BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan dalam operasi. Menurut Martono (2001:71), modal kerja adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan manufaktur. Perusahaan memiliki kebutuhan modal yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Profitabilitas

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:849) pengaruh adalah daya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanggung jawab atas jalannya perusahaan atau organisasi. Definisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Jenis, Sumber dan Penggunaan, serta Manajemen

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan diproksikan melalui dimensi profitabilitas perusahaan. komposisi utang perusahaan (Harmono, 2011: ).

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB II LANDASAN TEORI. bahwa Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan. Modal kerja merupakan kekayaan atau aset yang diperlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB II LANDASAN TEORITIS. dalamnya kas, sekuritas, piutang, persedian, dan dan dalam beberapa

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI. banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA DAN LIKUDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang mengambil topik mengenai Pengaruh Rasio Keuangan. Terhadap Perubahan Laba Perusahaan antara lain penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Laba Bersih ROE = x 100% Modal Sendiri

BAB I PENDAHULUAN. yang jumlahnya relatif lebih banyak. Tetapi jika dipandang dari sisi manajernen,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

BAB II URAIAN TEORITIS. judul Analisis Pengaruh Efektivitas Modal Kerja dan Operating Assets Turnover

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Sedangkan Sartono. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi ini menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Modal Kerja a. Pengertian Modal Kerja Menurut Brigham (2006:131), modal kerja adalah aktiva lancar yang digunakan dalam operasi. Menurut Martono (2001:71), modal kerja adalah dana yang dipergunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Modal kerja dapat dibagi menurut konsep kuantitatif, kualitatif dan fungsional. 1) Konsep Kuantitatif Konsep kuantitatif menyebutkan bahwa modal kerja merupakan seluruh aktiva lancar seperti kas, piutang, surat-surat berharga dan persediaan dimana aktiva lancar ini berputar sekali dan dapat kembali dalam bentuk semula atau dapat bebas kembali dalam waktu yang relatif singkat. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto ( gross working capital ). 2) Konsep Kualitatif Menurut konsep kualitatif modal kerja merupakan sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya yaitu selisih lebih antara jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Konsep ini menunjukkan kemungkinan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang

jangka pendek. Modal kerja dalam konsep ini sering disebut modal kerja bersih (net working capital). Modal kerja bersih merupakan selisih dari aktiva lancar (current assets) dan kewajiban lancar (current liabilities). Aktiva lancar adalah aktiva yang diharapkan akan dijual, ditagih atau digunakan selama satu tahun atau satu siklus operasi. Contoh umum adalah kas, piutang dagang dan wesel tagih, investasi dalam efek, persediaan dan beban dibayar dimuka. Komponen dibayar dimuka memiliki arti yang sedikit berbeda dengan aktiva lancar lain, yaitu komponen ini tidak diharapkan untuk dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu satu tahun. Kewajiban lancar merupakan kewajiban yang pelunasannya memerlukan aktiva lancar atau munculnya kewajiban lancar lainnya selama satu siklus operasi. Kewajiban lancar adalah kewajiban yang diharapkan akan dibayar dengan menggunakan aktiva lancar atau dengan menciptakan kewajiban jangka pendek lain. Secara umum, jika suatu kewajiban diharapkan dapat dibayar dalam waktu 12 bulan maka dklasifikasikan sebagai kewajiban lancar. Terdapat dua jenis kewajiban lancar. Jenis pertama timbul dari aktivitas operasi, meliputi utang pajak, pendapatan diterima dimuka (unearned revenue), uang muka, utang usaha, dan akrual beban operasi lainnya. Jenis kedua kewajiban lancar timbul dari aktivitas pendanaan, meliputi pinjaman jangka pendek dan bagian utang jangka panjang jatuh tempo dalam waktu satu tahun.

3) Konsep Fungsional Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan (income). Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Pada dasarnya dana-dana yang dimiliki oleh perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk menghasilkan laba sesuai dengan usaha pokok perusahaan. Modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada saat ini sesuai dengan maksud utama didirikan perusahaan. b. Jenis-Jenis Modal Kerja Menurut jenisnya dapat digolongkan modal kerja sebagai berikut: 1) Modal kerja permanen Modal kerja permanen yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalani fungsinya atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja permanen dibedakan menjadi: a) Modal kerja primer yaitu modal kerja minimal yang harus ada dalam perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya. b) Modal kerja normal yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang dinamis. 2) Modal Kerja Variabel Modal kerja variabel merupakan modal kerja yang jumlahnya selalu berubah-ubah sesuai perubahan keadaan.

Modal kerja ini di bedakan menjadi: a) Modal kerja musiman yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya fluktuasi musiman. b) Modal kerja siklus yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi konjungtur. c) Modal kerja darurat (Emergency Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya. c. Fungsi Modal Kerja Pentingnya modal kerja bagi perusahaan yang sedang beroperasi secara efektif dan efisien sehingga perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan. Peranan modal kerja bagi perusahaan adalah: 1) Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar 2) Memungkinkan untuk dapat membayar kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya 3) Menjamin dimilikinya kredit perusahaan yang semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk menghadapi bahaya atau kesulitan keuangan yang terjadi 4) Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani konsumen

5) Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi yang lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan. d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Modal Kerja Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat modal kerja, yaitu: 1) faktor-faktor yang mempengaruhi aktiva lancar a) ukuran perusahaan, perusahaan kecil cenderung memiliki modal kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan besar. Hal ini terjadi mungkin karena perusahaan besar menjadi semakin intensif menggunakan modal, mempunyai skala ekonomi atau aliran kas yang relatif stabil, dan mempunyai akses yang lebih baik ke pasar uang, b) aktivitas perusahaan, semakin tinggi penjualan akan semakin besar aktiva lancar perusahaan, 2) faktor-faktor yang mempengaruhi utang lancar a) faktor eksternal dari industri real estate dan properti b) faktor internal, manajemen yang agresif akan menggunakan utang yang lebih tinggi karena akan memberikan profitabilitas yang tinggi, meskipun risiko juga akan semakin meningkat. 2. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover) Untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal kerja, dapat digunakan rasio perputaran modal kerja (working capital turnover). Rasio perputaran modal kerja menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan dan

menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja (Munawir:2004:80). Semakin tinggi perputaran modal kerja maka semakin kecil dana yang tertanam dalam modal kerja untuk mencapai penjualan, sehingga menunjukkan bahwa perusahaan efisien dalam menggunakan modal kerjanya. 3. Rasio Aktivitas a. Perputaran Piutang (Receivable Turnover) Perputaran piutang yang dimiliki suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan jumlah penjualan kredit. Rasio perputaran piutang (receivable turnover RTO) memberikan pandangan mengenai kualitas piutang perusahaan dan seberapa berhasilnya perusahaan dalam penagihannya. Rasio ini dihitung dengan membagi piutang rata-rata dengan penjualan kredit: Tingkat perputaran piutang yang tinggi berarti semakin cepat dana yang diinvestasikan pada piutang dagang dapat ditagih menjadi uang tunai atau menunjukkan modal kerja yang ditanam dalam piutang rendah. Sebaliknya jika jika tingkat perputaran rendah berarti piutang dagang membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat ditagih dalam bentuk uang tunai atau menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang besar.

b. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) Rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengelola persediaan, dalam arti berapa kali persediaan yang ada diubah menjadi penjualan. Dengan mengetahui rasio ini, dapat diketahui likuiditas dari persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi rasio maka semakin cepat persediaan diubah menjadi penjualan. Rasio perputaran persediaan yang terlalu rendah menunjukkan lambatnya penjualan atau terlalu banyaknya persediaan yang ada. Sebaliknya, rasio perputaran persediaan yang habis sehingga mengakibatkan ketidakpuasan. 4. Rasio Solvabilitas Menurut Darsono (2005:54) rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban dalam jangka panjang jika perusahaan tersebut dilikuidasi. Rasio ini juga disebut rasio pengungkit (leverage) yaitu menilai batasan perusahaan dalam meminjam uang. Rasio solvabilitas meliputi : a. Rasio Hutang atas Modal (Debt to Equity Ratio) Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin

rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang. b. Rasio Hutang atas Aktiva (Debt to Asset Ratio) Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Dengan semakin kecilnya nilai rasio DAR menunjukkan bahwa sebagian besar investasi didanai oleh modal sendiri. Nilai rasio yang tinggi menunjukkan peningkatan dari resiko pada kreditor berupa ketidakmampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya. Dari pihak pemegang, rasio yang tinggi akan mengakibatkan pembayaran bunga yang tinggi pada akhirnya akan mengurangi pembayaran deviden. 5. Profitabilitas a. Pengertian Profitabilitas Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran bagi kinerja suatu perusahaan, profitabilitas suatu perusahaan menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai melalui berbagai cara tergantung pada laba dan aktiva atau modal yang akan diperbandingkan satu dengan lainnya.

b. Jenis-Jenis Profitabilitas 1) Profitabilitas Ekonomi Sinonim profitabilitas ekonomi adalah return on assets dan rerturn on investment yaitu perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase. Modal yang diperhitungkan untuk mengukur profitabilitas ekonomi hanyalah modal yang bekerja di dalam perusahaan (operating capital asset) dengan demikian modal yang ditanamkan dalam perusahaan lain atau modal yang ditanamkan dalam bursa efek (kecuali perusahaan kredit) tidak diperhitungkan dalam menghitung profitabilitas ekonomi. Profitabilitas ekonomi yang sering juga disebut dengan return on asset (ROA) merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan sejumlah keseluruhan aktiva yang tersedia dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan perusahaan. Usaha untuk memperbesar profitabilitas merupakan harapan bagi manajer perusahaan, oleh karena itu untuk mempertinggi profitabilitas perlu diketahui berbagai faktor-faktor yang menentukan tinggi rendahnya profitabilitas ekonomi.

2) Profitabilitas Modal Sendiri Profitabilitas modal sendiri atau yang sering dinamakan rentabilitas usaha atau return on equity (ROE) adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di satu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di lain pihak atau dengan kata lain profitabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan. Laba yang diperhitungkan untuk menghitung profitabilitas modal sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi dengan modal asing dan pajak perseorangan atau income tax. Sedangkan modal yang diperhitungkan hanyalah modal sendiri yang bekerja dalam perusahaan. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun saham preferen) atas modal yang mereka investasikan didalam perusahaan. Secara umum tentu saja semakin tinggi return atau penghasilan yang diperoleh semakin baik kedudukan pemilik perusahaan.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama Peneliti dan Tahun Seprina Ruleta (2008) Yanti Ruth Pasaribu (2009) Einge M. Sibayang (2010) Judul Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas pada PT. Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan Perputaran Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Perputaran piutang dan Persediaan terhadap Profitabilitas pada Industri barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tabel 2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu Variabel yang digunakan Tingkat Perputaran Piutang, Return on Assets (ROA) operating profit margin (OPM), receivables collection, periods (rcp), inventory conversion periods (cp), cash convertion cycle (ccc) Perputaran Piutang, perputaran persediaan, ROA Hasil Penelitian menunjukkan bahwa tingkat perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas receivables collection, periods, inventory conversion periods, cash convertion cycle berpengaruh secara signifikan terhadap operating profit margin secara simultan receivables collection, periods, inventory conversion periods, cash convertion cycle tidak berpengaruh secara signifikan terhadap operating profit margin secara parsial Secara parsial perputaran piutang berpengaruh secara signifikan dan perputaran persediaan berpengaruh. Secara simultan, perputaran piutang dan persediaan berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas

Aisha Yurika (2010) Sanjay J. Bhayani Pengaruh perputaran modal kerja dan rasio hutang terhadap rentabilitas pada perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Working Capital and Profitability Relationship Sumber : Peneliti, 2010 1. Seprina Ruleta (2008) Perputaran modal kerja, Rasio hutang, Rentabilitas CR, ATR, CTTR, CTSR WTR, ITR CTR, MCTR Secara parsial, perputaran modal kerja berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas, sedangkan rasio hutang tidak berpengaruh. Secara simultan, perputaran modal kerja dan rasio hutang berpengaruh terhadap rentabilitas Secara parsial, CR, ATR, CTTR, CSTR, WTR, DTR dan CTR mempunyai korelasi negatif terhadap ROI. Sedangkan, ITR dan MCTR mempunyai korelasi positif Ruleta (2008), judul penelitian Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Pada PT. Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return On Assets (ROA) dan variabel independen adalah tingkat perputaran piutang. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier sederhana. Data yang digunakan adalah data laporan laba rugi dan neraca tahunan 2005-2007 dengan sampel 36 laporan keuangan bulanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. 2. Yanti Ruth Pasaribu (2009) Pasaribu (2009), judul penelitian Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return On Asset

(ROA) dan variabel independen adalah modal kerja. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis regresi liner berganda. Data yang digunakan adalah data laporan laba rugi dan neraca tahunan 2005-2007 dengan sampel 18 laporan keuangan bulanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan modal kerja berpengaruh secara signifikan dan menunjukkan bahwa secara parsial modal kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas di perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Einge Mentarina Sebayang (2010) Sebayang (2010), judul penelitian Pengaruh Perputaran Piutang dan Persediaan terhadap Profitabilitas pada Industri Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen dalam penelitian ini adalah perputaran piutang dan persediaan. Variabel dependen adalah Return on Asset (ROA). Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dengan jumlah sampel sebanyak 25 perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2006-2008. Pemilihan sampel dengan cara menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan secara parsial, perputaran piutang berpengaruh secara signifikan dan perputaran persediaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas. Secara simultan, perputaran piutang dan persediaan berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas pada industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Aisha Yurika (2010) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perputaran modal kerja dan rasio hutang berpengaruh terhadap rentabilitas baik parsial maupun simultan pada perusahaan Real Estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dengan jumlah sampel sebanyak 30 perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2006-2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, perputaran modal kerja berpengaruh terhadap rentabilitas, sedangkan rasio hutang tidak berpengaruh terhadap rentabilitas. Secara simultan, perputaran modal kerja dan rasio hutang berpengaruh terhadap rentabilitas pada perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 5. Sanjay J. Bhayani Metode yang digunakan adalah mengumpulkan data dan melakukan analisis. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan tahunan perusahaan dan data dari situs internet. Mengedit, mengklasifikasi tabulasi sebuah data keuangan yang dikumpulkan dari sumber-sumber yang dilakukan sesuai kebutuhan peneltitan. Untuk menganalisis data, rasio yang digunakan adalah rasio yang berhubungan dengan modal kerja yaitu Current Ration (CR), Acid Test Ratio (ATR), Current Ratio to Total Asset Ratio (CTTR), Current Asset to Sales Ratio (CTSR), Working Capital Turnover Ratio (WTR), Inventory Turnover Ratio (ITR), Cash Turnover Ratio (CTR) dan Misc. Curent Asset Ratio (MCTR). Metode yang digunakan adalah analisis korelasi berganda dan analisis regeresi

berganda. Uji T telah digunakan untuk menilai apakah dihitung korelasi dan koefisien regresi signifikan atau tidak. Semua perhitungan statistik dilakukan menggunakan SPSS. C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual Berdasarkan uraian teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut : Perputaran modal kerja (X 1 ) Perputaran Piutang (X 2 ) Profitabilitas (Y) Perputaran Persediaan Return on Equity ) Debt to Equity Ratio ) Debt to Asset Ratio ) Gbr 2.1 Kerangka Konseptual

Profitabilitas adalah rasio yang mengukur efektifitas manajemen yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan investasi perusahaan. Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai melalui berbagai cara tergantung pada laba dan aktiva atau modal yang akan diperbandingkan satu dengan lainnya. Modal kerja merupakan investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek seperti kas, surat-surat berharga, piutang, persediaan dan aktiva lancar lainnya yang digunakan untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan (Kasmir:2008:250). Semakin tinggi perputaran modal kerja (working capital turnover) menunjukkan semakin efisien perusahaan menggunakan modal kerjanya, sehingga semakin besar peluang perusahaan dalam mendapatkan laba atas dana yang ditanam. Piutang merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya penjualan kredit. Periode perputaran piutang tergantung dari panjang pendeknya ketentuan waktu yang dipersyaratkan dalam syarat pembayaran kredit. Perputaran piutang yang tinggi menunjukkan cepatnya pengembalian dana yang tertanam dalam piutang menjadi kas kembali. Inventory turnover adalah rasio antara harga pokok penjualan terhadap persedian rata-rata yang menunjukkan seberapa cepat persediaan tersebut dijual. Rasio ini menunjukkan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal.

Return on Equity ini berguna untuk mengetahui besarnya kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap modal dari pemilik. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik karena memberikan tingkat pengembalian yang lebih besar pada pemegang saham. Rasio hutang atas modal (Debt to Equity Ratio) ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Rasio hutang atas aktiva (Debt to Asset Ratio) ini menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Dengan semakin kecilnya nilai rasio DAR menunjukkan bahwa sebagian besar investasi didanai oleh modal sendiri. 2. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : perputaran modal kerja, perputaran piutang, perputaran persediaan, retuurn on equity, debt to equity ratio dan debt to asset ratio berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap profitabilitas pada perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.