BERITA DAERAH KOTA BEKASI

dokumen-dokumen yang mirip
KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 (Rp)

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

KERTAS KERJA PENYUSUNAN NERACA KONSOLIDASI POSISI PER TANGGAL.

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

LAPORAN REALISASI ANGGARAN Untuk Tahun yang Berakhir Sampai Dengan Tanggal 31 Desember 2015 (dalam rupiah dan persen)

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

BAB XV SISTEM AKUNTANSI LAPORAN KONSOLIDASIAN

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian prosedur menurut M. Nafarin (2010:25) adalah :

Anggaran Realisasi Realisasi Cat

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

KABUPATEN SUBANG N E R A C A DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PER 31 DESEMBER TAHUN 2015 DAN TAHUN 2014

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU. Laporan. Standar Akuntansi. Penyajian.

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

BAB I KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

LAPORAN OPERASIONAL. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 60

NERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 1 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN BUPATI PEMALANG TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi

2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana sampai dengan 31 Desember 2016.

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 18 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012.

LAPORAN KEUANGAN POKOK

LAPORAN KEUANGAN POKOK

Kata Pengantar. Binjai, 27 Februari 2017 Pengguna Anggaran. Ir. Dewi Anggeriani NIP

BUNGA RAMPAI STUDI KASUS AKUNTANSI PEMERINTAHAN TAHUN 2016

6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL

: : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 6 ayat (3)

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR : 12 Tahun 2014 TANGGAL : 30 Mei 2014 TENTANG : KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA BOGOR

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp)

LAPORAN KEUANGAN 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN


LAPORAN REALISASI ANGGARAN

DAFTAR ISI. Halaman I. DAFTAR ISI... i II. DAFTAR TABEL... iii III. DAFTAR LAMPIRAN... iv

WALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA LANGSA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PSAP 13 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM (BLU)

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NERACA KOMPARATIF

LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SIDOARJO

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

B E R I T A D A E R A H N US A TENGGARA BARAT

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

draft BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 87 TAHUN 2016 TENTANG SISTIM PROSEDUR AKUNTANSI PENDAPATAN DAERAH

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 15 LAPORAN KONSOLIDASIAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 029 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BERBASIS AKRUAL

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA INSPEKTORAT KABUPATEN N E R A C A PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam Rupiah)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BUPATI MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS,

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

HUBUNGAN STANDAR DAN SISTEM AKUNTANSI. Standar Akuntansi

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 52 2016 SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA BEKASI. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BEKASI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pengelolaan keuangan daerah serta mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, maka Peraturan Wali Kota Bekasi Nomor 49 Tahun 2015 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota Bekasi dipandang perlu untuk diubah; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan untuk tertib administrasi pengelolaan keuangan daerah, maka perubahan dimaksud perlu ditetapkan dengan Peraturan Wali Kota. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1996 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Bekasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3663); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 1

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 8. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292), Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502); 2

10. Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5272); 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah; 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; 17. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 04 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Bekasi Tahun 2007 Nomor 4 Seri A) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 16 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 04 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Bekasi Tahun 2015 Nomor 16 Seri A). 3

Memperhatikan : Berita Acara Rapat Penyusunan Peraturan Wali Kota tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota Bekasi Nomor : 900/492/AKUN tanggal 28 Juni 2016. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALI KOTA TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA BEKASI. Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Walikota Bekasi Nomor 49 Tahun 2015 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota Bekasi (Berita Daerah Kota Bekasi Tahun 2013 Nomor 38 Seri E) diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : 1. Ketentuan Lampiran II diubah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini. 2. Ketentuan Lampiran III diubah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini. 3. Ketentuan Lampiran IV diubah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini. 4. Ketentuan Lampiran V diubah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini. 5. Ketentuan Lampiran VIII diubah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini. 6. Ketentuan Lampiran X diubah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini. 7. Ketentuan Lampiran XII diubah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini. Pasal II Peraturan Wali Kota ini mulai berlaku pada saat diundangkan. 4

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Wali Kota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Bekasi. Ditetapkan di Bekasi pada tanggal 17 Oktober 2016 WALI KOTA BEKASI, Ttd/Cap Diundangkan di Bekasi pada tanggal 17 Oktober 2016 RAHMAT EFFENDI SEKRETARIS DAERAH KOTA BEKASI, Ttd/Cap RAYENDRA SUKARMADJI BERITA DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2016 NOMOR 52 SERI E 5

LAMPIRAN II PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 52 TAHUN 20162016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA BEKASI. A. Pendahuluan 1. Tujuan KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN Kebijakan akuntansi pelaporan keuangan ini mengatur penyajian laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statements) dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan keuangan baik terhadap anggaran, antar periode, maupun antar entitas. Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan termasuk lembaga legislatif sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang - undangan. Untuk mencapai tujuan tersebut, kebijakan akuntansi ini menetapkan seluruh pertimbangan dalam rangka penyajian laporan keuangan, pedoman struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimal isi laporan keuangan. Laporan keuangan disusun dengan menerapkan basis akrual. Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan transaksi-transaksi spesifik dan peristiwa - peristiwa yang lain, mempedomani standar akuntansi pemerintahan. 2. RuangLingkup Kebijakan akuntansi ini berlaku untuk entitas pelaporan danentitas akuntansi dalam menyusun laporan keuangan. Entitas pelaporan yaitu Pemerintah Daerah Kota Bekasi, sedangkan entitas akuntansi yaitu SKPD dan PPKD. Tidak termasuk perusahaan daerah. 3. Basis Akuntansi 6

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan Pemerintah Daerah Kota Bekasi yaitu basis akrual. Namun, dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasar basis kas, maka LRA disusun berdasarkan basis kas. B. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, saldo anggaran lebih, arus kas, hasil operasi, dan perubahan ekuitas suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan pemerintah daerah adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitasentitaspelaporanatassumberdaya yang dikelola, dengan: 1) Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas pemerintah daerah; 2) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas pemerintah daerah; 3) Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya ekonomi; 4) Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggaran yang ditetapkan; 5) Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kas nya; 6) Menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah daerah untuk membiayai penyelenggaraan kegiatan pemerintahan; dan 7) Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas pelaporan dalam mendanai aktivitasnya. Pelaporan keuangan juga menyajikan informasi bagi pengguna mengenai: 1) Indikasi sumber daya yang telah diperoleh dan digunakan sesuai dengan anggaran; dan 2) Indikasi sumber daya yang diperoleh dan digunakan sesuai dengan ketentuan, termasuk batas anggaran yang ditetapkandalam APBD. 7

Untuk memenuhi tujuan umum ini, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai entitas pelaporan dalam hal : 1) Aset; 2) Kewajiban; 3) Ekuitas; 4) Pendapatan-LRA; 5) Belanja; 6) Transfer; 7) Pembiayaan; 8) Saldo Anggaran Lebih; 9) Pendapatan-LO; 10) Beban; dan 11) ArusKas Informasi dalam laporan keuangan tersebut relevan untuk memenuhi tujuan pelaporan keuangan, namun demikian masih diperlukan informasi tambahan, termasuk laporan non keuangan, untuk dilaporkan bersama-sama dengan laporan keuangan guna memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai aktivitas suatu entitas pelaporan selama satu periode. C. Komponen Laporan Keuangan Komponen-komponen yang terdapat dalam satu set laporan keuangan tahunan terdiri atas laporan pelaksanaan anggaran (budgetary report) dan laporan finansial, sehingga seluruh komponen menjadi sebagai berikut: 1) Laporan Realisasi Anggaran; 2) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih; 3) Neraca; 4) LaporanOperasional; 5) Laporan Arus Kas; 8

6) Laporan Perubahan Ekuitas; dan 7) Catatan atas Laporan Keuangan. Komponen-komponen laporan keuangan tersebut disajikan olehsetiapentitas, kecuali Laporan Arus Kas dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih yang hanya disajikan oleh entitas pelaporan. Sedangkan komponen laporan keuangan semesteran SKPD terdiri atas laporan pelaksanaan anggaran (budgetary report) dan laporan finansial, sebagai berikut: 1) Laporan Realisasi Anggaran dan Prognosis; 2) Laporan Operasional; D. Strukturdan Isi 1) LaporanRealisasiAnggaran Laporan Realisasi Anggaran mengungkapkan kegiatan keuangan pemerintah daerah yang menunjukkan ketaatan terhadap APBD. Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya dalam satu periode pelaporan dan menyajikan unsur-unsur sebagai berikut: a) Pendapatan-LRA; b) Belanja; c) Transfer; d) Surplus/Defisit-LRA; e) Pembiayaan; dan f) Sisalebih/kurangpembiayaananggaran. 2) LaporanPerubahanSaldoAnggaranLebih Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos berikut: a) Saldo Anggaran Lebih awal; 9

b) Penggunaan Saldo Anggaran Lebih; c) Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran tahun berjalan; d) Koreksi kesalahan pembukuan tahun sebelumnya; e) Lain-lain; dan f) Saldo Anggaran Lebih Akhir. Di samping itu, pemerintah daerah menyajikan rincian lebih lanjut dari unsur-unsur yang terdapat dalam Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih dalam Catatan atas Laporan Keuangan. 3) Neraca Neraca menggambarkan posisi keuangan pemerintah daerah mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Pemerintah Kota Bekasi mengklasifikasikan asetnya dalam asset lancer dan nonlancar serta mengklasifikasikan kewajibannya menjadi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang dalam neraca. Sedangkan ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara asset dan kewajiban pemerintah pada tanggal laporan. 4) Laporan Operasional Laporan operasional menyajikan pos-pos sebagai berikut: a) Pendapatan-LO dari kegiatan operasional; b) Beban dari kegiatan operasional; c) Surplus/defisit dari kegiatan non operasional; d) Pos luar biasa; dan e) Surplus/defisit-LO. 5) Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi, dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris. 10

6) Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan pos-pos: a) Ekuitas awal; b) Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan; c) Koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas, yang antara lain berasal dari dampak kumulatif yang disebabkan oleh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan mendasar, seperti: Koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada periode sebelumnya; Perubahan nilai asset tetap karena revaluasi asset tetap. d) Ekuitas akhir. 7) Catatan Atas Laporan Keuangan Hal-hal yang diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan antara lain adalah: a) Informasi umum tentang entitas pelaporan dan entitas akuntansi; b) Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro; c) Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target; d) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya; e) Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar muka laporan keuangan; f) Informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan; dan g) Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan. 11

Catatan atas Laporan Keuangan disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas harus mempunyai referensi silang dengan informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Didalam bagian penjelasan kebijakan akuntansi pada Catatan atas Laporan Keuangan, diuraikan hal-hal sebagai berikut: a) Dasar pengakuan dan pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan; b) Kebijakan-kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan Standar Akuntansi Pemerintahan yang memerlukan pengaturan lebih rinci oleh entitas pelaporan; dan c) Setiap kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan untuk memahami laporan keuangan. E. FORMAT LAPORAN KEUANGAN a. Laporan Ralisasi Anggaran (LRA) 1) Menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola Pemerintah Kota Bekasi, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan. 2) Pos-pos laporan keuangan yang disajikan dalam LRA adalah pendapatan LRA, belanja, transfer, dan pembiayaan. Masing-masing unsur didefinisikan sebagai berikut: (1) Pendapatan LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Umum Daerah yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu bayar kembali. Pendapatan LRA meliputi Pendapatan Asli Daerah, pendapatan Transfer, dan Lain-lain Pendapatan Yang Sah. 12

(2) Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Belanja meliputi Belanja Operasi, Belanja Modal, dan Belanja Tak terduga. (3) Transfer adalah penerimaan/ pengeluaran uang dari suatu entitas pelaporan dari/ kepala entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil. (4) Pembiayaan adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak berpengaruh pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali dan/ atau akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan meliputi penerimaan pinjaman, penjualan investasi (divestasi), penerimaan kembali pinjaman. Pengeluaran pembiayaan meliputi pembayaran pokok pinjaman, penyertaan modal, dan pemberian pinjaman kepada entitas lain. 3) Format dasar dari sebuah Laporan Realisasi Anggaransesuai PP No. 71 Tahun 2010 adalah sebagai berikut: PEMERINTAH KOTA BEKASI LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0 NO URAIAN Anggaran 20X1 Realisasi 20X1 (Dalam Rupiah) Realisasi (%) 20X0 1 PENDAPATAN 2 PENDAPATAN ASLI DAERAH 13

3 Pendapatan Pajak Daerah xx 4 Pendapatan Retribusi Daerah xx 5 Pendapatan Hasil Pengelolaan xx Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 6 Lain-lain PAD yang sah xx 7 Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3 s/d 6) x x xx x 8 9 PENDAPATAN TRANSFER 10 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT DANA PERIMBANGAN 11 Dana Bagi Hasil Pajak xx 12 Dana Bagi Hasil SDA xx 13 Dana Alokasi Umum xx 14 Dana Alokasi Khusus xx 15 Jumlah Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan (11 s/d 14) 16 x x xx x 17 Transfer PEMERINTAH PUSAT-LAINNYA 18 Dana Otonomi Khusus xx 19 Dana Penyesuaian xx 20 Jumlah Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat-Lainnya (18 s/d 19) 21 x x xx x 22 Transfer PEMERINTAH PROVINSI 23 Pendapatan Bagi Hasil Pajak xx 24 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya xx 25 Jumlah Transfer Pemerintah Provinsi (23 s/d x x xx x 24) 26 Total Pendapatan Transfer (15 + 20 + 25) x x xx x 27 28 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 29 Pendapatan Hibah xx 30 Pendapatan Dana Darurat xx 14

31 Pendapatan Lainnya xx 32 Jumlah lain-lain pendapatan yang sah (29 s/d xx 31) 33 JUMLAH PENDAPATAN (7 + 26 + 32) x x xx x 34 35 BELANJA 36 BELANJA OPERASI 37 Belanja Pegawai xx 38 Belanja barang xx 39 Bunga xx 40 Subsidi xx 41 Hibah xx 42 Bantuan Sosial xx 43 Jumlah Belanja Operasi (37 s/d 42) x x xx x 44 45 BELANJA MODAL 46 Belanja Tanah xx 47 Belanja Peralatan dan Mesin xx 48 Belanja Gedung dan Bangunan xx 49 Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan xx 50 Belanja Aset Tetap Lainnya xx 51 Belanja Aset Lainnya xx 52 Jumlah Belanja Modal (46 s/d 51) x x xx x 53 54 BELANJA TAK TERDUGA 55 Belanja Tak Terduga xx 56 Jumlah Belanja Tak Terduga (55 s/d 55) x xx x 57 JUMLAH BELANJA (43 + 52 + 56) x x xx x 58 15

59 TRANSFER 60 Transfer/Bagi Hasil/ Kabupaten/ Kota xx 61 Bagi Hasil Pajak xx 62 Bagi Hasil Retribusi xx 63 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya xx 64 Jumlah Transfer/Bagi Hasil/ Kabupaten/ Kota (61 s/d 63) 65 JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER (57 + 64) 66 x xx x 67 SURPLUS/ DEFISIT (33 65) xx 68 69 PEMBIAYAAN 70 71 PENERIMAAN PEMBIAYAAN 72 Penggunaan SiLPA xx 73 Pencairan Dana Cadangan xx 74 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan xx 75 Pinjaman Dalam Negeri Pemerintah Pusat xx 76 Pinjaman Dalam Negeri Pemerintah Daerah xx Lainnya 77 Pinjaman Dalam Negeri Lembaga Keuangan xx Bank 78 Pinjaman Dalam Negeri Lembaga Keuangan xx Bukan Bank 79 Pinjaman Dalam Negeri Obligasi xx 80 Pinjaman Dalam Negeri Lainnya xx 81 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada xx Perusahaan Negara 82 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada xx Perusahaan Daerah 83 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada xx Perusahaan Daerah Lainnya 84 Jumlah Penerimaan (72 s/d 83) xx 85 86 PENGELUARAN PEMBIAYAAN 16

87 Pembentukan Dana Cadangan xx 88 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah xx 89 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri xx Pemerintah Pusat 90 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri xx Pemerintah Daerah Lainnya 91 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri xx Lembaga Keuangan Bank 92 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri xx Lembaga Keuangan Bukan Bank 93 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri xx Obligasi 94 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri xx Lainnya 95 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara xx 96 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah xx 97 Pemberian Pinjaman kepada Pemerintah Daerah xx Lainnya 98 Jumlah Pengeluaran (87 s/d 91) xx 99 PEMBIAYAAN NETO (84 98) x x xx x 100 101 SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (67 + 99) xx b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL) Menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos berupa Saldo Anggaran Lebih (awal), Penggunaan Saldo Anggaran Lebih, Sisa Lebih/ Kurang Pembiayaan Anggaran tahun berjalan, koreksi Kesalahan Tahun Sebelumnya, lain-lain, dan Saldo Anggaran Lebih (akhir). Berikut adalah format dasar laporan perubahan Saldo Anggaran Lebih PEMERINTAH DAERAH LAPORAN PERUBAHAN SALDO ANGGARAN LEBIH PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0 NO URAIAN 20X1 20X0 1 2 3 Saldo Anggaran Lebih (awal) Penggunaan SAL sebagai Penerimaan Pembiayaan Tahun Berjalan Subtotal (1-2) 17

4 5 6 7 8 Sisa lebih /Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA) Subtotal (3+4) Koreksi Kesalahan Pembukaan tahun Sebelumnya Lain-lain Saldo Anggaran Lebih Akhir (5+6+7) C. Laporan Operasional (LO) Menyajikan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang tercermin dalam pendapatan-lo, beban, dan surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporan yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya.pos-pos keuangan yang disajikan dalam Laporan Operasional meliputi pendapatan LO, beban, transfer, dan pos luar biasa. Masing-masing unsure dijelaskan sebagai berikut: (1) Pendapatan-LO adalah hak Pemerintah Kota Bekasi yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali. (2) Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban. (3) Pos luar biasa adalah pendapatan atau beban luar biasa yang terjadi karena kejadian atau transaksi yang bukan merupakan operasi biasa, tidak diharapkan rutin atau sering terjadi, dan berada diluar kendali atau pengaruh entitas bersangkutan. (4) Surplus/deposit-LO adalah selisih antara pendapatan-lo dan beban selama satu periode pelaporan, setelah diperhitungkan surplus/defisit dari kegiatan non operasional dan pos luar biasa. Format dasar dari sebuah Laporan Operasional adalah sebagai berikut: KEGIATAN OPERASIONAL PEMERINTAH KOTA BEKASI LAPORAN OPERASIONAL UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0 (Dalam Rupiah) Tahun 20x1 Tahun 20x0 18

PENDAPATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH Pendapatan Pajak Daerah Pendapatan Retribusi Daerah Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Pendapatan Asli Daerah Lainnya Jumlah Pendapatan Asli Daerah PENDAPATAN TRANSFER TRANSFER PEMERINTAH PUSAT-DANA PERIMBANGAN Dana Bagi Hasil Pajak Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Jumlah Pendapatan Transfer Dana Perimbangan TRANSFER PEMERINTAH PUSAT LAINNYA Dana Otonomi Khusus Dana Penyesuaian Jumlah Pendapatan Transfer Lainnya TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI Pendapatan Bagi Hasil Pajak Pendapatan Bagi Hasil Lainnya Jumlah Pendapatan Transfer Pemerintah Provinsi Jumlah Pendapatan Transfer LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH Pendapatan Hibah Pendapatan Dana Darurat Pendapatan Lainnya Jumlah Lain-lain Pendapatan Yang Sah JUMLAH PENDAPATAN BEBAN Beban Pegawai 19

Beban Persediaan Beban Jasa Beban Barang Beban Pemeliharaan Beban Perjalanan Dinas Beban Bunga Beban Subsidi Beban Hibah Beban Bantuan Sosial Beban Penyusutan Beban Amortisasi Beban Penyisihan Piutang Beban Transfer Beban Lain-lain JUMLAH BEBAN SURPLUS/DEFISIT DARI OPERASI SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERSIONAL Surplus Penjualan Aset Non lancar Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang Defisit Penjualan Aset Non lancer Defisit Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya JUMLAH SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA POS LUAR BIASA Pendapatan Luar Biasa Beban Luar Biasa POS LUAR BIASA SURPLUS/DEFISIT-LO d. Laporan perubahan Ekuitas (LPE) 20

1) Laporan perubahan ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 2) Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan sekurang-kurangnya pospos berupa Ekuitas awal, Serplus/defisit-LO pada periode bersangkutan, koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas, yang antara lain berasal dari dampak kumulatif yang disebabkan oleh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan mendasar, seperti koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada periodeperiode sebelumnya dan perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap. Unsur tersebut dijelaskan sebagai berikut: (1) Ekuitas awal adalah kekayaan bersih awal pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah. (2) Surplus/defisit-LO adalah selisih antara pendapatan-lo dan beban selama satu periode pelaporan, setelah diperhitungkan surplus/defisit dari kegiatan non operasional dan pos luar biasa. (3) Ekuitas akhir adalah kekayaan bersih akhir pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah. 3) Format dasar dari laporan Perubahan Ekuitas: PEMERINTAH KOTA BEKASI LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0 NO URAIAN 20X1 20X0 1 2 3 EKUITAS AWAL SURPLUS/DEFISIT-LO DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN / KESALAHAN MENDASAR 21

4 5 6 7 KOREKSI NILAI PERSEDIAAN SELISIH REVALUASI ASET TETAP LAIN LAIN EKUITAS AKHIR e. Neraca Neraca menggambarkan posisi keuangan Pemerintah Kota Bekasi meliputi aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Untuk yang dicakup oleh neraca terdiri aset, kewajiban dan ekuitas, masing-masing unsur dijelaskan sebagai berikut: (1) Aset merupakan sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/ atau dimiliki oleh Pemerintah Kota Bekasi sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh Pemerintah Kota Bekasi maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alas an sejarah dan budaya. Aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar dan non lancar. Aset lancar merupakan aset yang diharapkan segera dapat direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Aset yang tidak memenuhi kriteria tersebut, dikategorikan sebagai aset non lancar. (2) Kewajiban merupakan utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Kewajiban diklasifikasikan ke dalam kewajiban jangka pendek dan jangka panjang. Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban yang diselesaikan dalam waktu kurang dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban yang penyelesaiannya setelah dua belas bulan dari tanggal pelaporan diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang. 22

(3) Ekuitas adalah kekayaan bersih Pemerintah Kota Bekasi yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban. Format dasar Neraca adalah sebagai berikut: PEMERINTAH KOTA BEKASI NERACA PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0 No URAIAN 20X1 20X0 1 ASET 2 ASET LANCAR 3 Jumlah Aset Lancar 4 5 INVESTASI JANGKA PANJANG 6 INVESTASI NON PERMANEN 7 Jumlah Investasi Non Permanen 8 9 INVESTASI PERMANEN 10 Jumlah Investasi Permanen 11 Jumlah Investasi Jangka Panjang 12 13 ASET TETAP 14 Jumlah Aset Tetap 15 DANA CADANGAN 16 Jumlah Dana Cadangan 17 18 ASET LAINNYA 19 Jumlah Aset Lainnya 20 JUMLAH ASET 21 23

22 KEWAJIBAN 23 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 24 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 25 26 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 27 Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 28 JUMLAH KEWAJIBAN 29 30 EKUITAS 31 Ekuitas 32 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS f. Laporan Arus Kas (LAK) (1) Menyajikan informasi sumber, penggunaan, dan kenaikan atau penurunan kas selama satu periode akuntansi pada tanggal pelaporan serta saldo kas pada tanggal pelaporan. (2) Unsur yang dicakup dalam laporan Arus kas terdiri dari penerimaan dan pengeluaran kas, yang masing-masing didefinisikan sebagai berikut: (1) Penerimaan Kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara Umum Daerah. (2) Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari Bendahara Umum Daerah. (3) Format dasar dari sebuah Laporan Arus Kas adalah sebagai berikut: PEMERINTAH KOTA BEKASI LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0 METODE LANGSUNG NO URAIAN 20X1 20X0 24

1 ARUS KAS DARI AKTIVASI OPERASI 2 ARUS MUDIK KAS 3 Jumlah Arus Masuk Kas 4 5 ARUS KELUAR KAS 6 Jumlah Arus Keluar Kas 7 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi 8 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI 9 ARUS MASUK KAS 10 Jumlah Arus Masuk Kas 11 12 ARUS KELUAR KAS 13 Jumlah Arus Keluar Kas 14 ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS INVESTASI 15 16 ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN 17 ARUS MASUK KAS 18 Jumlah Arus Masuk Kas 19 20 ARUS KELUAR KAS 21 Jumlah Arus Keluar Kas 22 ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS PENDANAAN 23 ARUS KAS DARI AKTIVITAS TRANSITORIS 24 ARUS MASUK KAS 25 Jumlah Arus Masuk Kas 26 27 ARUS KELUAR KAS 28 Jumlah Arus Keluar Kas 25

29 ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS TRANSITORIS 30 KENAIKAN/ PENURUNAN KAS 31 SALDO AWAL KAS DI BUD DAN KAS DI BENDAHARA PENGELUARAN 32 SALDO AKHIR KAS DI BUD DAN KAS DI BENDAHARA PENGELUARAN 33 SALDO AKHIR KAS DI BENDAHARA PENERIMAAN 34 SALDO AKHIR KAS g. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Meliputi penjelasan naratif, rincian dari angka yang tertera dalam laporan keuangan muka, kebijakan akuntansi yang diterapkan Pemerintah Kota Bekasi, dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan SAP untuk diungkapkan. Informasi yang diungkapkan dalam CALK meliputi: 1) Informasi umum tentang Pemerintah Kota Bekasi; 2) Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi mikro; 3) Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target; 4) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan; 5) Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan dalam laporan keuangan muka; 6) Informasi yang diharuskan oleh SAP yang belum disajikan dalam laporan keuangan muka, antara lain mengenai kewajiban kontijensi dan komitmen; 7) Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian wajar yang belum disajikan dalam laporan keuangan muka, antara lain 26

mengenai penggantian manajemen pemerintahan, penggabungan atau pemekaran, dan kejadian yang mempunyai dampak sosial. a) Contoh Format Laporan Ralisasi Anggaran (LRA) Pemerintah Kota Bekasi PEMERINTAH KOTA BEKASI LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0 (Dalam Rupiah) NO 1 PENDAPATAN URAIAN Anggaran 20x1 Anggaran 20x1 (%) Realisasi 20x0 2 PENDAPATAN ASLI DAERAH xx 3 Pendapatan Pajak Daerah 4 Pendapatan Retribusi Daerah xx 5 Pendapatan Hasil Pengelolaan xx 6 Kekayaan Daerah yang dipisahkan xx 7 Lain lain PAD yang Sah xx 8 Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3 s.d 6) 9 PENDAPATAN TRANSFER 10 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT 11 DANA PERIMBANGAN 12 Dana Bagi Hasil Pajak xx 13 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam xx 14 Dana Alokasi Umum xx 15 Dana Alokasi Khusus xx 16 Jumlah Pendapatan Transfer xx 17 Dana Perimbangan (12 s.d 15) xx 18 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT-LAINNYA 19 Dana Otonomi Khusus xx 20 Dana Penyesuaian xx 21 Jumlah Pendapatan Transfer xx 22 Pemerintah Pusat Lainnya (19 s.d 20) 22 LAIN LAIN PENDAPATAN YANG SAH 23 Pendapatan Hibah xx 24 Pendapatan Darurat xx 25 Pendapatan Lainnya xx Jumlah Lain lain Pendapatan yang Sah (23 s.d 25) 26 xx 27 JUMLAH PENDAPATAN (7+15+26) xx 27

28 29 BELANJA 30 BELANJA OPERASI 31 Belanja Pegawai xx 32 Belanja Barang xx 33 Bunga xx 34 Subsidi xx 35 Hibah xx 36 Bantuan Sosial xx 37 Jumlah Belanja Operasi (31 s.d 36) xx 38 39 BELANJA MODAL 40 Belanja Tanah xx 41 Belanja Peralatan dan Mesin xx 42 Belanja Gedung dan Bangunan xx 43 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan xx 44 Belanja Aset Tetap Lainnya xx 45 Belanja Aset Lainnya xx 46 Belanja Belanja Modal (40 s.d 45) xx 47 BELANJA TAK TERDUGA 48 Belanja Tak Terduga xx 49 Jumlah Belanja Tak Terduga (48) xx 50 JUMLAH Belanja (37+46+49) xx 51 52 TRANSFER 53 TRANSFER/BAGI HASIL 54 Bagi Hasil Retribusi xx 55 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya xx 56 JUMLAH TRANSFER/BAGI HASIL KAB./KOTA (54s.d56) xx JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER (50+57) 57 xx 58 SURPLUS/DEFISIT (27-58) xx 59 60 PEMBIAYAAN 61 PENERIMAAN PEMBIAYAAN 62 Penggunaan Silpa xx 63 Pncairan Dana Cadangan xx 64 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan xx 65 Pinjaman Dalam Negeri-Pemerintah Pusat xx Pinjaman Dalam Negeri-Pemerintah Daerah 66 Lainnya xx 28

67 Pinjaman Dalam Negeri-Lembaga Keuangan Bank xx Pinjaman Dalam Negeri-Lembaga Keuangan Bukan 68 Bank xx 69 Pinjaman Dalam Negeri-Obligasi xx 70 Pinjaman Dalam Negeri-Lainnya xx 71 Penerimaan Kembali Pinjaman Kepada Perusahaan Negara xx 72 Penerimaan Kembali Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah xx 73 Penerimaan Kembali Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah Lainnya xx 74 Jumlah Penerimaan Pembiayaan (63 s.d 74) xx 75 PENGELUARAN PEMBIAYAAN xx 76 Pembentukan Dana Cadangan xx 77 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah xx 78 Pembayaran Pokok Pinjaman Dlm Negeri- Pemerintah Pusat xx 79 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri- Pemerintah Daerah Lainnya xx 80 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri- Lembaga Keuangan Bukan Bank xx 81 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri- Obligasi xx 82 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri- Lainnya xx 83 Pemberian Pinjaman Kepada Perusahaan Negara xx 84 Pemberian Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah xx 85 Pemberian Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah lainnya xx 86 Jumlah Pengeluaran Pembiayaan (78 s.d 88) xx 87 PEMBIAYAAN NETTO (75-89) xx SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN 88 (59+90) xx b) Contoh Format Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih Pemerintah Kota Bekasi PEMERINTAH KOTA BEKASI LAPORAN PERUBAHAN SALDO ANGGARAN LEBIH SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0 (Dalam Rupiah) NO URAIAN 20X1 20X0 1 Saldo Anggaran Lebih Awal XXX XXX 29

2 Penggunaan SAL sebagai Penerimaan Pembiayaan Tahun Berjalan XXX XXX 3 Subtotal (1-2) 4 Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran 5 (SiLPA/SiKPA) Subtotal (3+4) XXX XXX 6 Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya XXX XXX 7 Lain lain XXX XXX 8 Saldo Anggaran Lebih Akhir (5+6+7) XXX XXX c) Contoh Format Laporan Operasional (LO) Pemerintah Kota Bekasi PEMERINTAH KOTA BEKASI LAPORAN OPERASIONAL UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0 NO URAIAN 20x1 20x0 KENAIKA N/ PENURUN AN % 1 KEGIATAN OPERASIONAL 2 PENDAPATAN 3 PENDAPATAN ASLI DAERAH 4 Pendapatan Pajak Daerah xx 5 Pendapatan Retribusi Daerah xx Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang 6 dipisahkan xx 7 Pendapatan Asli Daerah Lainnya xx 8 Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3 s.d 6) xx 9 10 PENDAPATAN TRANSFER 11 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT 12 DANA PERIMBANGAN 13 Dana Bagi Hasil Pajak xx 14 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam xx 15 Dana Alokasi Umum xx 16 Dana Alokasi Khusus xx Jumlah Pendapatan Transfer pemerintah Pusat- 18 Dana Perimbangan (12 s.d 15) xx 19 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT LAINNYA 20 Dana Otonomi Khusus xx 21 Dana Penyesuaian xx 22 Jumlah Pendapatan Transfer Pemerintah Pusatlainnya (19 s.d 20) xx 30

23 Jumlah Pendapatan Transfer (16 s.d 21) 24 25 26 27 28 29 30 31 PENDAPATAN LAIN-LAIN YANG SAH Pendapatan Hibah Pendapatan Dana Darurat Pendapatan Lainnya Jumlah Lain-lain Pendapatan yang Sah (30 s.d. 32) JUMLAH PENDAPATAN (8+21+28) BEBAN 32 Beban Pegawai xx 33 Beban Persediaan xx 34 Beban Jasa xx 35 Beban Pemeliharaan xx 36 Beban Perjalanan Dinas xx 37 Beban Bunga xx 38 Beban Subsidi xx 39 Beban Hibah xx 40 Beban Bantuan Sosial xx 41 Beban Penyusutan xx 42 Beban Transfer xx 43 Beban Lain-lain xx 44 JUMLAH BEBAN (31 S.D 42) xx 45 SURPLUS/DEFISIT DARI OPERASI (29-43) xx 46 SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL xx 47 SURPLUS NON OPERASIONAL 48 Surplus Penjualan Aset Non Lancar xx 49 Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang xx 50 Surplus dari kegiatan Non Operasional Lainnya xx 51 Jumlah Surplus Non Operasional (48 s.d 50) xx 53 DEFISIT NON OPERASIONAL xx 54 Defisit Penjualan Aset Non lancar xx 55 Defisit Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang xx 56 Defisit dari kegiatan Non Operasional Lainnya xx 57 Jumlah Defisit Non Operasional (54 s.d 56) 58 JUMLAH SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL (51 S.D 56) xx 59 SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (44 S.D 59) xx 60 POS LUAR BIASA xx 62 Pendapatan Luar Biasa xx 63 Beban Luar Biasa xx 64 TRANSFER/BAGI HASIL xx 31

65 JUMLAH POS LUAR BIASA (63 s.d 64) xx 66 SURPLUS/DEFISIT LO (59 s.d 65) xx d) Contoh Format Laporan Perubahan Ekuitas Pemerintah Kota Bekasi PEMERINTAH KOTA BEKASI LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0 NO URAIAN 20X1 20X0 1 EKUITAS AWAL XXX XXX 2 SURPLUS / DEFISIT-LO XXX XXX 3 DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN/ KESALAHAN MENDASAR : 4 KOREKSI NILAI PERSEDIAAN XXX XXX 5 SELISIH REVALUASI XXX XXX 6 ASET TETAP LAIN-LAIN XXX XXX 7 EKUITAS AKHIR XXX XXX e) Contoh Format Neraca Pemerintah Kota Bekasi PEMERINTAH KOTA BEKASI NERACA PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0 (Dalam Rupiah) NO. Uraian 20X1 20X0 1 ASET 2 3 ASET LANCAR XXX XXX 4 Kas di Kas Daerah XXX XXX 5 Kas di Bendahara Pengeluaran XXX XXX 6 Kas di Bendahara Penerimaan XXX XXX 7 Investasi Jangka Pendek XXX XXX 8 Piutang Pajak XXX XXX 9 Piutang Retribusi XXX XXX 10 Penyisihan Piutang (XXX) (XXX) 11 Belanja Dibayar Dimuka XXX XXX 12 Bagian Lancar Pinjaman Kepada Perusahaan Negara XXX XXX 13 Bagian Lancar Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah XXX XXX 14 Bagian Lancar Pinjaman Kepada Perusahaan Pusat XXX XXX 15 Bagian Lancar Pinjaman Kepada Pemerintah Daerah XXX XXX Lainnya 32

16 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran XXX XXX 17 Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi XXX XXX 18 Piutang Lainnya XXX XXX 19 Persediaan XXX XXX 20 Jumlah Aset Lancar ( 4 s/d 19) XXX XXX 21 22 INVESTASI JANGKA PANJANG 23 Investasi Nonpermanen 24 Pinjaman Jangka Panjang XXX XXX 25 Investasi dalam Surat Utang Negara XXX XXX 26 Investasi dalam Proyek Pembangunan Investasi XXX XXX 27 Nonpermanen Lainnya XXX XXX 28 Jumlah Investasi Nonpermanen (24 s/d 27) XXX XXX 29 Investasi Permanen 30 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah XXX XXX 31 Investasi Permanen Lainnya XXX XXX 32 Jumlah Investasi Permanen (30 s/d 31) XXX XXX 33 Jumlah Investasi Jangka Panjang (28+32) XXX XXX 34 35 ASET TETAP 36 Tanah XXX XXX 37 Peralatan dan Mesin XXX XXX 38 Gedung dan Bangunan XXX XXX 39 Jalan,Irigasi dan Jaringan XXX XXX 40 Aset tetap lainnya XXX XXX 41 Konstruksi dalam Pengerjaan XXX XXX 42 Akumulasi Penyusutan (XXX) (XXX) 43 Jumlah Aset Tetap (36 s/d 42) XXX XXX 44 45 DANA CADANGAN 46 Dana Cadangan XXX XXX 47 Jumlah Dana Cadangan (46) XXX XXX 48 49 ASET LAINNYA 50 Tagihan Penjualan Angsuran XXX XXX 51 Tuntutan Ganti Rugi XXX XXX 52 Kemitraan dengan Pihak Ketiga XXX XXX 53 Aset Tak Berwujud XXX XXX 54 Aset Lain-lain XXX XXX 55 Jumlah Aset Lainnya (50 s/d 54) XXX XXX 56 57 JUMLAH ASET (20+33+43+47+55) XXX XXX 33

58 59 KEWAJIBAN 60 61 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 62 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) XXX XXX 63 Utang Bunga XXX XXX 64 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang XXX XXX 65 Pendapatan Diterima Dimuka XXX XXX 66 Utang Belanja XXX XXX 67 Utang Jangka Pendek Lainnya XXX XXX 68 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek (62 s/d 67) XXX XXX 69 70 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 71 Utang Dalam Negeri - Sektor Perbankan XXX XXX 72 Utang Dalam Negeri - Obligasi XXX XXX 73 Premium ( Diskonto) Obligasi XXX XXX 74 Utang Jangka Panjang Lainnya XXX XXX 75 Jumlah Kewajiban Jangka Panjang (71 s/d 74) XXX XXX 76 JUMLAH KEWAJIBAN (68+75) XXX XXX 77 78 EKUITAS 79 EKUITAS XXX XXX 80 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS (76+79) XXXX XXXX f) Contoh Format Laporan Arus Kas Pemerintah Kota Bekasi PEMERINTAH KOTA BEKASI LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0 METODE LANGSUNG (Dalam Rupiah) 34

NO URAIAN 20X1 20X0 1 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI 2 ARUS MASUK KAS 3 Penerimaan Pajak Daerah 4 Penerimaan Retribusi Daerah 5 Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 6 Penerimaan Lain-lain PAD yang Sah 7 Penerimaan Dana Bagi Hasil Pajak 8 Penerimaan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 9 Penerimaan Dana Alokasi Umum 10 Penerimaan Dana Alokasi Khusus 11 Penerimaan Dana Alokasi Khusus 12 Penerimaan Dana Otonomi Khusus 13 Penerimaan Dana Penyesuaian 14 Penerimaan Pendapatan Bagi Hasil Pajak 15 Penerimaan Bagi Hasil Lainnya 16 Penerimaan Hibah 17 Penerimaan Dana Darurat 18 Penerimaan lainnya 19 Penerimaan dari Pendapatan Luar Biasa 20 Jumlah Arus Masuk Kas (3 s.d 19) 21 22 ARUS KELUAR KAS 23 Pembayaran Pegawai 24 Pembayaran 25 Pembayaran Bunga 26 Pembayaran Subsidi 27 Pembayaran Hibah 28 Pembayaran Bantuan Sosial 29 Pembayaran Tak Terduga 30 Pembayaran Bagi Hasil Pajak 31 Pembayaran Bagi Hasil Retribusi 32 Pembayaran Bagi Hasil Pendapatan Lainnya 35 36 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI 37 ARUS MASUK KAS 38 Pencairan Dana Cadangan 39 Penjualan atas Tanah 40 Penjualan atas Peralatan dan Mesin 35

41 Penjualan atas Gedung dan Bangunan 42 Penjualan atas jalan, Irigasi, dan Jaringan 43 Penjualan atas Aset Tetap 44 Penjualan Aset Lainnya 45 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 46 Penerimaan Penjualan investasi Non Permanen 47 Jumlah Arus Masuk Kas (38 s.d 46) 48 49 ARUS KELUAR KAS 50 Pembentukan Dana Cadangan 51 Perolehan Tanah 52 Perolehan Peralatan dan Mesin 53 Perolehan Gedung dan Bangunan 54 Perolehan Jalan, Irigasi, dan Jaringan 55 Perolehan Aset Tetap Lainnya 56 Perolehan Aset Lainnya 57 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 58 Pengeluaran Pembelian Investasi Non Permanen 59 Jumlah Arus Keluar Kas (50 s.d 58) 60 ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS INVESTASI (47-59) 61 62 ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN 63 ARUS MASUK KAS 64 Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat 65 Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya 66 Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank 67 Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank 68 Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi 69 Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya 70 Penjualan Aset Lainnya 71 Penerimaan Kembali Pinjaman Kepada Perusahaan Negara 72 Penerimaan Kembali Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah 73 Penerimaan Kembali Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah Lainnya 74 36

75 76 ARUS KELUAR KAS 77 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri- Pemerintah Pusat 78 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri- Pemda Lainnya 79 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri- Lembaga Keu. Bank 80 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri- Lembaga Keu. Bkn Bank 81 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri- Obligasi 82 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri- Lainnya 83 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara 84 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah 85 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah Lainnya 86 Jumlah Arus Keluar Kas (77 s.d 85) 87 ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS PENDANAAN (74-86) 88 ARUS KAS DARI AKTIVITAS TRANSITORIS 89 ARUS MASUK KAS 90 Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 91 Jumlah Arus Masuk Kas (90) 92 93 ARUS KELUAR KAS 94 Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 95 Jumlah Arus Keluar Kas (94) 96 ARUS KAS BERSIH dari AKTIVITAS Transotoris (91-94) 97 Kenaikan/ Penurunan Kas (35+60+87+96) 98 Saldo awal Kas di BUD dan Kas di Bendahara Pengeluaran 99 Saldo akhir Kas di BUD dan Kas di Bendahara Pengeluaran (97+98) 100 Saldo Akhir Kas di Bendahara Penerimaan 101 SALDO AKHIR KAS (99+100) E. PERIODE PELAPORAN Periode pelaporan keuangan Pemerintah Kota Bekasi adalah 1 (satu) tahun, yaitu dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember.Laporan keuangan tahunan 37

unaudited diselesaikan paling lambat tanggal 31 Maret tahun berikutnya.selain laporan keuangan tahunan, dapat disajikan laporan keuangan interim untuk periode semesteran.laporan keuangan semesterandisajikan untuk periode dari awal tahun anggaran sampai dengan akhir semester I, tahun yang bersangkutan (year to date).laporan keuangan semester I, paling lambat diselesaikan pada akhir bulan berikutnya. F. LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 1) Laporan keuangan Pemerintah Kota Bekasi disajikan secara terkonsolidasi agar mencerminkan satu kesatuan entitas. 2) Laporan keuangan konsolidasi mencakup laporan keuangan dari seluruh entitas yang ada di lingkungan Pemerintah Kota Bekasi termasuk Badan Layanan Umum Daerah, kecuali Perusahaan Daerah. Diundangkan di Bekasi pada tanggal 17 Oktober 2016 SEKRETARIS DAERAH KOTA BEKASI, Ttd/Cap WALI KOTA BEKASI, Ttd/Cap RAHMAT EFFENDI RAYENDRA SUKARMADJI BERITA DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2016 NOMOR 52 SERI E 38

LAMPIRAN III PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 52 TAHUN 2016 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA BEKASI. A. UMUM A. KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN-LO Tujuan Menetapkan dasar dasar penyajian pendapatan dalam Laporan Operasional untuk pemerintah daerah dalam rangka memenuhi tu juan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan sebagaimana ditetapkan oleh peraturan perundang - undangan. Ruang Lingkup 1. Kebijakan ini diterapkan dalam akuntansi Pendapatan-LO yang disusun dan disajikan dengan menggunakan akuntansi berbasis akrual. 2. Pernyataan kebijakan ini berlaku untuk entitas akuntansi/pelaporan Pemerintah Kota Bekasi, yang memperoleh anggaran berdasarkan APBD, tidak termasuk perusahaan daerah. B. DEFINISI 1. Pendapatan-LO adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali. 2. Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah. 39

C. Klasifikasi Pendapatan diklasifikasi berdasarkan sumbernya, secara garis besar ada tiga kelompok pendapatan daerah yaitu: a. Pendapatan Asli Daerah (PAD), b. Pendapatan Transfer, c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, D. PENGAKUAN 1. Pendapatan-LO diakui pada saat: a. Timbulnya hak atas pendapatan (earned) atau b. Pendapatan direalisasi yaitu aliran masuk sumber daya ekonomi (realized) Pengakuan pendapatan-lo pada Pemerintah Kota Bekasi dilakukan bersamaan dengan penerimaan kas selama periode berjalan kecuali perlakuan pada saat penyusunan laporan keuangan dengan melakukan penyesuaian dengan alasan: - Tidak terdapat perbedaan waktu yang signifikan antara penetapan hak pendapatan daerah dan penerimaan kas. - Ketidakpastian penerimaan kas relatife tinggi - Dokumen timbulnya hak sulit, tidak diperoleh atau tidak diterbitkan, misalnya pendapatan atas jasa giro. - Sebagian pendapatan menggunakan system self assessment dimana tidak ada dokumen penetapan (dibayarkan secara tunai tanpa penetapan) Sistem atau administrasi piutang (termasuk aging schedule piutang) harus memadai, hal initerkait dengan penyesuaian diawal dan akhir tahun. Apabila sistem administrasi tersebut tidak memadai, tidak diperkenankan untuk mengakui hak bersamaan dengan penerimaan kas, karena ada risiko pemda tidak mengakui adanya piutang diakhir tahun. 40

Jika terjadi penerimaan kas mendahului penetapan hak pendapatan pada pendapatan dengan system official assessment, maka penerimaan kas tersebut diakui sebagai Pendapatan diterima dimuka. Dalam hal badan layanan umum daerah dan puskesmas terhadap Dana JKN (Jaminan Kesehatan Nasional), pendapatan diakui secara periodic melalui Pengesahan Pendapatan & Belanja yang dilaporkan oleh SKPD/FKTP dengan mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum daerah dan Dana JKN. Sedangkan Pendapatan yang bersumber dari Dana Non APBD dan/ penerimaan tidak melalui Kas Daerah seperti Dana BOS, Dana Corporate Social Responsibility (CSR), Sumbangan Dana Pendidikan (SDP), Sumbangan Dana Awal Tahun (SAT) dan Pendapatan Hibah Lainnya, diakui secara periodik melalui Pengesahan Pendapatan & Belanja berdasarkan laporan Kepala SKPD atau unit kerja pengelola dana tersebut. Kemudian dilaporkan kepada PPKD dengan mengacu pada peraturan Wali Kota yang berlaku. 2. Pengakuan Pendapatan-LO dibagi menjadi dua yaitu: a. Pendapatan-LO diakui bersamaan dengan penerimaan kas selama tahun berjalan Pendapatan-LO diakui bersamaan dengan penerimaan kas dilakukan apabila dalam hal proses transaksi pendapatan daerah tidak terjadi perbedaan waktu antara penetapan hak pendapatan daerah dan penerimaan kas daerah. Atau pada saat diterimanya kas/aset non kas yang menjadi hak pemerintah daerah tanpa lebih dulu adanya penetapan. Dengan demikian, Pendapatan-LO diakui pada saat kas diterima baik disertai maupun tidak disertai dokumen penetapan. Contohnya pendapatan Non Kapitasi dari BPJS, diakui saat diterima di Kas Daerah, dan di catat oleh Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Bekasi. 41

b. Pendapatan-LO diakui pada saat penyusunan laporan keuangan 1) Pendapatan-LO diakui sebelum penerimaan kas Pendapatan-LO diakui sebelum penerimaan kas dilakukan apabila terdapat penetapan hak pendapatan daerah(misalnyaskpd/skrd yang diterbitkan dengan metode official assesment atau Perpres/Permenkeu/Perwal) dimana hingga akhir tahun belum dilakukan pembayaran oleh pihak ketiga atau belum diterima oleh pemerintah daerah.hal ini merupakan tagihan (piutang) bagi pemerintah daerah dan utang bagi wajib bayar atau pihak yang menerbitkan keputusan/peraturan. 2) Pendapatan-LO diakui setelah penerimaan kas Apabila dalam hal proses transaksi pendapatan daerah terjadi perbedaan antara jumlah kas yang diterima dibandingkan barang/jasa yang belum seluruhnya diserahkan oleh pemerintah daerah kepada pihak lain, atau kas telah diterima terlebih dahulu. Atas Pendapatan-LO yang telah diakui saat kas diterima dilakukan penyesuaian dengan pasangan akun Pendapatan Diterima Dimuka. E. PENGUKURAN 1. Pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan pendapatan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). 2. Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-lo Bruto(biaya) bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat diestimasi terlebih dahulu dikarenakan proses belum selesai, maka azas bruto dapat dikecualikan. 42