Efisiensi Biaya dan Penjadwalan Proyek melalui Pendekatan Critical Path Method (Studi Kasus Pembuatan dan Pemasangan 1 Unit Standart Gilingan IV)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah :

PERCEPATAN WAKTU PADA SUATU PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE JALUR KRITIS

STUDI PERENCANAAN PERCEPATAN DURASI PROYEK DENGAN METODE LEAST COST ANALYSIS

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK Andre M. Lubis, ST, MBA

3.11. Program Microsoft Project BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Tahap dan Prosedur Penelitian

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Pengelola proyek selalu ingin mencari metode yang dapat meningkatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa

Analisis Time Cost Trade Off Untuk Mengejar Keterlambatan Pelaksanaan Proyek Di Bandar Lampung

JALUR KRITIS (Critical Path)

OPTIMASI BIAYA DAN DURASI PROYEK MENGGUNAKAN PROGRAM LINDO (STUDI KASUS: PEMBANGUNAN DERMAGA PENYEBERANGAN SALAKAN TAHAP II)

Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kartasura Surakarta 57102, Kartasura Surakarta 57102,

ANALISIS KONSEP CADANGAN WAKTU PADA PENJADWALAN PROYEK DENGAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima)

Kata kunci: optimum, percepatan, lembur, least cost analysis.

PERCEPATAN PROYEK PADA SEBUAH GEDUNG BERTINGKAT

ABSTRAK ABSTRACT. Fatoni Azis Teknik Industri, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN TIME COST TRADE OFF

BAB II LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Operations Management

Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK

A.A. Gde Agung Yana 1

MONITORING DAN ANALISIS JADWAL PROYEK MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE INTENSITY DAN CPM PADA PROYEK HOTEL

Pertemuan ke 10 Metode Jalur Kritis. Dalam Analisis CPM, dipakai suatu cara yang disebut hitungan maju dan hitungan mundur.

Riset Operasional. ELEMEN ANALISIS JARINGAN menggunakan beberapa istilah dan simbol berikut ini:

BAB III METODE PENELITIAN

OPTIMASI WAKTU PROYEK DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA DENGAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (Studi Kasus Proyek Rumah Susun Sederhana Sewa Pekanbaru)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan

Tugas Akhir HENDRAWAN MARTHA PRADIKTA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

BAB II LANDASAN TEORI

Time Chart of Project

PENENTUAN BIAYA BERDASARKAN OPTIMALISASI JADWAL PROYEK (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Ruko Tiga Lantai di Kedurus Surabaya)

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek

APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN PERSEMBAHAN MOTTO ABSTRAK KATA PENGANTAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan

ANALISA PERHITUNGAN PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA (TCTO) PADA PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Syafri Antu Arfan Utiarahman, Darwis Hinelo Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Negeri Gorontalo

BAB 3 METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN PENJADWALAN PROYEK MENGGUNAKAN KURVA S DAN CPM NETWORK PADA PROYEK X DI SURABAYA

Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

STUDI PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT

BAB III LANDASAN TEORI

TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0. Erwan Santoso Djauhari NRP :

ANALISIS PERCEPATAN WAKTU PROYEK DENGAN TAMBAHAN BIAYA YANG OPTIMUM

BAB 3 METODE PENELITIAN

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya

MEMPERCEPAT WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR)

Kata kunci: PERT, penambahan jam kerja (lembur), lintasan kritis, Time Cost Trade Off.

BAB III METODE PENELITIAN. (Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional) pada proyek pembangunan

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING)

: SANDIKA HENDI SURYO ANGGORO

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2011

MATERI 8 MEMULAI USAHA

LAPORAN RESMI MODUL VII PERT DAN CPM

Optimalisasi Pelaksanaan Proyek Pembangunan Persinyalan Elektrik di Stasiun Kertapati dengan Penerapan Metode Crash Program

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder,

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian

PENERAPAN METODE CRASHING


BAB II STUDI PUSTAKA

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang

TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM)

DAFTAR ISI JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis

Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum se

PENGARUH PERCEPATAN DURASI TERHADAP BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS: TOKO MODISLAND MANADO)

TUGAS AKHIR PERENCANAAN JADWAL PROYEK DENGAN METODE NETWORK PLANNING PDM (PRECEDENCE DIAGRAM METHOD) PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL SAPADIA MEDAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF (TCTO) PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI JAKARTA

I T S INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA. Biodata Penulis TRI WAHYU NUR WIJAYANTO

APLIKASI PENENTUAN WAKTU DAN BIAYA DALAM MANAJEMEN PROYEK MENGGUNAKAN METODE CPM

SKRIPSI JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user

Bab 3. Metode Penelitian. Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian

Aplikasi Metode Time Cost Trade Off Pada Proyek Konstruksi: Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Indonesia

OPTIMALISASI WAKTU PELAKSANAAN PROYEK MENGGUNAKAN METODE LEAST COST ANALYSIS (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Extentionn Mall Denpasar Junction)

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

Proyek. Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama

PERUBAHAN BIAYA DAN WAKTU AKIBAT CHANGE ORDER PADA PROYEK PARKMALL CIRCUS- WATERPARK, KUTA, BALI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2015.

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JADWAL PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CPM PADA PROYEK APARTEMEN Christian Kennardi 1, Ivan Pratama Setiadi 2, Andi 3

Operations Management

Manajemen Proyek. Riset Operasi TIP FTP UB

Transkripsi:

Efisiensi Biaya dan Penjadwalan Proyek melalui Pendekatan Critical Path Method (Studi Kasus Pembuatan dan Pemasangan 1 Unit Standart Gilingan IV) Eunike Endah Wulandari 1*, Renanda Nia Rachmadita 2, dan Mochammad Choirul Rizal 3 Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya, 60111, Indonesia 1 Program Studi Teknik Manajemen Bisnis, Jurusan Teknik Bangunan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya 60111, Indonesia. 2 Program Studi Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya 60111, Indonesia. 3 E-mail: eunikeendahw@gmail.com 1* Abstract Manufacturing companies in Indonesia generally implement project management. The purpose of implementing project management is to control the project being undertaken by the company. In addition, the purpose of implementing project management at the company is to minimize the delay in the process of project work. To be able to determine the optimal time and cost efficient on a project, required a method. The Critical Path Method (CPM) method is one of the methods that can be used to optimize the time needed to complete the project in an efficient cost. The result of CPM method implementation on the project of making and installing 1 unit of grind mill IV, in order to get optimal time with efficient cost is done by adding the amount of labor and overtime hours. With the addition of labor and overtime, the direct costs incurred increase. The direct costs incurred for additional employment amounted to Rp 1,755,418,984.00, while the direct costs incurred for additional hours overtime amounted to Rp 2,614,578,401.00. From the calculation of such direct costs, it can be seen that it will be more efficient with the addition of the number of workers. After that calculation of slope cost, and got optimal time for project work is 219 days with total cost Rp 5,860,789,447,32. Result of correlation and regression analysis, got value of influence of labor cost to total cost is equal to 94,4% while machine cost effect to total cost is equal to 97,8%. Keywords: Acceleration Duration, Correlation Analysis, CPM, Critical Path Method, Efficiency, Influence, Regression Analysis, Scheduling. 1. PENDAHULUAN Perusahaan manufaktur bergerak dalam bidang proyek pembuatan peralatan industri dan lain sebagainya. Perusahaan manufaktur pada umumnya selalu menerapkan konsep manajemen proyek dalam setiap pengerjaan proyek. Dalam pengerjaan proyek dibutuhkan perencanaan dan penjadwalan yang terperinci tentang aktivitas kegiatan, waktu dan juga biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal serta waktu yang optimum (waktu yang cepat dan sesuai dengan harapan). Metode CPM adalah metode yang lebih menekankan pada ongkos proyek. Dalam CPM tidak ada pemberlakuan metode statistik untuk mengakomodasikan adanya ketidakpastian. Dalam CPM juga dibahas adanya tawar menawar atau trade off antara jadwal waktu dan biaya proyek. CPM mengasumsikan bahwa umur proyek bisa dipersingkat dengan penambahan sumber daya tenaga kerja, peralatan, dan modal untuk kegiatan-kegiatan tertentu (Santosa, 2003). Setelah mendapatkan percepatan waktu dengan total biaya yang dikeluarkan, untuk menemukan waktu pengerjaan proyek yang paling efisien dengan biaya yang efisien pula, digunakan Konsep Cost Slope. Analisa korelasi dan regresi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh biaya yang dikeluarkan untuk variabel yang digunakan untuk percepatan durasi terhadap total biaya. 2. METODOLOGI 2.1 Network Planning (Jaringan Kerja) Jaringan kerja atau Network Planning merupakan metode yang dianggap mampu menyuguhkan Teknik dasar dalam menentukan urutan dan kurun waktu kegiatan umur proyek, dan pada giliran selanjutnya dapat dipakai memperkirakan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan (Soeharto, 1999). Ada 2 (dua) pendekatan dalam hal menggambarkan diagram jaringan kerja. Yang pertama, dimana kegiatan digambarkan dengan simpul (node), Activity On Node (AON), sedangkan peritiwa atau event diwakili oleh anak panah. Yang kedua, dimana aktivitas digambarkan dengan anak panah, Activity On Arch (AOA), sedangkan kejadian digambarkan dengan simpul (Santosa, 2003). 231

2.2 Critical Path Method (CPM) Dalam metode CPM (Critical Path Method) dikenal dengan adanya jalur kritis, yaitu jalur yang memiliki rangkaian komponen-komponen kegiatan dengan total jumlah waktu terlama. Jalur kritis terdiri dari rangkaian kegiatan kritis, dimulai dari kegiatan pertama sampai pada kegiatan terakhir proyek (Soeharto, 1999). Dalam melakukan perhitungan penentuan waktu penyelesaian digunakan beberapa terminology dasar berikut (Soeharto, 1999) : 1. E (Earliest Event Occurence Time) : saat tercepat terjadinya suatu peristiwa. 2. L (Latest Event Occurrence Time) :saat paling lambat yang masih diperbolehkan bagi suatu peristiwa terjadi. 3. ES (Earliest Activity Start Time) : waktu mulai paling awal suatu kegiatan. Bila waktu mulai dinyatakan dalam jam, maka waktu ini adalah jam paling awal kegiatan dimulai. 4. ES (Earliest Activity Finish Time) : waktu selesai paling awal suatu kegiatan. Dimana, EF suatu kegiatan terdahulu = ES suatu kegiatan berikutnya. 5. LS (Lastest Activity Start Time) : waktu paling lambat kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat proyek secara keseluruhan. 6. LF (Latest Activity Finish Time) : waktu paling lambat kegiatan diselesaikan tanpa memperlambat penyelesaian proyek. 7. t (Activity Duration Time) : kurun waktu yang diperlukan untuk suatu kegiatan (hari, minggu, bulan). Menurut Muraharwaty (2012), dalam memperhitungkan waktu juga digunakan 3 asumsi dasar yakni pertama, Initial Event (start) dan terminal event (finish). Kedua, saat tercepat terjadinya initial event adalah hari ke-nol. Ketiga, saat paling lambat terjadinya terminal event adalah LS=ES. Adapun cara perhitungan dalam menentukan waktu penyelesaian terdiri dari dua tahap, yaitu perhitungan maju (forward computation) dan perhitungan mundur (backward computation). a. Perhitungan Maju (Forward Computation) Dimulai dari Start (Initial Event) menuju Finish (Terminal Event) untuk menghitung waktu penyelesaian tercepat suatu kegiatan (EF), waktu tercepat terjadinya kegiatan (ES) dan saat paling cepat dimulainya suatu peristiwa (E). b. Perhitungan Mundur (Backward Computation) Dimulai dari Finish (Terminal Event) menuju Start (Initial Event) untuk mengidentifikasi saat paling lambat terjadinya suatu kegiatan (LF), waktu paling lambat terjadinya suatu kegiatan (LS) dan saat paling lambat suatu peristiwa terjadi (L). Untuk suatu aktivitas mempunyai Cost Slope tersendiri. Besarnya Cost Slope adalah : Cost Slope = (2.1) Dimana, Cc dan Cn adalah biaya crash dan biaya normal (biaya crashed > biaya normal), sedangan Tn dan Tc adalah waktu normal dan waktu crash (waktu normal > waktu crashed) untuk kegiatan yang sama. Cost Slope menyatakan berapa besar berubahnya biaya bila suatu aktivitas dipercepat atau diperlambat. 2.3 Analisa Korelasi dan Analisa Regresi Analisa data dapat berarti memperhitungkan atau memperkirakan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari perubahan suatu kejadian terhadap kejadian lainnya. Kata Korelasi diambil dari Bahasa Inggris yaitu Correlation artinya saling berhubungan atau hubungan timbal balik. Dalam ilmu statistika istilah korelasi diberi pengertian sebagai hubungan antara dua variabel dikenal dengan istilah BivariateCorrelation. Dari buku Basic Econometrics karangan Damodar Gujarati, disebutkan bahwa analisa regresi berkenaan dengan studi ketergantungan dari satu variabel yang disebut variabel tak bebas (dependent variable), pada satu atau lebih variabel, yaitu variabel yang menerangkan, dengan tujuan untuk memperkirakan dan atau meramalkan nilai rata-rata dari variabel tak bebas apabila nilai variabel yang menerangkan sudah diketahui. Variabel yang menerangkan sering disebut variabel bebas (independent variable), atau explanatory variables. 2.4 Kurva S Kurva S secara grafis menyajikan beberapa ukuran kemajuan kumulatif pada suatu sumbu tegak terhadap waktu pada sumbu mendatar. Kemajuan itu dapat diukur menurut jumlah nilai uang yang telah dikeluarkan, survei kuantitas dari pekerjaan ditempat itu, jam kerja orang yang telah dijalani atau setiap ukuran lainnya yang memberikan suatu manfaat. Bentuk kurva S yang kha situ berguna untuk pemandu kemajuan setiap satuan dari waktu (hari, minggu, bulan, dan lain-lain) untuk mendapatkan suatu kemajuan kumulatif. 232

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Network Planning (Jaringan Kerja) Jaringan kerja atau Network Planning merupakan metode yang dianggap mampu menyuguhkan Teknik dasar dalam menentukan urutan dan kurun waktu kegiatan umur proyek, dan pada giliran selanjutnya dapat dipakai memperkirakan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan (Soeharto, 1999).Dari proses pengerjaan jaringan kerja, didapatkan jaringan kerja berikut. Gambar 1. Jaringan Kerja Durasi Normal 3.2 Critical Path Method Dari jaringan kerja di atas, dapat dihasilkan 23 jalur kritis. Berikut adalah jalur kritis yang didapatkan dari jaringan kerja di atas. 1. A-B-F-H-I 2. A-C1-E-H-I 3. A-C2-E-H-I 4. A-C3-E-H-I 5. A-C4-E-H-I 6. A-C5-E-H-I 7. A-C6-E-H-I 8. A-C7-E-H-I 9. A-C8-E-H-I 10. A-C9-E-H-I 11. A-C10-E-H-I 12. A-C11-E-H-I 13. A-C12-E-H-I 14. A-C13-E-H-I 15. A-C14-E-H-I 16. A-C15-E-H-I 17. A-C16-E-H-I 18. A-C17-E-H-I 19. A-C18-E-H-I 20. A-C19-E-H-I 21. A-C20-E-H-I 22. A-C21-E-H-I 23. A-D-E-H-I Dengan mempersingkat durasi seluruh kegiatan pada proyek Pembuatan dan Pemasangan 1 Unit Standart Gilingan IV menggunakan rumus produktivitas, durasi baru dari proyek ini adalah 219 hari. Perhitungan biaya langsung untuk durasi normal (lapangan) adalah sebesar Rp 1.450.122.480,- dan untuk durasi dipercepat apabila dilakukan penambahan tenaga kerja adalah sebesar Rp 1.755.418.984,-. Sedangkan biaya langsung untuk durasi dipercepat dengan penambahan jam lembur cukup tinggi, yakni sebesar Rp 2.614.578.401,-. Dari perbandingan biaya langsung diatas, dapat diketahui bahwa apabila perusahaan ingin mempercepat durasi pengerjaan proyek, akan jauh lebih efektif apabila menambah jumlah tenaga kerja dibandingkan dengan menambah jam lembur.untuk menentukan waktu yang optimal dalam pengerjaan proyek, perlu dilakukan perhitungan biaya slope, dimana waktu optimal pengerjaan proyek, dibuktikan dengan rendahnya total biaya yang dikeluarkan. Setelah dilakukan perhitungan, didapatkan waktu yang optimal yakni 219 hari dengan total biaya Rp 5.860.789.447,32.Dan berikut adalah grafik yang menunjukkan waktu optimal untuk proyek Pembuatan dan Pemasangan 1 Unit Standart Gilingan IV. Pemilihan waktu yang optimal adalah berdasarkan titik yang terendah dari grafik berikut. 233

Gambar 2. Grafik Waktu yang Optimal dengan Total Biaya 3.3 Kurva S Terdapat perbedaan bentuk antara kurva S untuk durasi normal dengan kurva s untuk durasi dipercepat. Dari 2 bentuk kurva S tersebut, membuktikan bahwa terdapat perbedaan bentuk kurva S antara durasi normal dan durasi dipercepat. Dapat dilihat bahwa kurva S untuk durasi normal terlihat lebih landau, dikarenakan waktu penyelesaiannya jauh lebih lama dibandingkan dengan durasi dipercepat. 3.4 Analisa Korelasi dan Analisa Regresi Dari hasil pengujian untuk analisa korelasi dengan menggunakan bantuan software SPSS 22, dapat diketahui bahwa biaya tenaga kerja dan biaya mesin memiliki hubungan secara signifikan dengan total biaya. Setelah diketahui bahwa biaya tenaga kerja dan biaya mesin mempunyai hubungan yang signifikan, dilakukan pengujian untuk analisa regresi, yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh biaya tenaga kerja dan biaya mesin terhadap total biaya. Dari hasil pengujian analisa regresi yang dilakukan dengan menggunakan SPSS 22, didapatkan nilai 94,4% besarnya pengaruh biaya tenaga kerja terhadap total biaya, sedangkan untuk biaya mesin, besar pengaruhnya adalah 97,8% terhadap total biaya. 4. KESIMPULAN 1. Melalui cara perhitungan network planning, dapat diperoleh 23 jalur kritis pada proyek pembuatan dan pemasangan 1 unit standard gilingan IV. Dengan total waktu pengerjaan proyek sesuai durasi lapangan adalah 272 hari. 2. Dengan mempersingkat durasi seluruh kegiatan pada proyek Pembuatan dan Pemasangan 1 Unit Standart Gilingan IV menggunakan rumus produktivitas, durasi baru dari proyek ini adalah 219 hari. Perhitungan biaya langsung untuk durasi normal (lapangan) adalah sebesar Rp 1.450.122.480,- dan untuk durasi dipercepat apabila dilakukan penambahan tenaga kerja adalah sebesar Rp 1.755.418.984,-. Sedangkan biaya langsung untuk durasi dipercepat dengan penambahan jam lembur cukup tinggi, yakni sebesar Rp 2.614.578.401,-. Dari perbandingan biaya langsung diatas, dapat diketahui bahwa apabila perusahaan ingin mempercepat durasi pengerjaan proyek, akan jauh lebih efektif apabila menambah jumlah tenaga kerja dibandingkan dengan menambah jam lembur. Untuk menentukan waktu yang optimal dalam pengerjaan proyek, perlu dilakukan perhitungan biaya slope, dimana waktu optimal pengerjaan proyek, dibuktikan dengan rendahnya total biaya yang dikeluarkan. Setelah dilakukan perhitungan, didapatkan waktu yang optimal yakni 219 hari dengan total biaya Rp 5.860.789.447,32. 3. Dari hasil pengujian untuk analisa korelasi dengan menggunakan bantuan software SPSS 22, dapat diketahui bahwa biaya tenaga kerja dan biaya mesin memiliki hubungan secara signifikan dengan total biaya. Setelah diketahui bahwa biaya tenaga kerja dan biaya mesin mempunyai hubungan yang signifikan, dilakukan pengujian untuk analisa regresi, yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh biaya tenaga kerja dan biaya mesin terhadap total biaya. Dari hasil pengujian analisa regresi yang dilakukan dengan menggunakan SPSS 22, didapatkan nilai 94,4% besarnya pengaruh biaya tenaga kerja terhadap total biaya, sedangkan untuk biaya mesin, besar pengaruhnya adalah 97,8% terhadap total biaya. 4. Setelah dilakukan perhitungan durasi baru untuk masing-masing kegiatan, didapatkan bentuk kurva S yang baru dengan bantuan software Microsoft Project Profesional 2013. 5. DAFTAR PUSTAKA [1] Badri, S. (1991). Dasar-Dasar Network Planning (Dasar-Dasar Jaringan Kerja). PT. Rineka Cipta, Jakarta. [2] Cahyanti, D. A. (2015). Analisis Penjadwalan Proyek dengan Critical Path Method Sebagai Upaya untuk Mendapatkan Efisiensi Waktu Penyelesaian di PT. Lintech Duta Pratama. Tugas Akhir Teknik Desain dan Manufaktur, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya. [3] Frederika, A. (2010). Analisis Percepatan Pelaksanaan dengan Menambah Jam Kerja Optimum pada Proyek Konstruksi. Teknik Sipil, Vol. 14, No.2, pp. 113-126, Universitas Udayana, Denpasar. 234

[4] Jauhari, Z. (2011). Manajemen Pelaksanaan Jalan Tol Mojokerto-Kertosono STA 5 + 350 STA 10 + 350 menggunakan Perkerasan Kaku Kabupaten Mojokerto Jawa Timur. Tugas Akhir Program Studi Diploma IV Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. [5] Mela, A. F. (2016). Analisis Time Cost Trade Off untuk Mengejar Keterlambatan Pelaksanaan Proyek Studi Kasus : Pembangunan Hotel Zodiak Lampung, Pembangunan Hotel Park In By Radisson, Pembangunan Toko Mitra Hasil Sentosa di Bandar Lampung. Skripsi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Lampung, Lampung. [6] Muhidin, S. A., & M. Abdurahman(2017).Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Pustaka Setia, Bandung. [7] Murahartawaty (2012). Metode Jalur Kritis. Sekolah Tinggi Teknologi Telkom. 235

236