BAB I PENDAHULUAN. (Schifman & Kanuk, 2000: 437). Menurut Kotler (2000: ) dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Barat merupakan aset dan potensi pariwisata. Sumatera Barat yang terletak

BAB I PENDAHULUAN. internet sampai pada bulan Juni 2016 melebihi 3,68 miliar. Meskipun penetrasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. mengetahui bagaimana information adoption e-wom melalui SnS terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disediakan oleh pemasar menjadi tidak selalu efektif. informasi yang tidak memihak dan jujur berdasarkan pengalaman yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam Wahyuningtyas 2013). Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal. penting untuk bertahan hidup dan kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan internet saat ini menjadi sangat pesat, Ramadhani (2003),

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini internet menjadi peran penting untuk mencari informasi, sarana untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. ewom terhadap Minat Beli. 2) Mempertimbangkan untuk membeli. b. Citra Merek terhadap Minat Beli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai aspek dalam kehidupan sehari-hari. Jarak membentang di antara manusia

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL. pembelian secara online. Suhartini (2011) yang meneliti faktor yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam dinamika pemasaran sebelumnya kita melihat konsumen selalu

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenggara. Menurut data We are Social, dengan penetrasi 34%, saat ini pengguna

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perubahan gaya hidup sosial dalam berbagai aspek kehidupan (Al-

BAB I PENDAHULUAN. dalam situs jejaring sosial, seperti Facebook, Twitter, dan Instagram telah

BAB I PENDAHULUAN. meningkat secara signifikan. Sebuah survei yang diselenggarakan Asosiasi

BAB I PENDAHULUAN. Marketing Group (2015), jumlah pengguna internet di Indonesia pada tanggal 30

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tersebut dilakukan pada beberapa website belanja online yang menjual berbagai

BAB Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Teknologi informasi selalu berkembang sampai saat ini. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan banyak orang karena dengan internet kita bisa mengakses dan

Oleh: Mukhamad Sofyan Arif Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 165 Malang

BAB I PENDAHULUAN. bergeser menjadi text-based communication melalui media sosial. Penggunaan

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengisi waktu luang ataupun menjadikannya sebagai peluang bisnis. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan kelas menengah dan perluasan basis ekonomi merupakan dua

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LANDASAN TEORI. teknologi, dan perubahan gaya hidup manusia modern, maka jenis dan tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. halnya bertransaksi secara langsung. Konsumen juga bisa menulusuri (surfing)

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah berhasil tidaknya kita dalam menarik perhatian calon konsumen agar bisa

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia informasi dan teknologi berdampak pada keputusan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan di bidang teknologi, informasi, dan telekomunikasi telah

BAB I PENDAHULUAN. online. Membahas mengenai tingkat kepuasan online atau dikenal dengan istilah

Bab I PENDAHULUAN. salah satunya dengan melakukan belanja secara online. Belanja online atau e-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan membeli merupakan aktifitas sehari-hari yang lazim dilakukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi telah membawa perubahan bagi

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara. Terbukti pada tahun 2013 pariwisata di Indonesia menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini penggunaan teknologi internet menjadi sangat penting bagi

Perkembangan sistem informasi di seluruh dunia telah membuat hidup. belahan dunia lain secara langsung kapan pun, di mana pun, selama 24 jam melalui

BAB I PENDAHULUAN. kepada individual, organisasi, dan negara, dalam bentuk produktivitas dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Alam, Syed Shah dan Yasin, Norjaya Mohd (2010) dan Yasin (2010) dengan judul What factors influence online brand trust:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2010) dengan judul e-wom Scale: Word-of-Mouth Measurement Scale for e-

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Fashion bukan hanya tentang pakaian namun mencakup peran dan makna pakaian

BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Landasan Teori. 1. Minat beli. Internet telah menyebar menjadi populer pada saluran

1. Marketing Communication 2. Pentingnya Marketing Communication 3. Periklanan Personal Selling

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas layanan, yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan perilaku konsumen. keras seseorang mempunyai kemauan untuk mencoba. Apabila seseorang

Sumber : (Griffin, 1997: 195) Secara keseluruhan temuan Petty dan Cacioppo mendukung lima. kesimpulan mengenai kemungkinan dimana seseorang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perilaku konsumen yang terjadi pada era globalisasi saat ini sangat

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah pengguna internet di Indonesia saat ini sedang

BAB I PENDAHULUAN. Industri kosmetik di Indonesia saat ini sedang mengalami perkembangan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan fenomena penelitian beserta variabel-variabel yang

BAB II LANDASAN TEORI. merupakan pengertian jasa menurut beberapa pakar : Definisi jasa menurut Phillip Kotler (Lupiyoadi ; 2006 : 6) :

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnis melalui media elektronik. Salah satu bentuk e-business yang

BABl PENDAHULUAN. Mitsubihi Pajero Sport menjadi tulang punggung penjualan PT Krama

BAB V KESIMPULAN. konsumen hotel di Indonesia dalam mengadopsi informasi pada fitur ulasan konsumen lain

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagaimana suatu perilaku terbentuk dan factor apa saja yang mempengaruhi.

BAB I PENDAHULUAN. seperti sistem perdagangan dan sistem pemasaran. Dahulu jika kita ingin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya jumlah pengguna internet, telah menarik berbagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Munculnya internet dan perkembangan toko online telah melahirkan beberapa

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terakhir menciptakan sebuah paradigma baru e-commerce yang disebut social

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.

Pada setiap kesempatan, seorang pelanggan selalu berbagi pengalaman, ide, opini, dan informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah adanya internet. Perkembangan teknologi memberikan juga

1. BAB I PENDAHULUAN. menjadi pakaian yang menunjukan status sosial dari seseorang.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tanggung-tanggung pada saat ini pemerintah juga mengeluarkan undang-undang

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran tradisional yaitu promosi words of mouth (dari mulut ke mulut)

BAB 1 PENDAHULUAN. Internet marketing atau e-marketing atau online-marketing adalah segala usaha yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL. Menurut Kotler & Armstrong (2002), pemasaran online merupakan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumen yang melakukan adopsi informasi terhadap suatu produk atau jasa tentunya telah melakukan pengambilan keputusan terlebih dahulu. Secara umum, keputusan adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan (Schifman & Kanuk, 2000: 437). Menurut Kotler (2000: 170-176) dalam melakukan pengambilan keputusan konsumen memiliki lima tahapan yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Penelitian ini membahas mengenai tahapan kedua yaitu pencarian informasi. Tidak seluruh konsumen dalam mengambil tingkat pencarian informasi yang sama. Terdapat tiga tingkat pengambilan keputusan oleh konsumen dari usaha yang paling tinggi ke usaha yang paling rendah yaitu extensive problem solving, limited problem solving dan routinized response behaviour (Schifman & Kanuk, 2000: 438). Penelitian ini meneliti konsumen yang berada pada tingkat extense problem solving dan limited problem solving karena pada tingkat ini pengambilan keputusan diperluas sehingga konsumen memerlukan informasi yang banyak untuk menentukan kriteria guna dalam mengambil keputusan dan pencarian informasi tambahan agar pilihan menjadi lebih baik. Sedangkan, pada tahap routinized response behaviour pada tahap ini tidak memerlukan informasi tambahan karena memakai informasi yang sudah dimiliki sebelumnya. 1

2 Penelitian ini membahas mengenai wisatawan yang melakukan pencarian informasi kemudian mengadopsi informasi tersebut. Dengan perkembangan teknologi yang terjadi merubah informasi yang semula offline menjadi online. Goldsmith & Horowitz (2006) menyatakan bahwa pengguna internet telah mengubah cara konsumen berkomunikasi dan berbagi pendapat atau ulasan mengenai produk atau jasa yang pernah di konsumsi. Internet memberi wisatawan informasi tentang produk dan layanan pariwisata, memfasilitasi transaksi pariwisata dan menawarkan cara baru untuk belajar tentang produk dan layanan dari konsumen lain (Pan: MacLaurin & Crotts, 2007). Kemajuan teknologi internet menjadikan penyebab word of mouth tidak terbatas pada komunikasi tatap muka, namun sudah dalam bentuk electronic word of mouth. Electronic word of mouth menjadi sebuah venue atau tempat yang sangat penting untuk konsumen memberikan opininya dan di anggap lebih efektif di bandingkan word of mouth offline, karena aksesibilitas dan jangkauan yang lebih luas (Jalilvand, 2012). Menurut Kozinet (1999) menyatakan bahwa informasi electronic word of mouth dapat secara efektif menurunkan terbentuknya keraguan konsumen dari pembelian online seperti persepsi resiko, asemetri informasi, ketidakhadiran informasi, dll, sehingga bisa membantu konsumen dalam membuat keputusan pembelian. Pencarian informasi di definisikan sebagai proses pencarian ketika konsumen menghadapi masalah pembelian, mereka membutuhkan semua jenis informasi untuk membantu mereka membuat sebuah keputusan (Solomon, 1997). Namun, pada sebuah penelitian menyatakan bahwa konten

3 yang sama dapat menghasilkan tanggapan yang sangat berbeda pada penerima yang berbeda, bergantung pada persepsi, pengalaman dan sumber penerima; Hal ini menyebabkan para peneliti memperolehnya minat dalam proses adopsi informasi untuk memahami sejauh mana informasi mempengaruhi pikiran orang (Chaiken & Eagly, 1976). Sebuah penelitian berpendapat bahwa wisatawan yang mengadopsi informasi dari ulasan online akan menggabungkan informasi yang diperoleh ke dalam model mentalnya. Wisatawan selanjutnya mengambil sebuah tindakan untuk mengikuti saran atau rekomendasi yang di terima dari ulasan online (Filieri & Mcleay, 2013). Terdapat survey yang menyatakan bahwa sebagian besar konsumen menganggap opini online sebagai informasi yang dapat di percaya sebagai situs web mereka (ACNielson, 2007). Selain itu, Park & Lee (2007) menyatakan bahwa sebagai bagian dari informasi electronic word of mouth, tinjauan konsumen online terhadap produk tertentu adalah informasi yang berharga yang terbentuk dari pengalaman masa lalu. Maka dari itu setelah mendapatkan informasi yang dibutuhkan, konsumen akan langsung membuat sebuah keputusan. Wisatawan yang mengambil keputusan dengan melakukan adopsi informasi dilakukan untuk mengurangi resiko. Adopsi informasi telah didefinisikan sejauh mana konsumen mengubah perilaku dengan memanfaatkan saran yang dibuat dalam ulasan online (Sussman & Siegel, 2003; Cheung: Lee & Rabjhon, 2008; Wu & Shaffer, 1987). Keterlibatan dan keahlian penerima pesan akan mempengaruhi tingkat adopsi informasi, Fishbein & Ajzen (1975) menyajikan Theory of Reasoned Action (TRA),

4 mengklarifikasi bahwa sebelum orang menghasilkan perilaku, harus memiliki usaha, yang terbentuk dari perubahan sikap dan evaluasi pribadi atas hasil tingkah lakunya. Sebagai contoh, setelah membaca ulasan online, seorang wisatawan dapat memilih untuk mengadopsi informasi yang di terima dari tinjauan online dalam proses pengambilan keputusan dan memesan hotel tertentu atau memilih menginap di lokasi lain (Filieri & Mcleay, 2013). Berdasarkan pernyataan peneliti terdahulu tersebut maka gejala yang terjadi yaitu konsumen akan mencari dan mengadopsi informasi untuk mengurangi resiko yang mungkin terjadi seperti resiko rill maupun resiko psikologis, sehingga penting untuk meneliti kembali faktor yang mempengaruhi wisatawan mengadopsi informasi pada ulasan online. Pernyataan yang dikemukakan oleh peneliti terdahulu yaitu Thurau & Walsh (2003) menjelaskan bahwa motivasi yang mendorong seseorang membaca electronic word of mouth untuk mengurangi resiko pembelian, mengurangi waktu pencarian informasi, untuk mempelajari bagaimana produk dikonsumsi, mengurangi ketidakpastian, menetapkan posisi sosial, rasa memiliki komunitas virtual, mendapatkan keuntungan finansial dan untuk mempelajari produk atau jasa yang baru beredar di pasaran. Sedangkan, Penelitian Goldsmith & Horowitzh (2006) menyatakan bahwa motivasi konsumen mencari pendapat di web berbasis opini adalah untuk mengurangi resiko pembelian, mengikuti orang lain, untuk memastikan harga terendah, kemudahan mendapatkan informasi, ketidaksengajaan, karena distimulasi sumber informasi offline dan mendapatkan informasi pembelian.

5 Dalam melakukan adopsi informasi ada beberapa faktor yang akan mendorong wisatawan salah satunya adalah motivasi. Menurut Schiffman & Kanuk (2000: 19) mengatakan motivasi adalah kekuatan pendorong dalam diri seseorang yang memaksanya untuk melakukan suatu tindakan. Motivasi merupakan proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya (Mitchell, T. R, 2009: 60-62). Maka penelitian ini menggunakan elaboration likelihood model untuk mengetahui bagaimana konsumen dapat terpengaruhi untuk melakukan adopsi informasi karena elaboration likelihood model mengajukan bahwa pesan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku orang dengan dua rute: central route dan peripheral route. Selain itu, menjelaskan mengenai perubahan sikap baik secara kognitif, afektif, maupun konatif menggunakan dua rute (Petty & Cacciopo, 1986; dalam Griffin, 2010: 206). Dalam teori elaboration likelihood model menunjukan bahwa konsumen yang terlibat dengan produk atau layanan cenderung akan menggunakan central route untuk pemrosesan informasi dengan fokus pada kualitas argumentasi (Petty & Cacioppo, 1986; dalam Griffin, 2010 : 206). Untuk menganalisis central route menggunakan dimensi dari kualitas informasi. Dengan demikian, kelengkapan informasi, ketepatan waktu, akurasi, relevansi, pemahaman informasi dan nilai tambah akan di explorasi pada penelitian ini (Wang & Strong, 1996; Filieri & Mcleay, 2013). Selain itu, teori elaboration likelihood model menunjukan bahwa individu mengambil peripheral route ketika kurang termotivasi atau kurang mampu berpikir tentang pesan, atau keterlibatan rendah mengenai produk

6 atau layanan. Dalam peripheral route, individu menggunakan isyarat ini karena tidak ingin mengeluarkan energi kognitif yang di perlukan untuk elaborasi atau tidak ingin mengeluarkan usaha (Petty & Cacioppo, 1986). Dalam mengukur peripheral route maka kuantitas informasi dan peringkat produk sangat penting. Hal ini didukung oleh Park, Lee & Han (2007); Park & Kim (2008); Gupta & Harris (2010) menyatakan jumlah informasi yang diadopsi (jumlah ulasan) sebagai isyarat peripheral untuk pemrosesan informasi di e-wom dan menemukan bahwa konsumen mengasosiasikan jumlah atau dengan popularitas produk (Chevalier & Mayzlin 2006; dalam Filieri & Mcleay, 2013). Penggunaan dimensi kualitas informasi (ketepatan waktu informasi, pemahaman informasi, relevansi informasi, akurasi informasi, nilai tambah informasi dan kelengkapan informasi) kuantitas informasi dan peringkat produk tersebut sebelumnya pernah dilakukan oleh peneliti lain yaitu Filieri & Mcleay (2013) menyatakan bahwa tidak semua variabel berpengaruh positif yaitu hanya empat variabel (peringkat produk, akurasi informasi, nilai tambah informasi dan relevansi informasi) yang memiliki pengaruh positif. Kemudian, satu variabel (ketepatan waktu informasi) memiliki pegaruh yang lebih rendah namun tetap signifikan dan tiga variabel lainnya (kuantitas informasi, pemahaman informasi dan kelengkapan informasi) tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Kecenderungan wisatawan dalam memanfaatkan teknologi informasi berbasis internet, mendorong kemajuan Online Travel Agency (OTA). OTA memanfaatkan teknologi informasi berbasis internet dalam menjual produk

7 wisata. Melalui teknologi informasi berbasis internet produk yang dijual dapat diperbaharui setiap saat dan diakses secara cepat. Berbagai informasi pariwisata yang sebelumnya hanya dapat diperoleh dari agen perjalanan wisata, kini dapat dilakukan dengan mudah melalui internet, sehingga wisatawan dapat mengatur perjalanannya sendiri (Anjastranti & Dewantara, 2017). Dalam industri perjalanan, ulasan online dapat di anggap sebagai versi elektronik dari word of mouth tradisional dan terdiri dari komentar yang di terbitkan oleh wisatawan mengenai produk, layanan dan merek alami (Filieri & Fraser, 2013). Menurut Gelb & Johnson (1995), Kekuatan e-wom lebih besar dari pada media massa apapun, dan itu membawa kepuasan lebih dari pada periklanan karena ia menawarkan informasi yang andal dan opini terpercaya (Day, 1971). Seperti WOM tradisional, e-wom telah terbukti memiliki dampak lebih besar dibandingkan dengan sumber informasi yang dihasilkan perusahaan di Internet (Bickart & Shindler, 2001). Penelitian ini berfokus untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen meng Dalam penelitian ini menggunakan komunikasi persuasif, elaboration likelihood model (Petty & Cacioppo s,1986) yang akan di bedakan dalam dua rute yaitu central route dan peripheral route. Penelitian ini juga menggunakan information adoption method karena Sussman & Siegals (2003) mengadopsi elaboration likelihood model dan mengajukan information adoption untuk menjelaskan bagaimana seorang konsumen dapat di pengaruhi untuk mengadopsi informasi yang di kirimkan dalam konteks komunikasi yang di mediasi oleh komputer (Chirsty & Matthew,2008). Berdasarkan penjelasan latar belakang

8 masalah penelitian maka topik penelitian ini adalah pengaruh central route dan peripheral route pada pengadopsian informasi (studi pada: travelers aktif). 1.2 Rumusan masalah Dari uraian latar belakang di atas pada penelitian ini, maka permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh ketepatan waktu informasi pada adopsi informasi? 2. Apakah terdapat pengaruh pemahaman informasi pada adopsi informasi? 3. Apakah terdapat pengaruh relevansi informasi pada adopsi informasi? 4. Apakah terdapat pengaruh keakuratan informasi pada adopsi informasi? 5. Apakah terdapat pengaruh nilai tambah informasi pada adopsi informasi? 6. Apakah terdapat pengaruh kelengkapan informasi pada adopsi informasi? 7. Apakah terdapat pengaruh kuantitas informasi pada adopsi informasi? 8. Apakah terdapat perngaruh peringkat produk pada adopsi informasi? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh ketepatan waktu informasi pada 2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh pemahaman informasi pada

9 3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh relevansi informasi pada 4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh keakuratan informasi pada 5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh nilai tambah informasi pada 6. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kelengkaan informasi pada 7. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kuantitas informasi pada 8. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh peringkat produk pada adopsi informasi. 1.4 Manfaat penelitian Manfaat penelitian yang di harapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi perusahaan yang ada di bidang travel terutama travel online. Perusahaan travel dapat meningkatkan kepuasan konsumen dengan memenuhi kebutuhan informasi. Dengan mengetahui bahwa ulasan online memiliki peranan penting dalam memenuhi kebutuhan konsumen terhadap informasi dan mengetahui mengenai dimensi yang mempengaruhi konsumen dalam mengadopsi informasi karena ketika konsumen

10 mengadopsi informasi kemungkinan konsumen melakukan keputusan pembelian. Perusahaan harus meningkatkan teknologi dan strateginya agar kebutuhan tersebut dapat terpenuhi. Jika kebutuhan tersebut dapat terpenuhi maka konsumen akan merasa senang dan perusahaan dapat menghasilkan keuntungan. 2. Bagi akademis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi yang berguna pada bidang akademis terutama pada bidang manajemen pemasaran. Dalam manajemen pemasaran ilmu pengetahuan ini akan bermanfaat karena dalam penelitian ini menjelaskan mengenai bagaiman sikap atau perilaku konsumen ketika mendapatkan informasi dan membahas mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi konsumen dalam mengadospi informasi sehingga dapat menjadi referensi yang dapat menambahkan wawasan baru pada bidang akademis dan dapat di jadikan sebagai sarana acuan bagi peneliti serupa yaitu dengan menggunakan pengaruh dimensi central route dan peripheral route pada pengadopsian informasi. Selain itu, dapat memberikan suatu karya penelitian yang baru sehingga dapat mendukung dalam pengembangan ilmu manajemen pemasaran.