Pemantauan dan Pengendalian Kepekatan Larutan Nutrisi Hidroponik Berbasis Jaringan Sensor Nirkabel

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa

Tj Tugas Akhir 1 3 SKS

IMPLEMENTASI DAN PEMBUATAN SISTEM PENGUKURAN PH DAN DEBIT AIR PADA PENANAMAN TANAMAN HIDROPONIK BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI. IMPLEMENTASI FUZZY LOGIC CONTROLLER UNTUK MENGATUR ph NUTRISI PADA SISTEM HIDROPONIK NUTRIENT FILM TECHNIQUE (NFT)

RANCANG BANGUN ALAT PEMANTAU SUHU DAN KELEMBABAN UDARA YANG BERBASISKAN WIRELESS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sistem Otomatisasi Pengontrolan Volume Dan PH Air Pada Hidroponik

Sistem Kendali Berbasis PID untuk Nutrisi Tanaman Hidroponik

PENGENDALIAN PH PADA SISTEM PEMUPUKAN TANAMAN HIDROPONIK BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA16

Jl. Prof. Sudharto, S.H. Tembalang, Semarang {helmy, arif.nursyahid, thomas, abu.hasan, edwardihani,

PENGARUH JARAK DAN OBSTACLE PADA RSSI JARINGAN ZIGBEE ( ) Reza Febrialdy Yuwono 1, Novian Anggis S. 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rancang Bangun Sistem Aeroponik Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler

Gambar 1.1 Alat Ukur Tangki Pada PDAM (Faisal, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. real time atau pada saat itu juga. Didorong dari kebutuhan-kebutuhan realtime

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Sistem Monitoring Energi Lampu Penerangan Jalan Umum Berbasis Wireless Sensor Network dengan Topologi Mesh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Sistem pertanian tanaman sayuran di Indonesia masih dibudidayakan dilahan

SISTEM MONITORING KUALITAS AIR PADA KOLAM IKAN BERBASIS WIRELESS SENSOR NETWORK MENGGUNAKAN KOMUNIKASI ZIGBEE

ALAT PENGUKUR LINGKAR KEPALA BAYI DENGAN MENGGUNAKAN WEBCAM

APLIKASI BLUETOOTH SEBAGAI INTERFACING KENDALI MULTI- OUTPUT PADA SMART HOME

BAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat. Selada digunakan sebagai sayuran pelengkap yang dimakan

BAB I PENDAHULUAN. media tanah. Sebagai ganti tanah digunakan larutan mineral yang mengandung

Studi Level Daya Pada Perangkat Zigbee Untuk Kelayakan Aplikasi Realtime Monitoring

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan pokok manusia. Ketika kebutuhan pokok tersebut tidak

BAB IV PENGUJIAN SISTEM

PERANCANGAN SISTEM PEGENDALI SUHU PADA PROTOTYPE GREEN HOUSE DENGAN METODE TUNNING PID MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

REALISASI SISTEM OTOMASI KEBUN HIDROPONIK SAYURAN DENGAN PLC. Nama : FRENKY. Nrp : ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencemaran udara dapat mempengaruhi kesejahteraan manusia, baik secara

UJI KEMIRINGAN TALANG SISTEM FERTIGASI HIDROPONIK NFT (Nutrient Film Technique) PADA BUDIDAYA TANAMAN SELADA(Lactuca Sativa)

PENGKAJIAN KUALITAS SINYAL DAN POSISI WIFI ACCESS POINT DENGAN METODE RSSI DI GEDUNG KPA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Sistem Monitor Dan Kendali Ruang Server Dengan Embedded Ethernet

Journal of Control and Network Systems

PERANCANGAN PENGENDALIAN KETINGGIAN CAIRAN DALAM BENTUK LEVEL SIMULATOR BERBASIS AVR 8535 YANG DIKENDALIKAN MELALUI JARINGAN TCP/IP

UJI KEMIRINGAN TALANG SISTEM FERTIGASI HIDROPONIK NFT (Nutrient Film Technique) PADA BUDIDAYA TANAMAN SAWI (Brassica Juncea L) SKRIPSI

PENGEMBANGAN SMART FARMING SISTEM PENYIRAMAN TANAMAN HIDROPONIK DAN AKUAPONIK

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA

SISTEM PENGENDALI DAN PENGAWAS PENGGUNAAN LISTRIK PADA GEDUNG BERTINGKAT BERBASIS WEB

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada masing-masing node ditunjukkan pada tabel 4.1.

Pembuatan Alat Pemberi Pakan Ikan Dan Pengontrol PH Otomatis

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

Sistem monitoring ph dan suhu air dengan transmisi data. Adi Tomi TE Tugas Akhir Program Studi Elektronika Elektro - ITS

PEMANFAATAN JARINGAN SENSOR NIRKABEL UNTUK MEMANTAU KELEMBABAN TANAH PADA BUDIDAYA TANAMAN CABAI. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari pengembangan tugas akhir ini adalah pengaturan temperature handphone

BAB I I. PENDAHULUAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Sistem Pendeteksi Kebocoran Gas LPG Menggunakan Multi Sensor berbasis M2M

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat

Realisasi Perangkat Pemungutan Suara Nirkabel Berbasis Mikrokontroler

SISTEM KEAMANAN PERUMAHAN MENGGUNAKAN METODE WIRELESS SENSOR NETWORK

RANCANG BANGUN SISTEM PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN UDARA BAGI TANAMAN PADA RUMAH KACA BERBASIS BORLAND DELPHI 7.0 TUGAS AKHIR

BAB III PERANCANGAN SISTEM

MONITORING ELEKTROKARDIOGRAF MENGGUNAKAN TOPOLOGI MESH ELECTROCARDIOGRAPH MONITORING USING MESH TOPOLOGY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN. lunak (software) aplikasi Android dan perangkat keras (hardware) meliputi

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, masyarakat berusaha untuk mengoptimalkan teknologi smartphone

BAB I PENDAHULUAN. Rancang bangun Smart home ini dibuat untuk mengendalikan dan

SISTEM MONITORING DAN CONTROLLING AIR NUTRISI AQUAPONIK MENGGUNAKAN ARDUINO UNO BERBASIS WEB SERVER TUGAS AKHIR

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TELMETRI SUHU BERBASIS ARDUINO UNO

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

SISTEM KONTROL ph DAN EC LARUTAN SERTA SISTEM PENJADWALAN DALAM TEKNIK AEROPONIK BERBASIS MIKROKONTROLER. Oleh. Yosua Kristantius Candra

REALISASI SISTEM AKUISISI DATA MENGGUNAKAN ARDUINO ETHERNET SHIELD DAN SOCKET PROGRAMMING BERBASIS IP

Perancangan Aplikasi Monitoring Suhu pada Ruangan DMZ Berbasis Web dan Mobile

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sistem Akuisisi Data 6 Channel Berbasis AVR ATMega dengan Menggunakan Bluetooth ABSTRAK

PERANCANGAN DAN MONITORING MODEL PINTU AIR OTOMATIS PADA ALIRAN SUNGAI BERBASIS MIKROKONTROLER

Perancangan Remote Control Terpadu untuk Pengaturan Fasilitas Kamar Hotel

MONITORING PH AIR DI INSTALASI PENGOLAHAN AIR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER BERBASIS RADIO

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hidroponik (hydroponic) berasal dari kata hidro yang berarti air dan ponus

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

PENGEMBANGAN APLIKASI USER INTERFACE ANDROID UNTUK PENGUKUR JARAK BERBASIS ARDUINO DAN BLUETOOTH

SYARIF HIDAYAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Perkembangan alat ukur yang semakin canggih sangat membantu dunia industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. kejahatan yang muncul dapat langsung dideteksi lebih awal. Oleh karena itu

Perancangan Monitoring ph dan Kelembaban dalam Live Cell Chamber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

391 Pemantauan dan Pengendalian Kepekatan Larutan Nutrisi Hidroponik Berbasis Jaringan Sensor Nirkabel Helmy 1, Aji Rahmawati 2, Syahrul Ramadhan 3, Thomas Agung Setyawan 4, Arif Nursyahid 5 Abstract Nutrient Film Technique (NFT) is one of hydroponic plant cultivation models. Most of hydroponic farmers are using NFT model to raise the productivity of crops. NFT hydroponic farmers usually use more than one hydroponic table in order to fulfill market needs. Harvest failures can happen when farmers do not have suficient information on monitoring and controlling the nutrition solution concentration. This can be overcome with the existence of monitoring and controlling system of nutrition solution concentration. This paper aims to build and examine system reliability using two NFT hydroponic tables based on wireless sensor network. Each table is installed with monitoring and controlling of nutrition solution concentration devices which transmit the data to server through wireless sensor network. The result shows that electrical conductivity meter which is used to read nutrition solution concentration has 3.92% of error rate. Node 2 has faster threshold data transmission than node 1, with 34.68 second of node 2 delay and 40.01 second of node 1 delay. Node 1 has better accuracy of nutrition solution concentration control for 96.12% than node 2 which has 92.79% nutrition solution concentration accuracy. Intisari Nutrient Film Technique (NFT) merupakan salah satu tipe budidaya tanaman hidroponik. NFT banyak digunakan oleh petani hidroponik untuk meningkatkan produktivitas hasil panen. Petani hidroponik tipe NFT biasanya memakai lebih dari satu meja agar dapat memenuhi kebutuhan pasar. Gagal panen dapat dialami oleh petani karena kurang memahami cara pemantauan dan pengendalian kepekatan larutan nutrisi. Hal ini dapat diatasi dengan adanya sistem pemantauan dan pengendalian larutan nutrisi secara kontinu. Makalah ini bertujuan untuk membangun dan mengetahui keandalan sistem pemantauan dan pengendalian kepekatan larutan nutrisi yang menggunakan dua meja hidroponik tipe NFT berbasis jaringan sensor nirkabel. Pada masing-masing meja hidroponik tipe NFT dipasang alat untuk memantau dan mengendalikan kepekatan larutan nutrisi yang ditransmisikan ke server melalui jaringan sensor nirkabel. Hasil menunjukkan sensor electrical conductivity meter yang digunakan untuk membaca kepekatan larutan nutrisi memiliki persentase galat relatif sebesar 3,92%. Node 2 memiliki transmisi data ambang lebih cepat daripada node 1 dengan delay rata-rata node 2 sebesar 34,68 detik sedangkan delay pada node 1 sebesar 40,01 detik. Akurasi pengendalian kepekatan larutan nutrisi node 1 sebesar 96,12%, lebih baik daripada node 2 dengan akurasi sebesar 92,79%. Kata Kunci Hidroponik, jaringan sensor nirkabel, pemantauan, pengendalian. 1, 4, 5 Dosen, Politeknik Negeri Semarang, Jl. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang 50275 (tlp: 024 7473417, 7499585 fax: 024 7472396; e-mail: helmy@polines.ac.id) 2, 3 Mahasiswa, Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang, Jl. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang 50275 (tlp: 024 7473417, 7499585 fax: 024 7472396;e-mail: aji.rahmawati@gmail.com) I. PENDAHULUAN Pertanian adalah salah satu sektor penting untuk menunjang kehidupan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Namun, untuk saat ini lahan pertanian semakin berkurang akibat pembangunan industri, sehingga para petani harus memutar otak untuk menemukan alternatif lain yang dapat menggantikan lahan yang telah beralih fungsi. Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk menanggulangi hal tersebut adalah budidaya hidroponik. Budidaya hidroponik dianggap tepat untuk memanfaatkan lahan yang tersedia sebaik-baiknya. Media tanam sistem hidroponik adalah media selain tanah, seperti arang sekam, sekam, pasir, zeolite, rockwool, gambut, dan serbuk sabut kelapa [1]. Budidaya tanaman adalah suatu proses menghasilkan bahan pangan dan berbagai produk agroindustri lainnya dengan memanfaatkan sumber daya tumbuhan. Objek pada budidaya tanaman ini antara lain tanaman holtikultura, tanaman pangan, dan tanaman perkebunan [1]. Hidroponik merupakan sebuah istilah untuk menjelaskan tentang cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Media tanam yang dimaksud pada awal terbentuknya istilah ini adalah air. Pada perkembangan selanjutnya, media air diganti dengan media yang lebih praktis, efisien, dan lebih produktif. Beberapa tahun terakhir ini, lahan perkotaan sudah semakin berkurang untuk ditanami sayuran, sehingga hidroponik menjadi solusi bagi penduduk di perkotaan, karena tidak membutuhkan lahan yang luas untuk dilakukan pembudidayaan tanaman jenis ini. Hidroponik dapat diterapkan di dalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor). Hidroponik yang berada di dalam ruangan kelembabannya akan menjadi lebih terkontrol, sehingga bakteri jarang muncul. Namun, pembuatan hidroponik di dalam ruangan membutuhkan biaya yang lebih mahal serta konsumsi daya listrik yang lebih banyak akibat penggunaan lampu. Dengan kesibukan orang perkotaan yang tidak dapat selalu memantau langsung kondisi tanaman di greenhouse, pemilik disulitkan dalam pemantauan kondisi tanaman hidroponik jika mengalami kondisi ketidaksesuaian ph, suhu, kelembaban, level ketinggian air, dan kepekatan nutrisi [2]. Nutrient Film Technique (NFT) termasuk cara baru bercocok tanam secara hidroponik. Pada sistem ini, sebagian akar tanaman terendam dalam air yang sudah mengandung nutrisi dan sebagian berada di atas permukaan air yang bersirkulasi selama 24 jam secara terus-menerus. Lapisan air ini sangat tipis, sekitar 3 mm, sehingga mirip film. Beragam tanaman dapat diusahakan dengan sistem ini. Salah satu kelebihan sistem ini adalah memungkinkan tanaman berproduksi sepanjang tahun [3]. Helmy: Pemantauan dan Pengendalian Kepekatan... ISSN 2301-4156

392 Pada topik ini, ditemukan beberapa jurnal serta penelitian yang terkait. Pada penelitian yang pertama, sistem masih menggunakan program yang diintegrasikan dengan sebuah mikrokontroler Atmega8535 sebagai pusat kendali [4]. Sistem kontrol tidak dapat dilakukan secara jarak jauh serta hasil pengukuran ph hanya ditampilkan pada layar LCD saja. Penetesan ph down dan ph up tidak dapat dikontrol dan dimonitor dari jarak jauh menggunakan koneksi internet. Pada penelitian yang kedua, dilakukan pemantauan sistem kendali suhu, kelembaban, dan level air pada tanaman hidroponik [5]. Perlu ditambahkan sistem kendali ph maupun sistem kendali kepekatan nutrisi, karena suhu dan ph serta nutrisi sangat berkaitan untuk menunjang tumbuhnya tanaman hidroponik yang berkualitas baik. Sistem Deep Flow Technique (DFT) digunakan pada penelitian ini, tetapi hasil pertumbuhan tanaman hidroponik lebih lama dibandingkan menggunakan metode NFT, serta pemantauan hanya dapat dilakukan dari LCD. II. PERANCANGAN SISTEM A. Arsitektur Sistem Arsitektur sistem diperlihatkan pada Gbr. 1. Sistem pemantuan dan pengendalian kepekatan larutan nutrisi menggunakan dua meja hidroponik tipe NFT. Pada setiap meja dipasang sensor untuk mengetahui level nutrisi. tersebut diteruskan ke XBee Coordinator untuk diteruskan pada kedua node greenhouse secara broadcast. Keluaran dari sistem ini adalah pengguna dapat mengatur nilai nutrisi yang ideal untuk tanaman hidroponik. Sedangkan keluaran dari Gboard Pro adalah perintah ke relay untuk mengaktifkan dan mematikan pompa rotary 12 Volt DC yang telah terhubung ke tandon nutrisi sehingga cairan nutrisi dapat secara otomatis menetes ke dalam tandon air tanaman hidroponik sesuai dengan kebutuhan nutrisi tanaman hidroponik tersebut. B. Perancangan Perangkat Lunak Pada perancangan sistem pengatur kepekatan nutrisi pada tanaman hidroponik tipe NFT di luar ruangan berbasis jaringan sensor nirkabel (Wireless Sensor Network, WSN), digunakan beberapa perangkat lunak untuk memasukkan program pada perangkat lunak yang digunakan. Perangkat lunak yang digunakan antara lain Arduino IDE untuk pemrograman Gboard Pro. Untuk pemrograman Raspberry Pi digunakan Python. Gbr. 2 adalah diagram alir sistem pengatur tanaman hidroponik pada Gboard Pro. Gbr. 1 Arsitektur sistem. Masukan dari sistem menggunakan sensor, yaitu sensor EC meter yang digunakan untuk mendeteksi kepekatan nutrisi dan sensor ultrasonik HC-SR04 untuk mengukur tinggi larutan nutrisi. Data tersebut digunakan untuk mengetahui volume air saat ini. Kemudian, data dari sensor diolah oleh Gboard Pro. Selain masukan dari sensor, juga terdapat masukan dari pengguna berupa nilai ambang (threshold) yang merupakan ambang batas dari nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman hidroponik. Nilai ambang dimasukkan dari controlling web interface, kemudian dikirimkan ke Raspberry Pi 3 melalui jaringan Local Area Network (LAN) Kartika Farm. Perintah Gbr. 2 Diagram alir sistem pengatur kepekatan nutrisi tanaman hidroponik pada Gboard Pro. Gbr. 3 menunjukkan diagram alir dari end node XBee. End node berfungsi sebagai penerima data yang dikirimkan oleh node coordinator. Selanjutnya, data tersebut dikirimkan menuju Gboard Pro untuk diolah sebagai nilai acuan pada kedua keluaran parameter kepekatan nutrisi. ISSN 2301 4156 Helmy: Pemantauan dan Pengendalian Kepekatan...

393 hanya disimpan di basis data, tetapi apabila nilai ambang tidak sesuai dengan standar tanaman atau kurang dari nilai ambang, maka Raspberry Pi mengirimkan data ambang ke Xbee coordinator untuk diteruskan ke XBee node pada modul hidroponik yang dituju. Gbr. 3 Diagram alir end node. Gbr. 4 menunjukkan diagram alir dari XBee coordinator. XBee coordinator berfungsi sebagai pengirim data (Tx) terhadap kedua Xbee node (Rx) secara nirkabel, yang diletakkan pada masing-masing modul hidroponik. Data yang dikirim berupa data dalam bentuk nilai ambang dengan parameter kepekatan nutrisi. Gbr. 5 Diagram alir Raspberry Pi. Pada proses pengaturan, Arduino bertugas mengirimkan pembacaan data terbaharui nilai dari clectrical conductivity (EC) dan HC-SR04. Selain menerima data sensor, Arduino juga bertugas menerima dan mengolah data dari masukan set ambang dari web user. Data dari sensor kemudian dibandingkan dengan ambang yang masuk. Jika kondisi nutrisi tanaman tidak sesuai dengan ambang yang dimasukkan, maka Arduino bertugas untuk mengirim perintah ke relay untuk mengaktifkan pompa rotary 12 Volt DC. Gbr. 6 merupakan tampilan set ambang pada web user. Gbr. 6 Desain tampilan set ambang pada web user. Gbr. 4 Diagram alir coordinator. Gbr. 5 menunjukkan gambar diagram alir dari Raspberry pi. Data ambang dikirimkan oleh web server melalui jaringan LAN Kartika Farm, sehingga Raspberry Pi membaca nilai ambang dan menyimpan data di basis data. Apabila nilai ambang sudah sesuai dengan standar tanaman, maka data C. Pengujian Pengujian sistem pengatur kepekatan nutrisi pada tanaman hidroponik tipe NFT di luar ruangan berbasis WSN dilakukan dengan tujuan untuk menguji kerja sistem telah berjalan dengan baik atau belum. Pengujian dilakukan pada program dan sistem pengatur berbasis WSN. Pengujian alat dilakukan pada beberapa bagian, antara lain kalibrasi data pengukuran Helmy: Pemantauan dan Pengendalian Kepekatan... ISSN 2301-4156

394 sensor, pengujian WSN, dan pengujian delay pengiriman perangkat pemantauan. III. PENGUJIAN DAN ANALISIS A. Pengujian Kalibrasi Sensor Hasil pengujian kalibrasi sensor digunakan untuk mengetahui akurasi sensor yang digunakan. Proses kalibrasi dilakukan dengan menempatkan sensor dan alat ukur pada kondisi yang sama dalam beberapa waktu. mengetahui kekuatan sinyal pada area masing-masing node diletakkan. Pada sistem ini digunakan topologi star, yaitu terdapat dua node yang terhubung pada satu coordinator. Hasil range test node 1 dan node 2 ditunjukkan pada Gbr. 9 dan Gbr. 10. Gbr. 7 Grafik electrical conductivity terhadap waktu. Pada Gbr. 7 ditunjukkan grafik perbandingan EC antara sensor electrical conductivity meter dengan alat ukur digital TDS meter. Pada pengujian yang telah dilakukan, sensor electrical conductivity meter memiliki akurasi dengan galat relatif persentase kesalahan sebesar 3,92%. Hal ini disebabkan sensor tersebut stabil ketika mulai membaca nilai EC sebesar 1,4 milisiemens atau sekitar 700 ppm. Semakin besar nilai konduktivitas larutan, semakin besar galat yang terjadi pada sensor tersebut. Gbr. 9 Hasil range test pada node 1. Gbr. 8 Grafik ketinggian tandon terhadap waktu. Pada Gbr. 8 diperlihatkan grafik perbandingan ketinggian antara sensor HC-SR04 dengan meteran. Pada pengujian yang telah dilakukan, HC-SR04 memiliki akurasi dengan galat relatif pengukuran 0,26 cm. Untuk pengukuran suhu air, nilai akurasinya di dalam rentang aman sensor dan sesuai dengan datasheet HC-SR04 serta memiliki persentase kesalahan sebesar 1,47%. Hal ini disebabkan kecepatan respons terhadap perubahan level ketinggian air pada sensor. B. Pengujian Modul Komunikasi Nirkabel Pengujian modul komunikasi nirkabel menggunakan modul komunikasi XBee sebagai node dan coordinator untuk Gbr. 10 Hasil range test pada node 2. Pengujian range test menampilkan kekuatan sinyal pada dua area, yaitu local dan remote. Bagian node bersifat local area dan bagian coordinator bersifat remote area. Sinyal node 1 di bagian local memiliki kekuatan sinyal sebesar -73 dbm sehingga persentase kekuatan sinyalnya sebesar 74%, dan di bagian remote kekuatan sinyal sebesar -76 dbm sehingga ISSN 2301 4156 Helmy: Pemantauan dan Pengendalian Kepekatan...

persentase kekuatan sinyal sebesar 68%. Sinyal node 2 di bagian local memiliki kekuatan sebesar -66 dbm sehingga persentase kekuatan sinyalnya sebesar 88%, dan di bagian remote kekuatan sinyal sebesar -67 dbm sehingga persentase kekuatan sinyal sebesar 86%. TABEL I WAKTU PENERIMAAN AMBANG DARI WEB USER KE GBOARD PRO NODE 1 Waktu Waktu Delay No Pengiriman Penerimaan (detik) 1. 15:25:02 WIB 15:25:33 WIB 30,98 2. 15:39:31 WIB 15:39:53 WIB 22,31 3. 15:52:02 WIB 15:52:30 WIB 27,97 4. 16:04:03 WIB 16:04:18 WIB 14,63 5. 16:17:57 WIB 16:18:13 WIB 16,08 6. 16:36:09 WIB 16:38:46 WIB 155,65 7. 18:03:09 WIB 18:03:22 WIB 13,37 8. 18:26:09 WIB 18:26:48 WIB 39,10 Delay rata-rata 40,01 TABEL II WAKTU PENERIMAAN AMBANG DARI WEB USER KE GBOARD PRO NODE 2 No Waktu Waktu Delay Pengiriman Penerimaan (detik) 1. 12:41:21 WIB 12:42:41 WIB 80,00 2. 12:22:27 WIB 12:23:28 WIB 61,00 3. 12:49:34 WIB 12:49:54 WIB 20,14 4. 12:54:46 WIB 12:55:01 WIB 14,24 5. 13:01:34 WIB 13:01:46 WIB 12,15 6. 13:10:29 WIB 13:11:19 WIB 50,00 7. 13:17:33 WIB 13:17:44 WIB 12,65 8. 13:23:17 WIB 13:23:45 WIB 27,29 Delay rata-rata 34,68 C. Pengujian Delay Pengiriman Ambang Data ambang dikirim melalui LAN Kartika Farm menuju Gboard Pro kemudian dilakukan perintah pada Gboard Pro menuju pompa rotary 12 Volt DC melalui relay. Pada pengiriman ambang, pengguna memasukkan angka-angka yang merupakan ambang batas pada setiap parameter sensor. Lalu, ambang yang telah dimasukkan diperbarui dan dikirim ke Gboard Pro. Pengiriman ambang memerlukan selisih waktu dikarenakan konektivitas jaringan yang tidak menentu. Tabel I dan Tabel II menunjukkan hasil penerimaan data ambang pada masing-masing node. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, waktu penerimaan ambang yang dibutuhkan paling cepat pada node 1 yaitu 13,37 detik dan pada node 2 adalah 12,15 detik. Sedangkan waktu penerimaan ambang paling lama pada node 1 adalah 155,65 detik dan pada node 2 yaitu 80 detik. Ratarata delay waktu yang diperlukan untuk pengiriman ambang pada node 1 adalah 40 detik, sedangkan rata-rata delay pada node 2 adalah 34,68 detik. Terjadinya delay dipengaruhi oleh konektivitas jaringan LAN Kartika Farm yang tidak menentu. D. Pengujian Sistem Kontrol Pengujian perangkat kendali dilakukan dengan menjalankan sistem kendali, kemudian dilakukan pengukuran hasil kepekatan nutrisi dengan menggunakan TDS meter, untuk mengetahui dan memastikan perangkat kendali sudah berjalan sesuai dengan fungsinya. Pengujian ini dilakukan untuk melihat persentase error set ambang dengan nilai akhir TDS. Pengujian dilakukan sebanyak delapan kali pada masingmasing node, dimulai dari memasukkan nilai ambang pada halaman set ambang dan melakukan pembacaan nilai TDS pada web monitoring. Tabel III dan Tabel IV menunjukkan hasil pengujian kontrol TDS pada masing masing node. No. TABEL III HASIL PENGUJIAN PENGENDALIAN TDS PADA NODE 1 Set Point Hasil Pengendalian Akurasi (%) 1. 1.065 1.100 96,82 2. 1.200 1.200 100,00 3. 1.300 1.400 92,86 4. 1.395 1.410 98,94 5. 1.490 1.600 93,13 6. 1.590 1.625 97,85 7. 1.725 1.915 90,08 8. 2.015 2.030 99,26 Rata-rata akurasi 96,12 No TABEL IV HASIL PENGUJIAN PENGENDALIAN TDS PADA NODE 2 Set Point Hasil Pengendalian Akurasi (%) 1. 775 775 100,00 2. 875 925 94,59 3. 1.025 1.045 98,09 4. 1.145 1.235 92,71 5. 1.335 1.350 98,89 6. 1.450 1.450 100,00 7. 1.550 1.625 95,38 8. 1.780 2.840 62,68 Rata-rata akurasi 92,79 395 Rata-rata akurasi pengendalian TDS pada node 1 adalah 96,12% dan rata-rata akurasi pengendalian TDS pada node 2 adalah 92,79%. Pada beberapa percobaan, pengendalian TDS masih belum stabil karena untuk pembacaan yang stabil diperlukan waktu agar larutan nutrisi dapat tercampur dengan baik. IV. KESIMPULAN Pada pengujian yang telah dilakukan, sensor electrical conductivity meter memiliki akurasi dengan galat relatif persentase kesalahan sebesar 3,92%. Hal ini disebabkan sensor tersebut stabil ketika mulai membaca nilai EC sebesar 1,4 milisiemens atau sekitar 700 ppm. Semakin besar nilai konduktivitas larutan, akan semakin besar galat yang terjadi pada sensor tersebut. Transmisi data ambang tercepat ada pada node 2 dengan delay rata-rata sebesar 34,68 detik, sedangkan delay rata-rata pada node 1 sebesar 40,01 detik. Perbedaan ini dikarenakan node 2 memiliki kuat sinyal -66 dbm terhadap remote, sedangkan node 1 memiliki kuat sinyal -73 dbm terhadap remote. Pengendalian kepekatan larutan nutrisi memiliki rata-rata akurasi 96,12% untuk node 1 dan 92,79% untuk node 2. Helmy: Pemantauan dan Pengendalian Kepekatan... ISSN 2301-4156

396 Meskipun hasil akurasi rata-rata cukup bagus tetapi tidak stabil. Hal ini disebabkan untuk mencapai kestabilan pemantauan kepekatan larutan nutrisi diperlukan waktu yang cukup lama agar larutan dapat tercampur rata. Penggunaan beberapa metode lain pada penelitian selanjutnya dapat mengatasi permasalahan tersebut. Kinerja alat pemantauan dan pengendalian dipengaruhi oleh suhu dan jarak antara node dengan coordinator. Semakin tinggi suhu, kinerja alat semakin menurun dan semakin jauh jarak dengan coordinator, loss dalam pengiriman data semakin banyak. REFERENSI [1] S.D. Kreibig, F.H. Wilhelm, W.T. Roth, dan J.J. Gross, Teknik Budidaya Tanaman, Psychophysiology, Vol. 44, No. 5, hal. 787 806, 2007. [2] S. Lee dan J. Lee, Beneficial Bacteria and Fungi in Hydroponic Systems: Types and Characteristics of Hydroponic Food Production Methods, Sci. Hortic. (Amsterdam), Vol. 195, hal. 206 215, 2015. [3] K. Untung, Pelembagaan Konsep Pengendalian Hama Terpadu di Indonesia, Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia, Vol. 6, No. 1. hal. 1 8, 2000. [4] E.A.P. Sitanggang, E.R. Marpaung, F. Zahara, dan R. Ulfah, Implementasi dan Pembuatan Sistem Pengukuran ph dan Debit Air pada Penanaman Tanaman Hidroponik Berbasis Mikrokontroler ATMega 8535, Laporan Tugas Akhir, Politeknik Negeri Medan, Medan, Indonesia, Agt. 2014. [5] I. Saputra, D. Triyanto, dan I. Ruslianto, Sistem Kendali Suhu, Kelembaban, dan Level Air pada Pertanian Pola Hidroponik, Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan, Vol. 03, No. 1, hal. 1 10, 2015. ISSN 2301 4156 Helmy: Pemantauan dan Pengendalian Kepekatan...