INOVASI BETON MUTU TINGGI RAMAH LINGKUNGAN SEBAGAI PENUNJANG PEMBANGUNAN NASIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN KERAMIK DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN NON PASIR RAMAH LINGKUNGAN

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTACT. iii KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN. xii DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL. xvi DAFTAR GRAFIK I-1

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan bahan tambah yang bersifat mineral (additive) yang lebih banyak bersifat

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

STUDI PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI PENGISI DALAM PEMBUATAN BETON

BETON STRUKTURAL MENGGUNAKAN AGREGAT PASIR - BATU ALAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hipotesis. Penentuan Bahan Material. Pengujian Bahan Material. Sesuai. Mix Desain. Sesuai. Pembuatan Benda Uji

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON

BAB I PENDAHULUAN. beton, minimal dalam pekerjaan pondasi. Semakin meluasnya penggunaan beton

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Prosedur penelitian ini dibagi dalam beberapa tahapan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH PERSENTASE BATU PECAH TERHADAP HARGA SATUAN CAMPURAN BETON DAN WORKABILITAS (STUDI LABORATORIUM) ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi unsur utama bangunan. Kelebihan beton antara lain memiliki kuat tekan

BAB V HASIL PEMBAHASAN

PENGARUH BAHAN KIMIA TAMBAHAN TERHADAP IKATAN AWAL DAN SLUMP BETON

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

PENGARUH VARIASI KADAR SUPERPLASTICIZER TERHADAP NILAI SLUMP BETON GEOPOLYMER

BAB I PENDAHULUAN. dibidang konstruksi. Dalam bidang konstruksi, material konstruksi yang paling disukai dan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

8KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN SNI-DT PADA BERBAGAI VARIASI KADAR AIR AGREGAT

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

MIX DESIGN METODE SKSNI MENGGUNAKAN MATERIAL AGREGAT KASAR DAN HALUS DENGAN BERAT JENIS RENDAH

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

Berat Tertahan (gram)

PENGARUH LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN MUTU BETON 16,9 MPa (K.200)

PEMANFAATAN LIMBAH KERAMIK SEBAGAI AGREGAT KASAR DALAM ADUKAN BETON

KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton memiliki berat jenis yang cukup besar (± 2,2 ton/m 3 ), oleh sebab itu. biaya konstruksi yang semakin besar pula.

STUDI ESKPERIMENTAL SETTING TIME BETON MUTU TINGGI MENGGUNAKAN ZAT ADIKTIF FOSROC SP 337 & FOSROC CONPLAST R

BAB IV METODE PENELITIAN

Beton Mutu Tinggi dengan bahan Tambahan

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. bahan terpenting dalam pembuatan struktur bangunan modern, khususnya dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat berkurangnya lahan-lahan hijau. Ditambah dengan kurangnya kesadaran

TEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

PENGARUH PENAMBAHAN ABU SEKAM TERHADAP KUAT TEKAN DAN POROSITAS BETON DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT HALUS BATU KAPUR KRISTALIN TUGAS AKHIR PROGRAM SI

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT TARIK BELAH BETON YANG MENGGUNAKAN TERAK NIKEL SEBAGAI AGREGAT KASAR

PENGARUH PENAMBAHAN ABU TERBANG (FLY ASH ) TERHADAP SIFAT FISIK DAN SIFAT MEKANIK BETON NUR CHOIRI ABSTRAK

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

STUDI KUAT TEKAN BETON BERAGREGAT RAMAH LINGKUNGAN

PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN KERAMIK TERHADAP BERAT JENIS DAN KUAT TEKAN PADA BETON RINGAN RAMAH LINGKUNGAN

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL

BAB III LANDASAN TEORI

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BERBAGAI KADAR VISCOCRETE PADA BERBAGAI UMUR KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI f c = 45 MPa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. beton (concrete). Beton merupakan bahan gabungan dari material-material

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN KORELASI RASIO-AIR-POWDER DAN KADAR ABU TERBANG TERHADAP KINERJA BETON HVFA

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

Viscocrete Kadar 0 %

PENGARUH PERBANDINGAN AGREGAT HALUS DENGAN AGREGAT KASAR TERHADAP WORKABILITY DAN KUAT TEKAN BETON

PENGGUNAAN PECAHAN BOTOL KACA SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi yang dilakukan adalah dengan cara membuat benda uji di

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Scanned by CamScanner

PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DENGAN ABU TERBANG TERHADAP KARAKTERISTIK TEKNIS BETON

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang

BAB IV HASIL DAN ANALISA

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia konstruksi modern saat ini.

TEKNOLOGI BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH KALENG TERHADAP CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR PALU DAN AGREGAT HALUS PASIR MAHAKAM DITINJAU DARI KUAT TEKAN


BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PECAHAN BETON RECYCLE SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA BETON DENGAN MUTU RENCANA f c = 25 MPa

PENGARUH PERSENTASE BAHAN RETARDER TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PENGERASAN CAMPURAN BETON

BAB III METODOLOGI PENELTIAN

BAB I PENDAHULUAN. perancangan maupun inovasi material yang digunakan. konstruksi juga selalu dikembangkan. Beton ringan atau lightweight concrete

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

BAB I PENDAHULUAN I 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DAN SPLIT GUNUNG AIR DINGIN TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Beton Ringan ber-agregat Limbah botol plastik jenis PET (Poly Ethylene Terephthalate)

Transkripsi:

INOVASI BETON MUTU TINGGI RAMAH LINGKUNGAN SEBAGAI PENUNJANG PEMBANGUNAN NASIONAL ALMUFID Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Tangerang Jl. Perintis Kemerdekaan I/33, Cikokol Tangerang-Banten E-mail: almufid_st@yahoo.com ABSTRAK Beton adalah material komposit (gabungan) dari partikel-partikel agregat yang saling mengikat menjadi suatu badan atau bagian yang solid dengan ikatan dari material semen. Beton juga dikenal dengan material dengan kekuatan tekan yang memadai, mudah dibentuk, mudah diproduksi secara local, relative kaku, dan ekonomis. Namun di sisi lain, beton juga menunjukan banyak keterbataan baik dalam proses produksi maupun sifat-sifat mekaniknya, sehingga beton pada umumnya hanya digunakan untuk konstruksi dengan ukuran kecil dan menengah. Abu sekam padi dihasilkan dari pembakaran sekam padi. Belakangan ini banyak peneliti yang memanfaatkan abu sekam padi dalam suatu bahan seperti pembuatan keramik, pembuatan batu bata, dan lain-lain. Penggunaan tulang hewan dalam penelitian kami adalah sebagai penambahan agregat kasar dalam pembuatan beton. Hal ini dikarenakan jumlah limbah tulang hewan di Indonesia yang sangat banyak dan belum termanfaatkan secara menyeluruh, Dengan beton mutu tinggi dimensi dari struktur dapat diperkecil sehingga berat struktur menjadi ringan. Hal tersebut menyebabkan beban yang diterima pondasi secara keseluruhan menjadi lebih kecil pula. Jika ditinjau dari segi ekonomi hal tersebut tentu akan lebih menguntungkan. Beton mutu tinggi dapat diartikan sebagai beton yang berorientasi pada kekuatan yang tinggi (high strength concrete) yang mempertimbangkan keawetan (durability) beton serta kemudahan pengerjaan beton (work-ability). Kata Kunci: Beton Komposit, Abu Sekam, Penggunaan Tulang dan Beton Mutu Tinggi. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beton adalah material komposit (gabungan) dari partikel-partikel agregat yang saling mengikat menjadi suatu badan atau bagian yang solid dengan ikatan dari material semen. Beton juga dikenal dengan material dengan kekuatan tekan yang memadai, mudah dibentuk, mudah diproduksi secara local, relative kaku, dan ekonomis. Namun di sisi lain, beton juga menunjukan banyak keterbatasan baik dalam proses produksi maupun sifat-sifat mekaniknya, sehingga beton pada umumnya hanya digunakan untuk konstruksi dengan ukuran kecil dan menengah. Tetapi belakangan ini, setelah berhasil dikembangkannya berbagai jenis bahan tambahan atau admixtures dan additives untuk campuran beton, terutama water reducer atau plasticizer dan superplastisizer, maka telah terjadi kemajuan yang sangat pesat pada teknologi beton, dengan berhasil memproduksi beton mutu tinggi bahkan bisa jadi sangat tinggi. Dengan beton mutu tinggi dimensi dari struktur dapat diperkecil sehingga berat struktur menjadi ringan. Hal tersebut menyebabkan beban yang diterima pondasi secara keseluruhan menjadi lebih kecil pula. Jika ditinjau dari segi ekonomi hal tersebut tentu akan lebih menguntungkan. Beton mutu tinggi dapat diartikan sebagai beton yang berorientasi pada kekuatan yang tinggi (high strength concrete) yang mempertimbangkan keawetan (durability) beton Almufid 36

serta kemudahan pengerjaan beton (workability). Namun dalam penelitian ini kami tidak memakai bahan tambahan atau admixtures, melainkan memakai bahan penganti dalam proses pembuatan beton sendiri yang ramah lingkungan. Salah satu bahan penganti yang dipakai adalah abu sekam padi dan limbah tulang hewan. Abu sekam padi dihasilkan dari pembakaran sekam padi. Belakangan ini banyak peneliti yang memanfaatkan abu sekam padi dalam suatu bahan seperti pembuatan keramik, pembuatan batu bata, dan lain-lain. Dalam penelitian ini, abu sekam padi digunakan sebagai pengganti semen dalam pembuatan beton. Kadar abu sekam padi yang dipergunakan adalah 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25% dari jumlah semen. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan abu sekam padi dengan kadar 5% dan 10% dari jumlah semen, akan dapat meningkatkan kuat tekan beton sebesar 28,48% dan 47,25% dari kuat tekan beton normal. Selain itu pemanfaatan abu sekam padi dengan kadar 5% dan 10% pada pembuatan beton, juga akan memperkecil porositas dan penyerapan air oleh beton, dari hasil penelitian penyerapan air berkurang 1,6% dan 2,42% dari beton normal dan porositas beton berkurang sebesar 2,65% dan 6,22% dari beton normal. Penggunaan tulang hewan dalam penelitian kami adalah sebagai penambahan agregat kasar dalam pembuatan beton. Hal ini dikarenakan jumlah limbah tulang hewan di Indonesia yang sangat banyak dan belum termanfaatkan secara menyeluruh. Selain itu dalam pembuatan beton memerlukan material semen yang perananya dalam beton sangat dominan. Di sisi lain penggunaan semen telah menyumbang emisi CO 2, karena dalam proses pembakaran batu kapur sebagai bahan dasar semen akan menghasilkan CO 2 yang lepas ke atmosfer. Hal ini akan memperparah pemanasan global. Oleh karena itu diperlukan material lain yang ramah lingkungan salah satunya tulang hewan. Berikut adalah tujuan dari penelitian ini yang dijabarkan dalam bentuk poin-poin: 1. Ingin meningkatkan mutu beton dengan tambahan abu sekam padi dan tulang hewan. 2. Meminimalisir hasil pembakaran sekam padi dan limbah tulang hewan. 3. Menciptakan inovasi dalam pembangunan yang ramah lingkungan. 1.2.1 Metode Pembuatan Beton a. Pemeriksaan Material Dalam proses pembuatan beton hal-hal yang harus diperhatikan antara lain: 1) Pemeriksaan bahan atau material beton harus sesuai dengan standar pemeriksaan beton seperti SNI, SKSNI, ASTM DAN AASHTO 2) Pemeriksaan Agregat Kasar Pemeriksaan Agregat kasar yang digunakan dalam proses campuran beton meliputi: a. Pemeriksan berat isi, b. Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan, c. Pemeriksaan menggunakan analisa saringan, d. Pemeriksaan agregat dengan mesin Los Angeles 3) Pemeriksaan Agregat Halus Pemeriksaan Agregat Halus yang digunakan dam proses campuran beton meliputi: a. Pemeriksan berat isi, b. Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan, c. Pemeriksaan menggunakan analisa saringan, d. Pemeriksaan Organik Im Purities 4) Pemeriksaan Air Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih dan bebas dan tidak boleh mengandung asam, alkalin, bahan padat, bahan organik, minyak, lumut, gula, sulfar dan chlorida. 5) Pemeriksaan Abu Sekam Abu sekam yang digunakan untuk bahan penambahan dari semen adalah abu sekam yang telah di bakar lagi selama 12 jam. 6) Pemeriksaan Tulang Hewan Tulang hewan yang digunakan sebagai penambah dalam pembuatan beton adalah tulang yang diambil langsung dari penjagalan/pemotongan hewan. Yang kemudian direbus ±4 jam, untuk mematikan mikroba yang ada didalam tulang tersebut. Setelah itu tulang yang sudah direbus, dijemur sampai benar- Almufid 37

benar kering atau bisa juga dibakar. Lalu tulang baru bisa dicacah. b. Perencanaan Rancangan Campuran Beton (Job Mix Design Concrete) Tujuan dari proses perencanaan campuran beton adalah untuk mendapatkan komposisi atau proporsi campuran beton yang sesuai standar mutu beton sehingga beton yang digunakan pada konstruksi adalah mutu beton sesuai dengan rencana. Gambar 1.4 Persiapan cetak benda uji. d. Slump Test Percobaab Slump Test pada beton merupakan salah satu metoda yang digunakan untuk mengetahui Viscositas atau Kekentalan beton segar. Percobaan Slump Test dilakukan sebelum percetakan benda uji. Gambar 1.1 Berat basah pasir sebelum dioven. Gambar 1.5 Didapatkan Slump Test 12. Gambar 1.2 Berat kering pasir setelah dioven. c. Percobaan Campuran (Trial Mix) Setelah diketahui komposisi atau proporsi campuran beton selanjutnya dilakukan percobaan campuran (Trial Mix) pada mesin pengaduk sehingga diperoleh contoh-contoh uji yang dicetak sesuai kebutuhan yaitu kubus atau silinder. e. Perendaman Benda Uji Beton yang telah dicetak dalam benda uji, kemudian dikeluarkan dari cetakan setelah beton berumur 24 jam, kemudian benda uji direndalam bak air. Proses perendaman benda uji sesuai dengan umur beton yang direncanakan, misalnya 7, 14, dan 28 hari. Gambar 1.6 Proses perendaman beton. Gambar 1.3 Proses mixing. f. Uji Kuat Tekan Benda uji baik berupa kubus atau silinder selanjutnya dapat di uji tekan pada mesin tekan sesuai dengan umur beton yang telah direncanakan seperti diatas. Setelah Almufid 38

benda uji kuat tekan dilakukan maka didapat atau dihasilkan Kuat Tekan Beton (α hancur). atau tidaknya Kuat Tekan yang ditargetkan (f cr). Dari hasil pemeriksaan keseluruhan dirangkum dalam bentuk laporan. Dibawah ini merupakan diagram alur penelitian. Gambar 1.7 Benda uji setelah tes tekan. Gambar 1.8 Hasil tes tekan benda uji umur 26 hari. Gambar 1.9 Pecahan benda ujiyang sudah di tekan. a. Pelaporan Dari evaluasi uji kuat tekan tersebut akan didapat Nilai Kuat Tekan Beton yang dirancang, sehingga dapat diketahui tercapai Gambar 1.10 Diagram alur penelitian II. HASIL DAN PEMBAHASAN 1.3. Mix Design Mix Design menggunakan mutu Mpa a. Menentukan Massa Jenis semua material Semen = 3150 kg/m 3 3,15 g/cm 3 Pasir = 1340 kg/m 3 1,34 g/cm 3 Tulang = 5375 kg/m 3 5,375 g/cm 3 Agregat Kasar = 2600 kg/m 3 2,6 g/cm 3 Abu Sekam = 580 kg/m 3 0,58 g/cm 3 Air = 1000 kg/m 3 1 g/cm 3 b. Menghitung W/C w/c = 0,35 target yang diinginkan 190 kg water = = 0,35 cement cement 190 = 542,85 kg 0,35 Volume Cement = 542,85 3,15 = 172,33 liter Volume Sekam = 172,33 20% = 34,46 liter Berat Sekam = 34,46 0,58 = 19,99 kg Almufid 39

Volume Cement = 172,33 34,46 = 137,87 liter Berat Cement = 137,87 3,15 = 434,29 kg/m 3 c. Volume yang sudah terpakai dalam 1 m 3 (1000 liter)beton Volume Semen + Volume Sekam + Volume Air = 137,87 + 19,99 + 190 = 347,88liter Sisa Volume = 1000 347,88 = 652,14liter d. Menghitung Aggregat Kasar dan Agregat Halus (59:41) Volume Batu Pecah = 652,14 0,59 = 384,7626 liter Volume Tulang = 384,76,26 15 % = 57,71 liter Sehingga Volume Agregat Kasar = 384,763 57,71 = 327,05 liter Berat Agregat Kasar = 327,05 2,61 = 853,60 kg/m 3 Berat Tulang = 57,71 5,375 = 310,19 kg/m 3 Volume Agregat Halus = 652,14 0,41 = 267,38 liter Berat Pasir = 267,38 1,34 = 358,29 kg/m 3 e. Penentuan MC pada material yang digunakan Agregat Kasar menggunakan MC = 0 Agregat Halus/Pasir MC = w1 w2 w2 100 %absorsi(0,76%) = 500 465 0,76% = 6,76% 46500 Jadi penggunaan air dalam 0,04 m 3 adalah 190 kg 0,04 =7,6 kg 7,6 6,76% = 0,51376 kg 7,6 0,51376 = 7,086 kg f. Kebutuhan Material dalam 1 m 3 Semen = 432,29 kg/m 3 Abu Sekam = 19,99 kg/m 3 Tulang Hewan = 310,19 kg/m 3 Agregat Kasar = 853,60 kg/m 3 Agregat Halus/Pasir = 358,29 kg/m 3 Air = 190 kg/m 3 g. Kebutuhan Material dalam 0,04 m 3 Semen = 17,29 kg Abu Sekam = 0,81 kg Tulang Hewan = 12,40 kg Agregat Kasar = 34,14 kg Agregat Halus/Pasir = 14,33 kg Air = 7,6 kg, setelah dikurangin kadar air yang ada didalam pasir maka kebutuhan air menjadi 7,1 kg 1.3.1 Rincian Biaya per m 3 Tabel 1.1 Biaya Bahan Habis Pakai Tabel 1.2 Biaya Operasional Tabel 1.3 Total Biaya Pengeluaran Berat Beton 1.3.2 Pembacaan Dial 1.3.3 Kuat Tekan Untuk uji kuat tekan, kami hanya menguji di umur beton 26 hari yang menghasilkan kuat tekan sebesar 28,34 Mpa. Untuk target kuat tekan adalah 35 Mpa. III. KESIMPULAN Berdasarkan uraian uraian yang telah di kemukakan pada bab-bab sebelumnya,serta analisis data maka kesimpulan data dari penelitian kami adalah: Pembuatan beton dari tambahan abu Almufid 40

sekam dan tulang hewan ini bisa meminimalisir limbah abu sekam dan tulang hewan yang banyak dibiarkan begitu saja, sehingga bisa menjadi limbah tanpa pengolahan yang baik. Pembuatan beton ini juga bisa meminimalisir penggunaan semen dan agregat kasar dalam pembuatan beton. Kandungan silica yang terdapat pada abu sekam memiliki karakteristik seperti abu terbang, yang mana fungsinya bisa meningkatkan keawetan pada beton itu sendiri. Dengan adanya tulang yang diisi oleh adukan semen dan bahan lainnya, adukkan ini mengisi pada bagian-bagian rongga yang terdapat pada tulang hewan. Maka ini bisa membantu kuat tekan pada beton, dikarnakan tulang sejati pada hewan dikenal dengan sifatnya yang keras. Kami mengharapkan dengan inovasi dari tambahan kedua limbah ini bisa meningatkan mutu beton serta bisa mengurangi limbah yang sukar didaur ulang. Anonim, CIP 33 High Strength Concrete, National Ready Mixed Concrete Association., 2010 Kosmatka, Steven H., Kerkhoff, Beatrix, dan Panarese, William C., 2003., Design and Control of Concrete Mixture. Portland Cement Association, Illionis. Mehtar, P. Kumar, dan Monteiro, Paulo J.M., 2006, Concrete Microstructure, Properties and Materials, 3rd edition, McGraw-Hill, New York. Civil Engineering Portal, http://www.engineeringcivil.com/, portal khusus untuk teknik sipil. Kartini, Wahyu, 2002, Pengaruh Copper Slag sebagai Cementitius terhadap Kuat Tekan pada Beton. DAFTAR PUSTAKA Supartono, FX - Beton Mutu Tinggi, UI Press 2010. Almufid 41