BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pemilihan Kriteria Penilaian Kinerja Karyawan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari kuesioner yang disebar ke 15 responden. Untuk mempermudah pengisian dan pengolahan data, maka dibuatkan beberapa kriteria, dan juga alternatif pilihan pada penilaian kinerja karyawan. Adapun kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Prestasi Kerja 2. Lama Kerja 3. Pendidikan 4. Kerjasama Adapun alternatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Promosi 2. Kenaikan Gaji 3. Demosi 4. Terminasi 5. Kompensasi Dari kriteria dan alternatif diatas, maka dibuatlah kuesioner untuk mempermudah dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini berisi 46 butir pertanyaan perbandingan berpasangan. Kuesioner yang disebarkan 38
39 sebanyak 15 kuesioner. Penyebaran kuesioner dilakukan secara langsung kepada responden pada bulan juni 2018. 4.2. Struktur hirarki Penilaian Kinerja Karyawan Kriteria dan alternatif yang telah ditentukan kemudian akan dibandingkan maka dibuatlah hirarki dengan bagan: 1. pada level tujuan ditepati penilaian kinerja karyawan 2. pada level kriteria ditempati empat kriteria, yaitu: Prestasi Kerja, Lama Kerja, Pendidikan, Kerjasama. 3. pada level alternatif ditempati oleh lima alternatif, yaitu: Yuli Astuti, Joko Widianto, Dewi Rani, Nur Amalia, Sudarsono. Penilaian kinerja karyawan Prestasi Kerja Lama Kerja Pendidikan Kerjasama Yuli Astuti Joko Widianto Dewi rani Nur Amalia Sudarsono Gambar IV.1. Struktur Hirarki Penilaian Kinerja Karyawan
40 Penjelasan elemen-elemen hirarki diatas dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel IV.1. Penjelasan Hirarki Penilaian Kinerja Karyawan Tujuan Penilaian Kinerja Karyawan Kriteria Prestasi Kerja Penjelasan Sasaran yang dicapai adalah untuk menentukan penilaian karyawan ndengan kualitas terbaik Penjelasan Perbandingan prestasi kerja sesuai dengan kualitas setiap karyawan Lama Kerja Lama Kerja sangat berpengaruh pada penilaian karyawan Pendidikan Tingkat Pendidikan karyawan juga mempengaruhi penilaian kinerja Kerjasama Kejasama sangat berpengaruh pada penilaian karyawan Alternatif Yuli Astuti Joko Widianto Penjelasan merupakan jenis kiteria yang akan dibandingkan merupakan jenis kiteria yang akan dibandingkan Dewi Rani merupakan jenis kiteria yang akan dibandingkan Nur Amalia merupakan jenis kiteria yang akan dibandingkan Sudarsono merupakan jenis kiteria yang akan dibandingkan
41 4.3. Matriks Perbandingan Berpasangan 4.3.1. Pengolahan data menggunakan AHP Dari hasil pengisian kuesioner yang telah disebarkan kepada responden, kemudian dibuatkan dalam bentuk matriks perbandingan berpasangan untuk mendapatkan bobot dari kriteria masing-masing. Untuk lebih mempermudah dalam perhitungannya. Menurut (Polmetra, 2015:131) Analytical Hierarchy Procces ( ahp ) digunakan sebagai metode dalam keputusan sistem pendukung untuk menentukan prioritas yang tepat dalam menyeleksi pelatih strategis.dalam memfasilitasi proses untuk perhitungan, ahli pilihan perangkat lunak ini digunakan dalam analitis ini hirarki proses ( ahp ) untuk membuat hasil yang persis sama dengan.hasil dari menggunakan pelatih yang dianggap strategis adalah mereka lebih mudah untuk dikenal berdasarkan peringkat tertinggi sesuai dengan kriteria dan alternatif dari kuesioner. Berdasarkan matriks perbandingan yang telah dibuat maka data-data tersebut dapat diolah untuk memperoleh indeks konsistensi dan ratio konsistensi. Dengan demikian hasil matriks berpasangan untuk masing-masing kriteria dan alternatif yang dibuat adalah dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini: 1. Kriteria Utama Matriks berpasangan untuk kriteria utama dari olah data kuesioner maka menghasilkan tabel sebagai berikut: Tabel IV.2. Kriteria Utama Kriteria Prestasi Kerja Kejujuran Tanggung Jawab Kerjasama Prestasi Kerja 1.000 2.197 0.733 4.075 Lama Kerja 0.455 1.000 0.574 5.652 Pendidikan 1.364 1.741 1.000 5.785 Kerjasama 0.245 0.177 0.173 1.000 Jumlah 3.064 5.115 2.481 16.512
42 Hasil pada tabel diatas didapatkan dari menjumlahkan satu persatu kriteria yang didapatkan dalam kuesioner, dan hasil pada tabel yang sudah dinormalkan didapat dari hasil perhitungan satu persatu kriteria dibagi dengan total hasil dari perhitungan kriteria. Hasilnya dapat diperoleh pada tabel berikut: Tabel IV.3. Matriks faktor kriteria utama yang dinormalkan Kriteria Prestasi Kerja Kejujuran Tanggung Jawab Kerjasama Eigen Vector Prestasi Kerja 0.326 0.430 0.296 0.247 0.325 Lama Kerja 0.149 0.196 0.232 0.342 0.229 Pendidikan 0.445 0.340 0.403 0.350 0.385 Kerjasama 0.080 0.035 0.070 0.061 0.061 Jumlah 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 Selanjutnya nilai Eigen Vector dikalikan dengan matriks awal, menghasilkan nilai untuk setiap baris, yang selanjutnya setiap nilai dibagi kembali dengan nilai vector yang bersangkutan. Nilai rata-rata dari hasil pembagian ini merupakan Principal Eigen Value maksimum (λmaks). Perhitungannya: Consistency Vector
43 Karena matriks berordo 3 (yakni terdiri 4 kriteria), nilai indeks konsistensi (CI) yang diperoleh: Selanjutnya mencari nilai Consistency Ratio dengan n=3, RI= 1.12, maka: Karena CR < 0,1 berarti preferensi responden adalah konsisten. Dari hasil perhitungan pada tabel kriteria utama diatas menunjukan bahwa kriteria Tanggung Jawab merupakan kriteria paling penting dalam penilaian kinerja karyawan dengan bobot nilai 0.385, urutan kedua ada kriteria Prestasi Kerja dengan bobot 0.325, urutan ketiga ada kritria Kejujuran dengan bobot 0.229 dan yang keempat atau terakhir kriteria Kerjasama 0.061. Setelah melakukan perhitungan data secara manual dari hasil pengisian kuesioner, berikut adalah hasil input data menggunakan software expert choice. Gambar IV.2. Grafik hasil input data responden pada kiteria utama 2. Kriteria Prestasi Kerja Matriks berpasangan untuk kriteria prestasi kerja dari olah data kusioner maka menghasilkan tabel berikut: Tabel IV.4. Kriteria Prestasi Kerja
44 Alternatif Yuli Astuti Joko Widianto Nur Amalia Sudarsono Dewi Rani Yuli Astuti 1.000 1.672 0.893 1.510 0.419 Joko Widianto 0.598 1.000 1.783 1.534 1.459 Nur Amalia 1.119 0.561 1.000 2.593 0.605 Sudarsono 0.662 0.652 0.386 1.000 1.592 Dewi Rani 2.146 0.686 1.652 0.628 1.000 Jumlah 5.525 4.570 5.714 7.266 5.074 Dengan unsur-unsur pada tiap kolom dibagi dengan jumlah kolom yang bersangkutan, akan memperoleh bobot relatif yang dinormalkan. Nilai vector eigen dihasilkan dari rata-rata bobot relatif untuk setiap baris. Hasil dapat diperoleh pada tabel berikut ini: Tabel IV.5. Matriks Faktor Kriteria Prestasi Kerja yang dinormalkan Alternatif Yuli Astuti Joko Widianto Nur Amalia Sudarsono Dewi Rani Eigen Vector Yuli Astuti 0.181 0.366 0.156 0.208 0.208 0.224 Joko Widianto 0.108 0.219 0.312 0.211 0.211 0.212 Nur Amalia 0.203 0.123 0.175 0.357 0.357 0.243 Sudarsono 0.120 0.143 0.067 0.138 0.138 0.121 Dewi Rani 0.388 0.150 0.289 0.086 0.086 0.200 Jumlah 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 Selanjutnya nilai Vector Eigen dikalikan dengan matriks awal, menghasilkan nilai untuk setiap baris, yang selanjutnya setiap nilai dibagi kembali dengan nilai vector yang bersangkutan. Nilai rata-rata dari hasil pembagian ini merupakan Principal Eigen Value maksimum (λmaks). Perhitungannya:
45 Consistency Vector λmaks = = 5,653 karena matriks berordo 5 (yaitu terdiri dari 5 Alternatif), nilai indeks konsistensi (CI) yang diperoleh: Selanjutnya mencari nilai Consistency Ratio Dengan n= 5, RI= 1.12, maka: CR= Karena CR < 0,1 berarti preferensi responden adalah konsisten. Dari hasil perhitungan pada tabel kriteria prestasi kerja diatas menunjukan bahwa prioritas prestasi kerja Nur Amalia sangat dipertimbangkan dalam penilaian kinerja karyawan dengan bobot 0,243, berikutnya prioritas prestasi kerja Yuli Astuti dengan bobot 0,224, kemudian prioritas prestasi kerja Joko Widianto dengan bobot 0,212, kemudian prioritas prestasi kerja Dewi Rani dengan bobot 0,200, dan pioritas prestasi kerja Sudarsono dengan bobot 0,121. Setelah melakukan perhitungan data secara manual dari hasil pengisian kuesioner, berikut adalah hasil input data menggunakan software expert choice.
46 Gambar IV.3. Grafik hasil input data responden pada kiteria prestasi kerja 3. Kriteria Kejujuran Matriks berpasangan untuk kriteria kejujuran dari olah data kuesioner maka menghasilkan tabel sebagai berikut: Tabel IV.6. Kriteria Kejujuran Alternatif Yuli Astuti Joko Widianto Nur Amalia Sudarsono Dewi Rani Yuli Astuti 1.000 1.081 1.696 1.208 0.695 Joko Widianto 0.925 1.000 2.464 1.205 0.637 Nur Amalia 0.590 0.406 1.000 4.160 0.597 Sudarsono 0.828 0.830 0.264 1.000 1.298 Dewi Rani 1.438 1.570 1.676 0.771 1.000 Jumlah 4.781 4.886 7.099 8.344 4.227 Dengan unsur-unsur pada tiap kolom dibagi dengan jumlah kolom yang bersangkutan, akan memperoleh bobot relatif yang dinormalkan. Nilai vector eigen dihasilkan dari rata-rata bobot relatif untuk setiap baris. Hasil dapat diperoleh pada tabel berikut ini: Tabel IV.7. Matriks Faktor Kriteria Kejujuran yang dinormalkan Alternatif Yuli Astuti Joko Widianto Nur Amalia Sudarsono Dewi Rani Eigen Vector Yuli Astuti 0.209 0.221 0.239 0.145 0.164 0.196 Joko Widianto 0.194 0.205 0.347 0.144 0.151 0.208 Nur Amalia 0.123 0.083 0.141 0.499 0.141 0.197
47 Sudarsono 0.173 0.170 0.037 0.120 0.307 0.161 Dewi Rani 0.301 0.321 0.236 0.092 0.237 0.237 Jumlah 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 Selanjutnya nilai vector eigen dikalikan dengan matriks semula, menghasilkan nilai untuk tiap baris, yang selanjutnya setiap nilai dibagi kembali dengan nilai vector yang bersangkutan. Nilai rata-rata dari hasil pembagian ini merupakan Principal Eigen Value maksimum (λmaks). Perhitungannya: Consistency Vector Λmaks = Karena matriks berordo 5 (yaitu terdiri dari 5 Alternatif), nilai indeks konsistensi (CI) yang diperoleh: Selanjutnya mencari nilai Consistency Ratio Dengan n= 5, RI= 1.12, maka: CR= Karena CR < 0,1 berarti preferensi responden adalah konsisten.
48 Dari hasil perhitungan pada tabel kriteria prestasi kerja diatas menunjukan bahwa prioritas kejujuran Dewi Rani sangat dipertimbangkan dalam penilaian kinerja karyawan dengan bobot 0,237, berikutnya prioritas kejujuran Joko Widianto dengan bobot 0,208, kemudian prioritas kejujuran Nur Amalia dengan bobot 0,197, kemudian prioritas kejujuran Yuli Astuti dengan bobot 0,196, dan pioritas prestasi kerja Sudarsono dengan bobot 0,161. Setelah melakukan perhitungan data secara manual dari hasil pengisian kuesioner, berikut adalah hasil input data menggunakan software expert choice. Gambar IV.4. Grafik hasil input data responden pada kiteria kejujuran 4. Kriteria Tanggung Jawab Matriks berpasangan untuk kriteria kejujuran dari olah data kuesioner maka menghasilkan tabel sebagai berikut: Table IV.8. Kriteria Tanggung Jawab Alternatif Yuli Astuti Joko Widianto Nur Amalia Sudarsono Dewi Rani Yuli Astuti 1.000 2.691 1.651 0.820 0.320 Joko Widianto 0.372 1.000 2.158 2.194 0.382 Nur Amalia 0.606 0.463 1.000 3.466 1.221 Sudarsono 1.220 0.500 0.288 1.000 0.818 Dewi Rani 3.127 2.621 0.912 1.223 1.000 Jumlah 6.325 7.275 6.009 8.703 3.740
49 Dengan unsur-unsur pada tiap kolom dibagi dengan jumlah kolom yang bersangkutan, akan memperoleh bobot relatif yang dinormalkan. Nilai vector eigen dihasilkan dari rata-rata bobot relatif untuk setiap baris. Hasil dapat diperoleh pada tabel berikut ini: Tabel IV.9. Matriks Faktor Kriteria Tanggung Jawab yang dinormalkan Alternatif Yuli Astuti Joko Widianto Nur Amalia Sudarsono Dewi Rani Eigen Vector Yuli Astuti 0.158 0.370 0.275 0.094 0.085 0.196 Joko Widianto 0.059 0.137 0.359 0.252 0.102 0.182 Nur Amalia 0.096 0.064 0.166 0.398 0.326 0.210 Sudarsono 0.193 0.069 0.048 0.115 0.219 0.129 Dewi Rani 0.494 0.360 0.152 0.141 0.267 0.283 Jumlah 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 Selanjutnya nilai vector eigen dikalikan dengan matriks semula, menghasilkan nilai untuk tiap baris, yang selanjutnya setiap nilai dibagi kembali dengan nilai vector yang bersangkutan. Nilai rata-rata dari hasil pembagian ini merupakan Principal Eigen Value maksimum (λmaks). Perhitungannya: Consistency Vecto Λmaks =
50 Karena matriks berordo 5 (yaitu terdiri dari 5 Alternatif), nilai indeks konsistensi (CI) yang diperoleh: Selanjutnya mencari nilai Consistency Ratio Dengan n= 5, RI= 1.12, maka: CR= Karena CR < 0,1 berarti preferensi responden adalah konsisten. Dari hasil perhitungan pada tabel kriteria tanggung jawab diatas menunjukan bahwa prioritas tanggung jawab Dewi Rani sangat dipertimbangkan dalam penilaian kinerja karyawan dengan bobot 0,283, berikutnya prioritas tanggung jawab Nur Amalia dengan bobot 0,210, kemudian prioritas tanggung jawab Yuli Astuti dengan bobot 0,196, kemudian prioritas tanggung jawab Joko Widianto dengan bobot 0,182, dan pioritas tanggung jawab Sudarsono dengan bobot 0,129. Setelah melakukan perhitungan data secara manual dari hasil pengisian kuesioner, berikut adalah hasil input data menggunakan software expert choice. Gambar IV.5. Grafik hasil input data responden pada kiteria tanggung jawab
51 5. Kriteria Kerjasama Matriks berpasangan untuk kriteria kejujuran dari olah data kuesioner maka menghasilkan tabel sebagai berikut: Table IV.10. Kriteria Kerjasama Alternatif Yuli Astuti Joko Widianto Nur Amalia Sudarsono Dewi Rani Yuli Astuti 1.000 1.973 1.812 0.991 0.841 Joko Widianto 0.507 1.000 2.508 0.625 4.099 Nur Amalia 0.552 0.399 1.000 2.534 0.578 Sudarsono 1.009 1.599 0.395 1.000 0.702 Dewi Rani 1.189 0.244 1.731 1.425 1.000 Jumlah 4.257 5.215 7.446 6.575 7.219 Dengan unsur-unsur pada tiap kolom dibagi dengan jumlah kolom yang bersangkutan, akan memperoleh bobot relatif yang dinormalkan. Nilai vector eigen dihasilkan dari rata-rata bobot relatif untuk setiap baris. Hasil dapat diperoleh pada tabel berikut ini: Tabel IV.11. Matriks Faktor Kriteria Kerjasama yang dinormalkan Alternatif Yuli Astuti Joko Widianto Nur Amalia Sudarsono Dewi Rani Eigen Vector Yuli Astuti 0.235 0.378 0.243 0.151 0.116 0.225 Joko Widianto 0.119 0.192 0.337 0.095 0.568 0.262 Nur Amalia 0.130 0.076 0.134 0.385 0.080 0.161 Sudarsono 0.237 0.307 0.053 0.152 0.097 0.169 Dewi Rani 0.279 0.047 0.232 0.217 0.139 0.183 Jumlah 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 Selanjutnya nilai vector eigen dikalikan dengan matriks semula, menghasilkan nilai untuk tiap baris, yang selanjutnya setiap nilai dibagi kembali dengan nilai vector yang bersangkutan. Nilai rata-rata dari hasil pembagian ini merupakan Principal Eigen Value maksimum (λmaks).
52 Perhitungannya: Consistency Vecto Λmaks = Karena matriks berordo 5 (yaitu terdiri dari 5 Alternatif), nilai indeks konsistensi (CI) yang diperoleh: Selanjutnya mencari nilai Consistency Ratio Dengan n= 5, RI= 1.12, maka: CR= Karena CR < 0,1 berarti preferensi responden adalah konsisten. Dari hasil perhitungan pada tabel kriteria kerjasama diatas menunjukan bahwa prioritas kerjasama Joko Widianto sangat dipertimbangkan dalam penilaian kinerja karyawan dengan bobot 0,262, berikutnya prioritas kerjasama Yuli Astuti dengan bobot 0,225, kemudian prioritas kerjasama Dewi Rani dengan bobot 0,183, kemudian prioritas kerjasama Sudarsono dengan bobot 0,169, dan pioritas kerjasama Nur Amalia dengan bobot 0,161.
53 Setelah melakukan perhitungan data secara manual dari hasil pengisian kuesioner, berikut adalah hasil input data menggunakan software expert choice. Gambar IV.6. Grafik hasil input data responden pada kiteria kerjasama 4.4. Faktor Evaluasi Total Dari seluruh perhitungan yang dilakukan tehadap keempat kriteria yaitu prestasi kerja, kejujuran, tanggung jawab, dan kerjasama, yang selanjutnya dikalikan dengan vektor prioritas atau eigen vector. Dengan demikian diperoleh tabel hubungan antara kriteria dengan alternatif. Tabel IV.12. Matriks Hubungan antar Kriteria dengan Alternatif Prestasi Kerja Kejujuran Tanggung Jawab Kerjasama Yuli Astuti 0.224 0.196 0.196 0.225 Joko Widianto 0.212 0.182 0.208 0.262 Nur Amalia 0.243 0.210 0.197 0.161 Sudarsono 0.121 0.129 0.161 0.169 Dewi Rani 0.200 0.283 0.237 0.183 Jumlah 1.000 1.000 1.000 1.000 Selanjutnya nilai dari masing-masing vector eigen alternatif dikalikan dengan vector eigen kriteria utama dimana akan menghasilkan nilai untuk tiap baris.
54 Dari keseluruhan perhitungan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel IV.13. Hasil Perhitungan Akhir dengan Expert Choise Yuli Astuti 0.162 Joko Widianto 0.164 Nur Amalia 0.160 Sudarsono 0.111 Dewi Rani 0.178 Dari tabel diatas didapatkan hasil bahwa Dewi Rani mempunyai nilai yang paling tinggi yaitu dengan nilai 0.178, kemudian Joko Widianto dengan nilai 0.164, kemudian Yuli Astuti dengan nilai 0.162, kemudian Nur Amalia dengan nilai 0.160, dan yang terakhir Sudarsono dengan nilai 0.111. Selanjutnya dari hasil perhitungan akhir dengan manual maupun expert choice diatas dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan menggunakan expert choice memiliki sedikit perbedaan nilai dengan perhitungan manual namun hasil dari nilai yang muncul tetap sama yaitu bahwa Dewi Rani memiliki nilai yang paling tinggi dari yang lainnya.