PENGARUH KADAR AIR BENIH, KONDlSl RUANG PENYIMPANAN DAN IENlS BAHAN PENGEMAS TERHADAP VIABILITAS BENIH RASAMALA (Altingia excelsa Noronhae) PADA BEBERAPA PERIODE PENY IMPAN AN Oleh ENDANG SETlA MULlAWATi A. 49.0920 JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN, FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1987
RINGKASAN ENDANG SETIA MULIAWATI (A. 19.0920). Pengaruh Kadar Air Benih, Kondisi Ruang Penyimpanan dan Jenis Bahan Pengemas terhadap Viabilitas Benih Rasamala (~ltingia excelsa ~oronhae) pada Beberapa Periode Penyimpanan (dibawah bimbingan SJAMSOE'OED SADJAD dan DAYANTO INDRO UTOMO). Usaha reboisasi dan peremajaan hutan tidak lepas dari masalah pengadaan bahan tanaman berupa benih yang dapat memenuhi kriteria mutu, jmlah dan ketepatan waktu. Rasamala merupakan jenis pohon hutan yang diprioritaskan sebagai pendukung hutan lindung, khususnya di daerah pegunungan Jawa Barat dan Sumatera, selain dapat memproduksi kayu yang bermutu baik. Benih Rasarnala dikenal sebagai benih yang mempunyai viabilitas cepat menurun, dan masa panen benih dipengaruhi oleh kondisi iklim di lapang. Untuk menjaga ketersediaan benih yang berkesinambungan peslu mengusahakan penyimpanan benih. Tujuan utama penyimpanan benih adalah untuk memper- panjang umur benih selama mungkin dengan viabilitas tetap tinggi dengan cara memodifikasi lingkungan di sekitar benih. Paktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kon- ------ disi fisik benih rnaupun viabilitasnya antara lain adalah suhu dan kelembaban nisbi udara mang penyirnpanan. dangkan sifat fisiologi beaih yang terkait dengan kedua Se- faktor tersebut adalah kadar air benih. Mengingat benih
bersifat higroskopis dan mengadakan keseimbangan dengan lingkungannya, maka kadar air benih dapa t menentukan vi - gor benih selama dan setelah periode simpan tertentu. Tujuan utama pengemasan benih adalah untuk melindungi benih dari kerusakan fislk maupun fisiologi benih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ruang penyimpanan, jenis bahan pengemas dan tingkat kadar air awal penyimpanan terhadap viabilitas benih Rasamala pada periode simpan tertentu. Kemudian mencoba menentukan kadar air benih, kondisi ruang dan jenis bahan pengemas yang sesuai untuk penyimpanan benih Rasamala sampai periode simpan tertentu. Penelitian ini dilaksanakan di laboratoriun Balai Teknologi Perbenihan, Bogor. Penelitian dibagi dalam dua tahap, yaitu percobaan I yang dimulai pada bulan Nopember 1985 sampai dengan Januari 1986. Percobaan kedua dilaksanakan mulai bulan Agustus 1986 sampai Desember 1986. Percobaan I dan I1 masing-masing mengamati tiga faktor dan merupakan percobaan faktorial yang disusun dalam rancangan acak lengkap, dengan menggunakan tiga ulangan. Pada percobaan I, benih dengan dua taraf kadar air yaitu 7-8$_deL1~13&dis~an_dalatiga j enis_korrdisi- ruang yaitu ruang penyimpanan dingin ('cold storage1), 'con- ditioning room' dan kamar biasa, selama empat periode sim- pan yaitu 0, 2, 4 dan 6 minggu. llolok ukur yang digunakan adalah daya berkecambah benih, disertai pengukuran kadar
air benih. Pada percobaan 11, benih dengan tiga teraf kadar air yaitu 7-8 %, 6-7 % dan 5-6 % disimpan da- lam tiga jenis kondisi ruang penyimpanan yaitu 'refrigerator', 'conditioning room' dan karnar biasa, dengan menggunakan jenis bahan pengernas plastik tebal 0.1 mm, kasa plastik, kertas semen tebal 0.15 mrn dan blacu berlapis plastik te- bal 0.05 mm. Pengujian benih dilaksanakan pada awal pe- riode simpan dan setelah periode simpan 3, 6, 9 dan 12 minggu. Tolok ukur yang digunakan adalah daya berkecam- bah, kekuatan tumbuh, berat kering kecambah normal, kemunduran benih disertai pengukuran kadar air benih. Benih Rasamala relatif lebih baik bila disimpan pada kadar air benih yang rendah. Sampai periode simpan 12 rninggu benih berkadar air 7-8 % mempunyai viabilitas nyata lebih baik, sedangkan pada kadar air 5-6 % viabi- litas benih nyata paling buruk. Perlakuan kondisi ruang simpan nyata berpengaruh ter- hadap viabilitas benih. Kondisi ruang penyimpanan dingin atau 'refrigerator1 nyata paling baik untuk penyimpanan be- nih Rasamala, sedangkan kondisi karnar berpengaruh paling buruk. Perlakuan jenis bahan pengemas kertas ternyata ber- pengaruh paling buruk terhadap viabilitas benih dibanding- kan dengan bahan plastik tebal 0.1 mm, pun blacu berlapis plastik tebal 0.05 mm. kasa plastik mau-
Pada periode simpan 12 minggu, semua benih yang disimpan dalam 'refrigerator' dengan menggunakan berbagai jenis kemasan tidak berbeda nyata, tetapi di dalam 'conditioning room'benih yang dikemas dengan bahan plastik tebal 0.1 mm nyata lebih baik. Sedangkan benih yang disimpan dalam kamar telah mati. Benih Rasamala dapat disimpan dengan viabilitas benih tetap baik bila kadar air benih diturunkan sampai 7-8 % dan disimpan dalam ruang simpan dingin atau 'refrigerator'yang bersuhu 4-8 %, dengan menggunakan berbagai jenis bahan pengemas, atau disimpan dalam conditioning room dengan menggunakan bahan pengemas plastik tebal 0.1 mm yang tertutup rapat.