BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator. Kinerja Utama

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator Kinerja Utama. Penetapan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Kebijakan Penanaman Modal PEMERINTAH

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun

BAB I PENDAHULUAN. fungsi yang sangat signifikan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan tidak bisa digantikan

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN

BUPATI GRESIK PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

P. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENANAMAN MODAL SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

(Laporan Kinerja Instansi Pemerintah) LKIP 2016 BAB I PENDAHULUAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU SATU PINTU

1.1. GAMBARAN UMUM BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI GORONTALO

RENCANA STRATEGIS DINAS PENANAMAN MODAL, PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DAN TENAGA KERJA KABUPATEN TUBAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

pengendalian penanaman modal; dengan tugas pokok fungsinya.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 70 TAHUN 2016

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 171 TAHUN 1999 TENTANG BADAN PENANAMAN MODAL DAN PEMBINAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

GUBERNUR SUMATERA BARAT,

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 183 TAHUN 1998 TENTANG BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

Ikhtisar Eksekutif. vii

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

BAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI PAPUA

bantuan hukum, pengkajian hukum serta dokumentasi,

Walikota Tasikmalaya

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

Laporan Kinerja Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

LAPORAN KINERJA (LKj) BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU (BPMP2T) KABUPATEN SIAK TA 2015

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TUGAS POKOK DAN FUNGSI Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR : 7 TAHUN 2001 TENTANG

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2015

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

LAPORAN KINERJA BADAN Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu TAHUN 2014

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU TAHUN 2016

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

Renja BPMPP BAB I

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH

KATA PENGANTAR. Rengat, Oktober 2016 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAERAH DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN INDRAGIRI HULU

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN SUKOHARJO

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

1. Visi BKPM Terwujudnya Iklim Penanaman Modal Yang Berdaya Saing Untuk Menunjang Kualitas Perekonomian Nasional.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI PULANG PISAU,

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 63 TAHUN 2012

2. Sub Bidang Penataan Infrastruktur Wilayah. d. Bidang Perekonomian membawahkan : 1. Kepala Sub Bidang Perindustrian, Perdagangan dan Investasi; 2. K

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penanaman modal atau investasi adalah salah satu penggerak utama pertumbuhan ekonomi suatu negara. Tantangannya adalah bagaimana meningkatkan minat calon penanam modal (investor) dalam negeri dan luar negeri untuk menanamkan modalnya di suatu daerah. Upaya ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu kepastian hukum, stabilitas politik, keamanan, serta kebijakan pemerintah. Faktor-faktor ini dalam lima tahun ke depan masih memerlukan perhatian khusus dalam rangka meningkatkan investasi di Provinsi Kalimantan Tengah. Perhatian ini perlu direncanakan, dilaksanakan, dipantau, dan dievaluasi setiap tahunnya. Kepastian hukum sangat dibutuhkan dalam upaya menarik minat penanam modal. Ini ditandai oleh keselarasan regulasi bidang penanaman modal, baik di tingkat nasional maupun daerah. Sebaliknya, produk - produk hukum yang tumpang - tindih atau saling bertentangan akan membingungkan dan menyulitkan penanam modal (investor) dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya. Karena itu, pembenahan legislasi bidang penanaman modal perlu dilakukan. Faktor lain, yang tidak kalah penting adalah stabilitas politik dan keamanan. Dari pelaksanaan tugas di bidang penanaman modal pada tahun - tahun sebelumnya dapat disimpulkan bahwa salah satu penyebab tidak kondusifnya iklim investasi di Provinsi Kalimantan Tengah adalah karena masih kekurangan pemahaman yang sama dari masyarakat akan arti pentingnya investasi bagi pemulihan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Ini ditandai dengan adanya gangguan - gangguan dari sebagian masyarakat; harga tanah yang tidak rasional; serta penolakan lainnya yang menyebabkan penanaman modal terhambat LKIP 2016 BPMDP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 1

melakukan kegiatan investasi atau perluasan usaha di Provinsi Kalimantan Tengah. Karena faktor ini tidak dapat langsung dikendalikan oleh badan nasional/daerah bidang penanaman modal, tetapi diperlukan koordinasi aktif dengan kepolisian, pemerintah kabupaten/kota, pemerintah di tingkat desa/kampung hingga dengan masyarakat luas secara berkesinambungan. Selanjutnya yang menjadi faktor pendukung bagi kegiatan penanaman modal adalah kebijakan pemerintah. Prinsip dasarnya adalah bahwa kegiatan penanaman modal akan semakin besar kualitas dan kuantitasnya jika pemerintah mempermudah perizinan dan pelayanan lain di bidang penanaman modal. Karena itu, upaya perbaikan regulasi untuk meningkatkan minat calon penanam modal baru terus dilakukan berdasarkan masukan dari dunia usaha dan belajar dari pengalaman dari Negara lain. Sebagaimana telah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir, berbagai investasi di Provinsi Kalimantan Tengah perlu didorong untuk terus berkembang. Investasi pihak swasta perlu ditumbuhkembangkan karena investasi dari pemerintah sangat terbatas seperti penyediaan sarana dan prasarana umum (infrastruktur). Selain itu, peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kerja lokal untuk mengisi pasar tenaga kerja lokal juga dilakukan secara beriringan agar kegiatan penanaman modal di Provinsi Kalimantan Tengah dapat betul-betul dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Dengan lahirnya Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah No. 4 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, maka Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan diubah namanya menjadi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Tengah sehingga dapat bertugas lebih mandiri untuk melaksanakan penyusunan perencanaan Penanaman Modal secara makro; mengidentifikasi potensi unggulan daerah; melakukan kegiatan promosi potensi daerah; menyusun regulasi perizinan penanaman modal; sekaligus melakukan pengendalian dan pengawasan serta LKIP 2016 BPMDP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2

kerjasama dalam bidang penanaman modal, serta melaksanakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu secara optimal. Untuk tercapainya peningkatan investasi di Provinsi Kalimantan Tengah, perlu dibuat suatu acuan dalam pelaksanaan tugas Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan Provinsi Kalimantan Tengah agar dapat dijadikan sebagai sumber peningkatan pendapatan daerah dan pendapatan untuk kesejahteraan masyarakat. Acuan yang digunakan adalah dalam bentuk Rencana Strategis (Renstra) yang menggambarkan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan pada Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan Provinsi Kalimantan Tengah. Rencana Strategis Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan Provinsi Kalimantan Tengah kemudian diwujudkan dengan berbagai program dan kegiatan setiap tahun selama lima tahun. Tahun 2016 adalah tahun kelima pelaksanaan Rencana Strategis Badan Penanaman Modal Daerah dan Provinsi Kalimantan Tengah yang perlu dilaporkan akuntabilitasnya melalui suatu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP). 1.2. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Sebagai tindak lanjut Undang - Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara republik Indonesia Nomor 5887), maka berdasarkan hal tersebut ditetapkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah No. 4 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah. Seharusnya berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah No. 4 Tahun 2016 tersebut, Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan atau Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Tengah seharusnya mempunyai tugas pokok LKIP 2016 BPMDP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 3

menyelenggarakan urusan pemerintah bidang penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu yang baru. Penyesuaian Tugas pokok dan fungsi yang baru tersebut belum di bahas dalam LKIP ini dikarenakan belum adanya penyesuaian/ perubahan nomenklatur Badan Penanaman Modal yang baru maka untuk pelaporan LKIP Tahun 2016 ini, Badan Penanaman Modal Daerah Dan Perizinan Provinsi Kalimantan Tengah tetap menggunakan tupoksi yang lama yaitu berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor : 27 Tahun 2013 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan Provinsi Kalimantan Tengah. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, BPMDP menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan kebijakan teknis di bidang penanaman modal daerah ; b. penyelenggaraan promosi baik di dalam negeri maupun luar negeri dalam rangka menarik minat penanaman modal; c. penciptaan iklim usaha sesuai kebijakan Gubernur dan ketentuan perundang-undangan; d. perumusan kebijakan dan pelaksanaan kerjasama dengan Negara/Provinsi/ Kabupaten/Kota atau badan/lembaga baik di dalam negeri maupun luar negeri di bidang penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu; e. penyusunan kebijakan terhadap pelayanan perizinan dan fasilitasi serta pelayanan teknis dan bisnis di bidang penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu; f. penyelenggaraan pelayanan penanaman modal daerah dan pelayanan perizinan terpadu; g. pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan kegiatan penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu; h. pelayanan informasi di bidang penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu kepada masyarakat melalui multimedia; LKIP 2016 BPMDP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 4

i. pembinaan, pelayanan, pengawasan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan penanaman modal daerah dan pelayanan perizinan terpadu; dan j. penyelenggaraan urusan kesekretariatan Badan. Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud, BPMDP mempunyai kewenangan sebagai berikut : a. penyelenggaraan kerjasama dalam bidang penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu dengan Kabupaten/Kota; b. perumusan kebijakan dalam rencana penanaman modal Provinsi dan Perizinan Terpadu; c. pengidentifikasian sumber-sumber potensi daerah secara menyeluruh untuk kepentingan perencanaan dan pengendalian pembangunan penanaman modal Provinsi secara makro; d. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan promosi penanaman modal perdagangan dan pariwisata Provinsi; e. pemberian pelayanan perizinan terpadu di bidang penanaman modal di daerah; f. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu di bidang Penanaman Modal di daerah; g. penyediaan dukungan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis di bidang penanaman modal dan perizinan; h. penyelenggaraan sistem informasi di bidang penanaman modal dan perizinan; i. perencanaan tata ruang bidang penanaman modal Provinsi; dan j. promosi dan informasi penanaman modal. Kepala Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan mempunyai tugas memimpin, membina mengoordinasikan, merencanakan serta menetapkan program kerja, tata kerja, dan mengembangkan semua kegiatan penanaman modal dan perizinan terpadu di bidang LKIP 2016 BPMDP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 5

penanaman modal di daerah serta bertanggung jawab atas terlaksananya tugas pokok dan fungsi Badan,. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Kepala Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan, menyelenggarakan fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang penanaman modal dan perizinan sesuai dengan kebijaksanaan yang di tetapkan oleh Gubernur berdasarkan peraturan yang berlaku; b. Pemberian pelayanan perizinan terpadu di bidang penanaman modal sesuai ketentuan peraturan perundangan yang belaku; c. Pembinaan teknis di bidang penanaman modal dan perizinan lintas Kabupaten/Kota; d. Perencanaan pengembangan dan penggalian sumber-sumber potensi daerah; e. Koordinasi pelaksanaan kegiatan promosi penanaman modal daerah perdagangan dan pariwisata provinsi; f. Pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan penanaman modal dan perizinan di bidang penanaman modal di daerah; dan g. Penyelenggaraan urusan ketatausahaan Badan. Sekretariat mempunyai tugas mengoordinasikan penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu dan tugas pelayanan administratif serta perlengkapan, keuangan, kepegawaian, ketatausahaan, protokol, humas dan rumah tangga, organisasi, tatalaksana dan analisis jabatan serta dokumentasi peraturan perundang-undangan pada BPMDP. Sekretariat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud yaitu, menyelenggarakan fungsi : a. Pengoordinasikan penyusunan program dan anggaran BPMDP; b. Mengoordinasikan penyusunan pelaporan BPMDP; c. Mengoordinasikan, dan sinkronisasi kegiatan di lingkungan BPMDP; d. Pengoordinasikan, rencana dan perumusan kebijakan teknis BPMDP; LKIP 2016 BPMDP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 6

e. Pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana dan kepegawaian; f. Pelaksanaan urusan administrasi keuangan; g. Pelaksanaan urusan umum, rumah tangga dan perlengkapan; h. Pelaksanaan urusan penataan organisasi, tatalaksana dan analisis jabatan; i. Dokumentasi peraturan perundang-undangan; dan j. Pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. Bidang Pengembangan Iklim Investasi Bidang Pengembangan Iklim Investasi mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan kebijakan penanaman modal, konsolidasi dan mengkaji rencana investasi. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Pengembangan Iklim Investasi, menyelenggarakan fungsi : 1. penyelenggaraan sosialisasi kebijakan Penanaman Modal; 2. pengembangan iklim usaha serta langkah-langkah reformasi dan deregulasi di bidang penanaman modal; 3. pelaksanaan pengkajian dan pengembangan potensi sumber daya daerah dan identifikasi peluang-peluang penanaman modal; 4. pengembangan potensi dan peluang penanaman modal di daerah dengan memberdayakan badan usaha melalui pembinaan penanaman modal antara lain meningkatkan kemitraan, daya saing, serta menyebarkan informasi sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan; dan 5. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. Bidang Perizinan dan Fasilitasi Bidang Perizinan dan Fasilitasi mempunyai tugas di bidang teknis operasional pelayanan perizinan terpadu, mengawasi dan mengoordinasi pelaksanaan proses pelayanan perizinan dan non perizinan, melakukan LKIP 2016 BPMDP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 7

kerjasama memfasilitasi Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, Simplipikasi (KISS) PMA/PMDN untuk tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota di bidang penanaman modal. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Perizinan dan Fasilitas, menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan program kegiatan, Standar Pelayanan Publik, dan Standar Operasional Prosedur Perizinan dan Non Perizinan; b. penyelenggaraan pelayanan administrasi perizinan dan non perizinan secara terpadu termasuk Tenaga Kerja Asing dan Tenaga Kerja Indonesia; c. pelaksanaan koordinasi proses pelayanan perizinan dan non perizinan secara terpadu; d. pengelolaan sistem informasi pelayanan perizinan dan non perizinan secara elektronik; e. pengelolaan pelayanan pengaduan masyarakat di bidang penanaman modal; f. pelaksanaan pemrosesan pemberian fasilitas penanaman modal sesuai ketentuan yang berlaku; g. pelaksanaan kerjasama dengan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan pelayanan fasilitasi kepada para investor; h. pemantauan dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan pelayanan perizinan dan non perizinan serta fasilitasi Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, Simplipikasi (KISS); dan i. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. Bidang Promosi dan Kerjasama Bidang Promosi dan Kerjasama mempunyai tugas kegiatan promosi, penerangan, komunikasi dan kerjasama penanaman modal di dalam dan di luar negeri guna meningkatkan dan mengarahkan investasi serta memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada calon penanam modal. LKIP 2016 BPMDP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 8

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Promosi dan Kerjasama, menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan program promosi dan kerjasama ekonomi di bidang penanaman modal; b. penyiapan bahan kebijaksanaan penanaman modal dalam menghadapi forum Internasional; c. pelaksanaan kerjasama bilateral, regional dan multi nasional di bidang penanaman modal; d. pelaksanaan promosi penanaman modal di dalam dan di luar negeri; e. pelaksanaan penyebarluasan Informasi penanaman modal melalui multi media; f. pemanfaatan peluang kerjasama teknik dan ekonomi untuk mendukung pengembangan penanaman modal. g. pelaksanaan kerjasama pengelolaan bidang penanaman modal dengan Kabupaten/Kota; dan h. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. Bidang Pegawasan dan Pengendalian Bidang Pengawasan dan Pengendalian mempunyai tugas pembinaan, pengawasan, pemantauan dan pelaporan atas pelaksanaan penanaman modal. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Pengawasan dan Pengendalian, menyelenggarakan fungsi : 1. pengumpulan data tentang rencana pelaksanaan penanaman modal; 2. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap realisasi pelaksanaan penanaman modal; 3. pemberian pelayanan administrasi dan kerjasama dengan kabupaten/kota untuk menyelesaikan masalah yang timbul dalam rangka pelaksanaan penanaman modal (PMA/PMDN); 4. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan PMA/PMDN sesuai kewenangan; LKIP 2016 BPMDP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 9

5. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan pemanfaatan fasilitas penanaman modal yang diberikan pemerintah; 6. pelaksanaan analisis / pengolahan data terhadap pelaksanaan pemanfaatan fasilitas penanaman modal yang diberikan pemerintah dan terhadap penyelesaian tindak lanjut; 7. penyusunan statistik dan laporan penanaman modal; dan 8. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. 1.3. Aspek Strategis Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-1019 Sesuai dengan visi pembangunan Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong, maka Pembangunan Nasional 2015-2019 akan diarahkan untuk mencapai sasaran utama yang mencakup: 1. Sasaran Makro; 2. Sasaran Pembangunan Manusia dan Masyarakat: 3. Sasaran Pembangunan Sektor Unggulan; 4. Sasaran Dimensi Pemerataan; 5. Sasaran Pembangunan Wilayah dan Antarwilayah; 6. Sasaran Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan Mengacu pada poin ketiga di atas dapat dilihat bahwa peran strategis Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan Provinsi Kalimantan Tengah yang dalam bidang penanaman modal untuk mewujudkan iklim investasi dan usaha sebagai prioritas yang direncanakan dalam jangka waktu lima tahun (jangka menengah) sehingga terciptanya seektor unggulan yang dapat meningkatkan investasi. LKIP 2016 BPMDP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 10

Sedangkan dalam Program Nasional berdasarkan RKP Tahun 2016 Penanaman Modal itu sendiri memiliki 3 (tiga) Program Nasional, dimana program tersebut adalah : 1. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi ; 2. Program Peningktan Promosi dan Kerjasama investasi; dan 3. Program peningkatan Kualitas Pelayanan Publik. Ketiga Program prioritas tersebut telah tertuang dalam program dan kegiatan yang ada di Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan Provinsi Kalimantan Tengah, dimana program dan kegiatan tersebut meliputi : 1. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi ; a. Evaluasi perijinan ijin usaha tetap (IUT) yang dikeluarkan oleh BKPM pada perusahaan PMA/PMDN b. Evaluasi ijin tenaga kerja asing (TKA) dan pendataan/inventarisasi tenaga kerja indonesia (TKI) pada perusahaan PMA/PMDN di Kab./Kota se Kalteng c. Satuan Tugas (Task Force) penanaman modal se Kalteng d. Inventarisasi dan evaluasi fasilitas barang modal (masterlist) yang di import oleh perusahaan PMA/PMDN e. Pembinaan dan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan kegiatan perusahaan PMA/PMDN f. Penyusunan data perkembangan realisasi penanaman modal PMA/PMDN. 2. Program Peningktan Promosi dan Kerjasama investasi; dan a. Penyelenggaraan pameran investasi di dalam negeri b. Pameran dagang dan promosi c. Gelar potensi investasi daerah (GPID) d. Kalimantan tengah Expo di Palangka Raya e. Fasilitasi/koordinasi kerjasama di bidang penanaman modal f. Penyusunan leaflet, booklet potensi dan peluang investasi LKIP 2016 BPMDP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 11

3. Program peningkatan Kualitas Pelayanan Publik (pelayanan secara terpadu) a. Cek lapangan ke perusahaan dalam rangka pelayanan perizinan b. Pendataan jenis dan jumlah perizinan PMA/PMDN se Kalteng c. Pengadaan leaflet/booklet untuk PTSP d. Sosialisasi Pergub PTSP di bidang penanaman modal e. Pengadaan SPP dan SOP untuk PTSP f. Pelayanan publikasai PTSP g. Forum PTSP di bidang penanaman modal h. Penyediaan tenaga pengelola PTSP Dari kegiatan yang menunjang terlaksanannya program nasional dimaksd, ada beberapa kegiatan yang tidak dapat di laksanakan dikarenakan adanya rasionalisasi anggaran pada tahun 2016. Sehingga target yang sebelumnya di rencanakan tidak dapat tercapai sepenuhnya. 1.4. Struktur Organisasi Semua tugas, fungsi, dan kewenangan yang disebutkan di atas dikelola melalui struktur organisasi yaitu: 1. Kepala Badan; 2. Sekretariat; 3. Bidang Pengembangan Iklim Investasi; 4. Bidang Perizinan dan Fasilitasi; 5. Bidang Promosi dan Kerjasama; 6. Bidang Pengawasan dan Pengendalian; LKIP 2016 BPMDP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 12

LKIP 2016 BPMDP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 13

1.5. Sistematika Penyajian Pada dasarnya laporan akuntabilitas ini memberikan penjelasan mengenai pencapaian kinerja Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan Provinsi Kalimantan Tengah selama Tahun 2016. Capain kinerja (performance result) Tahun 2015 tersebut diperbandingkan dengan Penetapan Kinerja (performance agreement) Tahun 2016 sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang. Sistematika penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan Tahun 2016 berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah. Adapun sistematika penyajian laporan ini adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, aspek strategis Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan Provinsi Kalimantan Tengah, serta struktur organisasi; Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan secara ringkas dokumen perencanaan yang menjadi dasar pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 meliputi Rencana Strategis Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 2021, Indikator Kinerja Utama (IKU), dan Penetapan Kinerja Tahun 2016. Bab III Akuntabilitas Kinerja Tahun 2016, menjelaskan analisis pencapaian kinerja Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian sasaran strategis untuk Tahun 2016. LKIP 2016 BPMDP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 14

Bab IV Penutup, menjelaskan kesimpulan menyeluruh dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang. LKIP 2016 BPMDP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 15