BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia. Angka Kematian Ibu (AKI) di Sub-sahara Afrika 270 per

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand hanya 44 per

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan negara tersebut buruk. Hal ini disebabkan ibu hamil dan bersalin

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei

BAB 1 PENDAHULUAN. Konferensi Nairobi tentang Safe Motherhood tahun Indonesia ikut

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kandungan, saat kelahiran dan masa balita (dibawah usia lima tahun).

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai dampak yang besar terhadap pembangunan di bidang kesehatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan dengan target Millenium

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh kehamilan atau

BAB I PENDAHULUAN. Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih

I. PENDAHULUAN. akibat komplikasi kehamilan dan persalinan (Priyanto, 2009). World. Singapura sudah sangat baiksebesar 6 per KH.

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh wanita di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diberikan oleh petugas kesehatan yang tidak lain tujuannya untuk memelihara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan selama periode masa nifas perlu mendapat perhatian karena sekitar

BAB 1 PENDAHULUAN. kesepakatan global ( Millenium Development Goals/MDG s) pada tahun 2015,

Kata kunci : Kebijakan Kesehatan, Jampersal, Angka Kematian Ibu (AKI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan ibu hamil adalah salah satu aspek yang penting untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu bersalin (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah, tetapi bukannya tanpa

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya angka kematian ibu di dunia pada tahun 2000 disebabkan kehamilan

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu melahirkan menjadi 118 per kelahiran hidup; dan 4) Menurunnya

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), dalam

BAB I PENDAHULUAN. tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini kesehatan global difokuskan pada masalah kesehatan ibu, sampai saat ini masalah

BAB I PENDAHULUAN. minggu pertama kehidupan dan 529 ribu ibu meninggal karena penyebab yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) mengacu pada jumlah wanita yang meninggal

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Ibu di negara ASEAN lainnya. Angka Kematian Ibu diketahui dari jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan ibu di Indonesia masih memprihatinkan dimana Angka

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini masih cukup tinggi. Menurut Riset Kesehatan Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

I. PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di. Indonesia menempati teratas di Negara-negara ASEAN, yaitu 228 per

BAB I PENDAHULUAN. orangan, keluarga maupun masyarakat. Pelayanan antenatal adalah pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. bersalin dan nifas. Namun demikian banyak faktor yang membuat teknologi

suplemen Informasi Jampersal

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Amerika Latin dan Karibia 85/ KH, Amerika Utara 23/ KH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Program pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa negara di dunia mencerminkan ketidakadilan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM). Dalam Undang-Undang Nomor

BAB 1 PENDAHULUAN. indikator keberhasilan program pembangunan.kesehatan berimplikasi pada

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan (Saifuddin, 2006). Menurut WHO (World Health Organization), pada tahun 2013 AKI

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Bersatu II, yaitu Indonesia yang sejahtera, demokratis dan berkeadilan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini dikarenakan masih tingginya angka kematian ibu dan angka

BAB I PENDAHULUAN. faktor utama mortalitas (Saefudin, 2002). AKI ini menggambarkan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

BAB 1 : PENDAHULUAN. negara-negara di dunia sebagai pengganti pembangunan global Millenium

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indikator derajat kesehatan masyarakat, tercermin dalam kondisi angka kematian,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dengan upaya meningkatkan usia harapan hidup, menurunkan. untuk berperilaku hidup sehat (Depkes RI, 2009).

! 1! BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pada saat persalinan. Di Indonesia angka kematian ibu tergolong tinggi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Rahman, et. al.,gambaran Tingkat...

BAB I PENDAHULUAN. tahun Penurunan angka kematian ibu per kelahiran bayi. Millenium (Millenium Development Goals/MDGs).

BAB I PENDAHULUAN. unsur penentu status kesehatan (Saifuddin, 2013). Keadaan fisiologis bisa

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan status kesehatan masyarakat di Indonesia sudah mulai

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam Program

BAB I PENDAHULUAN. system kesehatan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi ibu selama kehamilan, melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. Di seluruh dunia, diperkirakan ibu meninggal karena komplikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu upaya pelayanan

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kehamilan sebagai komplikasi persalinan atau nifas, dengan penyebab terkait atau

BAB I PENDAHULUAN. dalam Millenium Development Goals (MDG) yaitu goal ke-4 dan ke-5. Target

Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

(GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

menikah di usia muda di Indonesia dengan usia tahun pada tahun 2010 lebih dari wanita muda berusia tahun di Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang World Health Organization (WHO) melaporkan pada tahun 2005 terdapat 536.000 wanita hamil meninggal akibat komplikasi kehamilan dan persalinan di seluruh dunia. Angka Kematian Ibu (AKI) di Sub-sahara Afrika 270 per 100.000 kelahiran hidup, di Asia Selatan 188 per 100.000 kelahiran hidup dan Asia Tenggara 35 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2007).AKI di Indonesia masih tinggi yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2004 (SDKI, 2004) dibandingkan negara tetangga ASEAN yaitu pada tahun 2004 AKI di Vietnam 120 per 100.000, Brunei 60 per 100.000, Malaysia 59 per 100.000. Thailand 50 per 100.000 dan Singapura hanya 10 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes, 2007). Salah satu ukuran yang dipakai untuk menilai baik buruknya keadaan pelayanan kesehatan dalam suatu negara adalah angka kematian ibu. Hal tersebut dapat tergambar dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, Indonesia berhasil menurunkan Angka Kematian Ibu dari 390 per 100.000 kelahiran hidup (1992) menjadi 334 per 100.000 kelahiran hidup (1997). Selanjutnya turun menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup. Peningkatan pemeliharaan kesehatan bagi ibu hamil akan dapat memengaruhi penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia. Untuk tahun 2015 Millenium Development Goals (MDG s) menetapkan AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup. Sementara itu penurunan AKI 1

merupakan tujuan utama dari program pelayanan kesehatan ibu dan anak (Kemkes, 2010). Secara global 80% kematian ibu tergolong penyebab kematian ibu langsung yaitu perdarahan (25%) biasanya perdarahan pasca persalinan, sepsis (15%), hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet (8%). Komplikasi aborsi tidak aman (13%) dan sebab lain (7%) (WHO, 2008). Menurut data profil kesehatan Sumatera Utara, AKI di Sumatera Utara tercatat sebesar 116 per 100.000 kelahiran hidup, namun hal ini belum bisa menggambarkan AKI yang sesungguhnya karena menurut survei FKM USU, AKI provinsi Sumatera Utara tercatat 268 per 100.000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan AKI Nasional, AKI provinsi Sumatera Utara lebih tinggi (Profil Kesehatan Sumatera Utara, 2011). AKI Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2012 tercatat 15 per 100.000 kelahiran hidup, cakupan K1 98,13% dan K4 96,06% cakupan persalinan nakes 95,29% dan cakupan neonatus 94,76%, nifas 93,45%. Bulan Desember tahun 2011 di Kabupaten Deli Serdang ditemukan persalinan 3.240 orang terdiri dari sectio sebanyak 55 orang dan normal sebanyak 3.185 orang (Profil Dinkes Deli Serdang, 2011). Kematian ibu juga diakibatkan beberapa faktor resiko keterlambatan (Tiga Terlambat), di antaranya terlambat dalam pemeriksaan kehamilan (terlambat mengambil keputusan), terlambat dalam memperoleh pelayanan persalinan dari tenaga kesehatan, dan terlambat sampai di fasilitas kesehatan pada saat dalam

keadaan emergensi. Upaya penurunan AKI harus difokuskan pada penyebab langsung kematian ibu, yang terjadi 90% pada saat persalinan dan segera setelah persalinan yaitu perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi pueperium 8%, partus macet 5%, abortus 5%, trauma obstetrik 5%, emboli 3%, dan lain-lain 11% (SKRT 2001) (Permenkes, 2011). Menurut hasil Riskesdas 2010, persalinan oleh tenaga kesehatan pada kelompok sasaran miskin baru mencapai sekitar 69,3%. Sedangkan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan baru mencapai 55,4%. Salah satu penyebab adalah karena masih banyaknya ibu tidak mampu yang persalinannya tidak dilayani oleh tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan yang baik karena terkendala biaya. Untuk mempercepat pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 khususnya menurunkan angka kematian ibu dan bayi, tahun 2010 Kementrian Kesehatan meluncurkan program jaminan persalinan (Jampersal) (Kemenkes RI, 2011). Untuk menjamin terpenuhinya hak hidup sehat bagi seluruh penduduk termasuk panduduk tidak mampu, pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi tingginya karena setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan. Setiap orang berhak mendapatkan

lingkungan yang sehat bagi pencapaian derajat kesehatan (Undang-undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009). Jampersal (jaminan persalinan) adalah jaminan pembiayaan pelayanan persalinan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB paska persalinan dan pelayanan bayi baru lahir. Pelayanan Jampersal ini meliputi pemeriksaan kehamilan ante natal care (ANC), pertolongan persalinan, pemeriksaan post natal care (PNC) oleh : (1) tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan pemerintah (Puskesmas dan jaringannya), (2) fasilitas kesehatan swasta yang tersedia, (3) fasilitas persalinan (Klinik/Rumah Bersalin, Dokter Praktik, Bidan Praktik) yaitu mereka yang telah menanda-tangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Tim Pengelola Jamkesmas Kabupaten/Kota. Pada saat yang bersamaan, pelayanan pemeriksaan kehamilan dengan risiko tinggi dan persalinan dengan penyulit dan komplikasi dilakukan secara berjenjang di Puskesmas dan RS rujukan. Dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan anak dan mempercepat pencapaian MDGs telah ditetapkan kebijakan bahwa setiap ibu yang melahirkan, biaya persalinannya ditanggung oleh Pemerintah melalui Program Jaminan Persalinan (Jampersal) (Permenkes, 2011). Jampersal ditujukan untuk masyarakat yang belum mempunyai jaminan pelayanan kesehatan, dan tidak terbatas pada masyarakat miskin atau kurang mampu namun kenyataannya sampai saat ini, program Jampersal belum dapat mencakup semua sasaran dan masih banyak masyarakat belum memanfaatkan program jaminan Persalinan.

Data dari Sumatera Utara sepanjang tahun 2011, program Jaminan Persalinan (Jampersal) yang diluncurkan oleh Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI hingga Agustus 2012 baru 7,7% ibu-ibu hamil di Sumatera Utara memanfaatkan program jaminan persalinan (Jampersal) gratis saat melahirkan (Profil Dinkes Provsu, 2011). Dari jumlah tersebut, sebanyak 6,7% ibu melahirkan secara normal dan sebanyak 0,3% ibu melahirkan melalui operasi sesar (Dinkes Provsu, 2011). Sedangkan berdasarkan Profil Deli Serdang tahun 2011 terdapat 4.724 persalinan yang memanfatkan program jaminan persalinan, sementara penduduk yang merupakan keluarga miskin di Deli Serdang ada 333.753 KK, artinya hanya 15 % keluarga miskin yang memanfaatkan program jaminan persalinan. Hal tersebut menunjukkan masih rendahnya pemanfaatan jaminan persalinan oleh masyarakat. Melalui program Jampersal yang telah berlangsung, diharapkan membantu kaum ibu untuk mendapatkan pelayanan persalinan yang baik dan benar. Hal ini untuk menekan angka kematian ibu akibat melahirkan di Indonesia yang masih tergolong tinggi. Cakupan persalinan yang memanfaatkan program jaminan persalinan di Puskesmas Bandar Khalifah belum mencapai target 90% yang ditetapkan karena hanya 33% ibu bersalin yang memanfaatkan program Jampersal dan yang tidak memanfaatkan program Jampersal 57%. Dari jumlah tersebut, sebanyak 29,6% ibu melahirkan secara normal, 2% ibu melahirkan melalui operasi sesar pada masyarakat miskin, 1,3% pada masyarakat yang tidak mempunyai jaminan persalinan (Profil

Puskesmas Bandar Khalifah, 2012). Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan Jaminan persalinan oleh ibu bersalin masih jauh dari harapan. Program Jampersal ini diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan jaminan pemeliharaan kesehatan yang aman menyeluruh bagi penduduk Indonesia khususnya Kecamatan Percut Sei Tuan Desa Bandar Khalifah, yang saat ini dimulai dengan sasaran pada ibu bersalin, ibu hamil, ibu nifas, dan bayi. Pada hakekatnya pelayanan kesehatan terhadap masyarakat ibu bersalin menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Supaya masing-masing pihak memberikan kontribusi sehingga menghasilkan pelayanan yang optimal. Menurut Anderson (1968) dalam Notoatmodjo (2007) komponen yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah (1) faktor predisposisi (predisposing, seperti : demografi (umur, jenis kelamin), struktur social (pendidikan, pekerjaan) dan keyakinan (pengetahuan dan sikap)), (2) faktor pemungkin (enabling, seperti : sumber daya keluarga, sumber daya komunitas/ masyarakat), dan (3) komponen tingkatan kesakitan (Illnes level, seperti tingkat rasa sakit). Sementara itu Depkes RI (2009) menyatakan bahwa rendahnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan dapat disebabkan oleh (1) jarak yang jauh, (2) tidak tahu adanya suatu kemampuan fasilitas, (3) biaya yang tidak terjangkau, (4) tradisi yang menghambat pemanfaatan fasilitas. Hasil penelitian Heniwati (2008) mengungkapkan bahwa variabel pekerjaan, jarak tempuh dan kualitas pelayanan berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan

posyandu sedangkan variabel umur, pendidikan dan jumlah petugas tidak mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan. Menurut Thadeus dan Maine (1990) bahwa faktor yang memengaruhi pengambilan keputusan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan meliputi karakteristik individu, kemudahan pelayanan dan kualitas pelayanan. Desa Bandar Khalifah memiliki 17 dusun dan jumlah penduduk 8.405 KK, PUS 6.980 KK, sementara ibu hamil tahun 2012 ada 792 orang, ibu bersalin tahun 2012 ada 756 orang, yang memanfaatkan program Jampersal sebanyak 140 orang. Puskesmas Bandar Khalifah memiliki sarana kesehatan 1 unit Puskesmas Rawat Inap, 3 unit polindes/poskesdes, 3 unit Puskesmas Pembantu, Puskesmas Bandar Khalifah termasuk salah satu Unit Pelaksana Teknik Daerah (UPTD) di Kecamatan Percut Sei Tuan. Wilayah kerja puskesmas ini meliputi 7 desa (Profil Puskesmas Bandar Khalifah, 2012). Hasil survei pada dukun bayi tahun 2013, terdapat 13 ibu bersalin yang ditolong oleh dukun bayi. Berdasarkan hasil wawancara kepada ibu bersalin didapatkan bahwa faktor status ekonomi yang mendorong mereka memilih dukun bayi sebagai penolong persalinan mereka, karena mereka mengaganggap persalinan yang ditolong bidan dan dokter membutuhkan biaya yang besar. Tidak hanya itu saja kurangnya pengetahuan ibu mengenai program Jampersal membuat para ibu beranggapan bahwa persalinan yang gratis itu cenderung tidak bagus sehingga nantinya ibu mengalami ketidakadilan dalam perawatan kesehatan.

Berdasarkan dari latar belakang tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk menganalisis pengaruh faktor predisposisi, pemungkin dan kebutuhan ibu bersalin terhadap pemanfaatan dalam program jaminan persalinan di Desa Bandar Khalifah Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan, dalam meningkatkan derajat kesehatan ibu bersalin serta menurunkan AKI dan AKB. 1.2 Permasalahan Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan di atas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah masih rendahnya pemanfaatan jaminan persalinan oleh ibu bersalin di desa Bandar Khalifah Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan. 1.3 Tujuan Penelitian Untuk menganalisis pengaruh faktor predisposisi, pemungkin dan kebutuhan ibu bersalin terhadap pemanfaatan program jaminan persalinan di Desa Bandar Khalifah Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan. 1.4 Hipotesis Ada pengaruh faktor predisposisi, pemungkin dan kebutuhan ibu bersalin terhadap pemanfaatan program jaminan persalinan di Desa Bandar Khalifah Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan.

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang untuk mengambil kebijakan dalam meningkatkan program JAMPERSAL pada masyarakat khususnya pelayanan kesehatan pada ibu bersalin. 1.5.2 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan masukan bagi Bidan Koordinator Puskesmas Bandar Khalifah Deli Serdang agar meningkatkan sosialisasi kepada ibu mengenai Program Jampersal 1.5.3 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan Informasi bagi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalifah Deli tentang program Jampersal bagi ibu hamil, bersalin, nifas dan perawatan bayi