BAB II KAJIAN TEORETIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyususn tugas akhir ini penulis merujuk pada beberapa karya tulis

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perpustakaan nasional, perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS

PELAYANAN PERPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perguruan tinggi yang berfungsi menyediakan serta menyebarluaskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. Terdapat dua kelompok di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Noerhayati (1987:1) mengatakan perpustakaan perguruan tinggi adalah

DAFTAR ISI. KATAPENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN...1 BAB IIKEANGGOTAAN... 2 BAB IIIHAK DAN KEWAJIBAN... 3 BAB IVPELAYANAN...

SISTEM PELAYANAN SIRKULASI PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGADAAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN FAKULTAS SYARIAH UIN IMAM BONJOL PADANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SEBAGAI PUSAT PELAYANAN JASA INFORMASI

KAJIAN PENGADAAN KOLEKSI UPT PERPUSTAKAAN DALAM MENYEDIAKAN INFORMASI YANG DI BUTUHKAN OLEH MAHASISWA UNIVERSITAS SAM RATULANGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PELAYANAN SIRKULASI

Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Muhsin, 2008:15). Menurut Sulistyo-Basuki (1991: 3) perpustakaan

PELAYANAN PENGGUNA PADA PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN IKIP PGRI SEMARANG. A. Sejarah Perpustakaan IKIP PGRI Semarang

TINJAUAN TEORITIS PADA PENGADAAN BAHAN PUSTAKA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB II KAJIAN TEORITIS. koleksi tersebut disediakan agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan

MANFAAT PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA UPT PERPUSTAKAAN UNIMA UNTUK TEMU KEMBALI INFORMASI OLEH MAHASISWA FAKULTAS MIPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1 GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PADANGSIDIMPUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENGENAL BAHAN PUSTAKA DAN CARA MENGELOLANYA

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB II LANDASAN TEORI. dan studi. Selanjutnya pasal 8 dari Peraturan Presiden No. 20, 1961

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SISTEM PELAYANAN SIRKULASI PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH Oleh : Sjaifullah Muchdlor, S.Pd

Evaluasi Layanan Sirkulasi Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi

PEMANFAATAN JASA LAYANAN SIRKULASI UPT PERPUSTAKAAN OLEH MAHASISWA UNSRAT. Oleh : Holly Bororing

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bacaan yang disusun secara sistematis untuk mempermudah pengguna dalam

BAB III LANDASAN TEORI. mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Jerry Fith Gerald (1981:5) Sistem

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

A. Sejarah dan Perkembangan Perpustakaan SMP Islam Al-

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1991 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MAKALAH PELAYANAN PERPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembaca, bukan untuk dijual (Sulistyo Basuki,1993:1.6). secara kontinu oleh pemakainya sebagai sumber informasi.

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

Kuesioner Penelitian. Identitas Responden

BAB II KAJIAN TEORITIS. dari layanannya terhadap pengguna sebagai penikmat jasa perpustakaan.

GAMBARAN UMUM. FISIP itu sendiri yang tergabung pada bulan Maret berguna bagi mahasiswa Universitas Lampung, khususnya Fakultas Ilmu Sosial

BAB II KAJIAN TEORITIS

PROFIL PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS WIDYATAMA : PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI BANDUNG

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS

PERANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Syamsul Alam WidyaiswaraLPMP Sulawesi Selatan

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan suatu kebutuhan primer yang harus di penuhi dalam dunia

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 047 TAHUN 2017

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS

2 2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 1990, Tambah

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTAJAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS NOMOR 94 TAHUN 2004 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lainnya yang dibaca dan disimpan menurut tata susunan tertentu untuk

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2005

STANDAR PERPUSTAKAAN. Tanggal: 31 Juli Lampiran Surat Keputusan Ketua STMIK KHARISMA Makassar Nomor: Tanggal:

BAB III LANDASAN TEORI. kitab primbon. Kemudian kata pustaka mendapat awalan per dan akhiran

PETUNJUK TEKNIS INVENTARISASI KOLEKSI PERPUSTAKAAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iis Naeni Sabila, 2013

Morality Intellectuality Entrepreneurship

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UPT PERPUSTAKAAN PROFIL SINGKAT VISI MISI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1.8 Pengertian, Tujuan dan Tugas Pokok Perpustakaan

BAB II KAJIAN TEORITIS

PELAYANAN SIRKULASI DI PERPUSTAKAAN IPB. Oleh: Ir. Rita Komalasari

Perpustakaan perguruan tinggi

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.2 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SARANA PUSAT SUMBER BELAJAR

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi dapat memberikan informasi yang berguna dan dapat membantu pengguna dalam menyelesaikan maupun mendukung dalam kegiatan belajar-mengajar pada sivitas akademik atau sekolah tinggi lainnya. Menurut Sutarno (2003: 35) bahwa Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan perpustakaan yang berada dalam suatu perguruan tinggi dan yang sederajat berfungsi mencapai Tri Dharma Perguruan Tinggi, sedangkan penggunanya adalah sivitas akademika. Selanjutnya menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000: 4) bahwa: Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang bergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi, baik yang merupakan perpustakaan universitas, perpustakaan fakultas, perpustakaan akademi, perpusatakaan sekolah tinggi. Tujuannya membantu perguruan tinggi dalam menjalankan program pengajaran. Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa, perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu lembaga perguruan tinggi yang dapat menunjang pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang bersangkutan yang dapat membantu program pengajaran yang dapat memberikan informasi. 2.1.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi Setiap kegiatan yang akan dilaksanakan akan mempunyai tujuan yang ingin dicapai, demikian halnya dengan perpustakaan perguruan tinggi. Tujuan perpustakaan perguruan tinggi harus sesuai dengan lembaganya. Menurut Hasugian (2009: 80) bahwa Untuk memberikan layanan informasi untuk kegiatan belajar, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Menurut Sutarno (2006: 46) bahwa: Untuk menyediakan sumber belajar dan meningkatkan ilmu pengetahuan masyarakat, maka perpustakaan

perguruan tinggi benar-benar berada di suatu perguruan tinggi, baik berbentuk universitas, akademi, sekolah tinggi, ataupun institut. Dari pernyataan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah memberikan layanan informasi kepada pengguna perpustakaan yang dapat mendukung kegiatan belajar. Dengan adanya layanan informasi maka pengguna dapat memanfaatkannya sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. 2.1.3 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi harus dapat melaksanakan fungsinya agar dapat mencapai tujuan dengan baik. Perpustakaan perguruan tinggi mempunyai beberapa fungsi, dalam Buku Pedoman Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional RI (2004: 3) fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah : a. Fungsi Edukasi Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademik, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap studi. b. Fungsi Informasi Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi. c. Fugsi Riset Perpustakaan merupakan fungsi bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan teknologi dan seni. d. Fungsi Rekreasi Perpustakaan harus menyediakan fungsi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan e. Fungsi Publikasi Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademik dan staf non-akademik. f. Fungsi Deposit Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya. g. Fungsi Interpretasi Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa perpustakaaan perguruan tinggi mempunyai fungsi yang erat kaitannya dengan sivitas akademik dalam

memperoleh informasi yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna dalam mendukung edukasi, informasi, riset, rekreasi, publikasi, deposit, dan interpretasi. 2.2 Ketersediaan Koleksi Perpustakaan 2.2.1 Pengertian Ketersediaan Koleksi Koleksi perpustakaan merupakan unsur pokok yang sangat penting pada sebuah perpustakaan, karena dengan adanya koleksi yang memadai pengguna akan terbantu untuk mendapatkan informasi. Menurut Sistorina (2007: 80) Koleksi yang disimpan dan dikelola untuk kepentingan pengguna perpustakaan dalam upaya pemenuhan informasi. Sedangkan menurut Perpustakaan Nasional (2000: 1) bahwa ketersediaan koleksi adalah Kesiapan suatu sarana (tenaga, barang, modal, anggaran) untuk dapat digunakan atau dioperasikan diwaktu yang telah ditentukan. Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa ketersediaan koleksi adalah kesiapan layanan yang diberikan kepada pengguna perpustakaan yang berupa koleksi bahan pustaka yang dikelola dan dapat dimanfaatkan serta dipinjam oleh pengguna perpustakaan. 2.2.2 Tujuan Ketersediaan Koleksi Perpustakaan harusnya memiliki koleksi perpustakaan yang mutakhir dan sesuai dengan kebutuhan pengguna yang merupakan tujuan dari ketersediaan koleksi agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna. Menurut Sutarno (2006: 25) tujuan ketersediaan koleksi perpustakaan adalah untuk memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan yang akan dilayani sehingga pengguna tersebut senang memanfaatkan koleksi yang telah dimiliki oleh perpustakaan tersebut. Selanjutnya dalam Buku Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (1999: 11) bahwa tujuan penyediaan koleksi adalah Untuk menunjang pelaksanaan program pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa tujuan ketersediaan koleksi adalah untuk dapat memenuhi ataupun melengkapi informasi yang akan diinginkan oleh pengguna dengan cara menyediakan koleksi yang dapat memberikan manfaat bagi pengguna perpustakaan.

2.3 Koleksi Perpustakaan 2.3.1 Pengertian Koleksi Perpustakaan Koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama sebuah perpustakaan. Oleh karena itu koleksi perpustakaan akan memberikan ciri dan warna bagi jenis perpustakaan yang dibentuk. Koleksi juga merupakan daya tarik dan perhatian bagi pengunjung, artinya koleksi yang lengkap dan terbitan yang baru akan dapat memberikan kesempatan yang makin besar kepada pengunjung untuk memilih dan memperoleh informasi. Menurut Mufid (2009: 2) bahwa Koleksi perpustakaan adalah Semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disebarluaskan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan informasi mereka. Sedangkan menurut Samosir (2004: 2) menyatakan koleksi perpustakaan adalah berupa informasi, pengetahuan, fakta, ide, dan sebagainnya, baik yang tercetak ataupun terekam. Dari pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa koleksi perpustakaan adalah suatu bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah yang akan diberikan kepada pengguna yang dapat berupa koleksi yang berbentuk tercetak ataupun koleksi non cetak yang memuat informasi yang dapat menambah pengetahuan bagi pengguna dalam memenuhi informasi yang dibutuhkan. 2.3.2 Fungsi Koleksi Perpustakaan Koleksi perpustakaan mempunyai fungsi sebagai sarana penyebaran informasi yang akan dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan. adalah: Menurut Noerhayati (1987: 135) bahwa fungsi koleksi perpustakaan a. Fungsi Pendidikan Untuk menunjang program pendidikan dan pengajaran, perpustakaan mengadakan bahan pustaka yang sesuai atau relevan dengan jenis dan tingkat program yang ada. b. Fungsi Penelitian Untuk menunjang program penelitian perguruan tinggi, perpustakaan menyediakan sumber informasi tentang berbagai hasil penelitian dan kemajuan ilmu pengetahuan mutakhir.

c. Fungsii Relevan Fungsi ini melengkapi kedua fungsi di atas dengan menyediakan bahan-bahan relevan di berbagai bidang dan alat-alat bibliografis yang diperlukan untuk menelusuri informasi. d. Fungsi Umum Perpustakaan perguruan tinggi juga merupakan pusat informasi bagi masyarakat di sekitarnya. Fungsi ini berhubungan dengan program pengabdian masyarakat dan pelestarian bahan pustaka serta hasil budaya manusia yang lain. Sedangkan menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000: 5) bahwa koleksi perguruan tinggi berfungsi: Untuk melayani keperluan para mahasiswa dari tingkat persiapan sampai kepada mahasiswa yang sedang menghadapi ujian sarjana dan menyusun skripsi, para staf dalam persiapan bahan perkuliahan serta peneliti yang tergabung dalam perguruan tinggi bersangkutan. Dari pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa koleksi mempunyai banyak fungsi diantaranya sebagai sarana pendidikan, penelitian, yang dapat digunakan oleh mahasiswa dalam pemenuhan kebutuhan informasi dengan koleksi yang memadai 2.3.3 Jenis-jenis Koleksi Perpustakaan perguruan tinggi akan mempunyai koleksi yang menjadi unsur yang penting dalam memberikan dan mengarahkan pengguna yang akan dilayani. Koleksi perpustakaan mempunyai jenis-jenis koleksi diantaranya koleksi tercetak dan elektronik, menurut Sutarno (2006: 82) jenis-jenis koleksi perpustakaan adalah: Koleksi perpustakaan mencakup jenis bahan pustaka tercetak seperti buku, majalah, surat kabar, bahan pustaka terekam dan bentuk elektronik seperti kaset, video, piringan, disk, film, film strip, dan koleksi bentuk tertentu seperti lukisan, insektarium, alat peraga, globe, foto dan lainnya. Sedangkan menurut Lesmono (2005: 2) bahwa jenis koleksi perpustakaan yaitu: 1. Buku, beberapa jenis buku yang dimiliki oleh sebuah perpustakaan adalah sebagai berikut: a. Buku Teks. b. Buku Penunjang. c. Laporan Kerja Praktek. d. Tugas Akhir atau Thesis. e. Buku Tandon (Buku Tandon).

2. Koleksi Referensi, isi buku referensi tidak mendalam dan kadangkadang hanya memuat informasi tertentu saja. 3. Jenis Serial (Terbitan Berkala), pada umumnya terbitan berkala berupa majalah dan koran. Jika dilihat dari isinya majalah dibedakan majalah popular, semi popular dan ilmiah. 4. Brosur yaitu buku atau lembaran-lembaran lepas yang memuat masalah- masalah aktual yang bersifat sementara. 5 Bahan Pandang Dengar (Audio Visual) bahan pandang dengar memuat informasi yang dapat ditangkap secara bersamaan oleh indra mata dan telinga. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa perpustakaan memiliki jenis-jenis koleksi yang beragam mulai dari koleksi tercetak sampai koleksi elektronik yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna. Sebaiknya koleksi perpustakaan mempunyai kemutahiran dan relevan yang sesuai dengan kurikulum akademik sehingga pengguna atau mahasiswa merasa puas ketika memanfaatkan koleksi perpustakaan tersebut. 2.3.4 Kesesuaian Koleksi Kesesuaian koleksi antara penggunaan koleksi sangat berpengaruh dalam peminjaman buku yang dilakukan pengguna. Koleksi yang ada hendaknya sesuai dengan kebutuhan atau informasi pengguna perpustakaan. Menurut Pao (1989 : 54) bahwa : Suatu transaksi temu balik dianggap sukses jika dokumen yang diperoleh relevan dengan kebutuhan pengguna yang memintanya. Relevansi dapat dijadikan kriteria keberhasilan suatu temu balik informasi yang terdapat pada koleksi perpustakaan. Relevansi adalah suatu ukuran keefektifitasan antara sumber informasi dan penerima informasi. Purnomo (2006 : 9) menyatakan kesesuaian koleksi adalah Dokumendokumen yang didapatkan dapat memenuhi kebutuhan informasi yang sedang dibutuhkan. Dari penyatakaan di atas bahwa kesesuaian koleksi merupakan informasi maupun dokumen - dokumen yang dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna yang diinginkan. 2.3.5 Manfaat Koleksi Koleksi yang baik adalah koleksi yang dapat dimanfaatkan oleh penggunanya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003 : 711), bahwa

pemanfaatan mengandung arti Proses, cara dan perbuatan memanfaatkan sesuatu untuk kepentingan sendiri Berdasarkan pendapat di atas dapat dinyatakan suatu cara seseorang dalam memanfaatkan atau memperoleh informasi yang diinginkan dalam memenuhi kebtuhan informasi. Pemanfaatan koleksi dapat digunakan dengan cara membaca koleksi ataupun meminjam koleksi tersebut. 2.3.6 Pedoman Penghitungan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi Untuk dapat mengetahui besarnya koleksi perpustakaan perguruan tinggi tergantung pada jenjang pendidikan yang dilakukankan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan seperti jumlah mata kuliah dan jumlah mahasiswa. Berdasarkan Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi, (1999: 20) persyaratan minimal koleksi perpustakaan perguruan tinggi adalah : 1. Program Diploma Dan Sarjana a. 1 (satu) judul pustaka untuk setiap mata kuliah dasar keahlian (MKDK). b. 2 (dua) judul pustaka untuk setiap mata kuliah keahlian (MKK). c. Melanggan sekurang-kurangnya 1 (satu) judul jurnal ilmiah untuk setiap program studi. d. Jumlah pustaka sekurang-kurangnya 10% dari jumlah mahasiswa dengan memperhatikan komposisi subjek pustaka. 2. Program Pasca Sarjana a. Memiliki 500 judul pustaka per program studi. b. Melanggan 2 (dua) jurnal ilmiah untuk setiap Program studi. Sedangkan menurut Keputusan Menteri Depdikbud No. 0686/U/1991 dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (1994: 36) menyatakan : 1. Buku ajar wajib untuk mata kuliah umum (MKU) = jumlah MkU x 1 judul. 2. Buku ajar wajib untuk mata kuliah dasar keahlian (MKDK) = Jumlah MKDK x 1 Judul. 3. Buku ajar wajib untuk mata kuliah keahlian (MKK) atau mata kuliah bidang studi (MKBS) = jumlah MKK/ MKBS x 2 judul. 4. Buku ajar anjuran dan pengayaan untuk MKU, MKDK, MKK/ MKBS = jumlah (1.2.3) x 5 judul. Dari kedua pernyataan di atas bahwa jumlah koleksi untuk mata kuliah dasar keahlian (MKDK) minimal 1 judul bahan pustaka,untuk setiap mata kuliah,

2 judul bahan pustaka untuk mata kuliah keahlian (MKK), dan melanggan 1 judul jurnal ilmiah untuk setiap program studi. Namun pada Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi tidak disebutkan bahwa perpustakaan harus memiliki minimal 1 judul jurnal ilmiah untuk setiap program studi. 2.3.7 Pengadaan Koleksi Perpustakaan Pengadaan bahan pustaka merupakan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perpustakaan untuk menambah koleksi maupun mengembangkan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Dalam buku Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 54) cara pengadaan bahan perpustakaan dilaksanakan sebagai berikut: 1. Pembelian dan pelangganan 2. Hadiah/sumbangan 3. Pertukaran 4. Wajib simpan terbitan perguruan tinggi 5. Titipan Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1993: 222) metode pengadaan perpustakaan adalah sebagai berikut: Metode pengadaan, perpustakaan membeli atau memperoleh buku dengan cara: (a) pembelian, (b) pertukaran, (c) hadiah, dan (d) keanggotaan organisasi. (a) Pembelian Pemesanan langsung dapat dilakukan pada penerbit ataupun pada toko buku. (b) Pertukaran Pustaka tertentu tidak dapat dibeli di toko buku, hanya dapat diperoleh melalui pertukaran ataupun hadiah. (c) Hadiah Karena kondisi social ekonomi yang masih belum sepenuhnya berkembang, tradisi pengembangan perpustakaan dengan melalui sumbangan atau hadiah masih belum memasyarakat. (d) Keanggotaan Organisasi Kadang-kadang perpustakaan ataupun badan induk perpustakaan menjadi anggota sebuah perhimpunan atau organisasi. Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa koleksi perpustakaan harus dapat dilayankan kepada pengguna dengan cara pembelian, pertukaran, hadiah, dan lainnya yang dapat memberikan dukungan kepada pengguna maupun perpustakaan.

2.3.8 Pengembangan Koleksi Perpustakaan Perpustakaan merupakan tempat koleksi dikumpulkan, disusun, disimpan dan dilayankan bagi pengguna. Salah satu kegiatan perpustakaan adalah melakukan pengembangan koleksi, agar koleksi yang dilayankan memiliki kemutakhiran yang dapat dimanfaatkan dan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Menurut Soetminah (1992: 257) menyatakan: Pengembangan koleksi menetapkan kegiatan kerja perpustakaan yang berupa tugas menyediakan sumber informasi an memberikan pelayanan informasi kepada pemakai, sesuai dengan kebutuhan dan minatnya maka setiap perpustakaan mempunyai cara tersendiri dalam melaksanakan pengembangan koleksi. Selanjutnya dalam Buku Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi (1979: 38) bahwa pada umumya pengembangan koleksi memiliki kegiatan sebagai berikut: 1. Menentukan kebijakan umum pengembangan koleksi harus berdasarkan identifikasi kebutuhan pengguna sesuai dengan asas tersebut di atas. Kebijakan ini disusun bersama oleh sebuah tim yang dibentuk dengan keputusan rektor dan anggotanya terdiri atas unsur perpustakaan, fakultas atau jurusan dan unit lain yang berhubungan. 2. Buku referens, termasuk buku referensi umum, referensi bidang studi khusus, alat-alat bibliografi seperti indeks, abstrak, laporan tahunan, kamus, ensklopedia, katalog, buku pegangan dan lainnya. 3. Pengembangan ilmu, yang melengkapi dan memperkaya pengetahuan pemakai selain dari bidang studi dasar. 4. Penerbitan berkala seperti majalah, surat kabar dan lainya. 5. Penerbitan perguruan tinggi yaitu penerbitan yang diterbitkan oleh perguruan tinggi, baik perguruan tinggi dimana perpustakaan tersebut bernaung maupun penerbitan perguruan tinggi lainya. 6. Penerbitan pemerintah yaitu penerbitan resmi baik yang bersifat umum maupun yang menyangkut kebutuhan perguruan tinggi yang bersangkutan. 7. Koleksi khusus, yang berhubungan dengan minat khusus perpustakaan, seperti koleksi tentang kebudayaan daerah tertentu, subjek tertentu dan sebagainya. 8. Koleksi bukan buku yaitu berupa koleksi audio visual seperti film, tape, kaset, piringan hitam, video tape, dan sejenisnya. Berdasarkan pendapat tersebut bahwa pengembangan koleksi perpstakaan merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan agar dapat menyediakan informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, agar dapat mendukung dalam proses

belajar mengajar yang sesuai dengan kurikulum yang telah ada yang dapat memberikan pelayanan. 2.4 Pengertian Peminjaman Peminjaman bahan pustaka merupakan kegiatan yang dilaksanakan perpustakaan pada bagian sirkulasi. Layanan sirkulasi hanya dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan yang telah terdaftar sebagai anggota perpustakaan. Pada umumnya tidak semua pengguna perpustakaan dapat membaca di perpustakaan karena adanya keterbatasan waktu pengguna, maka bahan pustaka tersebut dibawa pulang. Oleh sebab itu perpustakaan menyediakan layanan peminjaman agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna. Sjahrial-Pamuntjak (2000: 97) menyatakan Peminjaman buku sirkulasi adalah kegiatan pengedaran sirkulasi perpustakaan, baik untuk dibaca di dalam perpustakaan maupun untuk dibawa keluar perpustakaan. Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1991: 25) bahwa Bila anggota ingin meminjam buku, anggota berhubungan langsung dengan pelayanan sirkulasi. Dari pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa peminjaman bahan pustaka adalah suatu layanan yang diberikan kepada pengguna agar dapat meminjam bahan pustaka dalam memenuhi kebutuhan informasi. 2.4.1 Sistem Peminjaman Ada beberapa sistem peminjaman di perpustakaan mulai yang sederhana hingga yang menggunakan sistem komputer. Tetapi sebaiknya sistem yang dipergunakan adalah sistem yang sederhana dan mudah dimengerti, baik oleh petugas satu maupun petugas yang lain dan layanannya cepat serta aman bagi perpustakaan. Sistem yang baik yaitu dapat menunjukkan dengan segera pinjaman yang terlambat dikembalikan dan setiap waktu dapat diketahui siapa yang meminjam buku dan kapan harus dikembalikan. Menurut Sulistyo-Basuki (1993: 260) bahwa ada beberapa sistem peminjaman buku yaitu Sistem buku besar, sistem sulih (dummy), sistem no carbon required (NCR), sistem book issue card (BIC), sistem browne, sistem newark, sistem token charging, sistem kartu tebuk(punched Card).

a) Sistem Buku besar Sistem ini menganut register, yaitu setiap peminjam mendapat jatah satu halaman atau lebih dalam buku besar disertai indeks, nama peminjam pada bagian akhir buku besar, setiap halaman buku besar berisi nama peminjam, alamat, tanggal pinjam, nomor buku, nomor panggil, pengarang, judul, edisi, tanda tangan peminjam, tanggal harus kembali. b) Sistem Sulih (dummy) Sistem ini menggunakan sulih yang terbuat dari karton sebagai substitusi buku tatkala buku dipinjam yang berisikan nama peminjam, nomor panggil, dan tanggal peminjaman. c) Sistem No Carbon Required (NCR) Pada sistem ini, perlu mengisi formulir peminjaman yang berisikan nama, alamat, nama pengarang, judul, nomor klasifikasi dan nomor induk pada formulir peminjaman. d) Sistem Book Issue Card (BIC) Sistem ini banyak digunakan oleh perpustakaan sekolah, pada bagian atas kartu ditulis pengarang dan judul, bagian sebelah kiri bawah pengarang dan judul, kemudian pada kolom ditulis tanggal dan peminjam. e) Sistem Browne Penggunaan sistem ini setiap anggota perpustakaan memperoleh tiket pembaca, jumlahnya sama dengan jumlah buku yang boleh dipinjam oleh anggota perpustakaan. Tiket pembaca berbentuk kantong yang berisikan nomor anggota, nama, dan alamat. Tiket buku diperlukan kartu buku yang berisi nomor panggil, nomor induk, pengarang, judul, edisi dan tahun terbit. f) Sistem Newark Anggota perpustakaan memperoleh kartu peminjam yang berisi nama, alamat, nomor pendaftaran, tanggal berakhir kartu anggota tanda tangan serta tanggal pinjam dan tanggal harus kembali. Sistem menggunakan kartu buku yang berisi nomor panggil, pengarang, judul, nomor induk, tanggal kembali, nama peminjam dan tanda tangan peminjam. g) Sistem Token Charging Untuk keperluan ini digunakan kartu anggota, satu kartu untuk seorang anggota token artinya semacam kartu yang berisi tanda pengenal perpustakaan, ketika meminjam satu token untuk setiap buku yang dipinjam dan label tanggal distempel tanggal kembali, ketika mengembalikan buku maka token tersebut diserahkan kembali. h) Sistem Kartu tebuk (Punched Card) Perlengkapan ini diperlukan adalah komputer atau pemilah mekanis lainnya, mesin tebuk automatik, kartu keanggotaan yang terbuat dari plastik (satu kartu untuk setiap anggota perpustakaan. Bila anggota ingin meminjam maka petugas bagian sirkulasi mengambil kartu tebuk yang telah diberi tanggal kembali. Pemberian tanggal dilakukan dengan stempel dengan alat tebuk kemudian diletakkan pada mesin tebuk automatik, kemudian petugas menebuk kartu tersebut yang berisikan nomor anggota, nomor induk, serta nomor panggil kemudian dimasukkan dalam kantong buku.

Dari uraian tersebut, kegiatan sirkulasi mempunyai sistem peminjaman yang meliputi sistem buku yaitu dilakukan pencatatan dalam buku besar yang disertai dengan keterangan buku yang akan dipinjam, sistem sulih (dummy) sistem ini terbuat dari karton yang berisikan nama peminjam, dan tanggal peminjam, sistem no carbon required (NCR) yaitu sistem ini perlu mengisi formulir peminjaman, sistem book issue card (BIC) penggunaannya sederhana yang digunakan oleh perpustakaan sekolah, sistem browne mempunyai kantong buku dan kartu buku yang diberikan pada setiap bahan pustaka, sistem newark setiap anggota perpustakaan memperoleh kartu peminjam yang berisikan keterangan peminjam, sistem token charging menggunakan kartu anggota yang berupa tanda pengenal perpustakaan, dan sistem kartu tebuk (punched card) sistem ini menggunakan penebuk yang dilakukan oleh petugas sirkulasi. Dalam kegiatan peminjaman yang sering diguakan adalah sistem Browne karena mudah dalam penggunaannya. 2.4.2 Peraturan Peminjaman Dalam proses peminjaman perlu adanya ketertiban agar layanan tersebut dapat berjalan dengan lancar. Sjahrial-Pamuntjak (2000: 98) menyatakan bahwa: 1) Keanggotaan yaitu disebutkan siapa yang dapat menjadi anggota dan apa persyaratannya. 2) Jam buka perpustakaan yaitu jam buka hendaknya disesuaikan dengan keperluan masyarakat yang dilayani perpustakaan. 3) Jenis buku yang boleh dipinjam yaitu biasanya buku referens, seperti kamus, ensiklopedi, dan lainnya tidak diizinkan dipinjam ke luar perpustakaan. 4) Jumlah dan jangka waktu yang meminjam yaitu perpustakaan umum dan perpustakaan sekolah biasanya memberikan batasan jumlah buku yang boleh dipinjam sekaligus, misal 2 buku fiksi dan 2 non buku fiksi. Perpustakaan universitas kalau koleksinya mencukupi, acap kali tidak membatasi jumlah yang dipinjam akan tetapi membatasi waktu pinjam perpustakaan biasanya memberikan waktu pinjaman 2 minggu 5) Buku yang hilang atau rusak yaitu perlu disebut tindakan apa yang akan dikenakan jika peminjam telah menghilangkan atau merusak buku. Untuk buku yang hilang diminta penggantian buku yang sama atau harga buku itu ditambah biaya administrasi, untuk buku yang rusak diminta biaya perbaikan. 6) Sanksi atau kelalaian pengembalian pada waktunya yaitu sanksi dapat berupa benda uang yang meningkat sesuai dengan lamanya buku terlambat dikembalikan, dan dapat juga berupa dibekukan

hak meminjam untuk waktu tertentu. Peraturan peminjaman ini baik ditinjau kembali sewaktu-waktu dan diadakan perubahan sesuai keperluan. Dari uraian di atas proses peminjaman terdiri dari keanggotaan, jam buka perpustakaan, jenis buku yang dipinjam, jumlah dan jangka waktu meminjam yaitu perpustakaan akan memberikan batasan dalam peminjaman, buku yang hilang atau rusak maka harus mengganti buku yang telah dipinjam yang ditambah biaya administrasi dan sanksi yang akan diberikan apabila melakukan keterlambatan pengembalian bahan pustaka yang dipinjam uraian tersebut dapat mempermudah proses peminjaman dalam perpustakaan. 2.4.3 Sanksi Pada bagian sirkulasi adanya sanksi yang akan dikenakan kepada anggota perpustakaan yang melanggar peraturan perpustakaan, peraturan yang dibuat untuk mendidik pengguna. Sanksi diberikan kepada pengguna apabila terjadi keterlambatan pengembalian bahan pustaka, buku hilang, rusak dan lain sebagainya. Menurut Nurhadi dalam Sagala (2006: 12) menyatakan Sanksi adalah kegiatan sirkulasi yang berhubungan dengan pelanggaran yang dilakukan pengguna beserta pemberian sanksinya. Dalam Buku Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 83) sanksi yang dikenakan kepada pengguna yang melakukan pelanggaran yaitu: a) Terlambat mengembalian bahan pustaka b) Mengembalikan bahan pustaka dalam keadaan rusak c) Membawa bahan pustaka dari perpustakaan tanpa melalui prosedur yang benar d) Menghilangkan bahan pustaka e) Melanggar tata tertib perpustakaan. Berdasarkan pendapat di dapat dikatakan bahwa sanksi dapat diberikan kepada pengguna apabila terjadi keterlambatan pengembalian, merusak bahan pustaka dan tindakan-tindakan yang melanggar peraturan yang terdapat pada bagian peminjaman bahan pustaka.

Pengguna akan diberikan sanksi dengan keterlambatan pengembalian bahan pustaka dalam Buku Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 83-84) terdapat tiga jenis sanksi yaitu: a) Denda. b) Sanksi adinistrasi, misalnya tidak boleh meminjam bahan perpustakaan dalam waktu tertentu. c) Sanksi akademik, berupa pembatalan hak dalam kegiatan belajarmengajar. Dengan adanya sanksi yang diberlakukan, maka pengguna lebih disiplin dalam peminjaman maupun pengembalian bahan pustaka yang telah digunakan agar pengembalian bahan pustaka tepat waktu dan dapat dimanfaatkan oleh penguna lainya. 2.4.4 Layanan Sirkulasi 2.4.4.1 Pengertian Layanan Sirkulasi Layanan sirkulasi pada perpustakaan sangat berperan dalam kegiatan perpustakaan, karena memberikan layanan kepada pengguna secara langsung. Layanan sirkulasi merupakan gabungan dari peminjaman, pengembalian buku perpustakaan. Keberhasilan sebuah perpustakaan salah satunya dapat diukur dari seberapa jauh pelaksanaan layanan sirkulasi dapat melayani pengguna. Menurut Lesmono (2005: 3) Pelayanan sirkulasi bahan pustaka atau peminjaman bahan pustaka adalah satu kegiatan di perpustakaan yang melayani peminjaman dan pengembalian Sedangkan menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000: 97) bahwa Peminjaman buku atau sirkulasi adalah kegiatan pengedaran koleksi perpustakaan, baik untuk dibaca di dalam perpustakaan maupun untuk dibawa ke luar perpustakaan. Dari pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa layanan sirkulasi adalah merupakan jasa perpustakaan yang memberikan layanan terhadap pengguna dalam proses peminjaman, pengembalian, dan perpanjangan bahan pustaka. Dengan adanya peminjaman koleksi maka pengguna dapat memanfaatkan koleksi yang telah ada pada perpustakaan

2.4.6.2 Tujuan Layanan Sirkulasi Layanan sirkulasi merupakan bagian penting dalam suatu perpustakaan karena berhubungan dengan peredaran koleksi. Pelayanan sirkulasi memerlukan sistem yang efisien dan mudah dijalankan yang bertujuan agar pengguna dapat bertransaksi dengan cepat dan maksimal dalam layanan. Tujuan layanan sirkulasi menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000: 97) adalah: Untuk mendapatkan hasil sebaik mungkin, petugas perpustakaan harus didukung dengan administrasi peminjaman yang diatur dengan efisiensi dan mudah untuk dijalankan. administrasi ini harus diatur sedemikian rupa sehingga: dapat memberi kesempatan bagi pengunjung untuk memperoleh buku yang diperlukan dengan cepat; dapat diketahui bahan pustaka mana yang dipinjam; dapat mengetahui siapa yang meminjam bahan pustaka tertentu; dapat meminjam bahan pustaka yang dipinjam yang akan dikembalikan; dapat mengetahui volume kegiatan peminjam. adalah: Selanjutnya menurut Lasa HS, (1994: 1) bahwa tujuan layanan sirkulasi Supaya mereka mampu memanfaatkan koleksi tersebut semaksimal mungkin. Mudah diketahui siapa yang meminjam koleksi tertentu, dimana alamatnya, serta kapan koleksi itu harus kembali. Dengan demikian apabila koleksi itu diperlukan peminat lain akan segera dapat diketahui alamat peminjam atau dinantikan pada waktu pengembalian. Terjaminnya pengembalian pinjaman dalam waktu yang jelas, dengan demikian keamanan bahan pustaka akan terjaga. Diperoleh data kegiatan perpustakaan terutama yang berkaitan dengan Pemanfaatan koleksi. Apabila terjadi pelanggaran akan diketahui. Berdasarkan pendapat di atas, tujuan layanan sirkulasi pada perpustakaan adalah suatu proses untuk transaksi kegiatan dalam peminjaman, pengembalian, perpanjangan waktu peminjaman, dan sebagainya dengan efisien dalam memberikan layanan kepada pengguna perpustakaan.

2.5 Buku 2.5.1 Pengertian Buku Monograf atau buku merupakan koleksi bahan pustaka buku yang paling mendominasi dalam ketersediaan koleksi pada perpustakaan perguruan tinggi. Buku teks memuat banyak informasi sesuai dengan bidang ilmu tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna dalam memenuhi kebutuhan informasi. Menurut Lasa (2006 : 8) buku merupakan : Terbitan berisi bidang atau ilmu pengetahuan tertentu yang tertulis oleh seseorang atau lebih atas nama pribadi atau lembaga dengan sistematis yang jumlah halamannya minimal 48 halaman. Terbitan ini biasanya digunakan sebagai bahan ajar pada sekolah, perkuliahan, atau pelatihanpelatihan dan dapat dipelajari sendiri. Selain dari pendapat tersebut, menurut Hasugian (2009 : 67 Buku adalah dokumen yang merekam pengetahuan, kejadian sejarah dan berbagai informasi lainnya. Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa buku merupakan suatu panduan yang berbentuk tertulis yang memuat informasi-informasi atau ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna untuk dipelajari.