BAB I PENDAHULUAN. food. Menurut Irianto (2007) fast food mempunyai cara pelayanan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mempunyai jenis kuliner yang bermacam-macam, berbagai macam jenis

BAB I PENDAHULUAN. makanan siap saji banyak dijual di Indonesia. waktu ke mall, ke cafe dan tentunya dengan makanan-makanan ala barat atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat, tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman yang semakin maju dan didukung oleh. perkembangnya teknologi yang semakin modern, tidak hanya berakibat pada

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) kini semakin berkembang di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan lahan subur bagi pemasaran berbagi macam produk

BAB I PENDAHULUAN. oleh setiap manusia. Pada umumnya kebutuhan makan dilakukan di rumah,

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai cara untuk mempertahankan dan merebut pasar.

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ( Kotler, 2009 : 6 ).

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini sangat sulit ditebak. Ini disebabkan oleh terjadinya perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. bisnis restoran cepat saji. Makanan asing yang disajikan oleh restoran-restoran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun Tahun Jumlah Pertumbuhan (%)

I. PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di era Abad ke-21 telah berkembang sangat pesat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dijaman yang berkembang pesat ini sudah banyak restaurant cepat fastfood

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) kini semakin berkembang di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, gaya hidup dan pola pikir masyarakat berkembang yang. konsumen yang berhasil menarik konsumen.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan zaman pada saat ini berkembang sangat pesat. Bisnis. Perubahan pola konsumsi makanan merupakan gaya hidup masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. oleh perubahan pola makan masyarakat kota yang gemar makan di luar, dan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kepuasan kepada para konsumen, Sehingga perusahaan harus lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan usaha waralaba di Indonesia kini semakin berkembang. mengembangkan jaringan bisnis dengan tidak menghilangkan karakter

Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan adalah satu hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia.

BAB V PENUTUP. terhadap keputusan pembelian konsumen pada Kentucky Fried Chicken Cabang Ahmad Yani

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin berkembangnya masyarakat modern seringkali dikaitkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. negara asal merupakan salah satu dampak globalisasi terhadap dunia bisnis. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap permintaan kebutuhan akan makanan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perdagangan merupakan salah satu sektor industri yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat dapat membawa perubahan

BAB I PENDAHULUAN. baru bagi setiap perusahaan. Terutama dalam bisnis waralaba (franchise) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri makanan seperti restoran berkembang semakin pesat

I. PENDAHULUAN. Perkembangan usaha bisnis dalam era globalisasi saat ini semakin pesat, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh negara lain mulai dari. ekonomi, globalisasi dapat diketahui dari satu pihak yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini banyak sekali kemajuan dan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. akan barang-barang konsumsi. Oleh sebab itu produksi barang-barang. yang selanjutnya akan melahirkan persaingan di pihak produsen.

BAB 1 PENDAHUALAN. melepas kepenatan rutinitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini sejalan dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi serta

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak dahulu, usaha di bidang industri kuliner banyak diminati oleh para

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kegiatan-kegiatan usaha dewasa ini bergerak dengan pesat. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. banyak aspek yang perlu menjadi pusat perhatian setiap perusahaan karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dari waktu ke waktu bisnis di bidang makanan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. PT. Fastfood Indonesia, Tbk. adalah pemilik tunggal waralaba Kentucky Fried Chicken (KFC)

BAB I PENDAHULUAN. waktu untuk bersantai dalam menyelesaikan pekerjaannya, yang kemudian mendirikan usaha dibidang penyediaan makan atau restoran.

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD DENGAN STATUS GIZI SISWA SMA NEGERI 4 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini persaingan dunia bisnis semakin ketat, dari sekian

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Bisnis kuliner merupakan salah satu peluang bisnis yang. menjanjikan. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan disertai dengan selera konsumsi mereka yang semakin meningkat,

BAB I PENDAHULUAN. pesat, dimana hal tersebut tidak hanya mengakibatkan perubahan pada sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat saji yang bermerek asing, seperti McDonald, Kentucky Fried Chicken. banyak membidik target pasarnya kalangan keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. besar tetapi perusahaan kecil atau perusahaan pemula juga menerapkan

BAB I PENDAHULUAN. fast food maupun health food yang popular di Amerika dan Eropa. Budaya makan

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari merek yang tertera pada produk tersebut. penjual dan untuk mendiferensikannya dari barang atau jasa pesaing.

BAB 1 PENDAHULUAN. manajemen di masing-masing perusahaan juga dituntut agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan jaman di era modern ini persaingan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa yang sesuai dengan selera konsumen. Pada era

BAB I PENDAHULUAN. yang berorientasi pada kesenangan. Selain itu, kesibukan masyarakat di kota-kota

BAB 1 PENDAHULUAN. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat dan juga perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini iklim kompetisi dalam dunia perdagangan semakin terasa.

BAB I. Dengan adanya kemajuan dan perubahan tersebut secara tidak langsung. menuntut kita untuk dapat mengimbanginya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang consumer goods. Semakin besar jumlah penduduk maka

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat ditandai dengan adanya berbagai usaha dilakukan untuk mendapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ada, yaitu dengan cara membuat perencanaan pemasaran yang baik demi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia di dunia memiliki kebutuhan dan keinginan untuk berusaha

BAB I PENDAHULUAN. yang ketat antar perusahaan, terutama persaingan yang berasal dari perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. produk makanan yang unik, menarik dan mempunyai keunggulan-keunggulan lain

BAB I PENDAHULUAN. tentunya tidak luput akan pentingnya peranan marketing public relations dalam

BAB I PENDAHULUAN. lebih memilih makanan instan yang biasa dikenal dengan istilah fast food. Gaya

BAB I PENDAHULUAN. setiap perubahan sekecil apapun. Tidak terkecuali terhadap perubahan gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi niat pelanggan untuk melakukan pembelian ulang.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan

BAB I PENDAHULUAN. harus siap menghadapi situasi yang semakin bersaing. Perusahaan-perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. sampai besar seperti cafe, rumah makan maupun restoran. Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi terus berkembang kearah yang lebih baik. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. cepat saji hingga restoran yang menyediakan full course menu. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Minum teh sudah merupakan kebiasaan masyarakat Indonesia semenjak

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis. Sehingga menimbulkan persaingan-persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, hanya perusahaan yang berorientasi pada konsumen yang berhasil menarik

BAB I PENDAHULUAN. disetiap kategori bisnis, dituntut memiliki kepekaan terhadap setiap perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Makanan sangat erat kaitannya dengan gaya hidup seseorang. Sementara

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini juga tidak lepas dari kemajuan ekonomi di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan sebagai tujuan utama (Kotler, 2012). Tidak terkecuali usaha dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk berlomba dengan waktu. Maka dari itu orang-orang pun menyukai segala

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung dikenal memiliki kekayaan kuliner yang luar biasa. Ada

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia lahir, ada dengan segala kebutuhannya. Pada awal. peradaban manusia, kebutuhan ini terbatas dan bersifat sederhana.

BAB I PENDAHULUAN. industri yang tetap bertumbuh. Hal tersebut dapat dilihat dengan semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. lebih pintar dalam memilih beberapa makanan. Banyak outlet yang menawarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum PT Fastfood Indonesia, Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. Pengusaha dapat melihat hal ini sebagai prospek dalam berbisnis, sesuai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. Kebutuhan akan produk ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya industri makanan. (indonesianconsume.blogspot.com)

BAB I PENDAHULUAN. sudah tidak menjadi suatu masalah. Teknologi informasi memunculkan

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah bidang bisnis food and beverage. Salah satu kebutuhan primer

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era modernisasi seperti sekarang ini, dapat membawa pengaruh atau kebiasaan konsumen baik dalam gaya hidup maupun pola konsumsi yang selalu ingin mengikui trend. Pola konsumsi masyarakat yang mengalami perubahan serta prospek industri restoran siap saji dapat menimbulkan perusahaan-perusahaan yang muncul dalam industri makanan semakin kompetitif. Pergeseran budaya masyarakat Indonesia semakin modern terutama di perkotaan yang menyukai makanan yang praktis dan instan. Perubahan budaya masyarakat Indonesia biasanya ditunjukkan oleh perubahan gaya hidup. Gaya hidup diperkotaan yang semakin modern mengakibatkan masyarakat sulit untuk menghindar dari makanan jenis fast food. Menurut Irianto (2007) fast food mempunyai cara pelayanan yang berbeda dari yang lain diantaranya bisa dihidangkan kapan saja, higienis, dan juga cepat serta dianggap sebagai makanan bergengsi. Fenomena yang berkembang dalam masyarakat indonesia yaitu adanya kecenderungan terjadinya perubahan gaya hidup (life style), akibat dari ekspansi industri pangan yang dimanifestasikan ke dalam bentuk restoran siap saji. Generasi muda lebih suka makan dan menghabiskan waktu ke mall, ke cafe dan tentunya dengan makanan-makanan ala barat atau restoran siap saji seperti, 1

2 McD, Pizza Hut, CFC, KFC dan lain sebagainya (blog.unsri.ac.id, 2010). Kondisi ini memungkinkan karena sistem penjualan yang modern mampu mempengaruhi penduduk indonesia untuk mengkonsumsi makanan jenis fast food tersebut, seperti mengkonsumsi Pizza Hut. Harga yang ditawarkan pun juga beragam, sebagai berikut: Tabel 1.1 Jenis dan Varian Toping Pizza Hut Madiun No. Jenis Pizza Menu Harga (Rp) 1. Toping Pizza Hut Super Supreme Stuffed Crust Jumbo Original Pizza Jumbo Stuffed Crust Reguler 140.000 115.000 90.000 2. Meat Lovers Stuffed Crust Jumbo Original Pizza Jumbo Stuffed Crust Reguler 3. Tuna Melt Stuffed Crust Jumbo Original Pizza Jumbo Stuffed Crust Reguler 4. Black Papper Chicken Stuffed Crust Jumbo Original Pizza Jumbo Sausage Crust Reguler 5. American Favourite Stuffed Crust Jumbo Original Pizza Jumbo Sausage Crust Reguler 140.000 110.000 92.000 124.000 98.000 82.000 124.000 95.000 83.000 140.000 110.000 90.000

3 6. Classic Pizza Stuffed Crust Jumbo Original Pizza Jumbo Sausage Crust Reguler 238.000 188.000 149.000 Sumber: Pizza Hut Madiun Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa produk Pizza Hut memiliki banyak menu dengan beragam varian dan juga jenis toping yang bermacam-macam, serta harga yang ditawarkanpun bervariasi. Varian tersebut diberikan pihak Pizza Hut agar konsumen tertarik untuk mencoba produk Pizza Hut dan melakukan pembelian. Ketatnya persaingan bisnis di bidang kuliner terutama jenis makanan siap saji (fast food) semakin berkembang. Seperti produk franchise atau waralaba dari luar negeri, diantaranya adalah California Fried Chicken, Mc Donald, Pizza Hut, Kentucky Fried Chicken, Wendys, dan lain sebagainya. Maka dari itu para pengusaha makanan siap saji berlombalomba menarik konsumen dengan cara memasarkan produk. Pemasaran di dalam perusahaan memiliki peran penting, karena demi keberlangsungan hidup suatu perusahaan atau restoran tersebut. Strategi pemasaran yang digunakan dalam perusahaan untuk memasarkan suatu produk memiliki banyak cara, namun peneliti berfokus pada kualitas produk dari Pizza Hut dan harga yang dipasarkan, serta melihat dari gaya hidup konsumen yang semakin modern sehingga berpengaruh terhadap keputusan pembelian Pizza Hut.

4 Usaha bisnis kuliner di bidang makanan semakin mengalami peningkatan, sehingga banyak pengusaha baru yang memilih membuka restoran. Restoran mencerminkan gaya hidup dari konsumen tersebut, sehingga banyak konsumen atau pelanggan yang memilih restoran dari pada rumah makan biasa. Padahal sama-sama untuk memenuhi kebutuhan akan makanan. Setiap restoran memiliki berbagai cara dalam upaya meningkatkan pelanggan salah satunya mempertahankan kualitas produk. Semakin banyaknya persaingan membuat para pengusaha di bidang kuliner harus memiliki strategi yang efektif dan juga tepat. Pizza Hut merupakan sebuah restoran waralaba Internasional yang berupa makanan khususnya Pizza. Pizza Hut termasuk restoran tebesar didunia karena penjualan ke luar negeri lebih dari 86 negara. Restoran jenis pizza yang masuk pertama kali di Indonesia adalah Pizza Hut. Pizza Hut dapat menembus pasar Internasional atas dasar empat nilai budaya kerja yaitu pengembangan usaha, kualitas, kredibilitas, dan kegunaan. Pizza Hut juga memiliki tiga strategi bisnis yang dijalankannya, strategi pertama yaitu mengeluarkan produk baru, yang kedua menyingkat waktu penyajiannya dan strategi yang terakhir menarik para pelanggan baru dengan cara menawarkan berbagai macam paket makanan dari produk Pizza Hut dengan harga yang sesuai atau terjangkau agar konsumen merasa puas dan tertarik untuk membeli lagi (https://id.m.wikipedia.org/wiki/pizza_hut.html). Salah satu faktor konsumen dalam memilih produk Pizza Hut yaitu dengan mempertimbangkan kualitas produk. Menurut Laksana (2011:89)

5 kualitas merupakan suatu keistimewaan sari suatu produk yang dapat memenuhi kebutuhan serta keinginan pelanggan atau konsumen sehingga dapat memuaskan keinginannya dengan cara merasakan manfaat atas pemakaian suatu produk tersebut. Menurut Kotler dan Keller (2007:4) produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan atau dijual ke pasar untuk dilihat, dimiliki atau dikonsumsi maka dapat memuaskan kebutuhan konsumen. Menurut Nurchoidah (2013:58) kualitas dari suatu produk terbukti dapat mempengaruhi citra merek dan keputusan pembelian, semakin baik kualitas produk maka citra merek dan keputusan pembelian akan meningkat. Sehingga apabila suatu perusahaan atau produsen itu mampu menciptakan suatu produk yang berkualitas, maka citra merek dari produk tersebut akan baik dan juga meningkatkan keputusan pembelian karena konsumen membeli suatu produk dilihat dari kualitasnya. Selain kualitas produk, faktor lain yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah gaya hidup. Gaya hidup diperkotaan yang semakin modern dan serba praktis memungkinkan masyarakat sulit untuk menghidar dari makanan siap saji (fast food). Mayoritas dari mereka yang menggemari aktifitas dan selalu ingin mengikuti perkembangan zaman yang semakin modern. Seperti yang dikatakan oleh Silvya (2009:3) mengungkapkan bahwa Gaya hidup yang merupakan bagian dari perilaku konsumen juga mempengaruhi tindakan konsumen dalam melakukan pembelian. Moore (dalam Krishnan, 2011) menyatakan bahwa produk yang dibeli oleh konsumen merupakan bagian dari gaya hidup. Suatu produk yang dibeli atau

6 dikonsumsi oleh konsumen itu mencerminkan gaya hidup dari konsumen tersebut. Apabila seseorang yang sudah terbiasa makan di restoran dan disuruh untuk makan diwarung biasa kemungkinan besar akan menolak, karena gengsi atau memang gaya hidup dari seseorang tersebut mewah. Persepsi harga juga merupakan faktor yang menjadi pertimbangan konsumen untuk melakukan keputusan pembelian terhadap suatu produk. Produk yang dijual oleh suatu perusahaan atau produsen harus mempertimbangan besarnya harga yang dijual ke pasar, karena konsumen akan menilai harga dari suatu produk dilihat dari manfaat yang dirasakan. Bagi pelanggan harga dari suatu produk itu merupakan faktor utama yang dapat memutuskan atau menentukan untuk membeli atau tidak produk tersebut. Pada saat konsumen benar-benar menentukan suatu produk untuk dibeli maka konsumen akan merasakan manfaatnya, jika manfaat yang dirasakan sama dengan yang diharapkan ataupun dikorbankan oleh konsumen sehingga pembeli akan merasa puas. Apabila manfaat yang dirasakan konsumen tidak sesuai dengan yang diharapkan atau merasa tidak puas dengan produk yang sudah dibeli, sehingga konsmen tersebut berfikir dua kali untuk melakukan pembelian ulang. Oleh sebab itu perusahaan harus jeli dalam menetapkan harga suatu produk, karena harga penjualan yang tertera harus sesuai dengan pangsa pasar yang dituju agar penjualan produk dan pangsa pasar dalam suatu perusahaan semakin meningkat. Menurut Daryanto (2013) harga merupakan sejumlah uang atau nilai yang dipertukarkan konsumen kepada

7 produsen atau perusahaan untuk memperoleh suatu produk dan merasakan manfaatnya, dengan cara menggunakan atau mengkonsumsi produk tersebut. Persepsi harga dalam penelitian ini merupakan variabel moderasi. Menurut Sugiyono (2012:60) variabel moderasi adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Pengetahuan atau persepsi kosumen terhadap suatu harga yang tertera bisa mempengaruhi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian produk. Sehingga perusahaan harus dapat menciptakan persepsi suatu produk yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan oleh konsumen. Masyarakat Indonesia sangat sensitive terhadap persepsi harga, karena pada saat konsumen menilai suatu harga dapat mempengaruhi seseorang untuk mengambil keputusan pembelian. Peter dan Olson (2008) mengatakan bahwa persepsi harga berkaitan dengan bagaimana informasi harga dipahami secara keseluruhan oleh konsumen dan menciptakan suatu persepsi yang dalam bagi mereka. Pada saat konsumen mengevaluasi dan melakukan penelitian terhadap harga yang tertera dalam suatu produk sangat mempengaruhi perilaku dari konsumen tersebut. Berdasarkan pernyataan tersebut sehingga peneliti menggunakan persepsi harga sebagai variabel moderasi, karena untuk mengetahui apakah variabel kualitas produk dan life style berpengaruh terhadap keputusan pembelian bila dimoderasi oleh persepsi harga.

8 Dalam suatu perusahaan restoran, keputusan pembelian adalah hal yang utama atau sangat diperhatikan karena sebagai tolak ukur seberapa besar konsumen tersebut masih menginginkan produk dari restoran tersebut. Keputusan pembelian merupakan suatu tahap didalam proses pengambilan keputusan dari kosumen, pada saat konsumen tersebut sudah benar-benar memutuskan untuk membeli karena peran konsumen dalam keputusan pembelian akan selalu berubah (Kotler dan Armstong, 2008). Konsumen lebih menyukai tempat yang menyajikan berbagai varian menu dan tentunya lengkap. Hal itu merupakan strategi disetiap restoran karena untuk meningkatkan volume penjualan direstoran tersebut. Terutama restoran Pizza Hut yang selalu melakukan inovasi produk dengan cara meluncurkan menu-menu baru dari produk unggulan mereka, yaiti Pizza dan selanjutnya meluncurkan menu baru yaitu nasi hingga menu sarapan yang sangat variatif. Memahami Faktor-Faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian hendaknya juga dilakukan oleh restoran Pizza Hut di Madiun. Sebab dalam perkembangannya restoran ini mengalami permasalahan dengan fluktuasi yang cukup tajam pada jumlah pengunjung. Berikut ini adalah jumlah konsumen di Pizza Hut cabang Madiun selama tahun 2017.

9 Tabel 1.2 Data penjualan Pizza Hut di Madiun Tahun 2017 No Bulan Jumlah Pelanggan Prosentase (%) Prosentase Perubahan (%) 1 Januari 2.295 8,5-2 Februari 2.214 8,2-3,5 3 Maret 2.484 9,2 12,2 4 April 2.295 8,5-7,6 5 Mei 2.511 9,3 9,4 6 Juni 2.376 8,8-5,4 7 Juli 2.295 8,5-3,4 8 Agustus 2.268 8,4-1,2 9 September 2.133 7,9-5,9 10 Oktober 2.106 7,8-1,3 11 November 2.052 7,6-2,6 12 Desember 1.971 7,3-3,9 Total 27.000 100 Sumber: Pizza Hut Madiun, 2017 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah pengunjung di Pizza Hut Madiun mengalami Fluktuasi. Pada bulan maret mengalami peningkatan, yaitu sebesar 12,2 %, namun kemudian turun sebesar -7,6 %, pada bulan mei terjadi peningkatan pengunjung paling paling banyak

10 sebesar 9,4, namun setelah bulan mei jumlah pengunjung yang melakukan pembelian di Pizza Hut semakin menurun. Guna mempertahankan jumlah pengunjung yang datang, maka pihak Pizza di Madiun hendaknya berusaha untuk menciptakan kualitas produk yang baik, selalu melakukan inovasi terhadap produknya, serta menetapkan harga yang sesuai agar sesuai dengan pangsa pasar yang dituju konsumen. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN LIFE STYLE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DENGAN PERSEPSI HARGA SEBAGAI VARIABEL MODERATING (SURVEI PADA KONSUMEN PIZZA HUT CABANG MADIUN). 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka perumusan masalah dalam penelitian adalah: 1. Apakah Kualitas Produk berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian pada konsumen Pizza Hut cabang Madiun? 2. Apakah Life Style berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian pada konsumen Pizza Hut cabang Madiun? 3. Apakah Kualitas Produk berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian bila dimoderasi oleh Persepsi Harga pada konsumen Pizza Hut cabang Madiun?

11 4. Apakah Life Style berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian bila dimoderasi oleh Persepsi Harga pada konsumen Pizza Hut cabang Madiun? 1.3. Batasan Masalah Berdasarkan adanya masalah tersebut dan karena keterbatasan pikiran, sarana, dan juga waktu sehingga penelitian ini dibatasi dengan masalah yang berkaitan dengan: 1. Faktor yang digunakan dalam penelitian ini terbatas pada faktor kualitas produk, lifestyle, dan persepsi harga. 2. Masalah yang dibahas berhubungan dengan keputusan pembelian di Pizza Hut cabang Madiun. 1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian pada konsumen Pizza Hut cabang Madiun. 2. Untuk mengetahui pengaruh Life Style terhadap Keputusan Pembelian pada konsumen Pizza Hut cabang Madiun. 3. Untuk mengetahui pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian bila dimoderasi oleh Persepsi Harga pada konsumen Pizza Hut cabang Madiun. 4. Untuk mengetahui pengaruh Life Style terhadap Keputusan Pembelian bila dimoderasi oleh Persepsi Harga pada konsumen Pizza Hut cabang Madiun.

12 1.4.2. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam penerapan ilmu manajemen pemasaran, khususnya mengenai bagaimana kualitas produk, gaya hidup, dan persepsi harga dapat mempengaruhi keputusan pembelian. 2. Bagi Perusahaan Penelitian yang saya lakukan ini semoga dapat menambah informasi di perusahaan tersebut terutama mengenai pengaruh kualitas produk dan life style dengan persepsi harga sebagai variabel moderating atas produk yang sudah dipasarkan ataupun dijual dari suatu perusahaan maka terjadi keputusan pembelian. 3. Bagi Universitas Hasil penelitian ini sekiranya bisa dipergunakan untuk membangun karakter yang berkualitas dan menambah referensi, sehingga bisa digunakan perusahaan tersebut sebagai pembanding dengan masalah yang sama, terutama dengan konsep pengaruh kualitas produk dan life style terhadap keputusan pembelian dengan persepsi harga sebagai variabel moderating.

13 4. Bagi Pembaca Dapat memberikan sumber inspirasi dan literatur bagi penelitian selanjutnya, terutama mengenai pengaruh kualitas produk dan life style terhadap keputusan pembelian yang dimoderasi oleh persepsi harga.