Volume 10 No. 1 Desember 2018 e-issn: p-issn: PERBANDINGAN TEKNIK KOREKSI BENTUK WAJAH PERSEGI PADA RIAS WAJAH MALAM HARI

dokumen-dokumen yang mirip
4.1 Bentuk Wajah Oval dan koreksinya Make-up style untuk bentuk wajah oval yaitu : Shading : Berbeda dengan karakter wajah yang lain, teknik shading

BAB VIII TATA RIAS KOREKTIF

BAHAN AJAR. Tata Rias Korektif Wajah

TATA RIAS KOREKSI A. Tata Rias Koreksi Bentuk Wajah

HASIL RIASAN DENGAN KOREKSI MATA SIPIT PADA BENTUK WAJAH BULAT, PERSEGI DAN LONJONG UNTUK KESEMPATAN PESTA

KOMPETENSI APLIKASI SHADING DAN TINTING PADA MAKE UP KOREKSI UNTUK BENTUK WAJAH BULAT, PERSEGI DAN SEGITIGA TERBALIK

PENGARUH MAKE UP KOREKTIF TERHADAP HASIL RIASAN PADA WAJAH BULAT DAN MATA SIPIT

A. PENDAHULUAN B. Pengetahuan dan Teknik Corective Make Up 1. Pengertian rias wajah korektif

MERIAS WAJAH PENGANTIN UNTUK BENTUK WAJAH BULAT

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan dan sikap untuk menghasilkan lulusan yang kompeten.

No Aspek Penilaian Keterangan 1. Topik / tema sistem pakar yang akan dibangun

LANGKAH-LANGKAH MAKE -UP

Harianti Rukmana Program Studi S1 Pendidikan Tata Rias, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias Wajah Cikatri Mahasiswa dapat :

TIPS KOREKSI WAJAH KOTAK

e- Journal. Volume 04 Nomer 01Tahun 2015, Edisi Yudisium Periode Februari 2015, hal 33-37

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. SMK Negeri 1 Beringin merupakan salah satu lembaga pendidikan formal

TIPE RAUT MUKA. A. Tipe Raut Muka

PENGARUH PENGAPLIKASIAN FOUNDATION TERHADAP HASIL RIAS WAJAH CIKATRI

BAB I PENDAHULUAN. didalam menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam

Tip's Makeup dg La Tulipe

BAB I PENDAHULUAN. menyempurnakan bagian bagian wajah yang kurang sempurna menjadi bentuk

JURNAL. Oleh: TARTILA YARIZQI 16766/2010

yang ada kearah yang lebih cantik dan sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang diinginkan setiap orang. Hal ini harus melakukan berbagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan aktifitas atau peran, bahkan profesi tertentu. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Plautus, Filsuf dari Roma mengatakan wanita tanpa kosmetik

HUBUNGAN PENGUASAAN TEORI KOREKSI WAJAH DENGAN PRAKTEK RIAS WAJAH PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN

MERIAS WAJAH ARTIS GERIATRI DAN SIKATRI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (GROOMING KECANTIKAN) 1.Kompentensi: Make up sehari-hari.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias Wajah Panggung. Mahasiswa dapat :

TATA RIAS WAJAH SEHARI-HARI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias Wajah Geriatri. Mahasiswa dapat :

PENGAPLIKASIAN KOSMETIK PADA PEMBENTUKAN ALIS MENURUN PENGANTIN PUTRI MUSLIM. Anita Maryuningrum. Sri Dwiyanti, S.Pd., M.PSDM

untuk memperbaiki penampilan dari kekurangan kekurangan yang ada ke arah

BAB I PENDAHULUAN. Kecantikan identik dengan penampilan diri dan merupakan aset berharga

BAB I PENDAHULUAN. Cantik identik dengan wanita karena semua wanita ingin cantik, Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dunia kecantikan saat ini sangat berkembang, baik kecantikan rambut

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional (Undang Undang RI No. 20, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN. wajah,mata,bibir,hidung,dagu dan alis diyakini sebagai cerminan pribadi dan hati seseorang.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias Wajah Foto. Mahasiswa dapat :

PENGARUH APLIKASI TEKNIK OMBRE DIPADU CAT EYES TERHADAP HASIL RIASAN KOREKSI MATA SIPIT UNTUK PENGANTIN MODERN

Under Makeup Moisture Lotion

e-journal. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Oktober 2014, Hal 53-61

BAB VII TYPE RAUT MUKA DAN KOSMETIKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Kualitas pendidikan, sebagai salah satu pilar pengembangan sumberdaya

PENGETAHUAN TENTANG KOSMETIKA PERAWATAN KULIT WAJAH DAN RIASAN PADA MAHASISWI JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Putri. Mahasiswa dapat :

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias TV/Film. Mahasiswa dapat :

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TATA RIAS KOREKSI WAJAH DAN KEMAMPUAN HASIL RIASAN PADA BENTUK WAJAH

Oleh Yusia Peni NIM : 57625

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya kosmetik yang tersedia. Spesifikasi produk kosmetik juga menjadi

DESKRIPSI DAN SILABUS

BAB V TATA ARTISTIK 1. TATA RIAS

BAB III KONSEP RANCANGAN. tegas dan warna yang mewakili sifat. 1. Penerapan Unsur dan prinsip desain pada make up. unsur desain sebagai berikut:

MODUL TATA RIAS WAJAH PENGANTIN SUNDA PUTRI ( JAWA BARAT) Disusun oleh: Endang Kuncahyawati S.Pd

Rias pengantin yang terkesan sederhana dan segar dengan penampilan yang natural namun tetap anggun dan elegan. Rias pengantin yang terkesan lembut

TATA RIAS WAJAH PANGGUNG

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (GROOMING KECANTIKAN) 1.Kompentensi: Perawatan Wajah untuk diri sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penelitian ini mengambil judul Perancangan Buku Referensi Karakteristik

PEMBUATAN PAES PENGANTIN SOLO DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROPORSIONAL

e-journal. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Oktober 2014, Hal 78-86

PENINGKATAN KETERAMPILAN RIAS WAJAH GERIATRIC MELALUI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA LULUSAN TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK NEGERI 1 BATU

PENGGUNAAN FACE PAINTING DENGAN TEKNIK MANUAL DAN AIRBRUSH SEBAGAI MAKE UP FOTO PRE WEDDING

PERBANDINGAN HASIL PAES TATA RIAS PENGANTIN SOLO BASAHAN ANTARA MENGGUNAKAN METODE TRADISIONAL DAN METODE PROPORSIONAL

BAB IV KOSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Tata Rias Fairy Tales Of Fantasy, maka dapat disimpulkan:

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR RIAS WAJAH SEHARI-HARI DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA TATA KECANTIKAN KULIT SMKNEGERI 1 BERINGIN

PERBANDINGAN PENGGUNAAN SERUM DAN PELEMBAB TERHADAP HASIL TATA RIAS WAJAH PENGANTIN JENIS KULIT KERING

PENAMPILAN DIRI DAN KEPRIBADIAN

e- Journal. Volume 03 Nomer 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Februari 2014, hal

BAHAN AJAR : c. Pigmentasi: terjadinya perubahan warna kulit akibat terganggunya melanin pada sel melanosit.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (PENGANTIN INDONESIA II) 1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Basahan.

TATA RIAS WAJAH PANGGUNG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. karakter Tokoh Jafar dalam dongeng Aladin pada pergelaran Fairy Tales Of. Fantasy dapat disimpulkan sebagai berikut:

PENINGKATAN KETERAMPILAN MERIAS WAJAH KARAKTER MELALUI PELATIHAN BAGI SISWA KELAS XI TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK NEGERI 1 LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecantikan merupakan bagian terpenting dari gaya hidup wanita. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. wajah bulat telur, mata bulat besar, kulit mulus dan rambut yang indah, gigi yang

BAB I PENDAHULUAN. kecantikan pada kulit wajah dan tubuh sudah menjadi prioritas utama dalam

ABSTRACT. Keywords: Make-Up, Beautify, Daily Make-Up, Health Skin, Skin Type, Face Shape.

LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2001 Direktur Pendidikan Menegah Kejuruan, Merias Wajah Panggung

BAB I PENDAHULUAN. sering disebut bahwa manusia adalah makhluk sosial.. Hal ini tentu memiliki

DESKRIPSI DAN SILABUS

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENGARUH JENIS KOSMETIK BODY PAINTING DAN VOLUME BABY OIL TERHADAP HASIL JADI FACE PAINTING

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2001 Direktur Pendidikan Menegah Kejuruan, Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto NIP

BAB I PENDAHULUAN. ini sanggul tersebut hanya dapat ditemui pada saat-saat tertentu.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN JENIS UNDER MAKEUP (MAKE UP BASE) TERHADAP HASIL TATA RIAS WAJAH JENIS KULIT BERMINYAK UNTUK PESTA

PERAWATAN WAJAH / FACIAL

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin

Journal of Beauty and Beauty Health Education

g. Cara praktis merias mata

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2001 Direktur Pendidikan Menegah Kejuruan, Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto NIP Merias Wajah Disco

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam undang undang dasar 1945

Penyusun NUR ENDAH PURWANINGSIH. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGRI MALANG

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM

BAB I PENDAHULUAN. jenis kosmetika seperti lipstik, pelembab, pensil alis, mascara ataupun

Transkripsi:

PERBANDINGAN TEKNIK KOREKSI BENTUK WAJAH PERSEGI PADA RIAS WAJAH MALAM HARI Dhiyaa Julita Hadiyani Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan, Fakultas Pariwisata dan Perhotelan, Universitas Negeri Padang E-mail: dhiyaajulitah@gmail.com Murni Astuti Tata Rias dan Kecantikan, Fakultas Pariwisata dan Perhotelan, Universitas Negeri Padang E-mail:murni.astuti97@gmail.com Abstrak We compare two correction techniques namely deep shading and outer shading with only inner shading square face shape at night makeup. This research method uses quasi-experimental methods.the population in this study were women who had a square face shape with people of samples. The results of the analysis show that there is no difference in the level of smoothness in the technique of using shading in the technique of using deep shading and outside shading (p=0,225). But the highest average value was found in the technique of using inner shading and outer shading (X2), which was equal to.. There is a significant difference in the level of sharpness in the technique of using shading in the technique of using deep shading and outside shading (p=0,08). with the highest average value in the technique of using inner shading and outer shading (X2) which is equal to.07. There is a significant difference in the level of accuracy in the technique of using shading in with the technique of using shading inside and outside shading (p = 0.08) with the highest average value in the technique of using inner shading and outer shading (X2) which is equal to.27. Keywords: Night Makeup, Shading Inside, Outside Shading, Square Face Correction PENDAHULUAN Rias wajah (make up) merupakan kebutuhan bagi wanita dan merupakan cerminan dari diri seseorang baik kepribadian, usia maupun juga penunjang penampilan seseorang. Pentingnya rias wajah (make up) sebagai bagian dari kepribadian seseorang, seseorang akan terlihat lebih segar, cerah, rapi dan tertata lebih rapi penampilannya apabila menggunakan riasan wajah dan fashion yang tepat. Selain itu inner beauty juga merupakan salah satu hal penting yang patut untuk diperhatikan. Pada dasarnya semua wanita menginginkan tampil cantik dan menarik. Kecantikan itu sendiri meliputi kecantikan dari dalam yang dinamakan inner beauty dan kecantikan yang berasal dari luar. Kecantikan dari dalam dapat terpancar dari kondisi fisik yang sehat dan budi pekerti yang baik. Sedangkan kecantikan dari luar dapat ditunjang penampilan fisik dan tata rias yang tepat. Rias wajah merupakan seni yang betujuan untuk mempercantik wajah dengan menonjolkan bagian-bagian yang indah dan menyamarkan/menutupi kekurangan pada wajah dengan menggunakan kosmetika (Rahmiati dkk, 201:142). Tilaar (2009:9) menjelaskan bahwa; pada dasarnya semua wanita itu cantik dan unik, kecantikan yang terpancar itu meliputi kecantikan dari luar dan dari dalam. Kecantikan dari luar di tunjang oleh penampilannya fisik sedangkan kecantikan dari dalam terpancar bila kondisi psikis sehat dan budi pekertinya baik. Menurut Andiyanto (200:12) rias wajah adalah rias wajah merupakan upaya untuk merubah menjadi lebih cantik dan sempurna dengan koreksi. Kekurangan pada wajah misalnya noda hitam, bekas luka, bentuk wajah yang kurang sempurna dapat ditutupi oleh riasan yang tepat dan benar yaitu dengan menggunakan rias wajah korektif. Pendapat ini diperkuat oleh pendapat Gusnaldi (2008:12) bahwa, saat merias wajah perlu dilakukan koreksi wajah yang tepat agar riasan tampil sempurna. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lilis Jubaedah (2007:5) mengungkapkan bahwa tidak semua orang memiliki bentuk wajah dengan proporsi yang baik, terutama pada proporsi berntuk tulang wajah yang ideal, bentuk wajah yang sempurna, wajah terlalu panjang, terlalu persegi, bulat merupakan bentuk wajah yang perlu dikoreksi. 186

Sehubungan dengan itu Andiyanto (2006: 6) menyatakan bahwa bentuk wajah manusia terdiri dari 7 macam yaitu bentuk wajah oval, bentuk wajah bulat, bentuk wajah persegi, bentuk wajah buah pir, bentuk wajah panjang, bentuk wajah segitiga terbalik, dan bentuk wajah diamond. Bentuk wajah yang paling proporsional atau ideal adalah oval atau bulat telur. Oleh karena itu, bentuk wajah bulat, wajah persegi, wajah segitiga terbalik, wajah buah pir, wajah panjang dan bentuk wajah diamond dikoreksi sedemikian rupa untuk mendekati bentuk wajah oval. Untuk itu pada bagian-bagian wajah tertentu diberi warna gelap (shading) dan ada pula yang diberi warna terang (tin). Shading merupakan tindakan pemberian warna lebih gelap dari warna kulit aslinya pada bagian-bagian wajah untuk menyembunyikan ketidaksempurnaan atau kekurangannya. Tint merupakan tindakan untuk menonjolkan bagianbagian wajah dengan memberikan warna lebih muda dari warna aslinya. Dalam mengaplikasikan shading dan tin dapat menggunakan shading dan tin dalam dan bisa juga menggunakan shading dan tin luar. Dalam penggunaanya yang membedakan yaitu dalam pengaplikasian sebelum dan sesudah pemakaian bedak. Sebelum melakukan koreksi wajah, harus diketahui bentuk wajah yang dimiliki dan teknik koreksinya. Lebih jauh Kusatanti (2008:419) menyatakan bahwa; bentuk wajah merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan dalam tata rias wajah, karena setiap orang memiliki bentuk wajah yang unik dan berbeda. Secara umum terdapat beberapa tipe bentuk wajah, bentuk wajah oval dipandang sebagai bentuk wajah paling ideal. Berdasarkan observasi yang penulis lakukan mata kuliah rias wajah, semester Juli-Desember 2017 pada mahasiswa jurusan tata rias dan kecantikan tahun masuk 2017, 15 dari 25 orang (60%) mahasiswa menyatakan kesulitan mengkoreksi bentuk wajah persegi karena tulang pada wajahnya sangat menonjol sehingga riasan terlihat kurang halus dan tidak sempurna. Pengkoreksian bentuk-bentuk wajah sangat dibutuhkan agar hasil riasan juga tepat. Yuliarti (2014:194) menyatakan bahwa; koreksi bentuk wajah adalah menonjolkan bagian-bagian wajah yang indah dan menutupi bagian wajah yang kurang sempurna. Untuk mendapatkan koreksi bentuk wajah yang tepat dan benar terlebih dahulu harus mengetahui tentang ciri-ciri bentuk wajah. Agar koreksi bentuk wajah memperoleh hasil yang maksimal dibutuhkan kosmetik yang disebut dengan shading dan tint. Kosmetik shading berwarna coklat dan memiliki fungsi untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang ada pada wajah. Karena itu Gusnaldi (2007:129) menjelaskan bahwa: shading itu bertujuan untuk merampingkan bentuk wajah. Merias wajah tidak cukup hanya menggunakan shading saja. Namun diiringi dengan suatu kosmetik yang disebut tint. Kosmetik tint berwarna terang yang berfungsi untuk menonjolkan kelebihan yang ada pada wajah. Tint menurut Tilaar (2009:15) adalah warna terang yang diberikan pada bagian-bagian wajah yang perlu ditonjolkan atau dilebarkan. Penggunaan tint pada wajah akan membuat bentuk wajah yang terlihat lebih lebar dari ukuran sebenarnya. Jelaslah dalam hal ini bahwa shading adalah kosmetik yang berwarna coklat berguna untuk menutupi kekurangan yang ada pada wajah. Sedangkan tint adalah kosmetik yang berwarna terang yang berguna untuk menojjnjolkan kelebihan yang ada pada wajah. Shading memiliki beberapa jenis seperti cream,liquid,stick,dan pressed powder. Menurut Rostamailis (2002:107) kosmetik shading adalah berbentuk alas bedak (foundation) dan juga berbentuk eyeshadow tidak mengkilat yang berwarna coklat. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Rahmiati dkk (201:149) bahwa kosmetik shading sejenis alas bedak yang berbentuk stick dan sangat cocok untuk digunakan pada kulit normal dan kering, dan bedak padat berwarna coklat. Sementara tin juga memiliki berbagai macam jenis seperti foundation yang berbentuk stick dan sangat cocok digunakan untuk kulit normal dan kering, serta bedak padat berwarna terang. Hal yang sama juga ditegaskan Rostamailis (2002:107) bahwa; kosmetik tint memiliki jenis seperti alas bedak (foundation) berwarna terang, dan juga berjenis eyeshadow yang tidak mengkilat mamun berwarna terang. Teknik koreksi untuk bentuk wajah persegi menurut Adiyanto (2015:40) adalah dengan mengaplikasikan shading pada bagian pelipis, 187

rahang, dan bawah rahang. Shading dilakukan dua kali yakni diawali dengan menggunakan foundation berwarna gelap kemudian disempurnakan dengan bedak berwarna gelap. Inilah yang dimaksud dengan shading luar dan shading dalam. Kemudian aplikasian foundation berwarna terang di bagian dahi dan hidung untuk highlight atau biasa disebut dengan tin. Berbeda dengan Tilaar (maximize:29) yang menyatakan cara mengaplikasikan shading untuk wajah persegi dimulai dengan foundation berwarna gelap dari sudut dahi, samping kiri dan kanan wajah khususnya pada bagian rahang. Tambahkan juga mulai dari pangkal alis hingga sepanjang kiri dan kanan batang hidung. Kemudian beri tint pada puncak dahi dan ujung dagu dengan foundation berwarna terang. Beri juga pada batang hidung, dimulai dari pangkal hingga ujung bawah hidung. Baurkan batas shading dan tin, kemudian bubuhkan loose powder. Sempurnakan dengan compact powder. Shading dan tin dibutuhkan untuk macammacam rias wajah seperti rias pagi, rias siang dan rias malam. Maka dari itu penulis tertarik untuk membandingkan kedua teknik diatas sebagai bahan penelitian. Rias wajah malam adalah rias wajah yang tebal dengan menggunakan alas bedak yang lebih menutup dengan ditunjang contour serta blush on yang lebih menyolok. Untuk rias malam, gunakan riasan perona mata yang mengandung shimer danaplikasikan highlighter jika dibutuhkan (Rahmiati,dkk 201:175). Agar rias wajah malam terlihat lebih sempurna, maka harus dilakukan koreksi wajah yang tepat.berdasarkan permasalahan di atas dan belum adanya penelitian tentang permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Perbandingan Teknik Koreksi Bentuk Wajah Persegi Pada Rias Wajah Malam Hari METODE Pada dasarnya bagian ini menjelaskan bagaimana penelitian itu dilakukan. Materi pokok bagian ini adalah: (1) rancangan penelitian; (2) populasi dan sampel (sasaran penelitian); () teknik pengumpulan data dan pengembangan instrumen; (4) dan teknik analisis data. Untuk penelitian yang menggunakan alat dan bahan, perlu dituliskan spesifikasi alat dan bahannya.spesifikasi alat menggambarkan kecanggihan alat yang digunakan sedangkan spesifikasi bahan menggambarkan macam bahan yang digunakan. Untuk penelitian kualitatif seperti penelitian tindakan kelas, etnografi, fenomenologi, studi kasus, dan lain-lain, perlu ditambahkan kehadiran peneliti, subyek penelitian, informan yang ikut membantu beserta cara-cara menggali data-data penelitian, lokasi dan lama penelitian serta uraian mengenai pengecekan keabsahan hasil penelitian. Sebaiknya dihindari pengorganisasian penulisan ke dalam anak sub-judul pada bagian ini. Namun, jika tidak bisa dihindari, cara penulisannya dapat dilihat pada bagian Hasil dan Pembahasan. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Distribusi Rata-Rata Pengaplikasian Rias Wajah Malam Hari Dengan Teknik Menggunakan Shading Dalam dan Teknik Menggunakan Shading Dalam dan Shading Luar Tabel 1 Distribusi Rata - Rata Pengaplikasian Rias Wajah Malam Hari Dengan Teknik Menggunakan Shading Dalam (X1) dan Teknik Menggunakan Shading Dalam dan Shading Luar (X2) Indikator Penilaian Hasil Ukur Mean SD Min Maks N Kehalusan X1.07 0.116.00.20 X2. 0.116.20.40 Ketajaman X1 2.40 0.200 2.20 2.60 X2.07 0.116.00.20 Ketepatan X1 2.9 0.06 2.60.20 X2.27 0.21.s00.40 188

Tabel 1 menggambarkan nilai rata-rata pada indikator tingkat kehalusan pada teknik menggunakan shading dalam (X1) adalah, sebesar.07 dengan standar deviasi ± 0.116, nilai minimum.00 dan nilai maksimum.20. Pada teknik menggunakan shading dalam dan shading luar (X2) adalah sebesar. dengan standar deviasi ± 0.116, nilai minimum.20 dan nilai maksimum.40. Nilai rata-rata pada indikator ketajaman pada teknik menggunakan shading dalam (X1) adalah sebesar 2.40 dengan standar deviasi ± 0.200, nilai minimum 2.20 dan nilai maksimum 2.60. Pada teknik menggunakan shading dalam dan shading luar (X2) adalah sebesar.07 dengan standar deviasi ± 0.116, nilai minimum.00 dan nilai maksimum.20. Nilai rata-rata pada indikator ketepatan pada teknik menggunakan shading dalam (X1) adalah sebesar 2.9 dengan standar deviasi ± 0.06, nilai minimum 2.60 dan nilai maksimum.20. Pada teknik menggunakan shading dalam dan shading luar (X2) adalah sebesar.27 dengan standar deviasi ± 0.21, nilai minimum.00 dan nilai maksimum.40. a. Distribusi Frekuensi Tingkat Kehalusan Pada Pengaplikasian Rias Wajah Malam Hari Dengan Teknik Menggunakan Shading Dalam (X1) dan Teknik Menggunakan Shading Dalam dan Luar (X2) Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Kehalusan Pada Pengaplikasian Rias Wajah Malam Hari Dengan Teknik Menggunakan Shading Dalam (X1) f % F % f % 4 Sangat Halus 1 20.0 0 0.0 0 0.0 Halus 4 80.0 5 100.0 5 100.0 2 Kurang Halus 0 0.0 0 0.0 0 0.0 1 Tidak Halus 0 0.0 0 0.0 0 0.0 Tabel 2 menunjukkan bahwa distribusi frekuensi tingkat kehalusan pada teknik menggunakan shading dalam (X1) adalah dari penilaian 5 panelis terhadap objek 1 didapatkan sebanyak 1 orang (20.0%) panelis menilai objek pada kategori sangat halus dan sebanyak 4 orang (80.0%) panelis menilai pada kategori halus. Terhadap objek 2 dan didapatkan sebanyak 5 orang (100.0%) panelis menilai pada kategori halus. Tabel Distribusi Frekuensi Tingkat Kehalusan Pada Pengaplikasian Rias Wajah Malam Hari Dengan Teknik Menggunakan Shading Dalam dan Shading Luar (X2) f % F % f % 4 Sangat Halus 2 40.0 2 40.0 1 20.0 Halus 60.0 60.0 4 80.0 2 Kurang Halus 0 0.0 0 0.0 0 0.0 1 Tidak Halus 0 0.0 0 0.0 0 0.0 189

Tabel menunjukkan bahwa distribusi frekuensi tingkat kehalusan pada teknik menggunakan shading dalam (X1) adalah dari penilaian 5 panelis terhadap objek 1 dan 2 perlakuan didapatkan sebanyak 2 orang (40.0%) panelis menilai kedua objek pada kategori sangat halus dan sebanyak orang (60.0%) panelis menilai kedua objek pada kategori halus. Terhadap objek didapatkan sebanyak 1 orang (20.0%) panelis menilai pada kategori sangat halus dan sebanyak 4 orang (80.0%) panelis menilai pada kategori halus. b. Distribusi Frekuensi Tingkat Ketajaman Pada Pengaplikasian Rias Wajah Malam Hari Dengan Teknik Menggunakan Shading Dalam (X1) dan Teknik Menggunakan Shading Dalam dan Luar (X2) Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tingkat Ketajaman Pada Pengaplikasian Rias Wajah Malam Hari Dengan Teknik Menggunakan Shading Dalam (X1) F % F % f % 4 Sangat Tajam 0 0.0 1 20.0 0 0.0 Tajam 2 40.0 1 20.0 1 20.0 2 Kurang Tajam 60.0 60.0 4 80.0 1 Tidak Tajam 0 0.0 0 0.0 0 0.0 Tabel 4 menunjukkan bahwa distribusi frekuensi tingkat ketajaman pada teknik menggunakan shading dalam (X1) adalah dari penilaian 5 panelis terhadap objek 1 didapatkan sebanyak 2 orang (40.0%) panelis menilai objek pada kategori tajam dan sebanyak orang (60.0%) panelis menilai pada kurang tajam. Terhadap objek 2 didapatkan sebanyak 1 orang (20.0%) panelis menilai objek pada kategori sangat tajam, sebanyak 1 orang (20.0%) panelis menilai objek pada kategori tajam dan sebanyak orang (60.0%) panelis menilai pada kurang tajam. Terhadap objek didapatkan sebanyak 1 orang (20.0%) panelis menilai objek pada kategori tajam, sebanyak 1 orang (20.0%) panelis menilai objek pada kategori tajam dan sebanyak 4 orang (80.0%) panelis menilai pada kurang tajam. Tabel 5 Distribusi Frekuensi Tingkat Ketajaman Pada Pengaplikasian Rias Wajah Malam Hari Dengan Teknik Menggunakan Shading Dalam dan Shading Luar (X2) F % F % f % 4 Sangat Tajam 0 0.0 1 20.0 0 0.0 Tajam 5 100.0 4 80.0 5 100.0 2 Kurang Tajam 0 0.0 0 0.0 4 80.0 1 Tidak Tajam 0 0.0 0 0.0 0 0.0 190

Tabel 5 menunjukkan bahwa distribusi frekuensi tingkat ketajaman pada teknik menggunakan shading dalam (X1) adalah dari penilaian 5 panelis terhadap objek 1 dan didapatkan sebanyak 5 orang (100.0%) panelis menilai objek pada kategori tajam. Terhadap objek 2 didapatkan sebanyak 1 orang (20.0%) panelis menilai objek pada kategori sangat tajam dan sebanyak 4 orang (80.0%) panelis menilai objek pada kategori tajam. c. Distribusi Frekuensi Tingkat Ketepatan Pada Pengaplikasian Rias Wajah Malam Hari Dengan Teknik Menggunakan Shading Dalam (X1) dan Teknik Menggunakan Shading Dalam dan Luar (X2) Tabel 6 Distribusi Frekuensi Tingkat Ketepatan Pada Pengaplikasian Rias Wajah Malam Hari Dengan Teknik Menggunakan Shading Dalam (X1) F % F % F % 4 Sangat tepat 0 0.0 1 20.0 0 0.0 Tepat 2 40.0 4 80.0 5 100.0 2 Kurang tepat 60.0 0 0.0 0 0.0 1 Tidak tepat 0 0.0 0 0.0 0 0.0 Tabel 6 menunjukkan bahwa distribusi frekuensi tingkat ketepatan pada teknik menggunakan shading dalam (X1) adalah dari penilaian 5 panelis terhadap objek 1 didapatkan sebanyak 2 orang (40.0%) panelis menilai objek pada kategori tepat dan sebanyak orang (60.0%) panelis menilai pada kurang tepat. Terhadap objek 2 didapatkan sebanyak 1 orang (20.0%) panelis menilai objek pada kategori sangat tepat dan sebanyak 4 orang (80.0%) panelis menilai objek pada kategori tepat. Terhadap objek didapatkan sebanyak 5 orang (100.0%) panelis menilai objek pada kategori tajam. Tabel 7 Distribusi Frekuensi Tingkat Ketepatan Pada Pengaplikasian Rias Wajah Malam Hari Dengan Teknik Menggunakan Shading Dalam dan Shading Luar (X2) F % F % F % 4 Sangat tepat 0 0.0 1 20.0 1 20.0 Tepat 5 100.0 4 80.0 4 80.0 2 Kurang tepat 0 0.0 0 0.0 0 0.0 1 Tidak tepat 0 0.0 0 0.0 0 0.0 Tabel 7 menunjukkan bahwa distribusi frekuensi tingkat ketepatan pada teknik menggunakan shading dalam dan shading luar (X2) adalah dari penilaian 5 panelis terhadap objek 1 didapatkan sebanyak 5 orang (100.0%) panelis menilai objek pada kategori 191

tepat dan sebanyak orang (60.0%) panelis menilai pada kurang tepat. Terhadap objek 2 dan didapatkan sebanyak 1 orang (20.0%) panelis menilai objek pada kategori sangat tepat dan sebanyak 4 orang (80.0%) panelis menilai objek pada kategori tepat. B. Uji Persyaratan Analisis 1. Uji Normalitas Tabel 8 Uji Normalitas Pada Pada Kelompok Pengaplikasian Rias Wajah Malam Hari Dengan Teknik Menggunakan Shading Dalam (X1) No. Variabel Signifikan Alpha Keterangan 1. Tingkat Kehalusan 0.766 0.05 Normal 2. Tingkat Ketajaman 1.000 0.05 Normal. Tingkat Ketepatan 0.991 0.05 Normal Berdasarkan uraian di atas didapatkan semua uji mempunyai nilai p > 0,05, hal ini menunjukkan data berdistribusi normal. Tabel 9. Uji Normalitas Pada Kelompok Pengaplikasian Rias Wajah Malam Hari Dengan Teknik Menggunakan Shading Dalam dan Shading Luar (X2) No. Variabel Signifikan Alpha Keterangan 1. Tingkat Kehalusan 0.766 0.05 Normal 2. Tingkat Ketajaman 0.766 0.05 Normal. Tingkat Ketepatan 0.766 0.05 Normal Berdasarkan uraian di atas didapatkan semua uji mempunyai nilai p > 0,05, hal ini menunjukkan data berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Tabel 10 Uji Normalitas Pada Kedua Kelompok No. Variabel Signifikan Alpha Keterangan 1. Kehalusan 0.157 0.05 Homogen 2. Ketajaman 0.096 0.05 Homogen Ketepatan 0.096 0.05 Homogen Berdasarkan uraian di atas didapatkan semua uji mempunyai nilai p > 0,05, hal ini menunjukkan data homogen. C. Pengujian Hipotesis Tabel 10. Hasil Analisis Data Uji t Indikator Penilaian Hasil Ukur Mean SD N p value Kehalusan Teknik Menggunakan Shading Dalam (X1).07 0.116 Teknik Menggunakan Shading Dalam dan Shading Luar (X2). 0.116 0.225 Ketajaman Teknik Menggunakan Shading Dalam (X1) 2.40 0.200 0.08 Teknik Menggunakan Shading Dalam dan.07 0.116 Shading Luar (X2) Ketepatan Teknik Menggunakan Shading Dalam (X1) 2.9 0.06 0.08 Teknik Menggunakan Shading Dalam dan.27 0.21 Shading Luar (X2) 192

Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa pada indikator tingkat kehalusan didapatkan nilai p > 0.05. Artinya tidak terdapat perbedaan rata rata yang signifikan antara pada kedua kelompok perlakuan. Namun ditemukan niai rata rata tertinggi didapatkan pada teknik menggunakan shading dalam dan shading luar (X2) yaitu sebesar.. Pada indikator tingkat ketajaman didapatkan nilai p < 0.05 (p=0.08). Artinya terdapat perbedaan rata rata yang signifikan antara pada kedua kelompok perlakuan, dimana nilai rata rata tertinggi didapatkan pada pada teknik menggunakan shading dalam dan shading luar (X2) yaitu sebesar.07. Pada indikator tingkat ketepatan didapatkan nilai p < 0.05 (p=0.08). Artinya terdapat perbedaan rata rata yang signifikan antara kedua kelompok perlakuan, dimana nilai rata rata tertinggi didapatkan pada pada teknik menggunakan shading dalam dan shading luar (X2) yaitu sebesar.27. D. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada indikator tingkat kehalusan didapatkan nilai p > 0.05. Artinya tidak terdapat perbedaan rata rata yang signifikan antara pada kedua kelompok perlakuan. Namun ditemukan niai rata rata tertinggi didapatkan pada teknik menggunakan shading dalam dan shading luar (X2) yaitu sebesar.. Pada indikator tingkat ketajaman didapatkan nilai p < 0.05 (p=0.08). Artinya terdapat perbedaan rata rata yang signifikan antara pada kedua kelompok perlakuan, dimana nilai rata rata tertinggi didapatkan pada pada teknik menggunakan shading dalam dan shading luar (X2) yaitu sebesar.07. Pada indikator tingkat ketepatan didapatkan nilai p < 0.05 (p=0.08). Artinya terdapat perbedaan rata rata yang signifikan antara kedua kelompok perlakuan, dimana nilai rata rata tertinggi didapatkan pada pada teknik menggunakan shading dalam dan shading luar (X2) yaitu sebesar.27. Rias wajah malam adalah rias wajah yang tebal dengan menggunakan alas bedak yang lebih menutup dengan ditunjang contour serta blush on yang lebih menyolok. Untuk rias malam, gunakan riasan perona mata yang mengandung shimer danaplikasikan highlighter jika dibutuhkan (Rahmiati,dkk 201:175). Terlihat pada penelitian bahwa tidak adanya perbedaan rata rata pada semua kelompok perlakuan terhadap indikator tingkat kehalusan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan shading dalam atau menggunakan shading dalam dan shading luar dapat menampilkan kulit halus pada semua objek meskipun tingkat kehalusan lebih baik ditemukan pada shading dalam dan shading luar. Begitu juga hlanya pada indikator tingkat ketajaman dan ketepatan ditemukan adanya perbedaan rata rata yang signifikan antara pada kedua kelompok perlakuan dimana nilai rata rata tertinggi didapatkan pada penggunaan teknik menggunakan shading dalam dan shading luar. Shading merupakan alas bedak atau bedak padat berwarna gelap yang berfungsi memberikan efek cekung atau kecil pada wajah. Shading yang di maksud dari penjelasan diatas di perjelas oleh Rahmiati, dkk (201:161) shading adalah alas bedak berwarna gelap yang berfungsi untuk memberikan efek lebih kecil atau cekung. Selanjutnya Tilaar (2009:40) menjelaskan bahwa shading adalah kosmetik untuk menyamarkan atau mempertegas bentuk tulang pipi, rahan dan hidung. Diperkuat oleh Andiyanto (2015:8) yang mengatakan bahwa shading diperlukan untuk memberi efek lebih kecil dan cekung. Terlihat pada penelitian bahwa adanya hasil yang lebih baik pada penggunaan shading dalam dan shading luar pada ketiga indikator. Menurut Adiyanto (2015:40) teknik koreksi untuk bentuk wajah persegi adalah dengan mengaplikasikan shading pada bagian pelipis, rahang, dan bawah rahang. Kemudian disempurnakan dengan pengaplikasian blush on dengan sapuan arah tarikan datar, agak melebar dan tidak tajam untuk memberi kesan lembut. Shading dilakukan dua kali yakni diawali dengan menggunakan foundation berwarna gelap kemudian disempurnakan dengan bedak berwarna gelap. Inilah yang dimaksud dengan shading luar dan shading dalam. Kemudian aplikasian foundation berwarna terang di bagian dahi dan hidung untuk highlight atau biasa disebut dengan tin. Ditambahkan oleh Rahmiati,dkk ( 201:175) bahwa rias wajah malam adalah rias wajah yang tebal dengan menggunakan alas bedak yang lebih menutup dengan ditunjang contour serta blush on yang lebih menyolok. Untuk rias malam, gunakan riasan perona 19

mata yang mengandung shimer danaplikasikan highlighter jika dibutuhkan. Berdasarkan hal ini maka menurut analisa peneliti terhadap penelitian ini adalah ditemukan bahwa nilai rata rata tertinggi pada kelompok penggunaan shading dalam dan shading luar dibandingkan dengan penggunaan shading dalam saja. Hal ini dapat disebabkan karena penggunaan shading dalam dan shading luar memiliki daya tahan yang kuat, apabila diaplikasi pada kulit menimbulkan efek lembut, lebih tajam dan lebih tepat. E. Kesimpulan Dan Saran Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kehalusan pada teknik penggunaan shading dalam dengan teknik penggunaan shading dalam dan shading luar (p=0,225). Namun ditemukan nilai rata rata tertinggi didapatkan pada teknik penggunaan shading dalam dan shading luar (X2) yaitu sebesar.. Terdapat perbedaan signifikan tingkat ketajaman pada teknik penggunaan shading dalam dengan teknik penggunaan shading dalam dan shading luar (p=0,08). dengan Nilai rata rata tertinggi didapatkan pada teknik penggunaan shading dalam dan shading luar (X2) yaitu sebesa.07. Terdapat perbedaan signifikan tingkat ketepatan pada teknik penggunaan shading dalam dengan teknik penggunaan shading dalam dan shading luar (p=0,08) dengan nilai rata rata tertinggi didapatkan pada teknik penggunaan shading dalam dan shading luar (X2) yaitu sebesa.27. Saran : Pada penelitian ini ditemukan penggunaan shading dalam dan shading luar adalah menghasilkan kehalusan, ketajaman dan ketepatan yang lebih baik pada teknik koreksi bentuk wajah persegi pada rias wajah malam hari. Maka peneliti menyarankan kepada tenaga rias menggunakan teknik penggunaan shading dalam dan shading luar pada riasan wajah persegi untuk riasan malam hari sehingga wajah terlihat lebih halus, lebih tajam dan lebih pemakaian make up lebih tepat. Hasil penelitian ini dapat menambah konsep dan teori yang selanjutya berguna sebagai dasar dalam mengembangkan keilmuan di bidang kecantikan. Kepada peneliti selanjutnya disarankan agar melakukan penelitian tentang penggunaan make up yang cocok untuk riasan di malam hari. DAFTAR PUSTAKA Andiyanto. 201. The Make-Up Over Rahasia Rias Wajah Sempurna. Jakarta : Pustaka Utama. 200. Rahmiati, dkk. Merias Diri. Padang: UNP Press. Adiyanto, Karim, AjuIsni. 2015. The Make Over. Jakarta. Pustaka Utama. Gusnaldi.2007. Instan Make-Up. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. Gusnaldi. 2008. I DO - Make Up Bridal. Gramedia Pustaka Utama. Jubaedah, Lilis.. 2007. Hubungan Antara Pengetahuan Tata Rias Koreksi Wajah dan Kemampuan Hasil Riasan Pada Bentuk Wajah. E-journal. Kusantati, dkk. 2008. Tata kecantikan kulit. Jakarta: Departemen Nasional. Rostamailis. 2009. Seni Mempercantik Diri. Padang: UNP press. Tilaar, Martha. 2009. Make-Up Basic Personal Make-Up. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama. Tilaar, Martha. Maximize your beauty panduan menggali kecantikan luar dalam: PT. Martindo Berto. Yuliati, Rina. 2014. Kompetensi Aplikasi Shading dan Tint Pada Make Up Koreksi untuk Bentuk Wajah Bulat, Persegi dan Segitiga Terbalik. E- Journal, Volume. 0, Nomor 01, (19-199). (https://www.scribd.com/doc/20279146, diakses 22 Agustus 2016). 194