PEDOMAN. BENTURAN KEPENTINGAN Conflict Of Interest

dokumen-dokumen yang mirip
B E N T U R A N K E P E N T I N G A N CONFLICT OF INTEREST. PT Jasa Marga (Persero) Tbk

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN

PEDOMAN BENTURAN PT. PELITA AIR SERVICE. PT. PELITA AIR SERVICE Jl. Abdul Muis No A Jakarta Pusat 10160

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

terhadap pengelolaan pelayanan terpadu satu pintu. Oleh karena itu Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu menyadari pentingnya sikap yang

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN

PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN


2015, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 1

BENTURAN KEPENTINGAN (CONFLICT OF INTEREST) PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TENTANG PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN

P E N A N G A N A N G R A T I F I K A S I. PT Jasa Marga (Persero) Tbk

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lem

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN PERUM PERUMNAS

PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk. BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 Pengertian Istilah

Pedoman Penanganan Gratifikasi. PT BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (Persero)

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI PT INDOFARMA (Persero) Tbk

PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA KAB. SUMBAWA

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SOSIALISASI PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN INTELEKTUAL

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara;

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Kata Pengantar... Peraturan Bersama... BAB I PENDAHULUAN... 1

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. HALEYORA POWER BAB I

Peraturan Sekjen DPR RI Nomor 8 Tahun 2015 Rabu, 13 April 2016

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PT. PATRA BADAK ARUN SOLUSI PERUBAHAN DOKUMEN

2017, No Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lem

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN (Conflict of Interest) PT Perkebunan Nusantara IX.

Surabaya, 1 November 2015 PT Perkebunan Nusantara XII

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015

PEDOMAN PENERIMAAN DAN PEMBERIAN GRATIFIKASI/ HADIAH/ HIBURAN PT Perkebunan Nusantara IX.

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 6 TAHUN PEDOiVIAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

X 5 A d ' ' > '/' Ditetapkan'tli

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) NOMOR : 13.00/KPTS/09/IV/2014 NOMOR : Dekom/SK-02/IV/2014

WHISTLE BLOWING SYSTEM

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ISI DAFTAR DAFTAR ISI BAGIAN I UMUM... A. TUJUAN... B. RUANG LINGKUP... C. PENGERTIAN... D. REFERENSI

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUJUAN PEDOMAN KONFLIK KEPENTINGAN

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

P e d o m a n. Whistle Blowing System (WBS)

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA KEPANITERAAN DAN SEKRETARIAT JENDERAL

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MALUKU TENGGARA

PELAPORAN PELANGGARAN MELALUI WHISTLE BLOWING SYSTEM TAHUN PT Wijaya Karya (Persero) Tbk yang selanjutnya disebut Perseroan terus

SOSIALISASI PENGENDALIAN GRATIFIKASI DAN BENTURAN KEPENTINGAN RSUD KELET PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

PEMBERIAN GRATIFIKASI KEPADA PIHAK KETIGA

PEMBERIAN DAN PENERIMAAN HADIAH

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. INHUTANI I (PERSERO)

Daftar Isi. 2. Tujuan. 5. Bab III. BATASAN GRATIFIKASI Batasan Penerimaan Hadiah/Cinderamata dan/atau Hiburan 10

SURAT EDARAN Nomor: 18 /SE/M/2017 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

PEDOMAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT)

Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN UMUM PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN I. Pendahuluan

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk

PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM. Revisi Ke : PELANGGARAN PENDAHULUAN

KEBIJAKAN PENERIMAAN DAN PEMBERIAN HADIAH DAN HIBURAN SERTA PENCEGAHAN KORUPSI PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO)

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN

Pedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk

SISTEM PELAPORAN DUGAAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM

Kebijakan Seleksi Pemasok atau Vendor

P e d o m a n. Pengendalian Gratifikasi

MAKSUD DAN TUJUAN, KEBIJAKAN DASAR

BAB I PENDAHULUAN. 1 Pedoman Etika dan Perilaku

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SISTEM PELAPO N DUGAAN PELANGGA N WHISTLE BLOWING SYSTEM

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. a. Melaksanakan tugas dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang penanaman modal;

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

Transkripsi:

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN Conflict Of Interest Surabaya, 2015 1

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT GARAM (Persero) yang selanjutnya disebut Perusahaan atau Perseroan terus melaksanakan penerapan prinsip prinsip GCG secara konsisten dan berkesinambungan dalam melaksanakan pengelolaan Perusahaan. Dalam menjalankan bisnisnya senantiasa dituntut untuk melaksanakannya dengan penuh amanah, transparan dan akuntabel. Dalam rangka membangun kerjasama yang harmonis dan meningkatkan nilai Perusahaan, maka kegiatan usaha Perusahaan tidak terlepas dari hubungan dan interaksi dengan para Pemangku Kepentingan maupun pihak pihak lainnya. Namun demikian, dalam menjalankan hubungan dan interaksi tersebut senantiasa terdapat potensi terjadinya situasi Benturan Kepentingan yang mungkin tidak dapat terhindarkan antara satu pihak dengan pihak lainnya. Kurangnya pemahaman terhadap Benturan Kepentingan dapat menimbulkan penafsiran yang beragam dan memberikan pengaruh negatif terhadap pengelolaan Perusahaan. Oleh karena itu, Perusahaan menyadari pentingnya sikap yang tegas terhadap penanganan Benturan Kepentingan yang terjadi di Perusahaan, sehingga dapat tercipta pengelolaan Perusahaan yang baik, serta hubungan yang harmonis dengan seluruh Pemangku Kepentingan maupun pihak pihak lainnya dalam pelaksanaan kerjasama dan interaksi dengan Perusahaan. Dengan demikian, maka disusunlah Pedoman Benturan Kepentingan ini yang berpedoman kepada peraturan perundang undangan yang berlaku, serta diselaraskan dengan Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Code of Corporate Governance) dan Pedoman Perilaku (Code of Conduct), serta nilai nilai yang berlaku di Perusahaan. Pedoman Benturan Kepentingan ini akan disosialisasikan dan dievaluasi penerapannya secara berkelanjutan kepada seluruh Insan PT GARAM (Persero), dan secara berkala akan dilaksanakan pemutakhiran/penyempurnaan atas Pedoman Benturan Kepentingan ini dalam rangka perbaikan berkelanjutan (Continuous Improvement) sesuai dengan perkembangan bisnis Perusahaan. 2

2. Landasan Penyusunan Perusahaan dalam menyusun Pedoman Benturan Kepentingan ini dilandasi oleh sikap berikut: a. Selalu mengutamakan kepatuhan pada hukum dan peraturan perundang undangan yang berlaku serta mengindahkan norma norma yang berlaku pada masyarakat dimana Perusahaan beroperasi. b. Senantiasa berupaya menghindari tindakan, perilaku ataupun perbuatan perbuatan yang dapat menimbulkan Benturan Kepentingan, Korupsi, Kolusi maupun Nepotisme (KKN) serta selalu mengutamakan kepentingan Perusahaan di atas kepentingan pribadi, keluarga, kelompok ataupun golongan. c. Selalu berusaha menerapkan prinsip prinsip transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban serta keadilan dalam mengelola Perusahaan. d. Selalu berusaha untuk menjalankan kegiatan usaha Perusahaan berdasarkan Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Code of Corporate Governance) dan Pedoman Perilaku (Code of Conduct) yang berlaku di Perusahaan 3. Maksud, Tujuan dan Manfaat 1. Sebagai Pedoman bagi Insan PT GARAM (Persero) untuk memahami, mencegah dan menanggulangi Benturan Kepentingan di Perusahaan. 2. Sebagai Pedoman bagi Insan PT GARAM (Persero) dalam mengambil sikap yang tegas terhadap Benturan Kepentingan di Perusahaan untuk mewujudkan pengelolaan Perusahaan yang baik. 3. Mewujudkan pengelolaan Perusahaan yang bebas dari segala bentuk Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). 4. Pengertian 1. Atasan Langsung, adalah bagi Karyawan setingkat Kepala Unit Kerja dan setara, maka Atasan Langsung adalah Direktur yang membawahi Unit Kerja yang bersangkutan. Untuk Karyawan lainnya, Atasan Langsung adalah Kepala Unit Kerja dari Unit Kerja Karyawan yang bersangkutan 3

2. Benturan Kepentingan (Conflict of Interest), adalah situasi atau kondisi dimana Insan PT GARAM (Persero) yang karena jabatan/posisinya, memiliki kewenangan yang berpotensi dapat disalahgunakan baik sengaja maupun tidak sengaja untuk kepentingan lain sehingga dapat mempengaruhi kualitas keputusannya, serta kinerja hasil keputusan tersebut yang dapat merugikan bagi Perusahaan. 3. Insan PT GARAM (Persero), adalah Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh Karyawan Perusahaan termasuk Karyawan yang ditugaskan di Anak Perusahaan dan instansi lainnya, serta personil lainnya yang secara langsung bekerja untuk dan atas nama Perusahaan. 4. Mitra Usaha/Pihak Ketiga, adalah pihak perseorangan maupun perusahaan yang menjalin kerjasama bisnis berdasarkan potensi dan kelayakannya yang saling menguntungkan dengan Perusahaan. 5. Perusahaan (atau Perseroan), dengan huruf P Kapital, adalah PT GARAM (Persero) (Persero), sedangkan perusahaan (atau perseroan) dengan huruf p kecil menunjuk kepada perusahaan secara umum. 4

BAB II BENTURAN KEPENTINGAN 1. Pengertian Benturan Kepentingan Benturan Kepentingan, adalah situasi atau kondisi dimana Insan PT GARAM (Persero) yang karena jabatan/posisinya, memiliki kewenangan yang berpotensi dapat disalahgunakan baik sengaja maupun tidak sengaja untuk kepentingan lain sehingga dapat mempengaruhi kualitas keputusannya, serta kinerja hasil keputusan tersebut yang dapat merugikan bagi Perusahaan 2. Bentuk Bentuk Situasi Benturan Kepentingan 1. Situasi yang menyebabkan Insan PT GARAM (Persero) menerima gratifikasi atau pemberian atau penerimaan hadiah/cinderamata atau hiburan atas suatu keputusan atau jabatan yang menguntungkan pihak pemberi. 2. Situasi yang menyebabkan penggunaan aset jabatan atau Perusahaan untuk kepentingan pribadi atau golongan. 3. Situasi yang menyebabkan informasi rahasia jabatan atau Perusahaan dipergunakan untuk kepentingan pribadi atau golongan. 4. Situasi perangkapan jabatan di beberapa perusahaan yang memiliki hubungan langsung atau tidak langsung, sejenis atau tidak sejenis, sehingga dapat menyebabkan pemanfaatan suatu jabatan untuk kepentingan jabatan lainnya. 5. Situasi yang memberikan akses khusus kepada Insan PT GARAM (Persero) atau pihak tertentu untuk tidak mengikuti prosedur dan ketentuan yang seharusnya diberlakukan. 6. Situasi yang menyebabkan proses pengawasan tidak sesuai dengan prosedur karena adanya pengaruh dan harapan dari pihak yang diawasi. 7. Situasi dimana kewenangan penilaian suatu obyek kualifikasi dimana obyek tersebut merupakan hasil dari si penilai. 8. Situasi dimana adanya kesempatan penyalahgunaan jabatan. 9. Situasi post employment (berupa trading influence, rahasia jabatan). 10. Situasi dimana seseorang dapat menentukan sendiri besarnya gaji / remunerasi. 5

11. Situasi bekerja lain di luar pekerjaan pokoknya, kecuali telah sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku di Perusahaan. 12. Situasi untuk menerima tawaran pembelian saham pihak masyarakat. 13. Situasi yang memungkinkan penggunaan diskresi yang menyalahgunakan wewenang. 14. Situasi yang memungkinkan untuk memberikan informasi lebih dari yang telah ditentukan Perusahaan, keistimewaan maupun peluang bagi calon penyedia Barang / Jasa untuk menang dalam proses Pengadaan Barang / Jasa di Perusahaan. 15. Situasi dimana terdapat hubungan afiliasi/kekeluargaan antara Insan PT GARAM (Persero) dengan pihak lainnya yang memiliki kepentingan atas keputusan dan/atau tindakan Insan PT GARAM (Persero) sehubungan dengan jabatannya di Perusahaan. 3. Sumber Penyebab Benturan Kepentingan 1. Kekuasaan dan kewenangan Insan PT GARAM (Persero). 2. Perangkapan jabatan, yaitu Insan PT GARAM (Persero) memegang jabatan lain yang memiliki Benturan Kepentingan dengan tugas dan tanggung jawab pokoknya pada Perusahaan, sehingga tidak dapat menjalankan jabatannya secara profesional, independen dan akuntabel. 3. Hubungan afiliasi, yaitu hubungan yang dimiliki oleh Insan PT GARAM (Persero) dengan pihak yang terkait dengan kegiatan usaha Perusahaan, baik karena hubungan darah, hubungan perkawinan maupun hubungan pertemanan yang dapat mempengaruhi keputusannya. 4. Gratifikasi, yaitu kegiatan pemberian dan atau penerimaan Hadiah / Cinderamata dan Hiburan, baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri, dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik, yang dilakukan oleh Insan PT GARAM (Persero) terkait dengan wewenang/jabatannya di Perusahaan, sehingga dapat menimbulkan Benturan Kepentingan yang mempengaruhi independensi, objektivitas, maupun profesionalisme Insan PT GARAM (Persero). 6

5. Kelemahan sistem organisasi, yaitu keadaan yang menjadi kendala bagi pencapaian tujuan pelaksanaan kewenangan Insan PT GARAM (Persero) yang disebabkan karena aturan, struktur dan budaya Perusahaan yang ada. 6. Kepentingan pribadi (vested interest) yaitu keinginan/kebutuhan Insan PT GARAM (Persero) mengenai suatu hal yang bersifat pribadi. 7

BAB III PENANGANAN SITUASI BENTURAN KEPENTINGAN 1. Prinsip Dasar 1. Insan PT GARAM (Persero) yang dirinya berpotensi dan atau telah berada dalam situasi Benturan Kepentingan DILARANG untuk meneruskan kegiatan / melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang terkait dengan situasi Benturan Kepentingan tersebut. Untuk selanjutnya yang bersangkutan dapat mengundurkan diri dari tugas yang berpotensi terdapat Benturan Kepentingan tersebut atau memutuskan untuk tidak terlibat dalam proses pengambilan Keputusan terkait dengan kegiatan yang terdapat Benturan Kepentingan sebagaimana dimaksud, kecuali apabila dengan pertimbangan tertentu yang semata mata untuk kepentingan Perusahaan, maka Direksi dapat meminta yang bersangkutan untuk tetap menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dalam kegiatan tersebut. 2. Perangkapan Jabatan yang berpotensi terjadinya Benturan Kepentingan oleh Insan PT GARAM (Persero) dimungkinkan untuk dilaksanakan selama terdapat kebijakan dan peraturan Perusahaan yang mengatur mengenai hal tersebut. 3. Insan PT GARAM (Persero) yang berpotensi dan atau telah berada dalam situasi Benturan Kepentingan wajib membuat dan menyampaikan Surat Pernyataan Potensi Benturan Kepentingan terhadap kondisi tersebut kepada Atasan Langsung. 4. Insan PT GARAM (Persero) juga wajib membuat Surat Pernyataan Potensi Benturan Kepentingan apabila memiliki hubungan sedarah dalam hubungan keluarga inti dengan anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris Perusahaan. 2. Mekanisme Pelaporan Benturan Kepentingan Apabila terjadi situasi Benturan Kepentingan, maka Insan PT GARAM (Persero) wajib melaporkan hal tersebut melalui: 8

a. Atasan Langsung Pelaporan melalui Atasan Langsung dilakukan apabila pelapor adalah Insan PT GARAM (Persero) yang terlibat atau memiliki potensi untuk terlibat secara langsung dalam situasi Benturan Kepentingan. Pelaporan dilaksanakan dengan menyampaikan Surat Pernyataan Potensi Benturan Kepentingan kepada Atasan Langsung. b. Sistem Pelaporan Pelanggaran /Whistle Blowing System Pelaporan melalui Sistem Pelaporan Pelanggaran/Whistle blowing System dilakukan apabila pelapor adalah Insan PT GARAM (Persero) atau pihak-pihak lainnya (Pelanggan, Mitra Kerja dan Masyarakat) yang tidak memiliki keterlibatan secara langsung, namun mengetahui adanya atau potensi adanya Benturan Kepentingan di Perusahaan. Pelaporan melalui Sistem Pelaporan Pelanggaran /Whistle blowing System dilaksanakan sesuai dengan mekanisme tersendiri yang mengatur mengenai Sistem Pelaporan Pelanggaran /Whistle blowing System di Perusahaan. Pelaporan atas terjadinya Benturan Kepentingan butir b di atas, harus dilakukan dengan itikad baik dan bukan merupakan suatu keluhan pribadi atas suatu kebijakan Perusahaan tertentu ataupun didasari oleh kehendak buruk / fitnah. 3. Sanksi Terhadap Benturan Kepentingan Setiap Insan PT GARAM (Persero) yang terbukti melakukan tindakan Benturan Kepentingan akan ditindaklanjuti berdasarkan peraturan dan ketentuan yang berlaku di Perusahaan. 9

BAB IV PENCEGAHAN TERJADINYA SITUASI BENTURAN KEPENTINGAN Untuk menghindari Terjadinya Situasi Benturan Kepentingan, Insan PT GARAM (Persero) : 1. Dilarang ikut dalam proses pengambilan keputusan apabila terdapat potensi adanya Benturan Kepentingan. 2. Dilarang memanfaatkan jabatan untuk memberikan perlakuan istimewa kepada keluarga, kerabat, kelompok dan/atau pihak lain atas beban Perusahaan. 3. Dilarang memegang jabatan lain yang patut diduga memiliki Benturan Kepentingan, kecuali sesuai dengan ketentuan yang berlaku 4. Dilarang melakukan transaksi dan/atau menggunakan harta/aset Perusahaan untuk kepentingan pribadi, keluarga atau golongan. 5. Dilarang menerima, memberi, menjanjikan hadiah (cinderamata) dan atau hiburan (entertainment) dalam bentuk apapun yang berkaitan dengan kedudukannya di Perusahaan, termasuk dalam rangka hari raya keagamaan atau acara lainnya. 6. Dilarang mengijinkan mitra kerja atau pihak lainnya memberikan sesuatu dalam bentuk apapun kepada Insan PT GARAM (Persero) dan atau di luar Insan PT GARAM (Persero). 7. Dilarang menerima refund dan keuntungan pribadi lainnya yang melebihi dan atau bukan haknya dari pihak manapun dalam rangka kedinasan atau hal hal yang dapat menimbulkan potensi Benturan Kepentingan. 8. Dilarang bersikap diskriminatif dan tidak adil serta melakukan kolusi untuk memenangkan satu atau beberapa pihak dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di Perusahaan. 9. Dilarang memanfaatkan informasi Perusahaan dan data bisnis Perusahaan untuk kepentingan di luar Perusahaan. 10. Dilarang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam pengelolaan perusahaan pesaing dan/atau perusahaan Mitra Kerja atau calon mitra kerja lainnya. 10

11. Dilarang baik langsung maupun tidak langsung dengan sengaja turut serta dalam kegiatan Pengadaan Barang/Jasa di Perusahaan, yang pada saat dilaksanakan perbuatan tersebut untuk seluruh dan sebagian yang bersangkutan sedang ditugaskan untuk melaksanakan pengurusan dan pengawasan terhadap kegiatan yang sama. 12. Dilarang memanfaatkan dan menggunakan hak cipta Perusahaan yang dapat merugikan kepentingan atau menghambat perkembangan Perusahaan. Referensi : 1. Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 2. Undang Undang Nomor 19 Tahun 2003, tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 3. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2001, tentang Perubahan atas Undang undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999, tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. 4. Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-03/MBU/2012, tentang Pedoman Pengangkatan Anggota Direksi dan Anggota Komisaris Anak Perusahaan BUMN. 5. Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER-09/MBU/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan tata Kelolah Perusahaan yang Baik (GCG) pada BUMN. 6. Surat Keputusan Sekretaris Kemetrian Badan Usaha Milik Negara Nomor. SK- 16/S.MBU/2012, tanggal 6 Juni 2012 tentang Indikator / Parameter Penilaian dan evaluasi Atas Penerapan Tata Kelolah Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara. 7. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 59 Tahun 2004 Tentang Kontrak Manajemen Calon Anggota DIreksi Badan Usaha Milik Negara. 8. Pedoman GCG Indonesia Tahun 2006 Komite Nasional Kebijakan Governace (KNKG). 9. Anggaran Dasar PT GARAM (Persero) beserta Perubahannya. 10. Pedoman Good Corporate Governance PT GARAM (Persero) 11

12