BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. persentase akhir diperoleh melalui hasil pada setiap angket dibagi dengan jumlah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terbitan kota Medan seperti Waspada, Posmetro dan lain sebagainya tentang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bimbingan dan konseling oleh siswa di SMA Negeri 1 Telaga Biru Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intany Pamella, 2014

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa, dimana individu berjuang untuk tumbuh menjadi sesuatu,

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan. Bahkan hubungan seksual yang sewajarnya dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUMBER GEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN REMAJA PADA SISWA SMP PGRI 4 KOTA JAMBI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. dalam maupun luar negeri mudah diakses oleh setiap individu, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Sadar akan hakikatnya, setiap manusia Indonesia di muka bumi ini selalu

BAB I PENDAHULAN. Kasus kenakalan remaja semakin menunjukkan trend yang sangat. kelompok, tawuran pelajar, mabuk-mabukan, pemerasan, pencurian,

BAB I PENDAHULUAN. budaya di negara kita sehingga menimbulkan keresahan di masyarakat. Menurut Kartini Kartono (2010: 21) pada umumnya bentuk perilaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan manusia untuk mengubah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja adalah masa pencarian nilai-nilai hidup. Dalam situasi demikian

BAB I PENDAHULUAN. perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial

BAB I PENDAHULUAN. lain, saling memberikan pengaruh antara satu dengan yang lain dan ingin

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN TEORI. yang luas, dari tingkah laku yang tidak dapat diterima secara sosial

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENAATI TATA TERTIB SEKOLAH.

BAB I PENDAHULUAN. sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal (Kartono, 2013:6).

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. hidup semaunya sendiri, karena di dalam kehidupan bermasyarakat terdapat

I. PENDAHULUAN. masa sekarang dan yang akan datang. Namun kenyataan yang ada, kehidupan remaja

BAB 1. Pendahuluan. Adolescent atau remaja, merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. bagi perubahan besar sebuah negara. Ujung tombak sebuah negara ditentukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil uji hipotesis, hasil wawancara, hasil dokumentasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rinci masa remaja dibagi ke dalam 3 tahap yaitu: usia tahun adalah masa

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. peralihan dari satu tahap anak-anak menuju ke tahap dewasa dan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa remaja, terjadi proses pencarian jati diri dimana remaja banyak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tempuh dalam pelaksanaan penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Observasi yang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keluarga, masyarakat, sekolah dan kelompok sebaya.

KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU SEKSUAL DI SMK PENCAWAN MEDAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. asing bisa masuk ke negara Indonesia dengan bebas dan menempati sector-sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi penerus bangsa di masa depan, harapanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tercermin dalam perilaku yang dianggap menimbulkan masalah di sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PERANAN GURU AGAMA HINDU DALAM MENANGGULANGI DEGRADASI MORAL PADA SISWA SMA NEGERI 2 TABANAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kehidupan manusia, begitu pula dengan proses perkembangannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk modernitas bagi sebagian remaja. Pengaruh informasi global (paparan media

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diah Rosmayanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. dalam arti dia memiliki penyesuaian sosial (social adjustment) yang tepat.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan aset masa depan bagi suatu bangsa. Remaja di ibaratkan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang sangat kompleks. Banyak hal yang

BAB I PENDAHULUAN. minat, sikap, perilaku, maupun dalam hal emosi. Tingkat perubahan dalam sikap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanan menuju masa dewasa.

KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL UNTUK MENGATASI KENAKALAN REMAJA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1 SEMEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai hak yang sama dengan orang dewasa.

I. PENDAHULUAN. Anjarsari (2011: 19), mengatakan bahwa kenakalan adalah perbuatan anti. orang dewasa diklasifikasikan sebagai tindakan kejahatan.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari

BAB V PENUTUP. a. Kurangnya perhatian orang tau terhadap anak. yang bergaul secara bebas karena tidak ada yang melarang-larang mereka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seks selalu menarik untuk dibicarakan, tapi selalu menimbulkan kontradiksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lina Nurlaelasari, 2013

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini seringkali terdengar terjadinya tindakan kriminal yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. merupakan peralihan transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya, dari penelitian yang berjudul: Peran Bimbingan Konseling dan Pendidikan Agama

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap kalangan masyarakat di indonesia, tidak terkecuali remaja.

BAB I PENDAHULUAN. Etika pergaulan merupakan suatu hal yang mencerminkan moral setiap orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Membolos merupakan salah satu perilaku siswa di sekolah yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. juga adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung

DAFTAR PUSTAKA. Haditono.S, 1991, Psikologi Perkembangan, Yogyakarta, Gadjah Mada University

KENAKALAN REMAJA : PENYEBAB & SOLUSINYA. Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

2. Faktor pendidikan dan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP OVER PROTECTIVE ORANGTUA DENGAN KECENDERUNGAN TERHADAP PERGAULAN BEBAS. S k r i p s i

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian menggunakan dua pendekatan yaitu secara kuantitatif dan

BAB I PENDAHULUAN. psikis, maupun secara social (Sudarsono, 2004). Inilah yang disebut sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa dimana seseorang akan mulai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dua Sisi Mata Uang Dampak Teknologi Jumat, 14 Februari :15. Oleh Ahmad Turmudzi*

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan salah satu tempat bertumbuh dan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. kenakalan remaja lainnya yang menyebabkan terhambatnya kreatifitas siswa.

HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PAKEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

BAB I PENDAHULUAN. mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Siswa Sekolah Menengah

2015 PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFIL

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja-remaja di Indonesia yaitu dengan berkembang pesatnya teknologi internet

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain, maka mereka

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA KELAS XI DI SMK MUHAMMADIYAH 4 KECAMATAN LAMONGAN KABUPATEN LAMONGAN. Ida Safitri * Sulistiyowati **

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. remaja (Hurlock, 2003). Di dalam masa remaja juga terdapat tahapan perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi pelanggaran terhadap peraturan yang berupa tata tertib sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere (kata

Transkripsi:

33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 Hasil Penelitian Dari hasil pengolahan data peneliti membagi penelitian menjadi dua bagian analisis tentang bentuk-bentuk kenakalan remaja dan analisis tentang faktor penyebab kenakalan remaja agar supaya jelas dalam menentukan hasil akhir. Analisis persentase akhir diperoleh melalui hasil pada setiap angket dibagi dengan jumlah responden. 1 Analisis tentang bentuk-bentuk kenakalan remaja Di SMA Negeri 1 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo a. Nomor-nomor item pada soal angket: 1,2,3,4,5.6.7,8,9 132 36% 126 34% 78 21% 33 9% Hasil analisis dari tabel diatas adalah indikator dari bentuk kenakalan suka berkelahi dengan jumlah responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 36% dan dalam hal ini apabila dilihat dari adaptasi dari pendapat Arikunto jika menentukan kategori negatif, maka berada pada kategori baik, pernyataan setuju sebanyak 34% berada pada kategori baik, pernyataan tidak setuju sebanyak 21% 33

34 berada pada kategori baik, pernyataan sangat tidak setuju sebanyak 9% berada pada kategori baik. b. Nomor item soal angket: 10,11,16,39,40 63 31% 70 34% 57 28% 15 7% Hasil analisis dari tabel diatas adalah indikator dari bentuk kenakalan suka mencuri dengan jumlah responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 31%, maka berada pada kategori baik, pernyataan setuju sebanyak 34% berada pada kategori baik, pernyataan tidak setuju sebanyak 28% berada pada kategori baik, pernyataan sangat tidak setuju sebanyak 7% berada pada kategori baik. c. Nomor item soal angket: 12,13,50 48 39% 42 34% 23 19% 10 8%

35 Hasil analisis dari tabel diatas adalah indikator dari bentuk kenakalan dengan indikator pemerasan dengan jumlah responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 39%, maka berada pada kategori baik, pernyataan setuju sebanyak 34% berada pada kategori baik, pernyataan tidak setuju sebanyak 19% berada pada kategori baik, pernyataan sangat tidak setuju sebanyak 8% berada pada kategori baik. d. Nomor-nomor item pada soal angket: 14,15 41 50% 28 34% 9 11% 4 5% Hasil analisis dari tabel diatas adalah indikator dari bentuk kenakalan suka membolos dari sekolah dengan jumlah responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 50%, maka berada pada kategori cukup, pernyataan setuju sebanyak 34% berada pada kategori baik, pernyataan tidak setuju sebanyak 11% berada pada kategori baik, pernyataan sangat tidak setuju sebanyak 5% berada pada kategori tidak baik.

36 e. Nomor-nomor item pada soal angket: 17,18,19,20 70 43% 56 34% 25 15% 13 8% Hasil analisis dari tabel diatas adalah indikator dari bentuk kenakalan suka membantah perintah orang tua dengan jumlah responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 43%, maka berada pada kategori cukup, pernyataan setuju sebanyak 34% berada pada kategori baik, pernyataan tidak setuju sebanyak 15% berada pada kategori baik, pernyataan sangat tidak setuju sebanyak 8% berada pada kategori baik. 2 Analisis tentang faktor-faktor penyebab kenakalan remaja Di SMA Negeri 1 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo a. Nomor-nomor item pada soal angket: 21,22,23,24,25,26,27,28,29,30,31,32,34 214 40% 159 30% 93 17% 67 13%

37 Hasil analisis dari tabel diatas adalah indikator dari faktor individu dengan jumlah responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 40% dan dalam hal ini apabila dilihat dari Adaptasi dari pendapat Arikunto jika menentukan kategori negatif, maka berada pada kategori cukup, pernyataan setuju sebanyak 30% berada pada kategori baik, pernyataan tidak setuju sebanyak 17% berada pada kategori baik, pernyataan sangat tidak setuju sebanyak 13% berada pada kategori baik. b. Nomor-nomor item pada soal angket: 33,35,36,37,38 61 30% 77 38% 50 24% 17 8% Hasil analisis dari tabel diatas adalah indikator dari faktor budaya dengan jumlah responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 30%, maka berada pada kategori baik, pernyataan setuju sebanyak 38% berada pada kategori baik, pernyataan tidak setuju sebanyak 24% berada pada kategori baik, pernyataan sangat tidak setuju sebanyak 8% berada pada kategori baik.

38 c. Nomor-nomor item pada soal angket: 40,41,42,43,44,45,46,47,48,49 No. Alternatif jawaban Fo persentase 140 34% 130 32% 75 18% 65 16% Hasil analisis dari tabel diatas adalah indikator dari faktor ekonomi dengan jumlah responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 34%, maka berada pada kategori baik, pernyataan setuju sebanyak 32% berada pada kategori baik, pernyataan tidak setuju sebanyak 18% berada pada kategori baik, pernyataan sangat tidak setuju sebanyak 16% berada pada kategori baik. 3 Hasil wawancara dengan siswa 1). Apa yang membuat adik senang di ajak teman untuk berkelahi? Saya akan lebih terkenal sebagai jagoan di sekolah bu, selain itu saya bisa punya banyak teman dan pasti disegani oleh teman-teman yang lain. (w.12-01-2013) 2). Apa yang akan adik lakukan apabila ada teman yang mengganggu adik? Saya akan langsung menanggapi dengan memukulnya bu, agar teman saya itu tidak berani lagi mengganggu saya. (w.12-01-2013) 3). Apakah memukul itu merupakan salah satu cara untuk membela diri atau adik memang lebih senang diajak berkelahi?

39 keduanya memang betul bu, untuk membela diri dan saya lebih senang berkelahi dan ditakuti teman-teman karena saya itu ingin dikenal sebagai jagoan sekolah. (w.12-01-2013) 4). Mengapa adik lebih senang berada di luar sekolah dari pada belajar di dalam kelas? Karena saya lebih suka berkumpul dengan teman-teman di luar, apalagi kalau ada pelajaran yang tidak disukai dan membosankan, saya pasti tidak akan masuk sekolah bu. (w.12-01-2013) 5). Apakah adik tidak takut akan dihukum apabila sering bolos sekolah? Saya tidak takut bu, karena teman-teman saya juga banyak yang di hukum, paling juga di beri nasehat oleh guru. (w.12-01-2013) 6). Apa yang membuat adik melakukan pemerasan terhadap teman-teman disekolah? Karena uang jajan yang diberikan orang tua tidak cukup, jadi lebih baik saya minta uang pada teman di sekolah. (w.12-01-2013) 7). Apa adik tidak takut mengambil barang atau hak orang lain tanpa izin? Sebenarnya saya takut bu, tapi karena saya juga membutuhkan barang tersebut, jadi saya terpaksa mengambilnya. (w.12-01-2013) 8). Apa yang akan adik lakukan apabila teman adik tidak memberikan uang? Saya akan memaksanya dengan cara mengancam, agar teman tersebut dapat memberikan uang. (w.12-01-2013)

40 9). Bagaimana pendapat adik apabila dilarang oleh orang tua untuk pacaran? Saya akan membantah bu, karena sekarang ini sudah modern, anak harus diberi kebebasan untuk pacaran, apalagi sudah berumur 17 tahun jadi bukan anakanak lagi. (w.12-01-2013) 10). Adik lebih suka berada di dalam rumah atau di luar rumah? Saya lebih suka berada di luar rumah bu, karena bisa kumpul bersama teman sambil main internet dan bisa dapat hal-hal yang baru, jadi tidak dianggap kurang pergaulan. (w.12-01-2013) 4 Hasil wawancara dengan guru bimbingan dan konseling 1) Bagaimana menurut ibu perilaku remaja di SMA Negeri 1 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo saat ini? Menurut saya perilaku remaja Di SMA Negeri 1 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo saat ini mulai menyimpang dari aturan yang telah ditetapkan oleh sekolah. (w.12-01-2013) 2) Bentuk-bentuk penyimpangan seperti apa yang dilakukan oleh remaja Di SMA Negeri 1 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo? Seperti suka berkelahi dengan teman satu sekolah maupun dari luar sekolah, pada minggu yang lalu mereka berkelahi dengan siswa SMK 3 Negeri Gorontalo, ada siswa yang suka melakukan pemerasan, bolos sekolah, mencuri, geng-geng motor, ada yang sempat dikeluarkan dari sekolah karena telah hamil diluar nikah, sampai ada siswa dari hasil laporan orang tuanya minggat dari rumah. (w.12-01-2013)

41 3) Apa yang menyebabkan remaja melakukan hal tersebut? Biasanya, remaja melakukan penyimpangan dikarenakan beberapa faktor, ada dari dalam diri mereka maupun dari luar diri mereka. Dari dalam diri mereka, dapat berupa dorongan yang kuat untuk melakukan tindakan negatif. Adapun dari luar diri mereka, dapat berupa ajakan teman, pergaulan yang salah, kurang dapat mengendalikan emosi dan pengaruh dari lingkungan serta keadaan ekonomi siswa yang bersangkutan. 4) Upaya apa saja yang telah dilakukan guru bk dalam menangani kenakalan remaja saat ini? Melakukan bimbingan kelompok, konseling kelompok dan konseling individual, memberikan layanan informasi tentang dampak dari pergaulan bebas, tawuran, bolos sekolah pada siswa yang melakukan perilaku menyimpang tersebut. (w.12-01-2013) 5) Menurut ibu, bagaimana harusnya sekolah berperan dalam mengatasi kenakalan remaja? Pihak sekolah harus bekerja sama dengan orang tua dalam menangani kenakalan remaja, dikarenakan keluarga adalah media pertama dalam pergaulan sang remaja dari kecil, bentuknya dapat berupa memotivasi anaknya, mengontrol maupun pemberian nasehat. Jika di pihak sekolah dapat berupa hukuman, sanksi, maupun pelaporan. (w.12-01-2013)

42 2 Pembahasan a) Gambaran Bentuk-Bentuk Kenakalan Remaja di SMA Negeri 1 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh, pada umumnya bentuk kenakalan yang di lakukan oleh remaja di SMA Negeri 1 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo adalah : Suka berkelahi Suka berkelahi merupakan hal yang tidak asing lagi bagi remaja, tidak jarang, di sekolah remaja SMA sering berkelahi dengan teman sekelas maupun dengan teman dari luar sekolah. Remaja sering menganggap berkelahi itu sebagai hal yang wajar, karena emosi remaja yang belum stabil, mereka kadang tidak mengetahui bahwa berkelahi itu dapat mengakibatkan seseorang terluka bahkan masuk rumah sakit, dan tidak jarang pula, di antara siswa yang suka berkelahi ini kemudian akan membuat geng yang suka berbuat onar serta mengganggu ketentraman lingkungan sekolah. Pemerasan dan mencuri Bentuk kenakalan ini berkenaan dengan pelanggaran terhadap hak-hak orang lain. Tindakan ini biasanya didorong oleh motif ekonomi, pengaruh pergaulan dan tabiat negatif yang ada pada diri siswa. Pada siswa yang suka melakukan tindakan ini, diperlukan pembenahan mental dan moral secara kontinu untuk melakukan penyadaran. Sanksi juga harus tetap ditegakkan terhadap anak yang melakukan tindakan tersebut, demi menerapkan kedisiplinan bagi siswa yang lain. Di samping itu, pendampingan secara moral psikologis juga dibutuhkan.

43 Membantah perintah orang tua Bentuk kenakalan ini termasuk pada kenakalan yang melawan status sebagai anak dalam keluarga. Perilaku membantah perintah orang tua memang belum melanggar hukum dalam arti yang sesungguhnya karena yang dilanggar adalah status-status dalam lingkungan primer (keluarga) dan sekunder (sekolah) yang memang tidak diatur oleh hukum secara terinci. Akan tetapi kelak remaja ini dewasa, pelanggaran status ini dapat dilakukannya terhadap atasannya di kantor atau petugas hukum di dalam masyarakat. Karena itulah pelanggaran status ini oleh Jensen digolongkan juga sebagai kenakalan. Bolos sekolah Bentuk kenakalan ini sering di lakukan oleh siswa, mereka berangkat pagi dari rumah tapi sudah keluar dari lingkungan sekolah ketika jam pelajaran belum berakhir. Dari hasil observasi yang peneliti peroleh untuk melengkapi hasil analisis data ini, siswa di SMA Negeri 1 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo lebih suka berkumpul di luar sekolah dengan teman-temannya dibandingkan mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas. 5. Pergaulan bebas Pergaulan bebas adalah sebuah fenomena umum yang banyak terjadi di kalangan remaja. Banyak siswa yang di keluarkan dari sekolah di akibatkan karena telah melakukan seks di luar nikah. Semakin maju perkembangan ilmu teknologi dan komunikasi, maka dampak serta pengaruh negatif dari pergaulan bebas ini semakin kuat. Jika remaja tidak mampu menyeleksi hal-hal yang positif dari berjuta informasi

44 dan jaringan sosial yang ada di sekitarnya, mereka mudah mengalami penurunan moralitas. b) Gambaran faktor-faktor penyebab kenakalan remaja di SMA Negeri 1 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. Faktor individu Dari hasil analisis data di atas, faktor penyebab kenakalan remaja yang paling dominan yaitu faktor dari individu itu sendiri. Faktor individu ini juga berhubungan dengan faktor internal menurut Kartini Kartono yakni berlangsung melalui proses internalisasi diri yang keliru oleh anak-anak remaja dalam menanggapi lingkungan di sekitarnya dan semua pengaruh dari luar. Tingkah laku mereka merupakan reaksi dari proses belajar yang terwujud dalam bentuk ketidakmampuan mereka untuk beradaptasi terhadap lingkungan sekitar. Kemudian, remaja melakukan mekanisme pelarian dan pembelaan diri dalam wujud kebiasaan pelanggaran terhadap norma-norma sosial. Wujud nyata dari mekanisme ini adalah tindakan-tindakan seperti : berkelahi dengan teman, bolos sekolah dan pergaulan bebas. Faktor ini disebabkan oleh reaksi frustasi negatif karena ketidakmampuan remaja dalam menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan sosial yang terjadi. Semakin banyak tuntutan sosial, sanksi-sanksi, dan tekanan sosial dari teman sebaya maupun masyarakat, sehingga membuat remaja menganggap bahwa semua norma dan peraturan itu hanya mengekang kebebasan mereka.

45 Faktor budaya Faktor budaya merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi individu atau siswa. Faktor ini berhubungan dengan pengaruh negatif dari media cetak maupun elektronik. Dalam hal ini, media massa mempunyai fungsi dan pengaruh yang sangat besar dalam membentuk budaya masyarakat. Banyak sekali program televisi, artikel di Koran atau majalah dan siaran radio yang cenderung tidak mendidik. Bahkan lewat internet, banyak situs yang menampilkan muatan pornografi. Semua tampilan isi media ini secara tidak langsung memberikan pemahaman kepada remaja, Bahwa era modern adalah era yang penuh dengan kemewahan dan kebebasan. Faktor ekonomi Faktor ekonomi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan remaja melakukan perilaku menyimpang seperti melakukan pemerasan dan mencuri. Hal ini di sebabkan oleh keinginan dari remaja untuk bisa di terima oleh lingkungan sosial akan tetapi terhalang oleh ekonomi yang kurang mencukupi, dapat menyebabkan remaja melakukan hal-hal menyimpang agar keinginannya bisa terwujud.