BAB I PENDAHULUAN. mengelola pengalaman belajar peserta didik. Pembelajaran adalah suatu upaya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yaitu tingkatan kelas rendah yang terdiri dari kelas 1 sampai kelas III dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 (Sudrajat, 2010),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Dalam era globalisasi yang ditandai dengan. masyarakat, dan berdaya saing tinggi dalam kehidupan global.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi para peserta didik mencapai tujuan pendidikan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia pendidikan adalah Sekolah Dasar (SD). Sesuai dengan Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seorang guru tidak hanya dituntut berdiri di depan kelas untuk berceramah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan. dipertanggungjawabkan (Rusman, 2012:251).

BAB I PENDAHULUAN. trobosan demi peningkatan mutu pendidikan. Hal itu ditandai dengan hadirnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya dunia pendidikan, pengajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan di Indonesia masih cukup memprihatinkan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dasar adalah bagian terpadu dari sistem pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

BAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. pada rumpun ilmu dimana obyeknya merupakan benda-benda alam dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Materi dalam pembelajaran IPS mengandung konsep-konsep yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses interaksi yang baik didasari oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Fisika merupakan salah satu cabang sains yang besar peranannya dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran di sekolah, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar (Majid, 2014: 86). Dari pernyataan

Hasil belajar biologi siswa ditinjau dari penggunaan berbagai metode mengajar dengan pendekatan discovery

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja

I. PENDAHULUAN. dilakukan suatu upaya perbaikan sistem pembelajaran inovatif yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran merupakan salah satu aktivitas pendukung bagi

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, di bawah ini di paparkan

BAB I PENDAHULUAN. Peran pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan Nasional adalah. diharapkan dapat memberikan perhatian secara langsung terhadap

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga

permasalahan untuk merangsang pemikiran siswa supaya siswa dapat lebih aktif menjawab pertanyaan, mampu memecahkan masalah dengan mudah dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, dunia pendidikan sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan atau golden age (Slamet. Suyanto, 2005: 6). Oleh karena itu pendidikan pada masa ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Individu tidak akan berkarya jika karya itu tidak bermanfaat bagi dirinya ataupun

BAB I PENDAHULUAN. ketiga dimensi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tersebut (Sulistyorini,2007).

BAB I PENDAHULUAN. manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Winkel (dalam Darsono dkk., 2000) mengungkapkan pengertian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan menjadi kebutuhan yang sangat komplek bagi manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN. Mustapa (2014: 129) Pembaruan di bidang pendidikan merupakan upaya mutlak untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan adalah investasi masa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan

AGUNG SUPRIYANTO A Dibawah Bimbingan: Drs. Sumanto

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah pembelajaran tematik yang diterapkan di SDN 2 Susunan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wulan Nurchasanah, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6

TRI PURNAWATI NIM. A54B111010

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai dan temuan hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk karya yang bereaksi langsung secara kongkret (Hasanuddin, 2009:1).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses belajar akan mencapai keberhasilan, apabila pendidik dapat merencanakan proses pembelajaran dengan memahami karakter peserta didik dan mengelola pengalaman belajar peserta didik. Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seorang guru atau pendidik untuk membelajarkan siswa yang belajar. Pada pendidikan formal (sekolah), pembelajaran merupakan tugas yang dibebankan kepada guru, karena guru merupakan tenaga profesional yang dipersiapkan untuk itu (Tim Pengembang MKDP, 2011:128). Pendidik yang profesional mampu berinovasi dalam merancang suatu proses pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Proses pembelajaran pada anak usia Sekolah Dasar disesuaikan dengan karakter peserta didik. Karakteristik peserta didik Sekolah Dasar yaitu senang bermain dan mampu berpikir logis dengan bantuan benda-benda konkrit (nyata). Penyesuaian proses pembelajaran sesuai dengan karakter peserta didik bertujuan agar peserta didik mampu mengembangkan potensi yang ada di dirinya sesuai dengan karakter mereka masing-masing, serta dengan adanya penyesuaian tersebut tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Pendidik perlu menyusun proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM). Pendidik harus menciptakan suasana aktif dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik aktif dalam bertanya jawab dengan pendidik maupun 1

2 sesama teman dan peserta didik juga mampu mengungkapkan gagasannya. Inovasi pembelajaran yang diciptakan oleh pendidik sangat diperlukan karena hal tersebut berdampak pada keberhasilan proses pembelajaran yang menyebabkan proses pembelajaran lebih bermakna bagi peserta didik. Kreativitas pendidik dalam menciptakan proses pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan peserta didik sangat berguna bagi peserta didik untuk menghadapi tantangan masa depan. Efektifitas pembelajaran juga perlu diperhitungkan oleh pendidik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan terciptanya pembelajaran yang mendidik baik dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Proses pembelajaran juga harus berlangsung secara menyenangkan karena usia Sekolah Dasar merupakan usia dimana anak masih senang bermain, sehingga proses pembelajaran menyenangkan perlu diciptakan agar peserta didik tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Berlangsungnya proses pembelajaran yang secara aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM) membuat proses pembelajaran lebih bermakna bagi peserta didik dan memotivasi peserta didik untuk mau berkembang sesuai dengan karakternya. Pelaksanaan proses pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan membutuhkan kreativitas pendidik dalam mengelola kelas yang membuat peserta didik merasa senang dan nyaman selama proses pembelajaran, inovasi dalam menerapkan metode pembelajaran, serta keberagaman dalam penggunaan media pembelajaran dan sumber belajar. Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM) berpusat pada peserta didik. Peserta didik terlibat langsung dalam aktivitas di kelas untuk mengembangkan

3 potensinya, sedangkan pendidik hanya memfasilitasi peserta didik dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi di SD Negeri Trosobo 1 Taman Sidoarjo kelas III, penggunaan PAIKEM di kelas masih belum optimal. Proses pembelajaran sebagian besar masih berpusat pada pendidik. Keaktifan peserta didik masih tergolong rendah karena hanya beberapa peserta didik yang mau bertanya jawab dengan pendidik maupun peserta didik dan mengungkapkan gagasannya. Metode pembelajaran yang digunakan oleh pendidik sudah cukup bervariasi, yaitu dengan metode ceramah, tanya jawab, diskusi, penugasan, demonstrasi, dan unjuk kerja. Pengelolaan kelas sudah cukup baik karena pendidik mengelola kelas tanpa membedakan peserta didik (heterogen). Sumber belajar yang digunakan pendidik hanya buku paket dan lembar kerja siswa (LKS), sedangkan media pembelajaran yang digunakan hanya papan tulis dan media gambar. Kurangnya media pembelajaran yang digunakan oleh pendidik membuat proses pembelajaran di kelas tampak monoton, sehingga peserta didik kurang bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Bagi peserta didik kelas III, media pembelajaran merupakan aspek penting dalam menunjang proses pembelajaran karena peserta didik masih suka bermain. Adanya media pembelajaran yang menarik akan membuat peserta didik bersemangat dan termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Media pembelajaran yang berupa papan tulis membuat proses pembelajaran kurang bermakna karena peserta didik tidak terjun langsung dalam mencari pengetahuan dan proses pembelajaran terlihat hanya berpusat pada pendidik. Media pembelajaran lain yang digunakan yaitu media gambar. Media gambar yang digunakan sudah cukup

4 baik bagi peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan oleh pendidik karena dapat mempermudah peserta didik dalam menggambarkan suatu permasalahan yang ingin ditampilkan oleh pendidik, serta membuat proses pembelajaran lebih bermakna. Adanya media gambar membuat peserta didik dapat berpikir secara konkrit, sehingga peserta didik lebih mudah dalam memahami suatu materi. Diperlukan keterampilan pendidik dalam memanfaatkan media gambar, namun apabila pendidik kurang terampil dalam memanfaatkan media tersebut maka tujuan pembelajaran yang sudah dirancang tidak dapat tercapai dengan maksimal. Penyebabnya adalah apabila pendidik kurang terampil dalam menjelaskan media tersebut, maka akan timbul berbagai penafsiran yang berbeda dari peserta didik. Selain itu, media gambar kurang efektif jika digunakan dalam kelompok besar karena tidak meratanya peserta didik dalam melihat gambar tersebut. Media pembelajaran adalah suatu sarana pembawa informasi dalam suatu interaksi antara peserta didik dan pendidik yang digunakan sebagai alat bagi pendidik untuk membantu memberikan informasi kepada peserta didik dalam suatu proses pembelajaran. Pendidik dapat memanfaatkan media pembelajaran sebagai sumber belajar yang dapat digunakan ketika proses pembelajaran, karena pendidik mempunyai keterbatasan yang tidak mungkin menjadi satu-satunya sumber belajar. Untuk mengatasi kekurangan dalam penggunaan media pembelajaran di SD Negeri Trosobo 1 Taman Sidoarjo, maka diperlukan pengembangan media pembelajaran. Media pembelajaran yang awalnya hanya papan tulis dan media gambar dapat dikembangkan menjadi media visual yang lebih konkrit. Peserta didik dapat mengkontrusikan antara pengetahuan yang

5 mereka miliki dengan pengetahuan baru yang didapatkan dari pengembangan media visual yang lebih konkrit. Pembelajaran juga jauh lebih bermakna karena dengan pengembangan media tersebut peserta didik dapat mengotak-atik media pembelajaran yang sudah dikembangkan. Pengembangan media pembelajaran tersebut adalah rumah cuaca. Media pembelajaran rumah cuaca diharapkan dapat membantu peserta didik dalam memahami materi tentang pengaruh cuaca bagi kegiatan manusia, menulis puisi berdasarkan gambar, serta membuat benda dari bahan kertas yang dapat digerakkan oleh angin. Pendidik dapat memanfaatkan media pembelajaran ini dengan menggunakannya dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan media rumah cuaca dapat memancing rasa ingin tahu peserta didik dan membuat peserta didik merasa antusias dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Selain itu, dengan media rumah cuaca proses pembelajaran akan lebih menarik dan bermakna karena dengan media tersebut mereka dapat bermain sambil belajar. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengembangan Media Rumah Cuaca pada Tema KegiatankuKelas III Sekolah Dasar Negeri Trosobo 1 Taman Sidoarjo. Penelitian ini sangat perlu dilakukan karena kurangnya kreativitas pendidik dalam penggunaan media pembelajaran, sehingga penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kreativitas pendidik dalam menggunakan media pembelajaran agar proses pembelajaran akan lebih menyenangkan dan bermakna, serta memotivasi peserta didik.

6 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: bagaimana pengembangan media pembelajaran rumah cuaca tema kegiatankukelas III Sekolah Dasar Negeri Trosobo 1 Taman Sidoarjo? 1.3 Tujuan Penelitian Pengembangan Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan pengembangan media pembelajaran rumah cuaca tema kegiatankukelas III Sekolah Dasar Negeri Trosobo 1 Taman Sidoarjo. 1.4 Spesifikasi Produk yang Diharapkan Produk yang diharapkan dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut: 1. Rumah cuaca merupakan alat yang bermanfaat bagi pendidik untuk media pembelajaran tematik yang dapat dipadukan ke dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Bahasa Indonesia, dan Seni Budaya dan Keterampilan yaitu tentang pengaruh cuaca bagi kegiatan manusia, menulis puisi berdasarkan gambar, serta membuat benda dari bahan kertas yang dapat digerakkan oleh angin. Media rumah cuaca membantu pendidik untuk menciptakan proses pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

7 2. Rumah Cuaca ini dimodifikasi dari media papan fabel yang didesain lebih konkrit sesuai dengan tema kegiatanku, sehingga memudahkan peserta didik dalam memahami materi. 3. Media rumah cuaca ini, didesain seperti puzzle dengan menggunakan sponge sebagai bahan dasar pembuatannya, sehingga sangat aman bagi peserta didik dan membuat proses pembelajaran lebih bermakna. 4. Rumah cuaca ini dapat mempermudah peserta didik dalam memahami materi pengaruh cuaca bagi kegiatan manusia, menulis puisi berdasarkan gambar, serta membuat benda dari bahan kertas yang dapat digerakkan oleh angin. 1.5 Pentingnya Penelitian dan Pengembangan Pengembangan media rumah cuaca ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran kelas III Sekolah Dasar dengan tema kegiatanku. Pentingnya pengembangan media rumah cuaca, yaitu: 1. Bagi Peserta Didik a. Untuk mempermudah peserta didik dalam memahami materi tentang pengaruh cuaca bagi kegiatan manusia, menulis puisi berdasarkan gambar, serta membuat benda dari bahan kertas yang dapat digerakkan oleh angin. b. Untuk memvisualisasikan secara nyata tentang kegiatansaat cuaca cerah dan hujan. c. Untuk mengajak peserta didik belajar sambil bermain. d. Untuk memotivasi peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran.

8 2. Bagi Pendidik a. Untuk membantu pendidik dalam menyampaikan materi. b. Dihasilkannya produk rumah cuaca yang dapat dijadikan sebagai media penunjang proses pembelajaran, sehingga pembelajaran akan menjadi lebih bermakna dan menarik. c. Membantu pendidik untuk menciptakan proses pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. 3. Bagi Peneliti a. Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan bagi peneliti, sehingga dapat digunakan sebagai bekal untuk menjadi pendidik yang profesional. b. Untuk mengetahui media pembelajaran yang cocok untuk peserta didik sekolah dasar berdasarkan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. 1.6 Keterbatasan Penelitian Pengembangan Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini memfokuskan bagaimana langkah-langkah mengembangkan media rumah cuaca. Pengembangan ini berdasarkan pada Kompetensi Dasar: a. Ilmu Pengetahuan Alam Kompetensi Dasar : 6.3 mendeskripsikan pengaruh cuaca bagi kegiatan manusia. b. Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar : 8.2 menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik

9 c. Seni Budaya dan Keterampilan Kompetensi Dasar : 7.3 membuat benda yang dapat digerakkan oleh angin dari bahan kertas. 2. Pengujian dari media rumah cuaca ini hanya pengujian produk, yaitu layak tidaknya media ini bagi peserta didik kelas III sekolah dasar. Hasil tersebut diperoleh berdasarkan standar atau kriteria kelayakan media pembelajaran. 1.7 Definisi Istilah Beberapa istilah penting dalam penelitian pengembangan ini perlu diberi penegasan. Hal ini bertujuan untuk menghindari kemungkinan adanya salah interpretasi. Beberapa hal yang dimaksud antara lain sebagai berikut: 1. Pengembangan media merupakan upaya pembuatan media pembelajaran dengan mengembangkan bentuk penyajian media pembelajaran tersebut sehingga ada pembaharuan terhadap media yang sudah ada sebelumnya (Astuti,2012:9). 2. Media pembelajaran adalah media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pelajaran yang bermaksud untuk mempertinggi kegiatan belajar mengajar dalam segi mutu (Hosnan,2014:111). 3. Rumah cuaca adalah sebuah media yang berbentuk semi 3 dimensi yang berbentuk kubus yang tidak memiliki tutup di atasnya. Rumah cuaca didesain seperti puzzle semi 3 demensi yang terbuat dari sponge. Sisi kubus yang berdiri dilukis sesuai dengan tema cuaca ( cerah dan hujan), sedangkan sisi bawah diberi benda-benda yang menunjang gambar, sehingga terlihat seperti nyata.