BAB I PENDAHULUAN. beramal. Agama melarang mempergunakan waktu dengan main-main atau

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS KOMPARATIF AL-QURT{UBI< DAN SAYYID QUT{B TELAAH AYAT-AYAT SAJDAH

BAB I PENDAHULUAN. M. Quraish Shihab, Wawasan al-qur an; Tafsir Maudhu i atas Perbagai Persoalan Umat Mizan,Bandung, 2000, hal 548 2

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Islam bersumber kepada Al-Qur an dan As-Sunnah.

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan

BAB V PEMBAHASAN. bahasan ekosistem. Penelitian dilaksanakan pada kelas VII-A MTs Darul Ulum

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dirasakan rahmat dan berkah dari kehadiran al-qur an itu. 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak mengenal ruang dan waktu, ia tidak dibatasi tebalnya

BAB IV ANALISIS. A. Penafsiran M. Quraish Shihab Surah al-nisa> ayat 119. mereka (mengubah ciptaan Allah) lalu benar-benar mereka akan mengubahnya).

PENGGUNAAN KATA TANYA/ ISTIFHANIAH DALAM ALQUR AN (SUATU KAJIAN TAFSIR TEMATIK DALAM TAFSIR AL MISHBAH PADA SURAT AL BAQARAH, ALI IMRAN, AN NISA )

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengamalkan dan menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. 1

Disebarluaskan melalui: Website: November, TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa al-quran memiliki mutu sastra yang tinggi dan

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

BAB I PENDAHULUAN. keotentikannya telah dijamin oleh Allah, dan al-qur an juga merupakan kitab

BAB IV ANALISIS TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM AL-QURAN TELAAH PENDIDIKAN ISLAM

Kisah Kaum 'Aad. Khutbah Pertama:

BAB I PENDAHULUAN. perilakunya terhadap Tuhan dan implikasinya dalam interaksi sosial. 1

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan

BAB I PENDAHULUAN. ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. dengan melalui wahyu Allah yang disampaikan oleh Malaikat jibril. Islam itu

UMMI> DALAM AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. sulit diterima bahkan mustahil diamalkan (resistensi) 4. Dan yang lebih parah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alquran yang secara harfiah berarti bacaan sempurna merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari, memahami dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur an adalah. merupakan kewajiban bagi setiap umat muslim.

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Bab 1 Syukur Itu Menerima Nikmat yang Ada

Sunah Yang Hilang di Bulan Dzulhijjah

BAB IV ANALISIS RISIKO KUFUR NIKMAT

?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

. 2 TANDA-TANDA KIAMAT

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang unik dan sangat menarik di mata manusia

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, pada waktu yang sama juga kepercayaan tersebut harus mengandung

Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I.

Kajian Al-Qur an, Al-Baqarah ayat 26.

?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB IV ANALISIS TOLERANSI ATAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN SISWA DI SMA NEGERI 3 PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Sarana yang paling utama untuk berkomunikasi adalah bahasa. disampaikan pada anggota masyarakat lain.

TUGAS KITA SEBAGAI HAMBA ALLAH & UMMAT NABI. Tugas sebagai hamba ialah beribadah. QS 51. Adzariyat 56:

Perintah Pertama di Dalam Alquran

BAHAYA PERILAKU TAQLID MENURUT AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah kitab suci yang diturunkan Allah SWT. kepada Nabi

Kaidah Memahami Tauhid

SUJUD KEPADA ALLAH SWT

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I.

BAB I PENDAHULUAN. R. Soetarno, Psikologi Sosial, (Kanisius: Yogyakarta), 1993, hlm. 16.

BAB I PENDAHULUAN. Islam tersebut dinamakan orang mu min. Orang mu min adalah seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. kebathilan. Untuk mengungkap petunjuk dan penjelasan dari al-qur a>n, telah

Oleh: Rokhmat S Labib

Hukum orang yang memanfaatkan Islam untuk kepentingan pribadi

Diterjemahkan oleh : Abu Sa id Neno Triyono א א א.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

Tafsir Surat Al-Ashr: Meraih Sukses Dunia dan Akhirat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam abad kemajuan teknologi komunikasi modern dewasa ini,

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.1 Nabi Adam AS.

Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an merupakan pedoman dan petunjuk dalam kehidupan manusia,

Kelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( )

Penulis: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An Nawawi

BAB I PENDAHULUAN. turun dengan nama Allah. Kita sekarang memulai membaca al-qur an dengan nama

BAB I PENDAHULUAN. informasi seperti sekarang ini. Perkembangan teknologi dan informasi ini telah

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS VII

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan / (Library Research) mencatat serta mengolah bahan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB IV MAKNA DAN HUBUNGAN KESAKSIAN MANUSIA TERHADAP KE- ESAAN ALLAH DI ALAM RAHIM DALAM KEHIDUPAN DI DUNIA

Khutbah Jum'at. Memaafkan Sesama Sebelum Ramadhan Tiba. Bersama Dakwah 1

BAB V IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH

TA LIM MADANI 18 Hal-Hal Ghaib

Mam MAKALAH ISLAM. Tuntunan Islam tentang Gerhana

BAB II KAJIAN TEORI (PANDANGAN UMUM TENTANG PEMAKNAAN KATA AL- ASHR)

BAB I PENDAHULUAN. penyajiannya, juga dalam pengolahan alur ceritanya, Al-Qura>n memiliki cara

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu kepada orang tertentu menurut syarat-syarat yang ditentukan 1. Ramadhan yang disebut juga dengan istilah zakat fitrah 2.

Begitu Singkatnya Umur Manusia

AYAT ASAS Oleh Nurcholish Madjid

Ayat ini adalah di antara yang menegaskan bahwa kerajaan langit dan bumi adalah milik-nya. Tidak ada yang menjadi sekutu bagi-nya dalam kekuasaan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tidak diragukan lagi bahwa al-qur`an merupakan kitab suci dan. pedoman bagi manusia dan orang-orang yang bertaqwa kapanpun dan

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Bagaimana Kita Merespon Perintah Puasa

BAB V PEMBAHASAN. A. Analisis Data. Setelah data hasil penelitian disajikan, dapat diuraikan sebagai sebagai. berikut:

BAB IV ANALISIS PANDANGAN M. QURAISH SHIHAB DAN AHMAD MUSTHOFA AL-MARAGH TENTANG SUNNATULLAH DALAM SURAT AL-FATH AYAT 23

golongan Kristiani, dan tidak juga kepada golongan keagamaan lainnya di muka bumi.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya. Manusia membutuhkan rambu-rambu lalu lintas yang memberinya

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas, sehingga tidak berlebihan, jika Alquran diibaratkan sebagai lautan

BAB VI PENUTUP. Allah dalam juz amma dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Menurut pemikiran Hamka dan M. Quraish Shihab dalam kitabnya

ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARADAWI TENTANG MENYERAHKAN ZAKAT KEPADA PENGUASA YANG ZALIM DALAM KITAB FIQHUZ ZAKAT

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Manusia tidak dapat melepaskan diri dari waktu dan tempat. Mereka mengenal masa lalu, kini dan masa depan. Kesadaran manusia tentang waktu berhubungan dengan bulan dan matahari dari segi perjalanannya (malam saat terbenam dan siang saat terbit). 1 Memanfaatkan waktu merupakan amanat Allah kepada makhlukn-nya. Bahkan, manusia dituntut untuk mengisi waktu dengan berbagai amal dan mempergunakan potensinya, karena manusia diturunkan ke dunia ini adalah untuk beramal. Agama melarang mempergunakan waktu dengan main-main atau mengabaikan yang lebih penting. Nampaknya antara waktu dan amal tidak dapat dipisahkan. Waktu adalah untuk beramal dan beramal adalah untuk mengisi waktu. Amal akan berguna bila dilaksanakan sesuai dengan waktunya, sebaliknya waktu akan bermakna bila diisi dengan amal. 2 Sekarang ini, banyak ditemui orang yang suka menyalahkan waktu atau setidaknya mengkambinghitamkan waktu ketika mengalami kegagalan. Islam sebenarnya tidak pernah mengenal waktu sial atau waktu untung. Sial dan untung sangan ditentukan oleh baik dan tidaknya usaha seseorang, karena waktu bersifat 1 M. Quraish Shihab, Wawasan al-qur an; Tafsir Maudlu i atas perbagai persoalan Umat (Bandung: Mizan, 2000), 548. 2 Fahmi Idris et. Al, Nilai Dan Makna Kerja Dalam Islam (Jakarta: Nuansa Madani, 1999), 153. 1

2 netral dan waktutidak pernah berpihak pada siapapun. 3 Demikian besar peranan watu sehingga Allah SWT berkali-kali bersumpah dengan menggunakan kata yang menunjukkan waktu-waktu tertentu seperti Wa al-layl (demi malam), Wa al-nahar (demi waktu siang), Wa al-shubh (demi waktu subuh), Wa al-fajr (demi waktu fajar) dan lain-lain, untuk menegaskan pentingnya waktu dan kegunaannya, seperti yang tersurat dan tersirat dalam al Qur an Surah Al-Lail/92:1-2, Al-Fajr/89:1-2, Adh-Dhuha/93:1-2, Al- Ashr/103:1-3, dan lain-lain. Al-Qur an menggunakan beberapa term yang menunjukkan waktu, seperti Waqt, Dahr, Ajal, Sa ah, Ashr, Hin dan Yawm. Waqt digunakan dalam batas akhir kesempatan atau peluang untuk menyelesaikan suatu peristiwa, misalnya: Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. 4 Allah memberikan pesan pada ayat di atas bahwa dzikir setelah shalat dapat di lakukan dengan cara apapun dan bagaimanapun keadaanya. Dalam keadaaan normal dilakukan dengan duduk, dalam keadaan gawat dilakukan dengan keadaan yang memungkinkan, bahkan setiap saat diwaktu berdiri, waktu duduk dan waktu berbaring. Kemudian, shalat apabila dalam keadaan normal 3 Ibid., 154. 4 Al-Qur an, 4:103

harus dilakukan dengan khusyu memenuhi syarat rukunnya serta memenuhi sunnah dan waktu-waktunya yang telah ditentukan. Kata Waqt memberi kesan tentang keharusan adanya pembagian teknis mengenai masa yang dialami (seperti detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun dan seterusnya), dan sekaligus keharusan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam waktu-waktu tersebut, dan bukannya membiarkannya berlalu hampa. 5 Dahr digunakan untuk saat berkepanjangan yang dilalui alam raya dalam kehidupan dunia ini, yaitu sejak diciptakan-nya sampai punahnya alam semesta ini. 6 Misalnya: QS. Al-Jatsiyah ayat 24 3 dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa", dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja. 7 Dalam ayat ini Allah menjelaskan, di antara kedurhakaan orang kafir adalah mereka menganggap kehidupan ini adalah kehidupan di dunia saja, tidak ada kehidupan akhirat. Mereka menganggap hidup dan matinya hanyalah perjalanan waktu. Kematian adalah akhir perjalanan wujud manusia dan tidak ada kebangkitan sesudahnya. 8 Kata Dahr memberi kesan bahwa segala sesuatu pernah tiada, dan bahwa keberadaannya menjadikan ia terikat oleh waktu (dahr) 9 5 Shihab, Wawasan, 545-548. 6 Ibid. 7 Al-Qur an, 45:24 8 Quraish Shihab, Tafsir al-mishbah, Vol. 13 (jakarta: Lentera Hati,2000), 56-57. 9 Shihab, Wawasan, 547.

Ajal menunjukkan waktu barakhirnya sesuatu, berakhirnya usia seseorang, masyarakat atau negara. 10 Misalnya: 4 Katakanlah: "Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah". tiap-tiap umat mempunyai ajal. apabila telah datang ajal mereka, Maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya). 11 Pada ayat di atas Allah SWT menjelaskan ancaman-nya pada masyarakat makkah tentang kehancuran mereka, yakni disebabkan oleh syirik dan penyembahan berhala yang menjadi sendi kehidupan masyarakat ketika itu. Dan ketentuan itu berlaku untuk semua masyarakat manusia sejak dahulu hingga kini dan masa datang. 12 Kata Ajal memberi kesan bahwa segala sesuatu ada batas waktu berakhirnya, sehingga tidak ada yang langgeng dan abadi kecuali Allah SWT sendiri. 13 Ashr bisa diartikan waktu menjelang terbenamnya matahari tetapi juga dapat diartikan sebagai masa secara mutlak. 14 Misalnya: Artinya: Demi masa. 15 10 Idris, Nilai, 149. 11 Al-Qur an, 10:49 12 Shihab, Misbah, Vol. 6, 91-94 13 Shihab, Wawasan, 547 14 Ibid., 546-547 15 Al-Qur an, 103:1

Allah memulai surat al- Ashr dengan bersumpah Wa al- Ashr (demi masa), untuk membantah anggapan sebagian orang yang mempersalahkan waktu dalam kegagalan mereka. Tidak ada sesuatu yang dinamai masa sial atau masa mujur, karena yang berpengaruh adalah kebaikan dan keburukan usaha seseorang. Dan inilah yang berperan di dalam baik atau buruknya akhir suatu pekerjaan, karena masa selalu bersifat netral. Kata Ashr memberi kesan bahwa saat-saat yang dialamioleh manusia harus diisi dengan kerja memeras keringat dan pikiran. 16 Hin dipahami dalam arti waktu secara mutlak, pendek atau panjang 17 terkait dengan waktu dan tempatnya. Misalnya QS. Al-A raf ayat 24. 5 Allah berfirman: "Turunlah kamu sekalian, sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang lain. dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan". 18 Ayat ini berisi tentang perintah Allah kepada Adam dan Hawa untuk turun ke bumi bertempat tinggal di sana sebagai tempat kediaman sementara dan mencari kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan yakni kematian atau hari Kiamat nanti. 19 Kata Hin memberi kesan bahwa waktu itu hanya saat-saat yang terkait pada pelaksanaan suatu pekerjaan atau peristiwa tertentu saja. 16 Ibid., 548. 17 Shihab, Misbah, V0l. 14, 652. 18 Al-Qur an, 7:24 19 Ibid., 651.

Sa ah adalah akhir masa kehidupan duniawi serta kepunahan alam. Misalnya: QS. al-nahl ayat 61 6 Jikalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-nya di muka bumi sesuatupun dari makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya. 20 Pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa salah satu bukti hikmah kebijaksanaan Allah adalah Dia menangguhkan hukuman atas kaum musyrikin yang dengan kemusyrikannya telah mencapai puncak kedlalimannya. Yaitu mereka akan di tangguhkan sampai waktu yang telah ditentukan oleh Allah swt. (hari kiamat) kemudian Allah menjelaskan bahwa apabila telah datang ajal kematian manusia maka ajal itu tidak bisa diundur atau diajukan. 21 Kata sa ah memberi kesan bahwa waktu atau saat terjadinya suatu peristiwa tertentu itu sangat terbatas. Lebih lanjut, penulis berupaya membahas mengenai waktu dengan cara menjelaskan definisi waktu dalam al-qur an, dan penafsiran ulama mengenai surah al- Ashr ayat 1-3. 20 Al-Qur an, 16:61 21 Ibid., Vol. 7, 267-268.

Berdasarkan paparan di atas, penulis tertarik untuk menyusun tugas akhir mengenai waktu dengan judul: MAKNA AL-ASHR DALAM AL-QUR AN (Telaah Penafsiran Ibnu Katsir dan Sayyid Qutb terhadap surat al-ashr) 7 B. Identifikasi Masalah Dari pemaparan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah mengenai term-term waktu dalam al-quran di antaranya: 1. Bagaimana sumpah Allah dalam Al-qur an? 2. Apa kandungan sumpah Allah dalam Al-qur an? 3. Bagaimana ungkapan sumpah Allah dalam Al-qur an? 4. Bagaimana biografi Ibnu Katsir dan Sayyid Al-qutb? 5. Apa yang mempengaruhi penafsiran Ibnu Katsir dan Sayyid Al-qutb? 6. Bagaimana penafsiran IbnuKatsir dan Sayyid Al-qutb terhadap ayat-ayat tentang waktu? C. Rumusan Masalah Dari Pemaparan latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penafsiran Ibnu Katsir tentang kata al-ashr? 2. Bagaimana penafsiran Sayyid Qutb tentang kata al-ashr? 3. Apa persamaan dan perbedaan penafsiran Ibnu Katsir dan Sayyid Qutb tentang kata al- Ashr?

8 D. Tujuan Penelitian adalah: Dengan memperhatikan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini 1. Mengetahui pandangan tentang Ibnu Katsir tentang kata al-ashr. 2. Mengetahui pandangan tentang Sayyid Qutb tentang kata al-ashr. 3. Mengetahui persamaan dan perbedaan Sayyid Qutb dan Ibnu Katsir dalam menafsirkan kata al- Ashr. E. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan keilmuan dalam bidang tafsir. Agar hasil penelitian ini jelas dan berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan, maka perlu dikemukakan kegunaan dari penelitian ini. Adapun kegunaan hasil penelitian ini ada dua yaitu: 1. Kegunaan secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan memiliki arti akademis (academic significance) sebagai tambahan pemikiran dan pengembangan ilmu yang ada di dalam al-quran khususnya ayat Al-qur an mengenai waktu. 2. Kegunaan scara praktis Implementasi penelitian ini diharapkan dapat member kontribusi dalam memberikan penjelasan mengenai siklus kehidupan manusia yang pasti terjadi pada setiap manusia, sehingga masyarakat dapat lebih memahami dirinya untuk memanfaatkan waktunya dengan lebih baik.

9 F. Metodologi Penelitian 1. Jenis penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif keperpustakaan (Library Research), karena datanya berasal dari data-data keperpustakaan, adapun data yang diperlukandalam penelitian ini adalah: a. Ayat-ayat yang berkaitan dengan waktu baik yang mengungkapkan waktu yang menunjukkan durasi yang jelas batasannya maupun durasi yang tidak jelas batasnya. b. Asbab al-nuzul dan munasabah yang berhubungan dengan ayat-ayat yang dibahas dalam penelitian. 2. Sumber Data Dari data di atas, sumber data diklasifikasikan menjadi dua: data primer dan data sekunder. a. Sumber data primer: Mushhaf al-quran. b. Sumber data sekunder: 1) Tafsir-tafsir yang mu tabir, seperti: tafsir al-misbah, tafsir fi zhilal al-quran, tafsir al-mizan, tafsir al-khazin, tafsir al-mizan fi tafsir alquran dan lain-lain. 2) Al-mu zam al-mufahras li alfadz al-quran karya muhammad fuad abd al-baqi 3. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan fokus pembahasan, kemudian

mengklarifikasi sesuai dengan sub bahasan dan penyusunan data yang akan digunakan dalam penelitian berdasarkan konsep-konsep kerangka penulisan yang telah dipersiapkan sebelumnya. 4. Metode Analisis Data Untuk sampai pada prosedur akhir penelitian, maka penulis menggunakan metode analisa data untuk menjawab persoalan yang akan muncul di sekitar penelitian ini. Deskriptif yaitu menggambarkanatau melukiskan keadaan obyek penelitian(seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya dengan menuturkan atau menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta, keadaan, variable dan fenomena yang terjadi saat penelitian berlangsung dan menyajikan apa adanya. 22 Penelitian Deskritif Kualitatif yakni penelitian berupaya untuk mendeskripsikan yang saat ini berlaku. di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis, dan menginterpretasikan kondisi yang sekarang ini terjadi. Dengan kata lain penelitian deskriptif akualitatif ini bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan yang ada. 23 10 22 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002), 3. 23 Convelo G Cevilla, dkk, Pengantar Metode Penelitian (Jakarta: Universitas Islam, 1993), 5.

11 G. Sistematika Pembahasan Untuk lebih mudah mengetahui secara utuh terhadap isi skripsi ini, maka perlu disusun konsep sistematika pembahasan sebagai berikut: Bab Pertama adalah pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Bab kedua adalah berisi tentang kajian teori (pandangan umum tentang pemaknaan kata al- Ashr. Bab ketiga adalah telaah penafsiran Ibnu Katsir dan Sayyid Qutb tentang kata al- Ashr. Bab keempat kesimpulan dan saran yang berisi tentang kesimpulan hasil penelitian serta saran-saran terhadap hasil penelitian selanjutnya.