HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN CARA MENYUSUI DI RS. IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR. Oleh: Meyke Rosdiana STIK Stella Maris Makassar

dokumen-dokumen yang mirip
Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

ANALISA HUBUNGAN PENGARUH CARA MENYUSUI DENGAN KEJADIAN PAYUDARA BENGKAK PADA IBU POST PARTUM

Nisa khoiriah INTISARI

Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 2, Nomor 2, September 2016 ISSN X

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

Putri Kusumawati Priyono

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung

HUBUNGAN KEBIASAAN MENYUSUI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG BREAST CARE DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

BAB I PENDAHULUAN. termasuk anak, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui dengan kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN GONDORIYO NGALIYAN SEMARANG

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

PENGARUH PUTING SUSU LECET TERHADAP PENERAPAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR

Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Program Studi S-1 STIKes Kusuma Husada Surakarta

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR 0-7 HARI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

ST NURRAHMAH, S.ST AKADEMI KEBIDANAN KONAWE. Jl. Letj.DII Panjaitan No.217, Unaaha, Konawe Sulawesi Tenggara. Telp/Fax (0408)

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya yaitu melalui promosi pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

II. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

STUDI TENTANG PRODUKTIF ASI DIKAITKAN DENGAN ANATOMI PAYUDARA DI POSYANDU DESA WADUNG PAKISAJI KABUPATEN MALANG

Hubungan Rawat Gabung Dengan Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Post Partum Normal Di Irina D Bawah BLU RSUP Prof. Dr. R. D.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pemberian ASI dari ibu ke bayi yang dilakukan dengan baik dan benar.

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI, DURASI MENYUSUI DENGAN BERAT BADAN BAYI DI POLIKLINIK BERSALIN MARIANI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA CANDIROTO KECAMATAN KOTA KENDAL KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KETERAMPILAN MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS. Ansik Khoiriyah* Ravita Prihatini**

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Orang tua terutama ibu perlu memiliki

Widi Apriani Putri 1) Ai Sri Kosnayani, dan Lilik Hidayanti 2)

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN

HUBUNGAN PELAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI DI RB GRIYA HUSADA NGARAN, POLANHARJO, KLATEN

PERAN SERTA SUAMI DALAM PROSES MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JOGONALAN KLATEN. Sugita Dosen Poltekkes Surakarta Jurusan Kebidanan ABSTRAK

Dukungan Suami dengan Kemauan Ibu Hamil dalam Pemberian ASI Eksklusif 62

HUBUNGAN KETERTARIKAN IKLAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKKSLUSIF DI POSYANDU DESA KEMUDO PRAMBANAN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado

PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI PENGGUNA ASI EKSLUSIF DENGAN ASI TIDAK EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS NGUTER

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa variabel. Dengan teknik korelasi dapat diketahui hubungan variasi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

GASTER Vol. 11 No. 2 Februari Wahyuningsih Akademi Giri Husada Wonogiri. Abstrak

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF PADA IBU BEKERJA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Jurnal Darul Azhar Vol 2, No.1 Agustus Januari 2017: 33-39

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

JURNAL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Pendidikan Program D IV Kebidanan U Budiyah Banda Aceh

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

PENDAHULUAN. bahwa ada hubungan antara faktor kondisi bayi dengan pemberian ASI.

SURVEY FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS ALAK KOTA KUPANG ABSTRAK

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KECEPATAN PENGELUARAN COLOSTRUM DI WILAYAH PUSKESMAS POLANHARJO KLATEN

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Manajemen Laktasi Di Wilayah Kerja Puskesmas Samaenre Kabupaten Sinjai Tahun 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

76 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) PENDAHULUAN. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PAOMAN KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas adalah masa dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

KELUARGA DENGAN SIKAP IBU DALAM MEMBERIKAN KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARTASURA

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

Volume 08 No. 02. November 2015 ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG KERUGIAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI BPS MEI MUHARTATI YOGYAKARTA TAHUN 2009

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS NORMAL 1-3 HARI TENTANG PEMBERIAN KOLOSTRUM DI RUANG NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut yaitu dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sampai bayi

Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Masa Nifas

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

3. METODE PENELITIAN

BAB I. A. Latar Belakang. Dalam Al-Qur an terkandung segala bentuk tata kehidupan, mulai dari. Qur an surat Al- Baqarah dan surat Yunus yang artinya :

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan nutrisi bayi (Roesli, 2005). Pemberian ASI sangat bermanfaat bagi

Transkripsi:

37 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN CARA MENYUSUI DI RS. IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR Oleh: Meyke Rosdiana STIK Stella Maris Makassar ABSTRAK: Pengetahuan sangat dibutuhkan oleh setiap ibu agar dapat memberikan ASI dengan menyusui bayinya. Seorang ibu mungkin akan mengalami masalah ketika menyusui hanya karena tidak tahu cara-cara yang sebenarnya seperti kesalahan dalam memposisikan dan meletakkan bayi, mengakibatkan puting ibu menjadi lecet dan menimbulkan luka yang terkadang membuat ibu menjadi malas untuk menyusui, sehingga produksi ASI akan berkurang dan pada akhirnya bayi pun menjadi malas menyusu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu post partum dengan cara menyusui di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi Makassar. Metode penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu mengumpulkan data pengetahuan sekaligus pada satu saat. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 48 responden dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan pengolahan data menggunakan komputer melalui program SPSS tipe 20.00 for windows. Uji stastistik yang digunakan adalah uji stastistik Chi Square dengan menggunakan uji alternatif Continuity Correction, diperoleh X 2 hitung (6,115) > X 2 tabel (3,481). Sedangkan nilai p = 0,013 dengan tingkat kemaknaan (signifikan) = 0,05 artinya p < maka Ha diterima Ho ditolak. Jadi diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu post partum dengan cara menyusui di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi Makassar. Berdasarkan penelitian ini, kami menyarankan kepada ibu-ibu untuk meningkatkan pengetahuannya agar dapat menyusui bayinya dengan cara yang benar, mengingat ASI mengandung semua nutrisi guna pertumbuhan dan perkembangan sang bayi. Kata kunci : Pengetahuan ibu post partum, cara menyusui PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat dan kesehatan yang prima disamping penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Sumber daya manusia yang berkualitas tidak akan tercipta jika tidak dimulai sedini mungkin, salah satu hal yang dapat meningkatkan SDM adalah pemberian makanan yang berkualitas seperti pemberian Air Susu Ibu (ASI). Air Susu Ibu (ASI) merupakan satusatunya makanan tunggal yang paling sempurna bagi bayi hingga usia 6 bulan. ASI cukup mengandung zat gizi yang dibutuhkan bayi. Kandungan zat gizi ASI yang sempurna membuat bayi tidak akan mengalami kekurangan gizi, tentu saja makanan ibu harus bergizi guna mempertahankan kuantitas dan kualitas ASI (Arif, 2009). World Health Organization (WHO) merekomendasikan bahwa semua bayi harus mendapat Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif sejak lahir segera mungkin sampai 6 bulan, karena ASI memberi segala yang dibutuhkan bayi, baik secara imunologi, gizi maupun

38 Hubungan Pengetahuan Ibu Post Partum Dengan... Meyke Rosdiana psikologi. Di Indonesia saat ini perilaku pemberian ASI eksklusif belum seperti yang diharapkan. Berdasarkan pemantauan pemberian ASI eksklusif tahun 2005, cakupan ASI baru mencapai 17,60% (Departemen Kesehatan R.I, 2005). Untuk mendukung pemberian ASI eksklusif di Indonesia, pada tahun 1990 pemerintah mencanangkan Gerakan Nasional Peningkatan Pemberian ASI (PP- ASI) yang salah satu tujuannya adalah untuk membudayakan perilaku menyusui secara eksklusif kepada bayi dari lahir sampai dengan berumur 4 bulan. Pada tahun 2004, sesuai dengan anjuran badan kesehatan dunia (WHO), pemberian ASI Eksklusif ditingkatkan menjadi 6 bulan sebagaimana dinyatakan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 450/MENKES/SK/VI/2004 tahun 2004. Sayangnya, walaupun pemerintah telah menghimbau pemberian ASI ekslusif, angka pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah. Dalam siaran pers yang dikirim UNICEF, jumlah bayi di Indonesia yang mendapatkan ASI eksklusif terus menurun. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) dari tahun 1997 hingga 2002, jumlah bayi usia 6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif menurun dari 7,9% menjadi 7,8%. Sementara itu, hasil SDKI 2007 menunjukkan penurunan jumlah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif hingga 7,2%. Pada saat yang sama, jumlah bayi dibawah 6 bulan yang diberi susu formula meningkat dari 16,7% pada tahun 2002 menjadi 27,9% pada tahun 2007. UNICEF menyimpulkan cakupan gizi eksklusif 6 bulan di Indonesia masih jauh dari rata-rata dunia yaitu 38%. Secara nasional cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia berfluktuasi dan menunjukkan kecenderungan menurun selama beberapa tahun terakhir, terlihat bahwa cakupan pemberian ASI eksklusif di seluruh Indonesia pada bayi 0-6 bulan turun dari 62,2% tahun 2007 menjadi 56,2% pada tahun 2008. Sedangkan cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai 6 bulan turun dari 28,6% pada tahun 2007 menjadi 24,3% pada tahun 2008 (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, 2010). Dari penelitian 900 ibu menyusui di ibukota besar di Indonesia diperoleh fakta 95% ibu menyusui, sebanyak 5% menyusui secara eksklusif (Roesli, 2000). Di Jawa Tengah ibu menyusui mencapai 65%, pemberian ASI eksklusif hanya mencapai 20,08%. Sedangkan di kota Semarang pemberian ASI eksklusif baru mencapai 33%. Beberapa faktor yang menghambat pemberian ASI eksklusif tersebut antara lain rendahnya pengetahuan ibu tentang manfaat ASI, cara menyusui yang benar, kurangnya konseling tentang laktasi sehingga timbul hambatan dalam menyusui, maka ibu menghentikan menyusui dan memberikan susu formula (Dinas Kesehatan, 2006). Setelah melahirkan, secara naluri setiap ibu pada dasarnya dapat menjalankan tugas untuk menyusui bayinya. Namun, untuk mempraktekkan bagaimana menyusui yang baik dan benar, setiap ibu perlu mempelajarinya. Menyusui dengan baik dan benar tidak hanya dilakukan pada ibu yang baru pertama kali hamil dan melahirkan, tetapi harus juga ibu-ibu yang melahirkan anak yang kedua dan seterusnya. Dikatakan demikian karena setiap bayi yang lahir merupakan individu tersendiri, yang mempunyai variasi dan spesifikasi tersendiri. Dengan demikian ibu perlu belajar berinteraksi dengan bayi yang baru lahir, agar dapat berhasil dalam menyusui. Diperlukan motivasi yang tinggi sejak dini dan dukungan serta bimbingan yang optimal dari keluarga, lingkungan dan tenaga kesehatan yang merawat ibu selama hamil, bersalin dan masa nifas agar tercapai program pemberian ASI yang optimal. Laktasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ASI. Bila manajamen laktasi tidak benar dapat menyebabkan antara lain puting lecet dan menjadikan ibu enggan menyusu, akan

39 berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada ransangan produksi ASI selanjutnya. Namun sering kali ibu-ibu kurang mendapatkan informasi tentang manfaat ASI dan teknik menyusui yang baik dan benar. Cara mendapatkan ASI yang optimal adalah dengan melakukan manajemen laktasi. Manajemen laktasi adalah suatu tatalaksana yang mengatur agar keseluruhan proses menyusui bisa berjalan dengan sukses, mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI, dimulai pada masa antenatal, perinatal dan postnatal (Dwi Sunar Prasetyono, 2009). Menyusui merupakan proses alamiah, namun untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan ibu mengenai menyusui yang baik dan benar. Dengan kata lain, bahwa pengetahuan mengenai cara menyusui yang benar sangat penting dalam proses menyusui. Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Perilaku yang didasari atas pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif akan bersifat menetap. Pengetahuan memiliki peranan penting untuk merubah sikap dan perilaku seseorang agar dapat mewujudkan hidup yang sehat terutama bagi ibu menyusui. Banyak faktor yang mempengaruhi ibu menyusui diantaranya adalah pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, jumlah anak, pola asuh dan sebagainya. Keberhasilan ibu dalam mempraktekkan pemberian ASI sangat tergantung pada pengetahun ibu baik tentang kesehatan, zat gizi yang dibutuhkan selama menyusui, prosedur menyusui yang baik dan benar serta manfaat ASI. Menurut Koencoroningrat yang dikutip oleh Nursalam Pariani (2008), bahwa pendidikan seseorang berpengaruh pada pengetahuannya, dimana semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang rendah akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai baru yang diperkenalkan sehingga pengetahuan juga menjadi kurang. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada Oktober 2012, didapatkan informasi dari kepala bagian perawatan ibu nifas Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi Makassar, masalah kejadian lecet pada puting susu dan pembengkakan pada payudara selalu ada dari tahun ke tahun. Sejauh ini pihak rumah sakit telah memiliki upaya untuk mengurangi masalah tersebut dengan melakukan perawatan payudara. Dan berdasarkan dari observasi yang dilakukan, posisi yang umum digunakan ibu saat menyusui adalah posisi berbaring dan dari hasil wawancara yang dilakukan didapatkan beragam jawaban seperti merasa enggan untuk menyusui karena terasa nyeri serta ASI yang tidak keluar khususnya pada ibu yang baru memiliki anak pertama. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hal-hal yang berhubungan dengan cara menyusui pada ibu post partum dan penulis memfokuskan pada pengetahuan yang dimiliki oleh ibu post partum dimana peneliti memilih Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi Makassar sebagai objek penelitian. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dimana merupakan rancangan penelitian yang bertujuan mencari hubungan antar variabel independen (pengetahuan ibu post partum) dengan variabel dependen (cara menyusui), dengan menggunakan pendekatan cross sectional yang merupakan penelitian yang menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen pada saat bersamaan (sekali waktu). Tempat penelitian adalah di ruang perawatan ibu nifas Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi Makassar. Alasan pemilihan lokasi penelitian tersebut atas dasar pertimbangan menghemat biaya dilihat dari

40 Hubungan Pengetahuan Ibu Post Partum Dengan... Meyke Rosdiana jarak yang dekat sehingga bisa ditempuh dengan berjalan kaki, selain itu sampel di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi Makassar lebih banyak. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5-12 Februari 2013. Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling. Sampel penelitian ini adalah semua ibu yang baru melahirkan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi Makassar yang diambil dengan menggunakan teknik Nonprobability Sampling jenis consecutive sampling. Pemilihan sampel dengan consecutive (berurutan) adalah pemilihan sampel dengan menetapkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu, yaitu sebanyak 48 responden dari jumlah rata-rata pasien 1 bulan untuk 6 bulan terakhir (Januari-Juni) yaitu 192 ibu melahirkan, jadi jumlah ratarata ibu melahirkan dalam 1 minggu adalah 192/4 minggu= 48 ibu. Sehingga ada 48 responden yang ingin dicapai peneliti selama 1 minggu (7 hari) berdasarkan kurun waktu yang ditetapkan peneliti. Pelaksanaan penelitian ini dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan dan pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden mengenai pengetahuan ibu post partum dan cara menyusui. Pernyataan yang terdapat dalam kuesioner tersebut dibuat berdasarkan pada bab II yaitu tinjauan tentang menyusui dan cara menyusui yang benar. Kuesioner dijawab dengan memberi tanda centang pada jawaban yang dipilih. Sebelum pengisian kuesioner, responden diberi penjelasan mengenai cara pengisian oleh peneliti. Lembar kuesioner terdiri atas kuesioner pengetahuan ibu post partum tentang menyusui yang terdiri atas 10 pernyataan tertutup dengan menggunakan skala Guttman dengan pilihan jawaban benar atau salah. Bentuk pernyataan dalam bentuk pernyataan positif dan pernyataan negatif. Untuk pernyataan positif (soal no. 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8 dan 9) penilaian skor diberikan dengan angka 2 dan 1. Nilai 2 untuk jawaban benar dan nilai 1 untuk jawaban salah. Sedangkan untuk pernyataan negatif (soal no. 5 dan 10) penilaian skor diberikan dengan angka 1 dan 2. Nilai 1 untuk jawaban benar dan nilai 2 untuk jawaban salah. Standar penilaian pengetahuan ibu post partum baik jika jawaban total responden mendapat skor > 15, sedangkan pengetahuan ibu post partum kurang jika total jawaban responden mendapat 15. Kuesioner cara menyusui yang terdiri atas 10 pernyataan menggunakan skala Likert dengan penilaian selalu = 3, kadang-kadang = 2, dan tidak pernah = 1. Data yang terkumpul akan dianalisis secara analitik dan interpretasi dengan menggunakan metode statistik yaitu dengan metode komputer SPSS versi 20.0 Windows. HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik Responden a. Berdasarkan kelompok umur ibu b. Berdasarkan pendidikan ibu c. Berdasarkan pekerjaan ibu 2. Hasil Analisa Variabel yang Diteliti a. Analisa Univariat 1. Tingkat pengetahuan 2. Cara menyusui b. Analisa Bivariat Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square dengan tingkat kemaknaan = 0,05, dimana nilai yang dipakai adalah nilai Continuity Correction diperoleh nilai X 2 hitung (6,115) dan X 2 tabel (3,481) artinya X 2 hitung > X 2 tabel sedangkan nilai p = 0,013 artinya p <. Sehingga Ha diterima dan Ho ditolak artinya ada hubungan pengetahuan ibu post partum dengan cara menyusui di Rumah RS. Ibu dan Pertiwi Makassar. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi Makassar didapatkan 41 (85,4%) responden dengan kategori pengetahuan baik dan cara menyusui yang benar. Menurut

41 teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2007) pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Perilaku yang didasari atas pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif akan bersifat menetap. Teori lain dikemukakan oleh Koecoroningrat yang dikutip oleh Nursalam Pariani (2008) bahwa pendidikan seseorang berpengaruh pada pengetahuannya, dimana semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang rendah akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai yang baru yang diperkenalkan sehingga pengetahuan juga menjadi kurang. Menurut asumsi peneliti hal ini disebabkan karena pengetahuan yang baik dapat dengan mudah mempengaruhi seseorang dalam mengimplementasikan sesuatu untuk menghasilkan hasil yang baik pula sekalipun pengetahuan yang dimiliki diperoleh dari media massa, informasi dari lingkungan sosial ataupun mempelajari secara langsung. Pengetahuan yang baik dengan cara menyusui yang benar terjadi karena pengetahuan merupakan suatu hal yang akan membentuk sikap dan perilaku secara positif. Ketika tingkat pengetahuan ibu sampai pada tahap aplikasi, artinya ibu mampu memahami tentang hal hal yang berkaitan dengan cara menyusui yang benar dan pentingnya ASI bagi bayinya, dengan sendirinya akan tumbuh dorongan dan rasa penuh percaya diri untuk memberikan ASI. Tingkat pendidikan seseorang juga dapat mempengaruhi pengetahuaannya, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka akan semakin mudah bagi orang tersebut menerima informasi dan akan memberikan respon yang lebih rasional. Hal ini dapat dilihat dari data pada karakteristik responden dimana sebagian besar responden berada pada tingkat pendidikan S1 yaitu 21 (43,8%) responden. Data yang diperoleh dari hasil penelitian di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi Makassar menunjukkan bahwa 5 (10,4%) responden dengan pengetahuan baik tetapi cara menyusui kurang benar. Menurut teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2003) bahwa perubahan atau tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang dihasilkan oleh pendidikan kesehatan didasarkan pengetahuan dan kesadaran melalui proses pembelajaran sehingga perilaku tersebut diharapkan akan berlangsung lama (long lasting) dan menetap karena didasari oleh kesadaran. Teori lain dikemukakan oleh G.J Ebrahim (1978) dalam buku Arini H. (2012) bahwa faktor emosional dan sosial menunjang keberhasilan pemberian ASI. Salah satu faktor yang dapat disebutkan diantaranya nasihat dan pengalaman selama masa kehamilan, persalinan terutama pengalaman menyusui pertamanya. Menurut asumsi peneliti meskipun pengetahuan ibu baik tentang menyusui, tetapi tidak selamanya akan menjamin bahwa ibu juga akan melakukan cara menyusui yang benar. Hal ini bisa dipengaruhi kurangnya kesadaran dalam diri ibu untuk meningkatkan status kesehatan pada bayinya dimana pengetahuan yang baik harus diiringi dengan kesadaran untuk berperilaku positif sehingga tidak akan bersifat sementara. Selain itu, menyusui berkaitan dengan interaksi antara ibu dan bayi. Ketika ibu menyusui, bayi dapat merasakan emosi ibunya. Jika ibu merasa tenang atau merasakan yang sebaliknya dalam memberikan ASI maka rasa itu bisa ditangkap oleh bayi. Sehingga tidak mengerankan jika bayi kemudian menjadi rewel bahkan mungkin malas menyusu dan menolak ASI. Dan dapat disimpulkan secara keselurahan proses menyusui akan terganggu. Disamping itu terdapat 2 (4,2%) responden dengan pengetahuan kurang dan cara menyusui kurang benar. Menurut teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2007) bahwa perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langsung daripada perilaku yang

42 Hubungan Pengetahuan Ibu Post Partum Dengan... Meyke Rosdiana tidak didasari oleh pengetahuan. Teori lain yang dikemukakan oleh Dewi dan Wawan (2010) mengungkapkan bahwa pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek ini akan menentukan sikap seseorang, dimana semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu dan begitupun sebaliknya. Melihat hal tersebut peneliti berasumsi bahwa cara menyusui ibu kurang benar dikarenakan kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh ibu, seperti yang dijelaskan diatas bahwa pengetahuan akan mempengaruhi seseorang dalam menentukan hal yang akan dilakukannya serta hasil akhirnya. Ketika ibu tahu tentang cara menyusui yang baik dan benar serta manfaatnya, dengan sendirinya ibu akan bersikap positif terhadap hal tersebut. Atas sikap positif yang dimliki oleh ibu, maka akan ada kecenderungan untuk bertindak lebih baik lagi guna memenuhi kebutuhan bayi yaitu memberikan ASI yang seoptimal mungkin melalui cara menyusui yang benar. Untuk menganalisis hubungan pengetahuan ibu post partum dengan cara menyusui di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi Makassar, peneliti menggunakan uji statistik Chi Square dengan uji alternatif Continuity Correction sehingga diperoleh nilai X 2 hitung = 6,115 > X 2 tabel = 3,481 didukung pula nilai p = 0,013 < = 0,05. Kedua hal ini menunjukkan bahwa X 2 hitung > X 2 tabel dan nilai p <, maka hipotesis nol (H 0 ) ditolak dan hipotesis alternatif (H a ) diterima, dengan demikian hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan ibu post partum dengan cara menyusui di Rumah sakit Ibu dan Anak Pertiwi Makassar. Sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Perinasia (2004) bahwa menyusui adalah suatu seni yang harus dipelajari kembali. Untuk keberhasilan menyusui tidak diperlukan alatalat yang khusus dan biaya yang mahal karena yang diperlukan hanyalah pengetahuan tentang menyusui, kesabaran, waktu dan lingkungan terutama keluarga. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupan dengan cara yang paling sehat. Dengan menyusui dengan cara- cara yang sebenarnya tidak saja memberikan kesempatan pada bayi untuk tumbuh menjadi manusia yang sehat secara fisik, tetapi juga lebih cerdas, mempunyai emosional yang lebih stabil, perkembangan spiritual yang positif, serta perkembangan sosial yang lebih baik. KESIMPULAN 1. Pengetahuan ibu post partum sebagian besar menunjukkan pengetahuan yang baik. 2. Ibu post partum sebagian besar melakukan cara menyusui yang benar. 3. Ada hubungan antara pengetahuan ibu post partum dengan cara menyusui. SARAN 1. Bagi ibu post partum, agar memperhatikan dan menerapkan cara menyusui yang benar karena ASI mengandung semua zat gizi yang diperlukan oleh pertumbuhan dan perkembangan bayi. 2. Bagi petugas kesehatan terutama perawat dan bidan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi Makassar agar terus memberi informasi melalui penyuluhan yang lebih intensif tentang pentingnya menyusui dan cara menyusui yang benar serta memberi dorongan kepada para ibu khususnya ibu post partum, agar dapat mengimplementasikan cara menyusui yang benar dengan baik, sehingga bayi mendapatkan ASI yang optimal. 3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan agar dapat melakukan penelitian pada faktor-faktor lain selain pengetahuan ibu post partum misalnya faktor pendidikan, pekerjaan, stress pada ibu dan dilaksanakan dengan jumlah responden yang lebih banyak. Dan juga memperhatikan homogenitas responden

43 dari kelompok ibu yang baru memiliki anak pertama dan kelompok ibu yang telah memiliki beberapa anak, sehingga data yang diperoleh lebih lengkap dan dapat dikembangkan lebih luas terutama untuk meningkatkan hasil penelitian selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Dahlan, M. Sopiyudin. (2011). Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. Hidayat, A. Aziz Alimul. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data, Jakarta: Salemba Medika. H, Arini. (2012). Mengapa Seorang Ibu harus Menyusui?. Jogjakarta: FlashBooks. M.T, Indiarti. (2012). Panduan Paling Komplit Kehamilan, Persalinan, Perawatan Bayi. Yogyakarta: pelangi Indonesia. Notoatmojo, S. (2003). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Arcan.. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rieka Cipta. Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Perinasia. 1994. Melindungi, Meningkatkan Perilaku Kesehatan. Jakarta: CV Infomedika.. (2004), Bahan Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta: EGC. Proverawati, Atikah SKM.MPH dan Rahmawati, Eni S.Kep.Ns. (2010). Kapita Selekta ASI & Menyusui, Yogyakarta: Nuha Medika. Riksani, Ria A.Md.Bid. (2012). Keajaiban ASI (Air Susu Ibu). Cipayung - Jakarta Timur: Dunia Sehat. Simkim, Penny Dkk. (2007). Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan, & Bayi. Jakarta: Arcan. Soetjiningsih.1997. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC. Utami, Roesli. (2000). Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya. Angsuko, Dhames Vidya. (2009). Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Cara Menyusui Dengan Perilaku Menyusui Bayi Usia 0-6 bulan di Bidan Yuda Klaten. http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=detail&d_id=15093. Diakses pada tanggal 20 Noveber 2012. Kurniawati, Titik dan Astuti, I.Dwi. (2011). Analisa Hubungan Pengaruh Cara Menyusui Dengan Kejadian Payudara Bengkak Pada Ibu Post Partum. Jurnal Kebidanan: Akademi kebidanan Abdi Husada Semarang. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2012. Maskanah, Siti. (2012). Hubungan Pengetahuan Tentang Cara Menyusui Yang Benar Dengan Perilaku Menyusui. http://lib.umpo.ac.id/gdl/files/disk1/4/j kptumpo-gdl-sitimaskan-188-1- abstrak-i.pdf. Diakses pada tanggal 5 Maret 2013. Nahawardani, D.Putri. (2011). Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Terhadap Tehnik Pemberian ASI (Laktasi) di Wilayah Kerja Puskesmas Padang serai Kota Bengkulu. Jurnal KTI: FIKES UMB. Diakses pada tanggal 23 Oktober 2012. Sopiandi, Yovie. (2012). BAB II Tinjauan Pustaka. http://www.slideshare.net/yoviesopi andi/bab-ii-kti. Diakses pada tanggal 15 Novemver 2012.

44 Hubungan Pengetahuan Ibu Post Partum Dengan... Meyke Rosdiana Lampiran : Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Ibu Post Partum di RS. Ibu dan Anak Pertiwi Makassar 2013 Umur (tahun) Frekuensi Persentase % 17-20 2 4,2 21-24 5 10,4 25-28 13 27,1 29-32 15 31,3 33-36 7 14,6 37-40 4 8,3 41-44 2 4,2 Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu Post Partum di RS. Ibu dan Anak Pertiwi Makassar 2013 Pendidikan Frekuensi Persentase % SD 2 4,2 SMP 4 8,3 SMA 14 29,2 D2 2 4,2 D3 4 8,3 S1 21 43,8 S2 1 2,1 Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu Post Partum di Ibu RS. Ibu dan Anak Pertiwi Makassar 2013 Pekerjaan Frekuensi Persentase % IRT 26 54,2 Guru 2 4,2 Bidan 1 2,1 Perawat 1 2,1 PS 4 8,3 PNS 14 29,2

45 Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Post Partum di RS. Ibu dan Anak Pertiwi Makassar 2013 Pengetahuan Frekuensi Persentase % Baik 46 95,8 Kurang 2 4,2 Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Cara Menyusui di RS. Ibu dan Anak Pertiwi Makassar 2013 Cara Menyusui Frekuensi Persentase % Benar 41 85,4 Kurang Benar 7 14,6 Tabel 6 Hubungan Pengetahuan Ibu Post Partum Dengan Cara Menyusui di RS. Ibu dan Anak Pertiwi Makassar 2013 Pengetahuan Ibu Post Partum Cara Menyusui Benar Kurang Benar Total F % f % N % Baik 41 85,4% 5 10,4% 46 95,8% Kurang 0 0,0% 2 4,2% 2 4,2% Jumlah 41 85,4% 7 14,8% 48 100% p = 0,013