Mengapa kekerasan dan pemerkosaan di tengah keluarga semakin marak?



dokumen-dokumen yang mirip
Saat ini masyarakat mengalami depresi sosial skala tinggi. Depresi ini lahir karena tidak ada pegangan hidup.

Elly Risman Musa, Direktur Yayasan Kita dan Buah Hati

Harus ada perombakan sistem hukum secara total termasuk pelaksana-pelaksana hukumnya. Sistemnya harus diganti dengan sistem Islam.

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada setiap pasangan. Tak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan pada saat individu mengalami kesulitan (Orford, 1992). Dukungan

BAB I PENDAHULUAN. bagian, yaitu pertama, masa anak-anak awal (early childhood), yaitu usia 4-5

Kriminalitas Seksual di dalam Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tindak kekerasan di dalam rumah tangga khususnya yang berkaitan dengan anak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia lainnya, untuk itu manusia membutuhkan interaksi dengan orang lain

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menyajikan hal-hal yang menjadi latar belakang penelitian,

Dalam sehari, dia menghancurkan semua harapanku. Dalam sehari, dia membuatku menangis. Dalam sehari, dia menjadi mimpi terburukku

Kami manusia terpelajar...

I. PENDAHULUAN. budaya, masyarakatnyapun memiliki keunikan masing-masing. Berbagai

menegakan tata tertib dalam masyarakat. Tujuan pemidanaan juga adalah untuk

BAB I PENDAHALUAN. A. Latar Belakang Masalah. status sebagai orang dewasa tetapi tidak lagi sebagai masa anak-anak. Fase remaja

BAB I PENDAHULUAN. indah itu adalah masa remaja, karena pada saat remaja manusia banyak

BAB I PENDAHULUAN. sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal (Kartono, 2013:6).

'hufft, aku cape selalu disakitin sama cowo yang aku sayang.' kata icha sambil menghela nafas. tanpa dia sadari air matanya menetes.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Konteks Masalah

Islami. Pernikahan Dalam Islam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam diri manusia selalu terdapat ketidak puasan, oleh sebab itu ia akan

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia menurut catatan Komisi Nasional (Komnas) Perempuan, dalam kurun

Menjadi manajer di rumah sendiri, jauh lebih terhormat

PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA

[

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Yenny, M.Psi. Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

PENANGANAN KEKERASAN TERHADAP ANAK MELALUI UU TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DAN UU TENTANG PERLINDUNGAN ANAK Oleh : Nita Ariyulinda *

Kalender Doa Februari 2017

BAB I PENDAHULUAN. penuh kedamaian, kesejukan, dan ketenangan lahir batin dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia sekolah yang dalam masa perkembangannya berada di dalam

Bolehkah istri diperlakukan sebagai properti, seperti yang diakui oleh Manohara?

PENDAHULUAN. seperti ayah, ibu, dan anak. Keluarga juga merupakan lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan di berbagai bidang pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi

Dadang Hawari, Psikiater

BAB I PENDAHULUAN. paling ampuh dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. bernilai, penting, penerus bangsa. Pada kenyataannya, tatanan dunia dan perilaku

Kalender Doa Proyek Hana SEPTEMBER 2012

Jurnal Prodikmas Hasil Pengabdian Masyarakat ISSN: Vol. 1 No. 2 Juli 2017 e-issn:

Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Fenomena maraknya kriminalitas di era globalisasi. semakin merisaukan segala pihak.

Shaharuddin Daming, Komisioner Komnas HAM

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

KENAKALAN DAN DEGRADASI REMAJA

Ingatan lo ternyata payah ya. Ini gue Rio. Inget nggak? Rio... Rio yang mana ya? Ok deh, gue maklum kalo lo lupa. Ini gue Rio, senior lo di Univ

BAB I PENDAHULUAN. Aghnia Nurisyabani, 2015 KECERDASAN EMOSIONAL REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. kepada para orang tua yang telah memasuki jenjang pernikahan. Anak juga

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu tempat pembentukan kepribadian seseorang. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. telah membina keluarga. Menurut Muzfikri (2008), anak adalah sebuah anugrah

I #GALAUSEKOLAH Penggalauan pada bab ini menceritakan kegalauankegalauan yang terjadi di sekolah, mulai dari guru sampai pelajaran yang bikin galau

Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Ilustrasi pendidikan anak. usia dini dalam islam

Bagaimana sih caranya supaya pembantu rumah

BAB I PENDAHULUAN. sepasang suami istri namun juga keinginan setiap anak di dunia ini, tidak seorang

Aduh 15 menit lagi masuk nih, gimana donk? Jalanan macet segala lagi, kenapa sih setiap hari jalanan macet kaya gini? Kayanya hari ini bakalan jadi

Membentuk. Akhlak Anak. Cara Mendidik Akhlak Anak Menurut Islam. Roidah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemutusan hubungan kerja atau kehilangan pekerjaan, menurunnya daya beli

Saya Sebenarnya Yang Pertama Masuk Dalam Katagori Anak Spesial Yang Terpadu Dalam Sistem Pendidikan Utama Di Australia. Saya Di Beri Penghargaan

BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL

2016, No c. bahwa Presiden telah menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang

BAB I PENDAHULUAN. mencuri, tawuran antara remaja, pembegalan, pemerkosaan bahkan sampai

PEMBERKALAN DAN PELATIHAN BAGI ANAK-ANAK TERLANTAR. Disusun Oleh: Hadi Mulyo Wibowo, SH SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Menurut Sarwono (2011),

Meski sudah padam, tapi tidak ada jaminan tidak akan meletus lagi kan?

I. PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang utama dan pertama dalam. terhadap pembentukan kepribadian dan perkembangan tingkah laku anak

KASUS ETIKA PROFESI KASUS ANGELINE. Pembunuhan Berencana Angeline

BAB I PENDAHULUAN. Anak Di Indonesia. hlm Setya Wahyudi, 2011, Implementasi Ide Diversi Dalam Pembaruan Sistem Peradilan Pidana

BAB I PENDAHULUAN. ajaran Islam sangat mementingkan pemeliharaan terhadap lima hal, yaitu

Tanggapan Anda terhadap rencana kenaikkan gaji pejabat publik, khususnya menteri, per 1 Januari 2010?

BAB V PENUTUP. 1. Penerapan konsep noodweer exces dalam kasus penganiayaan atas dasar

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

1 1-4 Kepada yang kekasih saudara saya seiman Titus yaitu anak rohani

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik maupun rohani (Ahid, 2010: 99). Beberapa orang juga

Moral Akhir Hidup Manusia

2016, No c. bahwa Presiden telah menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang

Kalender Doa. Oktober Berdoa Bagi Wanita Yang Menderita Karena Aborsi

Ani Yunita, S.H.M.H. Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. banyak anak yang menjadi korban perlakuan salah. United Nations Children s

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Melindungi Anak Dari Konten. Yayasan Kita dan Buah Hati

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Dunia ini tidak pernah lepas dari kehidupan. Ketika lahir, sudah disambut

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak mempunyai hak yang bersifat asasi sebagaimana yang dimiliki

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PENGARUH KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA TERHADAP PSIKOLOGIS ANAK BIDANG KEGIATAN : PKM- PENELITIAN

NILAI PENDIDIKAN AKHLAK TOKOH UTAMA NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMK

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga itu adalah yang terdiri dari orang tua (suami-istri) dan anak. Hubungan

FENOMENA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Makna hidup (the meaning of life) adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home

Transkripsi:

Elly, Direktur Yayasan Kita dan Buah Hati Sadis! Tingkat kriminalitas sudah sampai kepada tahap yang paling menjijikan dan mengerikan. Sehingga seorang ayah tega memperkosa anak kandungnya sendiri, ibu menenggelamkan anak ke dalam bak hingga mati, istri tanpa berfikir panjang lagi memutilasi kemaluan suami dan suami dengan penuh amarah mencincang istri. Mengapa fenomena yang menyayat hati ini bisa terjadi?temukan jawabannya dalam perbincangan wartawan Tabloid Media Umat Joko Prasetyo dengan psikolog Elly Risman Musa yang juga sebagai Direktur Yayasan Kita dan Buah Hati. Berikut petikannya. Mengapa kekerasan dan pemerkosaan di tengah keluarga semakin marak? Awalnya ini berasal dari kesalahan pengasuhan. Nah, makanya polisi atau Bareskrim itu sekarang harus melihat dua hal dalam menangani kasus ini. Pertama, pelaku kekerasan ini harus dicek, seperti apa dulu dirinya dibesarkan. Siapa yang kerasnya? Ayahnya atau ibunya? Kekerasan apa yang dulu pernah terpapar pada dirinya? Karena memori kekerasan itu akan tinggal di dalam otak ya. Apa saja ya, kalau kesenangan masuk ke dalam otak, kalau yang menyakitkan lebih-lebih lagi. Jadi si pelaku ini sudah mempunyai trauma atau pengalaman masa lalu yang berat dengan kekerasan. Pelaku kekerasan biasanya mempunyai sejarah kekerasan di masa lalu. Itu satu. Yang kedua? 1 / 6

Polisi seharusnya bertanya, pelaku pemerkosaan ini dulunya pernah terpapar pornografi atau kekerasan dalam internet atau tidak. Misalnya, BS ya, yang memutilasi istrinya, kehidupan sehari-harinya saja sudah keras kan. Berarti orang yang emosinya di depan, berarti sudah dikangkangi setan deh. Berarti pengaruh setan lebih banyak. Kalau dari segi otaknya? Orang-orang yang mengalami kekerasan itu, otak yang lebih berfungsinya adalah batang otaknya. Otak itu dibagi ke tiga bagian besar ---batang otak, pusat perasaan dan kortek untuk berfikir---. Karena berulang terpapar kekerasan, yang lainnya jadi tumpul. Sedangkan batang otak itu sifatnya seperti reptil, seperti ular, kalau dia enggak mundur dia matok. Sehingga orang-orang pelaku kekerasan ini tidak banyak berpikir, perasaannya pun sudah mati sejak awal. Dulu, dia merasa selalu tidak dipedulikan perasaannya. Hanya masalahnya, kita sejak 68 tahun merdeka selalu masih saja mengaitkannya dengan ekonomi. Mengapa? Karena kita melihat orang itu dari sisi fisik dan ekonomi. Padahal bukan hanya gizi ekonomi yang mempengaruhi kesehatan tubuh. Tetapi juga gizi jiwa dan gizi spiritual. Yang terjadi sekarang ini, sehingga kekerasan dan pemerkosaan marak karena gizi jiwa dan gizi spiritualnya yang rusak! Gizi spiritual itu apa? Gizi spiritual itu agamanya. Mengapa bisa membunuh istri? Sudah membunuh mencincang-cincang? Di mana agamanya? Membunuh saja sudah dosa besar, walau pun hasratnya itu sudah ada sejak zaman Qabil dan Habil. Tetapi kan harusnya dikendalikan dengan agama dengan keimanan. Nah, jangan-jangan BS itu tidak pernah mendapatkan gizi itu! Makanan sehari-harinya bentakan, pukulan. Kalau gizi jiwa? 2 / 6

Perasaan kasih sayang dan cinta. Kalau kamu datang ke saya, bawa persoalanmu saya mengabaikan saja, kamu datang lagi saya abaikan lagi. Ketika kamu punya persoalan, kamu bilang sama teman kamu. Teman kamu menyarankan, mengapa tidak konsultasi saja pada Ibu Elly Risman. Apa yang akan kamu katakan? Enggak ah, dia kagak suka sama gue kan begitu. Padahal kan saya tidak pernah mengatakan tidak suka kepada kamu. Tetapi saya selalu menolak perasaanmu. Jadi kamu menghadapi saya, merasa bahwa kamu dari ujung rambut sampai ujung kaki tidak saya terima. Paham enggak? Contoh lain? Kamu anak saya. Kamu masih kecil dan senang lari-lari. Joko jangan lari-lari, entar jatuh. Kamu lari lagi. Joko, Mamah bilang jangan lari-lari, entar jatuh!. Kamu lari lagi. Baru saja ibu mau teriak, kamu jatuh kemudian nangis. Yang pertama ibu katakan apa? Mamah bilang juga apa! Iya, kan umumnya begitu. Ibu terus saja ngomong. Kamu itu kualat, Mamah bilang jangan lari ya jangan lari. Kamu nangis makin keras. Yang kamu rasakan apa? Sakit... Nah, ketika kamu sakit, ibu ngomong terus. Apakah ibu memperhatikan perasaanmu? Apakah mengabaikan perasaanmu? Mengabaikan... 3 / 6

Habis itu kamu teriak-teriak. Ibu ngomong lagi, Rasain, untung saja tidak sampai ke perut, Lari lagi deh biar jatuh lagi. Ibu itu tidak baca bahasa tubuhmu. Tidak menerima perasaanmu. Jadi kalau ibu melakukan sekali, dua kali, sepuluh kali. Perasaanmu terhadap ibu ini apa? Merasa jauh. Jauh. Kamu pun beranjak remaja, ibu marah terus dan sebagainya. Kamu merasa dekat apa tidak sama ibu? Semakin jauh. Dengan bekal pola pengasuhan seperti itulah kamu hidup. Menatap dunia ini. berinteraksi dengan orang. Manusia yang perasaannya hampir mati dan hampa. Kamu mengarungi kehidupan. Macam-macam persoalan kamu tidak bisa mengatasinya. Karena ibumu tidak memberikanmu bekal dalam hal bagaimana kamu mengelola perasaanmu. Karena tidak selamanya orang dapat kesempatan belajar mengelola perasaan itu dari orang lain. Pada umumnya ya dari ibunya. Saat ini, berapa juta anak-anak yang tumbuh dari pola pengasuhan yang keliru itu? Tanpa empati. Maka tidak aneh, kalau ada banjir, dan dia sudah jadi pejabat, bisa korupsi bantuan buat korban. Kenapa? Karena dulu waktu kuliahnya, habis dirinya disiksa senior, tanpa empati. Jadi banyak sekali kita ini, dalam hidupnya tidak menerapkan agama. Padahal Rasulullah SAW bilang muliakanlah anakmu, ajarkanlah anakmu akhlak yang baik. Sekarang ibu tanya sama kamu kalau membesarkan anak seperti yang ibu contohkan tadi, memuliakan anak tidak? Tidak. 4 / 6

Mengajarkan akhlak yang baik tidak? Tidak. Berarti dia tidak qaulan kariiman, tidak qaulan layiinan, tidak qaulan maisyuraan, dan mungkin dia tidak qaulan balighan, dan lainnya. Jadi dari ngomong saja, kita sudah tidak menerapkan agama. Sehingga empati tidak berkembang. Kalau ada yang salah sedikit, marahnya besar. Sehingga bisa membunuh orang, hingga mencincang orang. Apalagi kalau dapat ide dari media. Jadi itulah sebabnya, kurang gizi jiwa dan kurang gizi spiritual. Di samping kurang gizi jiwa dan kurang gizi spiritual, ada faktor luar yang membuat orang jadi jahat terhadap anggota keluarganya sendiri? Jadi, orang kalau sudah menyimpan kekesalan terlalu lama, biasanya menjadi tidak sensitif lagi. Jadi ia mampu berbuat jahat karena tumpukan perasaan yang tidak pernah ditemukan jalan keluarnya. Jadi perasaan itu tidak bisa ditumpuk, kalau terus ditumpuk terjangannya akan lebih kuat daripada air bah. Sehingga ketika ada masalah bendungan perasaannya pecah. Bagaimana menjadikan keluarga yang sudah telanjur salah didikan itu menjadi harmonis? Memang pekerjaan ini tidak mudah ya. Namun yang pertama harus dilakukan adalah membuat mereka menyadari dulu apa yang tengah terjadi. Kemudian mereka harus belajar untuk kembali ke agama. Kalau berkata, baik-baik. Mengendalikan emosi, terutama orang tua. Itu anak-anak yang sekarang di tangan mereka, itu bukan milik mereka, itu hanya titipan dari Allah SWT. Ikutilah aturan Allah dalam mendidik anak, tumbuhkan kembali keimanan. 5 / 6

Bagaimana dengan peran pemerintah? Pemerintah ini dalam rangka membuat umatnya beriman, kurang banget. Departemen Agama ngurusin apa? Haji yang lebih dipentingkannya. Sedangkan anak sekolahnya sama pesantrennya, ya begitulah, susah. Ringannya hukuman bagi pelaku kriminal berpengaruh juga pada kejahatan keluarga? Oh iya. Sudah membunuh cuma dihukum lima tahun, enam belas tahun. Kalau membunuh ya harus dibunuh lagi dong. Enak saja cuma 16 tahun. Harus di-qishash! Kalau kita bilang harus terapkan hukum Islam nanti marah. Tetapi ya kalau mencuri ya harus potong tangan. Kalau hukum Islam tidak diterapkan ya memang tidak akan ada efek jera. Jadi tidak ada pembelajaran bagi masyarakat. Karena setiap kasus hukumannya ringan, Rian yang membunuh banyak orang itu, atau bapak-bapak tua yang memperkosa dan memutilasi anak-anak, tidak ada pembelajaran yang diberikan pemerintah kepada anak-anak, kepada media, kepada masyarakat luas. Semua masalah yang terjadi tidak pernah ditanggapi serius. BKKBN tidak ngomong, perlindungan anak tidak ngomong, sudah begitu saja selesai. Orang jadi berpikirnya ngegampa ngin.[] 6 / 6