang Belakang

11 10 PEMBAHASAN Dari bagan gambar yang menjelaskan tentang dinamika psikologis resiliensi pada penderita kerusakan tulang belakang terdapat 9 macam kategori yang terlibat dalam proses terbentuknya resiliensi yaitu respon terhadap kerusakan tulang belakang, dukungan sosial, dampak kerusakan tulang belakang, pengaruh lingkungan, kemampuan menghadapi masalah, cara menghadapi masalah, tujuan, hubungan dengan Allah dan usaha menghadapi masalah yang dapat dilakukan seorang individu setelah menjadi penderita kerusakan tulang belakang. 9 macam kategori ini sangat mendukung seorang individu yang menjadi penderita kerusakan tulang belakang untuk menjadi seorang yang resilien. Respon para penderita kerusakan tulang belakang saat mengetahui keadaannya antara lain adanya tekanan batin, cemas hingga terkena stress. Adanya respon yang diperlihatkan oleh para penderita sangat dipengaruhi adanya dukungan dari keluarga dan masyarakat. Respon ini juga diperlihatkan ketika kerusakan tulang belakang memberikan dampak terhadap individunya yaitu menjadikan fungsi badan yang tidak optimal, adanya penyesuaian diri atau adaptasi dengan lingkungan sekitar dan menjadikan individu bergantung pada alat bantu jalan seperti kursi roda dan wokker. Dampak dari kerusakan tulang belakang ini juga dipengaruhi oleh adanya dukungan dari keluarga dan masyarakat agar para penderita kerusakan tulang belakang ini mampu menghadapi dan menerima keadaannya dengan baik.

12 11 Dampak yang dirasakan oleh para penderita kerusakan tulang belakang ini akan mempengaruhi kemampuan individu dalam menghadapi permasalahannya antara lain adalah dengan adanya kesadaran dalam diri masing-masing individu, motivasi yang ada dalam diri individu dan cara berpikir yang digunakan individu dalam menghadapi permasalahan. Kemampuan menghadapi masalah ini sangat berhubungan dan berkaitan dengan pengaruh dari lingkungan seperti pekerjaan sehari-hari individu dan kegiatan-kegiatan dalam masyarakat yang pernah individu jalani. Kemampuan yang dimiliki oleh individu dalam menghadapi masalah akan berpengaruh pada cara individu dalam menghadapi masalah. Cara yang dipakai individu dalam menghadapi masalahnya antara lain seperti bertahan dan bangkit dari situasi yang tidak menguntungkan dan mengubah kekurangan diri menjadi sesuatu yang yang positif. Cara menghadapi masalah yang digunakan oleh individu tentunya mempunyai tujuan. Tujuannya adalah para penderita kerusakan tulang belakang ini mempunyai keinginan untuk menghidupi keluarganya dan tentunya keluarga merupakan hal yang paling utama dalam kehidupan mereka. Hubungan para penderita tulang belakang ini dengan Allah merasa lebih dekat. Mereka mempunyai keyakinan bahwa apapun yang terjadi dengan diri mereka adalah kehendak dari Allah dan mereka juga percaya kalau mereka mampu mengontrol kehidupannya ke arah yang lebih baik meskipun dengan keadaan mereka yang terbatas. Adanya hubungan dengan Allah ini sangat dipengaruhi oleh dampak dari kerusakan tulang belakang dan juga mempengaruhi kemampuan dan cara

13 12 individu dalam menghadapi masalah-masalahnya. Keyakinannya kepada Allah membuat para penderita tulang belakang ini mempunyai kemampuan dalam mengatasi setiap masalah yang datang pada mereka. Cara individu dalam menghadapi masalah antara lain dapat bertahan dan bangkit dari situasi yang tidak menguntungkan dan mengubah kekurangan diri menjadi sesuatu yang yang positif akan dapat memperlihatkan usaha penderita kerusakan tulang belakang ini dalam menghadapi masalah-masalahnya. Pada saat individu memperlihatkan caranya menghadapi masalah maka akan nampak usahanya dalam meghadapi masalah tersebut. Usaha yang diperlihatkan penderita kerusakan tulang belakang ini saat menghadapi masalahnya meliputi pengendalian emosi, bersikap optimis, mempunyai pikiran yang positif, bersemangat, ketenangan dan kesabaran. Usaha-usaha inilah yang akan membawa para penderita kerusakan tulang belakang ini menjadi individu yang resilien. Sebagai penderita kerusakan tulang belakang telah membawa individu mempunyai kehidupan yang mengalami perubahan besar. Dengan berjalannya waktu maka akan dapat membuat responden mengalami perubahan dan membuat para penderita ini menjadi individu yang resilien sehingga mereka dapat berhasil menghadapi dan melewati masalah-masalah yang ada.

14 13 KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan uraian pembahasan, maka didapatkan respon dari para penderita kerusakan tulang belakang korban gempa 27 Mei 2006 yang berakibat pada fungsi badan yang tidak dapat optimal, adaptasi dengan lingkungan sekitar dan ketergantungan dengan alat bantu jalan seperti kursi roda atau wokker yang akhirnya mengalami tekanan batin, cemas dan stress. Para penderita kerusakan tulang belakang merupakan individu yang resilien. Hal ini digambarkan ketika responden melakukan usaha dalam menghadapi masalah antara lain dalam mengendalikan emosi, optimis, mempunyai pikiran yang positif, semangat, kesabaran dan ketenangan. Faktor-faktor penderita kerusakan tulang belakang sehingga mereka menjadi individu yang resilien adalah? Dukungan sosial yang berasal dari keluarga dan masyarakat.? Pengaruh lingkungan antara lain pekerjaan dan masyarakat.? Cara menghadapi masalah yaitu dengan bertahan dan bangkit dari situasi yang tidak menguntungkan dan mengubah kekurangan menjadi sesuatu yang positif.? Kemampuan menghadapi masalah dengan kesadaran diri sendiri, motivasi dalam diri dan cara berpikir individu.? Tujuannya untuk menghidupi keluarga dan keluarga adalah hal yang paling utama.

15 14? Hubungan dengan Allah akan lebih dekat, yakin dan percaya kepada Allah serta tetap berikhtiar dan bertawakal. SARAN Beberapa saran yang bisa diberikan oleh peneliti yang dapat diambil dari hasil penelitian dan uraian pembahasan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh peneliti selanjutnya. Hal ini dilakukan agar hasil penelitian selanjutnya dapat bermanfaat untuk bahan penelitian lain dan wacana ilmu pengetahuan. Saran yang dapat diberikan antara lain : o Untuk Keluarga Dapat selalu memberikan supportnya karena dengan adanya support dari keluarga para responden mampu mengendalikan emosi, mengendalikan impuls, mempunyai sikap yang optimis untuk melihat masa depan, mampu berempati, dapat menganalisa masalah dengan baik, mampu menghadapi dan memecahkan masalah secara efektif serta mampu meningkatkan aspek positif dalam kehidupannya sehingga para responden ini dapat bertahan untuk tetap hidup. o Untuk Penelitian Selanjutnya Dapat mengeksplor lebih jauh lagi tentang penelitiannya dan jangan hanya menggunakan teori resiliensi saja.

16 15 DAFTAR PUSTAKA Adjie Becoming Resilient Learner through Journaling and Coaching, Mempertahankan Resiliensi Diri, diambil dari Alfa, A. Y., dkk Buku Ajar Neurologi Klinis. Yogyakarta : Gajah Mada University Press Alsa, A Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset Amir, A Akupunktur Medik Dan Hernia Nukleus Pulposus, diambil dari Bromley, I Tetraplegia and Paraplegia. Edinburgh London Melbourne and New York : Churchill Livingstone Gautama, B Selalu Ada Harapan Pasca Bencana, diambil dari ml Hadi, P Depresi dan Solusinya. Yogyakarta : Tugu Publisher Herlina, M Manusia dan Bencana : Bukan Korban, tetapi orang yang berhasil selamat (Survivor), diambil dari Irawan, B Penyebab Impotensi / Lemah Syahwat, diambil dari Hypermart.net/info_baru/impotensi.html Luthar, S. S., Cicchetti, D., & Becker, B Psychological Resilience, diambil dari Mulyati, R Resiliensi Remaja "High Risk" Ditinjau dari Faktor Protektif (Studi di Keluarga Tanah Tinggi Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat), Tesis (Tidak Diterbitkan), Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

17 16 Nevid, J. S., Rathus, S. A. & Greene, B Psikologi Abnormal. Jakarta : Erlangga Omiyan Atasi Gangguan Tulang Belakang Tanpa Operasi, diambil dari Paraquad Paraplegia, diambil dari Poerwandari, E. K Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi. Jakarta : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia Reivich, K & Shatte, A The Resilience Factor ; 7 Essential Skill For Overcoming Life s Inevitable Obstacle. New York, Broadway Books Rifka Apakah Saya Impoten, diambil dari Rosyadi, O Menggagas Sebuah "Paraplegi Rehab Nursing Care", diambil dari Thoha, D Mengatasi Cedera Tulang Belakang, diambil dari Thohar Type Paralysis / Kelumpuhan, diambil dari Wenar, C. & Kerig, P Developmental Psychopathology ; From Infancy Trough Adolescence. Fourth Edition. Singapore : The Mc Graw Hill Companies, Inc

RESILIENSI PADA PENYINTAS PASCA ERUPSI MERAPI. Naskah Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1

RESILIENSI PADA PENYINTAS PASCA ERUPSI MERAPI. Naskah Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 RESILIENSI PADA PENYINTAS PASCA ERUPSI MERAPI Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Diajukan oleh: ARYA GUMILANG PUTRA PRATHAMA F.100090190 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meninggalnya seseorang merupakan salah satu perpisahan alami dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meninggalnya seseorang merupakan salah satu perpisahan alami dimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meninggalnya seseorang merupakan salah satu perpisahan alami dimana seseorang akan kehilangan orang yang meninggal dengan penyebab dan peristiwa yang berbeda-beda

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semua orang, hal ini disebabkan oleh tingginya angka kematian yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semua orang, hal ini disebabkan oleh tingginya angka kematian yang disebabkan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit kanker adalah penyakit yang sangat berbahaya bahkan dapat mengakibatkan kematian. Sampai saat ini kanker masih menjadi momok bagi semua orang, hal ini

Lebih terperinci

Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Resiliensi pada Ibu yang Memiliki Anak Autis Penulisan Ilmiah

Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Resiliensi pada Ibu yang Memiliki Anak Autis Penulisan Ilmiah Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Resiliensi pada Ibu yang Memiliki Anak Autis Penulisan Ilmiah Nama : Gemi Arthati NPM : 13513674 Pembimbing : Mimi Wahyuni. Jurusan Psikologi 2016 Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mengenang kembali peristiwa erupsi Gunung Merapi hampir dua tahun lalu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mengenang kembali peristiwa erupsi Gunung Merapi hampir dua tahun lalu 9 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengenang kembali peristiwa erupsi Gunung Merapi hampir dua tahun lalu masih menyisakan pilu bagi banyak pihak, terutama bagi orang yang terkena dampak langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) (WHO), Setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar tujuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) (WHO), Setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar tujuh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Salah satu jenis kanker yang paling ditakuti oleh para wanita adalah kanker payudara (Rahmah, 2009). Menurut data organisasi kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merawat dan memelihara anak-anak yatim atau yatim piatu. Pengertian yatim

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merawat dan memelihara anak-anak yatim atau yatim piatu. Pengertian yatim BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Panti Asuhan merupakan lembaga yang bergerak di bidang sosial untuk membantu anak-anak yang sudah tidak memiliki orang tua. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN

KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ditandai dengan adanya perkembangan yang pesat pada individu dari segi fisik, psikis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ditandai dengan adanya perkembangan yang pesat pada individu dari segi fisik, psikis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja berasal dari kata adolescence yang memiliki arti tumbuh untuk mencapai kematangan, baik mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa remaja ditandai dengan

Lebih terperinci

RESILIENSI NARAPIDANA DEWASA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIA SRAGEN NASKAH PUBLIKASI. Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan

RESILIENSI NARAPIDANA DEWASA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIA SRAGEN NASKAH PUBLIKASI. Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan RESILIENSI NARAPIDANA DEWASA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIA SRAGEN NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh: REFI RISTIANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang mayoritas penduduknya adalah muslim. Nilai - nilai yang ada di Indonesiapun sarat dengan nilai-nilai Islam. Perkembangan zaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang dianggap sebagai fase kemunduran. Hal ini dikarenakan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang dianggap sebagai fase kemunduran. Hal ini dikarenakan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia adalah salah satu periode dalam rentang kehidupan manusia yang dianggap sebagai fase kemunduran. Hal ini dikarenakan pada fase ini seorang individu

Lebih terperinci

OLEH : Letkol Laut ( K/W) Drg. R Bonasari L Tobing, M.Si INTERVENSI PSIKOSOSIAL PADA BENCANA

OLEH : Letkol Laut ( K/W) Drg. R Bonasari L Tobing, M.Si INTERVENSI PSIKOSOSIAL PADA BENCANA OLEH : Letkol Laut ( K/W) Drg. R Bonasari L Tobing, M.Si INTERVENSI PSIKOSOSIAL PADA BENCANA Letkol Laut (K/W) drg. R. Bonasari L.T, M.Si Dikum Terakhir : Magister Sains Psikologi UI Jakarta Dikmil Terakhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi konflik pada diri seseorang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam. kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam. kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan merupakan suatu misteri yang dijalani seseorang. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman

Lebih terperinci

Studi Deskriptif Children Well-Being pada Korban Pelecehan Seksual yang Berusia 8-12 Tahun di Sukabumi

Studi Deskriptif Children Well-Being pada Korban Pelecehan Seksual yang Berusia 8-12 Tahun di Sukabumi Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Children Well-Being pada Korban Pelecehan Seksual yang Berusia 8-12 Tahun di Sukabumi 1 Farah Fauziah Ismail, dan 2 Fanni Putri Diantina 1,2 Fakultas

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arasiana, Fenty. (2008). Resiliensi Pada TKW yang Mengalami Kekerasan Fisik dan Seksual. Retrivied From

DAFTAR PUSTAKA. Arasiana, Fenty. (2008). Resiliensi Pada TKW yang Mengalami Kekerasan Fisik dan Seksual. Retrivied From DAFTAR PUSTAKA Aprilia, Nur Fitri, (2015). Resiliensi Pada Istri yang Mengalami Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT). Retrivied from Arasiana, Fenty. (2008). Resiliensi Pada TKW yang Mengalami Kekerasan

Lebih terperinci

SILABUS PSIKOLOGI ABNORMAL

SILABUS PSIKOLOGI ABNORMAL SILABUS PSIKOLOGI ABNORMAL I. IDENTITAS MATA KULIAH Nama mata kuliah : Psikologi Abnormal Jumlah SKS : 3 SKS Semester : 5 (Lima) Program Studi/Program : Psikologi/S-1 Status Mata Kuliah : Mata kuliah dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. paling penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. paling penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai upaya meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pendidikan merupakan kebutuhan primer dalam kehidupan manusia, aspek paling penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai upaya meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Individu yang hidup pada era modern sekarang ini semakin. membutuhkan kemampuan resiliensi untuk menghadapi kondisi-kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Individu yang hidup pada era modern sekarang ini semakin. membutuhkan kemampuan resiliensi untuk menghadapi kondisi-kondisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Individu yang hidup pada era modern sekarang ini semakin membutuhkan kemampuan resiliensi untuk menghadapi kondisi-kondisi kehidupan abad 21 yang penuh dengan

Lebih terperinci

RESILIENSI PADA PENDERITA KANKER SERVIKS STADIUM LANJUT NASKAH PUBLIKASI

RESILIENSI PADA PENDERITA KANKER SERVIKS STADIUM LANJUT NASKAH PUBLIKASI RESILIENSI PADA PENDERITA KANKER SERVIKS STADIUM LANJUT NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan Oleh: RAYI DWI

Lebih terperinci

KETABAHAN KORBAN GEMPA DAN TSUNAMI DI ACEH

KETABAHAN KORBAN GEMPA DAN TSUNAMI DI ACEH KETABAHAN KORBAN GEMPA DAN TSUNAMI DI ACEH Oleh : TRIANA UTARY QUROTUL UYUN PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2006 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang selalu mengharapkan kehidupan yang bahagia. Salah satu bentuk kebahagiaan itu adalah memiliki anak yang sehat dan normal, baik secara fisik maupun mental.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Oleh karena itu, pemeliharaan kesehatan merupakan suatu upaya. pemeriksaan, pengobatan atau perawatan di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Oleh karena itu, pemeliharaan kesehatan merupakan suatu upaya. pemeriksaan, pengobatan atau perawatan di rumah sakit. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi setiap individu. Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN Hakekat pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajad kesehatan yang optimal sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap keluarga memiliki cara tersendiri untuk menghadapi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap keluarga memiliki cara tersendiri untuk menghadapi berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap keluarga memiliki cara tersendiri untuk menghadapi berbagai situasi selama rentang kehidupannya, begitu pula pada keluarga yang memiliki anak dengan hidrosefalus.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai dari usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Kualitatif Pendekatan kualitatif berasumsi bahwa manusia adalah makhluk yang aktif, yang mempunyai kebebasan kemauan, yang perilakunya hanya dapat dipahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu yang hidup di dunia ini pasti selalu berharap akan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu yang hidup di dunia ini pasti selalu berharap akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu yang hidup di dunia ini pasti selalu berharap akan kehidupannya dapat dijalani dengan baik sesuai harapan-harapan di masa yang akan datang. Namun sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada waktu dan tempat yang kadang sulit untuk diprediksikan. situasi

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada waktu dan tempat yang kadang sulit untuk diprediksikan. situasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya setiap individu pasti mengalami kesulitan karena individu tidak akan terlepas dari berbagai kesulitan dalam kehidupannya. Kesulitan dapat terjadi pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gempa bumi tektonik yang mengguncang Yogyakarta dan sekitarnya pada hari Sabtu, 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB. selama 57 detik merupakan gempa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu secara fisik maupun secara psikologis, itu biasanya tidak hanya berasal

BAB I PENDAHULUAN. itu secara fisik maupun secara psikologis, itu biasanya tidak hanya berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini beragam sekali masalah yang dihadapi manusia, baik itu secara fisik maupun secara psikologis, itu biasanya tidak hanya berasal dari dalam dirinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Pada sebuah penelitian ilmiah diperlukan sebuah metode penelitian yang berguna sebagai dasar dalam melakukan penelitian tersebut. Metode penelitian

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI DAMPAK KEMATIAN IBU TERHADAP KONDISI PSIKOLOGIS REMAJA PUTRI

NASKAH PUBLIKASI DAMPAK KEMATIAN IBU TERHADAP KONDISI PSIKOLOGIS REMAJA PUTRI NASKAH PUBLIKASI DAMPAK KEMATIAN IBU TERHADAP KONDISI PSIKOLOGIS REMAJA PUTRI Oleh: PUJI ASTUTI ULY GUSNIARTI PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN RESILIENSI TERHADAP PERILAKU ASERTIF PADA REMAJA. Vita Ristinawati Irwan Nuryana K INTISARI

PENGARUH PELATIHAN RESILIENSI TERHADAP PERILAKU ASERTIF PADA REMAJA. Vita Ristinawati Irwan Nuryana K INTISARI PENGARUH PELATIHAN RESILIENSI TERHADAP PERILAKU ASERTIF PADA REMAJA Vita Ristinawati Irwan Nuryana K INTISARI Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh pelatihan resiliensi

Lebih terperinci

2016 PROSES PEMBENTUKAN RESILIENSI PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK PENYANDANG DOWN SYNDROME

2016 PROSES PEMBENTUKAN RESILIENSI PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK PENYANDANG DOWN SYNDROME BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap orang tua pasti berharap memiliki anak yang dapat bertumbuh kembang normal sebagaimana anak-anak lainnya, baik dari segi fisik, kognitif, maupun emosional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyandang disabilitas merupakan bagian dari anggota masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyandang disabilitas merupakan bagian dari anggota masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyandang disabilitas merupakan bagian dari anggota masyarakat yang memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara dan perlu mendapatkan perhatian khusus.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menerima bahwa anaknya didiagnosa mengalami autisme.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menerima bahwa anaknya didiagnosa mengalami autisme. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah anugerah yang diberikan oleh Allah SWT kepada setiap keluarga yang amat mendambakannya. Berbagai harapan hadir ketika anak mulai ada di dalam perut Ibu.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. berbagai stresor dan ancaman ketika perusahaan tersebut dinyatakan pailit. Para

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. berbagai stresor dan ancaman ketika perusahaan tersebut dinyatakan pailit. Para 102 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Karyawan generasi X yang bekerja di perusahaan milik negara menghadapi berbagai stresor dan ancaman ketika perusahaan tersebut dinyatakan pailit. Para responden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa. Di masa ini, remaja mulai mengenal dan tertarik dengan lawan jenis sehingga remaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. coba-coba (bereksperimen) untuk mendapatkan rasa senang. Hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. coba-coba (bereksperimen) untuk mendapatkan rasa senang. Hal ini terjadi karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi penyalahguna narkoba saat ini sudah mencapai 3.256.000 jiwa dengan estimasi 1,5 % penduduk Indonesia adalah penyalahguna narkoba. Data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Resiliensi 1. Definisi Resiliensi Menurut Smet (1994, dalam Desmita, 2009) istilah resiliensi pertama kali dikenalkan oleh Redl pada tahun 1969 dan digunakan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

TIM CMHN BENCANA DAN INTERVENSI KRISIS

TIM CMHN BENCANA DAN INTERVENSI KRISIS TIM CMHN BENCANA DAN INTERVENSI KRISIS TUJUAN Memahami pengertian bencana dan krisis Memahami penyebab terjadinya bencana Mengidentifikasi proses terjadinya bencana Mengidentifikasi respons individu terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gempa bumi kedua terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah telah

BAB I PENDAHULUAN. Gempa bumi kedua terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah telah BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Gempa bumi kedua terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah telah mengguncang dasar laut yang berjarak sekitar 150 km dari pantai Sumatera pada tanggal 26

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja yang masuk ke Komnas Remaja tahun itu, sebanyak kasus atau

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja yang masuk ke Komnas Remaja tahun itu, sebanyak kasus atau 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini Indonesia diramaikan dengan kasus kekerasan seksual terhadap remaja. Ibarat fenomena bola es yang semakin lama semakin membesar. Kasus kekerasan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA Oleh : Finda Fatmawati Hepi Wahyuningsih PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

Lebih terperinci

Pengantar Psikologi Abnormal

Pengantar Psikologi Abnormal Pengantar Psikologi Abnormal NORMAL (SEHAT) sesuai atau tidak menyimpang dengan kategori umum ABNORMAL (TIDAK SEHAT) tidak sesuai dengan kategori umum. PATOLOGIS (SAKIT) sudut pandang medis; melihat keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar (www.femina.co.id, 12 Desember 2013). Perubahan hidup dapat menjadi. penyesuaian diri bagi individu (Nevid & Rathus, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. besar (www.femina.co.id, 12 Desember 2013). Perubahan hidup dapat menjadi. penyesuaian diri bagi individu (Nevid & Rathus, 2005). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa peristiwa kehidupan sering dipandang sebagai kondisi yang mengganggu bagi individu, yang memaksa mereka untuk mengubah tujuannya (Santrock,

Lebih terperinci

Konsep Krisis danangsetyobudibaskoro.wordpress.com

Konsep Krisis danangsetyobudibaskoro.wordpress.com Konsep Krisis danangsetyobudibaskoro.wordpress.com Krisis merupakan suatu titik balik yang memungkinkan individu untuk tumbuh dan berkembang, atau menyebabkan dirinya merasa tidak puas, gagal, dan kehidupannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini jumlah anak berkebutuhan khusus di Indonesia semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini jumlah anak berkebutuhan khusus di Indonesia semakin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini jumlah anak berkebutuhan khusus di Indonesia semakin meningkat. Menurut Dirjen Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda Departemen Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

Siswanto dan Florentinus Budi Setiawan. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Abstraksi

Siswanto dan Florentinus Budi Setiawan. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Abstraksi STUDI PENDAHULUAN MENGUJI PERBEDAAN KETEGANGAN OTOT ANTARA JENIS KELAMIN, USIA, DAN SUBJEK YANG NOR- MAL DENGAN YANG MENGALAMI KELUHAN NYERI KEPALA DAN PUNDAK Siswanto dan Florentinus Budi Setiawan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. salah satunya adalah kecelakaan. Ada berbagai jenis kecelakaan yang dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. salah satunya adalah kecelakaan. Ada berbagai jenis kecelakaan yang dialami oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan banyak sekali problematika yang dialami oleh individu, salah satunya adalah kecelakaan. Ada berbagai jenis kecelakaan yang dialami oleh beberapa

Lebih terperinci

Resiliensi pada Remaja Wanita yang Mengalami Kekerasan Seksual. Nama : Yudha Ardhiyanto Kelas : 3 PA 01 NPM : Pembimbing : Diana Rohayati

Resiliensi pada Remaja Wanita yang Mengalami Kekerasan Seksual. Nama : Yudha Ardhiyanto Kelas : 3 PA 01 NPM : Pembimbing : Diana Rohayati Resiliensi pada Remaja Wanita yang Mengalami Kekerasan Seksual Nama : Yudha Ardhiyanto Kelas : 3 PA 01 NPM : 19510348 Pembimbing : Diana Rohayati BAB I Latar Belakang Peningkatan tahun kekerasan seksual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paraplegia adalah kelumpuhan pada kedua anggota gerak bawah tubuh atau kedua belah kaki, yang disebabkan karena cedera parah pada spinal cord level bawah (Taylor,

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anak-anak yang mengalami kekerasan seksual memiliki gejala gangguan yang lebih

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anak-anak yang mengalami kekerasan seksual memiliki gejala gangguan yang lebih BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Anak-anak yang mengalami kekerasan seksual memiliki gejala gangguan yang lebih banyak daripada anak yang tidak mengalaminya, tetapi mereka memiliki gejala yang lebih sedikit dibandingkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN SEBELUM UJI COBA. 1. Skala Tawakal ( I ) 2. Skala Adversity Quotient ( II )

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN SEBELUM UJI COBA. 1. Skala Tawakal ( I ) 2. Skala Adversity Quotient ( II ) 100 101 LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN SEBELUM UJI COBA 1. Skala Tawakal ( I ) 2. Skala Adversity Quotient ( II ) 102 IDENTITAS DIRI Nama (inisial) : Jenis Kelamin : Umur : Pendidikan : PETUNJUK PENGISIAN

Lebih terperinci

diambil kesimpulan sebagai berikut: rendah sebesar 20%.

diambil kesimpulan sebagai berikut: rendah sebesar 20%. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan mengenai penelitian perbedaan tingkat resiliensi remaja dari keluarga yang orang tuanya menjadi TKI dengan yang orang tuanya bukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dihindari. Penderitaan yang terjadi pada individu akan mengakibatkan stres dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dihindari. Penderitaan yang terjadi pada individu akan mengakibatkan stres dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan tidak selalu berjalan sesuai dengan keinginan manusia. Peristiwa tragis yang mengakibatkan penderitaan kadangkala terjadi dan tidak dapat dihindari. Penderitaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. harapan yang diperoleh tiba-tiba sirna karena kejadian yang tak terduga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. harapan yang diperoleh tiba-tiba sirna karena kejadian yang tak terduga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang pernah mengalami kesedihan, kegagalan maupun kekecewaan karena hidupnya yang tidak sesuai dengan yang diharapkan atau harapan yang diperoleh tiba-tiba sirna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tinggi, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tinggi, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Lembaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi merupakan suatu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan tinggi, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Lembaga tersebut juga menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya pada usia ini sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung

Lebih terperinci

GAMBARAN KETANGGUHAN DIRI (RESILIENSI) PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU

GAMBARAN KETANGGUHAN DIRI (RESILIENSI) PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU GAMBARAN KETANGGUHAN DIRI (RESILIENSI) PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU Sherty Amelia Enikarmila Asni Daviq Chairilsyah shertyamelia@yahoo.co.id ABSTRACT : Resilience is

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRATEGI KOPING PADA PENDERITA PASCA STROKE

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRATEGI KOPING PADA PENDERITA PASCA STROKE HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRATEGI KOPING PADA PENDERITA PASCA STROKE SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dianggap sebagai masa topan badai dan stres, karena remaja telah memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dianggap sebagai masa topan badai dan stres, karena remaja telah memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi ke masa dewasa. Masa ini dianggap sebagai masa topan badai dan stres, karena remaja telah memiliki keinginan bebas untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Kekerasan dalam Rumah Tangga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Kekerasan dalam Rumah Tangga BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kekerasan dalam Rumah Tangga Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dapat diartikan sebagai tindakan kekerasan yang dilakukan oleh seorang pengasuh, orang tua, atau pasangan.

Lebih terperinci

RESILIENSI PADA LANSIA YANG DITINGGAL MATI PASANGAN HIDUPNYA NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

RESILIENSI PADA LANSIA YANG DITINGGAL MATI PASANGAN HIDUPNYA NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta RESILIENSI PADA LANSIA YANG DITINGGAL MATI PASANGAN HIDUPNYA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan memasuki tahap epidemis dengan beberapa sub-populasi beresiko

BAB I PENDAHULUAN. dan memasuki tahap epidemis dengan beberapa sub-populasi beresiko BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah HIV di Indonesia telah berkembang dari sejumlah kasus kecil HIV dan memasuki tahap epidemis dengan beberapa sub-populasi beresiko tinggi yang memiliki angka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kota

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kota BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Gambaran Umum Penelitian Proses pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kota Yogyakarta pada tanggal 9 Agustus - 1 September 2016. Data dikumpulkan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL (KEPUTUSASAAN )

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL (KEPUTUSASAAN ) LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL (KEPUTUSASAAN ) A. PENGERTIAN Keputusasaan adalah keadaan emosional subjektif yang terus-menerus dimana seorang individu tidak melihat ada alternative

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Chaplin,gangguan jiwa adalah ketidakmampuan menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA

ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA Sepanjang daur kehidupan tidak terlepas dari situasi yang dapat mempengaruhi respon emosi individu. Salah satu situasi yang mempengaruhi emosi individu adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting diterapkan di segala

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting diterapkan di segala BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting diterapkan di segala bidang sektor industri. Perhubungan industri yang cepat dan kemajuan teknologi yang pesat selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan operasi merupakan pengalaman yang biasa menimbulkan kecemasan, kecemasan biasanya berhubungan dengan segala macam prosedur asing yang dijalani pasien dan juga

Lebih terperinci

RESILIENSI PADA PENYANDANG TUNA DAKSA PASCA KECELAKAAN

RESILIENSI PADA PENYANDANG TUNA DAKSA PASCA KECELAKAAN RESILIENSI PADA PENYANDANG TUNA DAKSA PASCA KECELAKAAN Rahayu Rezki Anggraeni Dosen Pembimbing Ibu Ni Made Taganing, Spsi., MPsi. Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma, 2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. yang lain untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, baik kebutuhan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. yang lain untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, baik kebutuhan secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sebagai mahkluk sosial selalu berhubungan dengan orang lain karena pada dasarnya manusia tercipta sebagai mahluk sosial,

Lebih terperinci

Sukirno, S. Kep 1 Giat Wantoro, S. Kep 2 Nofrans Eka Saputra, S. Psi, MA 3 ABSTRACT

Sukirno, S. Kep 1 Giat Wantoro, S. Kep 2 Nofrans Eka Saputra, S. Psi, MA 3 ABSTRACT Resiliensi Resilience of Sukirno, S. Kep 1 Giat Wantoro, S. Kep 2 Nofrans Eka Saputra, S. Psi, MA 3 1 Departement of Nursing/Baiturrahim School of Health Science 2 Departement of Nursing/Baiturrahim School

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kusta adalah penyakit menular yang menahun, disebabkan oleh mycobacterium leprae yang menyerang kulit saraf tepi dan jaringan tubuh lainnya. Pada sebagian besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara. Dalam pembukaan UUD 1945 tercantum bahwa cita cita bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. negara. Dalam pembukaan UUD 1945 tercantum bahwa cita cita bangsa yang BAB I PENDAHULUAN Pembangunan Nasional merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Dalam pembukaan UUD 1945 tercantum bahwa cita cita

Lebih terperinci

STUDI MENGENAI RESILIENSI REMAJA DI KABUPATEN GUNUNG KIDUL. Disusun Oleh. Dian Sartika Sari

STUDI MENGENAI RESILIENSI REMAJA DI KABUPATEN GUNUNG KIDUL. Disusun Oleh. Dian Sartika Sari STUDI MENGENAI RESILIENSI REMAJA DI KABUPATEN GUNUNG KIDUL Disusun Oleh Dian Sartika Sari 190110100098 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN 2014 ABSTRAK ABSTRAK Dian Sartika Sari. 190110100098. Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan suatu tahapan dalam kehidupan seseorang yang berada diantara tahapan kanak-kanak dan tahapan dewasa. Peralihan ini melibatkan lebih dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138) digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaaan, dan sosial. Perubahan ini akan memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. stress yang mungkin ia sudah tidak mampu mengatasinya (Keliat, 1998). Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. stress yang mungkin ia sudah tidak mampu mengatasinya (Keliat, 1998). Sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Cemas merupakan merupakan bagian dari kehidupan yang dialami setiap hari. Kejadian yang satu dengan yang lain dapat saling mempengaruhi. Demikian juga keluarga yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyandang tunadaksa seringkali digambarkan sebagai figur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyandang tunadaksa seringkali digambarkan sebagai figur yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyandang tunadaksa seringkali digambarkan sebagai figur yang memiliki kekurangan, makhluk lemah dan menjadi beban bagi kehidupan bermasyarakat. Selain itu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari 38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakteristik Lokasi Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari yang merupakan salah satu rumah sakit umum milik pemerintah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. identitas dan eksistensi diri mulai dilalui. Proses ini membutuhkan kontrol yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. identitas dan eksistensi diri mulai dilalui. Proses ini membutuhkan kontrol yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Remaja adalah generasi penerus bangsa, oleh karena itu para remaja harus memiliki bekal yang baik dalam masa perkembangannya. Proses pencarian identitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung. Rumah sakit X merupakan rumah sakit swasta yang cukup terkenal di

BAB I PENDAHULUAN. Bandung. Rumah sakit X merupakan rumah sakit swasta yang cukup terkenal di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,

Lebih terperinci

DINAMIKA PSIKOLOGI PENDERITA DIABETES MELLITUS. Tri Rahayuningsih Rina Mulyati INTISARI

DINAMIKA PSIKOLOGI PENDERITA DIABETES MELLITUS. Tri Rahayuningsih Rina Mulyati INTISARI 1 DINAMIKA PSIKOLOGI PENDERITA DIABETES MELLITUS Tri Rahayuningsih Rina Mulyati INTISARI Penelitian ini betujuan untuk mengeksplorasi perilaku penderita Diabetes Mellitus dan mencari gejala psikologis

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi berkepanjangan juga merupakan salah satu pemicu yang. memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan pada

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi berkepanjangan juga merupakan salah satu pemicu yang. memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan kesehatan mental psikiatri sebagai efek negatif modernisasi atau akibat krisis multidimensional dapat timbul dalam bentuk tekanan dan kesulitan pada seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebuah kasus menjadi paraplegia akibat kecelakaan jauh berbeda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebuah kasus menjadi paraplegia akibat kecelakaan jauh berbeda 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah kasus menjadi paraplegia akibat kecelakaan jauh berbeda dengan paraplegia dari sejak lahir, tidak mudah bagi seseorang untuk menerima secara langsung kondisinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kota-kota di Indonesia telah mencapai tingkat perkembangan kota yang pesat dan cukup tinggi. Kecelakan merupakan salah satu faktor penyebab kematian terbesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, pengertian kejahatan dan kekerasan memiliki banyak definisi

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, pengertian kejahatan dan kekerasan memiliki banyak definisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang kita jumpai beberapa kasus pembunuhan. Seolah tidak asing lagi dengan peristiwa kejahatan itu, media meliput berita pembunuhan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Universitas Pendidikan Indonesia yang beralamat di Jl. Dr. Setiabudhi

Lebih terperinci

Pedologi. Review Seluruh Materi. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi.

Pedologi. Review Seluruh Materi. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi. Pedologi Modul ke: Review Seluruh Materi Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Fakultas PSIKOLOGI Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id RETARDASI MENTAL Retardasi mental (mental retardation) adalah keterlambatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa enam minggu sejak bayi lahir sampai saat organ-organ

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa enam minggu sejak bayi lahir sampai saat organ-organ BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periode setelah melahirkan juga disebut dengan periode postpartum, merupakan masa enam minggu sejak bayi lahir sampai saat organ-organ reproduksi kembali seperti semula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar Belakang Masalah Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa. Menurut Hurlock (1999), masa dewasa awal dimulai pada umur 18 40 tahun, saat perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai anak yang normal. Melihat anak anak balita tumbuh dan. akan merasa sedih. Salah satu gangguan pada masa kanak kanak yang

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai anak yang normal. Melihat anak anak balita tumbuh dan. akan merasa sedih. Salah satu gangguan pada masa kanak kanak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memiliki anak sehat, baik fisik maupun mental adalah harapan bagi semua orang tua, akan tetapi pada kenyataannya tidak semua pasangan dikaruniai anak yang normal. Melihat

Lebih terperinci