Hubungan kebiasaan akses internet dengan status gizi pada remaja (11 19 tahun) usia sekolah di Jakarta Barat periode Januari Desember 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sepuluh tahun terakhir, obesitas menjadi. masalah global (WHO, 2015). Prevalensi obesitas didunia

ABSTRAK HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PADA ANAK SD X KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan suatu kondisi dimana terjadi penumpukan lemak

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini menjadikan seseorang

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

BAB I PENDAHULUAN. lebih di Indonesia terjadi di kota-kota besar sebagai akibat adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB I PENDAHULUAN. anak dan remaja saat ini sejajar dengan orang dewasa (WHO, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia mengalami permasalahan gizi ganda yaitu perpaduan antara gizi

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran fast food dalam industri makanan di Indonesia mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. dunia, lebih dari 1 milyar orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB 1 PENDAHULUAN. antara konsumsi, penyerapan zat gizi, dan penggunaannya di dalam tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menurut Global Nutrition Report 2014, Indonesia termasuk dalam 17 negara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

HUBUNGAN IMT PADA DM TIPE II DENGAN KEJADIAN DISFUNGSI SEKSUAL PADA WANITA USIA SUBUR (15-49 TAHUN) DI PUSKESMAS BROMO MEDAN

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kegemukan sebagai lambang kemakmuran. Meskipun demikian, pandangan yang

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995).

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian

PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang biasa disebut sebagai silent

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang belum dapat diselesaikan oleh negara-negara maju. dan berkembang di dunia. Studi pada tahun 2013 dari Institute for

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah untuk menyejahterakan kehidupan bangsa. Pembangunan suatu bangsa

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. serius karena termasuk peringkat kelima penyebab kematian di dunia.sekitar 2,8 juta

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. secara rasional mudah menyebabkan kelebihan masukan yang akan. menimbulkan berat badan meningkat (Sismoyo, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

BAB 4 METODE PENELITIAN. status gizi antropometri. Pengumpulan data dilakukan di TK-PAUD Alhidayah dan Pos PAUD

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 2) Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN UANG SAKU DAN PENGELUARAN KONSUMSI PANGAN PADA PENDERITA OVERWEIGHT DAN OBESITAS MAHASISWA UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan Pemberantasan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sakti Kabupaten Pidie Tahun 2010)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh, memproses, dan memahami dasar informasi kesehatan dan. kebutuhan pelayanan, yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan

BAB I PENDAHULUAN. metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik. adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan (Sugondo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan cairan empedu, dinding sel, vitamin dan hormon-hormon tertentu, seperti hormon seks dan lainnya (Gondosari, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan. Artinya bahwa laki-laki mempunyai risiko PJK 2-3x lebih besar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB I PENDAHULUAN. lemak tubuh karena ambilan makanan yang berlebih (Subardja, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Obesitas merupakan keadaan yang menunjukkan ketidakseimbangan

Rizqi Mufidah *), Dina Rahayuning P **), Laksmi Widajanti **)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016

METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya

BAB I PENDAHULUAN. WHO menyatakan bahwa obesitas sudah merupakan suatu epidemi global,

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) MAHASISWI

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan mencakup bidang Obstetri dan Ginekologi.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB I PENDAHULUAN. diriwayatkan Nabi R. Al-Hakim,At-Turmuzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban: minum, dan sepertiga lagi untuk bernafas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maju dan negara berkembang. Setiap tahun prevalensi obesitas selalu

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu gizi. Semarang. periode Mei Juni 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. traditional lifestyle menjadi sedentary lifestyle (Hadi, 2005). Keadaan ini

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

(jenis kelamin), faktor lingkungan (jumlah anggota keluarga), faktor sosial ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. masih memiliki beberapa ketertinggalan dan kekurangan jika dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I PENDAHULUAN. Status pendidikan dan ekonomi sebuah negara berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Keywords: Anemia, Social Economy

Transkripsi:

Hubungan kebiasaan akses internet dengan status gizi pada remaja (11 19 tahun) usia sekolah di Jakarta Barat periode Januari Desember 2014 Stephanie Natalia 1, Meilani Kumala 2,* 1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia 2 Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia *korespondensi email: meilanik@fk.untar.ac.id ABSTRAK Jumlah pengguna internet di Indonesia semakin meningkat dari waktu ke waktu. Sejumlah penelitian menunjukkan adanya hubungan antara kebiasaan akses internet dengan status gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan akses internet remaja (11 19 tahun) dengan status gizinya. Penelitian analitik observasional potong lintang ini dilakukan di beberapa sekolah di Jakarta Barat dengan menggunakan kuesioner, pengukuran berat dan tinggi badan. Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive non-random. Hasil penelitian dianalisis dengan uji Chi-Square dan Fisher s Exact. Didapatkan 318 responden yang terdiri dari 181 laki-laki (56,9%) dan 137 perempuan (43,1%) dengan rerata usia 15,19 ± 1,60 tahun. Sebanyak 124 responden (42,9%) dengan tingkat akses internet tinggi dan 13 responden (44,8%) dengan tingkat akses internet rendah memiliki status gizi tidak normal (obesity, overweight, risiko overweight, wasted, dan severely wasted). Tidak didapatkan hubungan bermakna secara statistik (p-value 0,842) dan epidemiologik (PR 0,957) antara kebiasaan akses internet dengan status gizi pada remaja (11 19 tahun) usia sekolah di beberapa sekolah di Jakarta Barat periode Januari Desember 2014. Saran dari peneliti adalah sebaiknya dikaji juga faktor-faktor lain yang mempengaruhi status gizi (pola makan, jumlah asupan kalori, jenis makanan atau minuman yang dikonsumsi selama mengakses internet, genetik dan kondisi fisik responden). Kata kunci: kebiasaan akses internet, status gizi, remaja PENDAHULUAN Status gizi adalah suatu keadaan yang mencerminkan bagaimana interaksi tubuh manusia terhadap zat-zat gizi yang masuk ke dalam tubuhnya. Tubuh akan berusaha untuk mencapai keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan aktivitas yang dilakukan serta pengaruh lingkungan di sekitarnya. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) yang diperbaharui dan dipublikasikan tahun 2015, pada tahun 2014 terdapat lebih dari 1,9 miliar orang dewasa di dunia berusia 18 tahun atau lebih mengalami overweight, 600 juta diantaranya mengalami obesitas, dengan lebih dari 200 juta pria dan hampir 300 juta wanita mengalami obesitas. WHO melaporkan pada tahun 2013, 42 juta anak-anak di bawah usia 5 tahun mengalami overweight. 1 Sebanyak 14% penduduk Asia Tenggara mengalami overweight dan 3% mengalami obesitas. Setidaknya 2,8 juta orang di dunia meninggal tiap tahunnya akibat overweight atau obesitas karena terjadi peningkatan risiko penyakit 167

Tarumanagara Med. J. 1, 1, 167-173, Oktober 2018 jantung koroner, stroke iskemik,diabetes mellitus tipe 2, kanker payudara, kolon, prostat, endometrium, ginjal, dan kandung empedu terjadi seiring dengan peningkatan Indeks Massa Tubuh (IMT).2 Enam belas provinsi di Indonesia menunjukkan prevalensi berat badan kurang pada 20 persen atau lebih anak-anak. 3 Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan prevalensi nasional obesitas umum pada penduduk berusia 15 tahun adalah 10,3% terdiri dari laki-laki 13,9% dan perempuan 23,8%, sedangkan prevalensi overweight pada anak-anak usia 6-14 tahun pada laki-laki 9,5% dan pada perempuan 6,4%. Angka ini hampir sama dengan estimasi WHO sebesar 10% pada anak usia 5 17 tahun. 4 Usia pra-remaja dan remaja termasuk tingkat usia yang paling rentan terhadap masalah gizi karena percepatan dan perkembangan pertumbuhan, perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan, serta aktivitas fisik. 5 Jika pra-remaja dan remaja mengalami masalah gizi, maka akan berpengaruh pada kehidupannya di masa mendatang. Kemajuan teknologi dari waktu ke waktu hampir dapat menjawab semua kebutuhan manusia yang ada, mulai dari kebutuhan akan informasi, komunikasi, hingga hiburan. Akses internet kini semakin mudah seiring dengan kemajuan zaman dan teknologi. Sebagian pengguna fasilitas internet cenderung akan mengonsumsi makanan dan minuman ringan yang mengandung banyak kalori ini yang lama-kelamaan akan memengaruhi status gizi pengguna internet tersebut. Kebiasaan akses internet dalam rentang jangka waktu tertentu baik disadari maupun tidak disadari yang diklasifikasikan menjadi: Tidak menggunakan Menggunakan dalam tingkat rendah (<3 jam/minggu) Menggunakan dalam tingkat tinggi ( 3 jam/minggu) 6 Aktivitas fisik seperti berjalan, dan lain sebagainya dengan intensitas tinggi dan/atau sedang dalam waktu 1 minggu diklasifikan menjadi: Aktivitas fisik rendah (<1jam/minggu) Aktivitas fisik menengah (1 3 jam/minggu) Aktivitasfisiktinggi ( 3jam/minggu) 6 Oleh sebab itu, penulis mengangkat masalah ini sebagai masalah yang perlu ditinjau lebih lanjut, diteliti, dan dibahas agar dapat mengetahui apakah ada hubungan antara kebiasaan akses internet dengan status gizi pada remaja (11 19 tahun) usia sekolah. 168

METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah analitik potong lintang untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel bebas (kebiasaan akses internet) dengan variabel tergantung (status gizi) remaja usia sekolah. Sampel Besar sampel penelitian yang dibutuhkan untuk dilakukannya uji hipotesis antara 2 proporsi dengan estimasi P1 = 0,5 (proporsi yang tidak mengakses internet dengan gizi lebih) dan effect size 10%, α = 5% dan β = 20% adalah 776 responden dengan jumlah tiap kelompok sebanyak 388 responden. Subyek yang diteliti berjumlah 318 responden yang terdiri dari siswa SMP dan SMA. Pengambilan sampel secara non-random convenience sampling. Semua subyek mengisi informed consent sebelum dilakukannya penelitian ini. Instrumen pengumpulan data Berupa kuesioner, timbangan berat badan, dan microtoise. Teknik pengukuran Pengukuran berat badan dilakukan dengan keadaan pasien berpakaian lengkap dan seminimal mungkin, tanpa isi kantung. Pengukuran tinggi badan dilakukan dengan keadaan responden berdiri tegak dan tanpa alas kaki. Berat badan dan tinggi badan digunakan untuk menghitung status gizi responden dengan rumus penghitungan IMT kemudian di-plot ke dalam grafik z- score WHO 2007. Analisa data Analisa data dilakukan dengan menggunakan program SPSS v16.0. Metode Chi-Square dan Fisher s Exact digunakan untuk mengetahui asosiasi statistik. PR digunakan untuk mengetahui asosiasi epidemiologi. HASIL PENELITIAN Berdasarkan uji Pearson Chi-Square, tidak didapatkan hubungan yang bermakna secara statistik antara kebiasaan akses internet (menggunakan internet tingkat tinggi) remaja (11 19 tahun) di beberapa sekolah di Jakarta Barat periode Januari Desember 2014 dengan status gizi (malnutrisi (Obesity, Overweight, Risiko Overweight, Wasted, dan Severely Wasted)) (p = 0,842). Didapatkan interval kepercayaan rasio prevalens 95% mencakup angka 1 (IK 95% = 0,63 1,46), menunjukkan bahwa di dalam populasi yang diwakili oleh sampel, variabel bebas (tingkat kebiasaan akses internet) yang dikaji dalam penelitian ini belum tentu merupakan faktor protektif 169

Tarumanagara Med. J. 1, 1, 167-173, Oktober 2018 terhadap IMT/U atau status gizi malnutrisi (Obesity, Overweight, Risiko Overweight, Wasted, dan Severely Wasted) remaja (11 19 tahun) (PR = 0,957). Berdasarkan uji Pearson Chi-Square, tidak didapatkan hubungan yang bermakna secara statistik antara konsumsi makanan selama mengakses internet remaja (11 19 tahun) di beberapa sekolah di Jakarta Barat periode Januari Desember 2014 dengan status gizi (malnutrisi (Obesity, Overweight, Risiko Overweight, Wasted, dan Severely Wasted)) (p = 0,694). Didapatkan interval kepercayaan rasio prevalens 95% mencakup angka 1 (IK 95% = 0,73 1,24), menunjukkan bahwa di dalam populasi yang diwakili oleh sampel, variabel bebas (konsumsi makanan selama mengakses internet) yang dikaji dalam penelitian ini belum tentu merupakan faktor protektif terhadap IMT/U atau status gizi malnutrisi (Obesity, Overweight, Risiko Overweight, Wasted, dan Severely Wasted) remaja (11 19 tahun) (PR = 0,948). Secara statistik, tidak didapatkan hubungan bermakna antara tingkat aktivitas fisik remaja (11 19 tahun) di beberapa sekolah di Jakarta Barat periode Januari Desember 2014 dengan IMT/U atau status gizi malnutrisi (Obesity, Overweight, Risiko Overweight, Wasted, dan Severely Wasted) (p = 0,622) menggunakan uji Pearson Chi-Square. Didapatkan interval kepercayaan rasio prevalens 95% mencakup angka 1 (IK 95% = 0,80 1,45), menunjukkan bahwa di dalam populasi yang diwakili oleh sampel, variabel bebas (tingkat aktivitas fisik) yang dikaji dalam penelitian ini belum tentu merupakan faktor risiko terhadap IMT/U atau status gizi malnutrisi (Obesity, Overweight, Risiko Overweight, Wasted, dan Severely Wasted) remaja (11 19 tahun) (PR = 1,077). Secara statistik, didapatkan hubungan bermakna antara konsumsi makanan selama mengakses internet remaja (11 19 tahun) di beberapa sekolah di Jakarta Barat periode Januari Desember 2014 dengan kebiasaan akses internet (menggunakan internet dalam tingkat tinggi) (p = 0,020). Remaja (11 19 tahun) yang mengonsumsi makanan selama mengakses internet mempunyai risiko 1,094 kali lebih besar untuk menggunakan internet dalam tingkat tinggi dibandingkan dengan remaja (11 19 tahun) yang tidak mengonsumsi makanan selama mengakses internet. (PR = 1,094) 170

Tabel 1. Hubungan antara berbagai Faktor dengan Status Gizi Remaja (11 19 tahun) Usia Sekolah di Jakarta Barat periode Januari Desember 2014 Variabel Malnutrisi Normal Total n = 318 n % n % n % p-value PR IK 95% Konsumsi Makanan selama Mengakses Internet Ya 91 42,3 124 57,7 215 100 Tidak 46 44,7 55,3 103 103 100 0,694 0,948 Total 137 43,5 181 56,5 318 100 Kebiasaan Akses Internet* Tingkat tinggi 124 42,9 165 57,1 289 100 Tingkat rendah 13 44,8 55,2 29 29 100 Total 137 43,85 181 56,15 318 100 0,73 1,24 0,842 0,957 0,63 Tingkat Aktivitas Fisik Rendah 104 43,9 133 56,1 237 100 Menengah 0,80 33 40,7 48 39,5 81 100 0,622 1,077 tinggi 1,45 Total 137 42,3 181 57,7 318 100 1,46 Tabel 2. Hubungan antara berbagai Faktor dengan Kebiasaan Akses Internet Remaja (11 19 tahun) Usia Sekolah di Jakarta Barat periode Januari Desember 2014 Variabel Tingkat Tingkat Total p- IK Tinggi Rendah PR n = 318 value 95% n % n % n % Kebiasaan Berolahraga Setiap Harinya Tidak 211 90,6 22 9,4 233 100 0,92 Ya 78 91,8 7 8,2 85 100 0,741 0,987 Total 289 91,2 29 8,8 318 100 1,07 Konsumsi Makanan Selama Mengakses Internet Ya 201 93,5 14 6,5 215 100 1,00 Tidak 88 85,4 15 14,6 103 100 0,020 1,094 Total 289 89,45 29 10,55 318 100 1,19 171

Tarumanagara Med. J. 1, 1, 167-173, Oktober 2018 PEMBAHASAN Temuan Utama Dari uji statistik dan analisis asosiasi epidemiologi, tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara kebiasaan akses internet dengan status gizi remaja (11 19 tahun) usia sekolah di Jakarta Barat periode Januari Desember 2015. Temuan penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian- penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan akses internet dengan status gizi. Semakin tinggi tingkat akses internet seseorang maka semakin besar risiko seseorang untuk memiliki status gizi lebih (overweight dan obesitas). 6,7,8 Temuan Tambahan Penelitian ini mendapatkan beberapa temuan tambahan seperti responden sebagian besar mengakses internet di rumah dan menggunakan telepon seluler. Sebagian besar jenis makanan yang dikonsumsi responden selama mengakses internet adalah makanan ringan. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 318 remaja (11 19 tahun) usia sekolah di Jakarta Barat periode Januari Desember 2014 didapatkan: 1. Proporsi remaja usia sekolah yang memiliki kebiasaan akses internet adalah 100%. 2. Proporsi status gizi kurang remaja usia sekolah yang memiliki kebiasaan akses internet tingkat tinggi adalah 4,9% dan proporsi status gizi kurang yang memiliki kebiasaan akses internet tingkat rendah adalah 0%. 3. Proporsi status gizi normal remaja usia sekolah yang memiliki kebiasaan akses internet tingkat tinggi adalah 57,1% dan proporsi status gizi normal yang memiliki kebiasaan akses internet tingkat rendah adalah 55,2%. 4. Proporsi status gizi lebih remaja usia sekolah yang memiliki kebiasaan akses internet tingkat tinggi adalah 38,1% dan proporsi status gizi lebih yang memiliki kebiasaan akses internet tingkat rendah adalah 44,8%. 5. Tidak didapatkan hubungan bermakna antara kebiasaan akses internet dengan status gizi pada remaja usia sekolah. SARAN Saran untuk penelitian selanjutnya dapat diteliti faktor-faktor lain seperti pola makan responden, jumlah asupan kalori responden, dan jenis makanan atau minuman spesifik yang dikonsumsi oleh responden selama mengakses internet, genetik (apakah 172

ada keluarga yang memiliki status gizi lebih dan pertumbuhan terhambat), dan kondisi fisik responden saat dilakukan penelitian. DAFTAR PUSTAKA 1. Obesity and overweight [Internet]. Geneva: World Health Organization; c2013 March [updated 2015 January; cited 2015 March 28]. Available from: http://www.who.int/mediacentre/factsheets /fs311/en/. 2. Obesity [Internet]. Geneva: World Health Organization; c2013 [cited 2013 September 1]. Available from:http://www.who.int/gho/ncd/risk_fac tors/obesity_text/en/. 3. Gizi ibu dan anak [pdf]. Indonesia: UNICEF INDONESIA; c2012 Okt [dikutip 2013 Juni 9]. Tersedia dari: http://www.unicef.org/indonesia/id/a6_- _B_Ringkasan_Kajian_Gizi.pdf. 4. Prevalensi obesitas [Internet]. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada; c2011 Juni 2 [dikutip 2013 September 1]. Tersedia dari: http://triwitono.staff.ugm.ac.id/index.php? option=com_content&view=article&id=78 :prevalensi-obesitas&catid=35: degenerative&itemid=71 5. Jafar N. Perilaku gizi seimbang pada remaja [dissertation]. Makassar: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin; 2012. 6. Vandelanotte C, Sugiyama T, Gardiner P, Owen N. Associations of leisure-time internet and computer use with overweight and obesity, physical activity and sedentary behaviors: cross sectional study. J Med Internet Res. 2009 Jul-Sep;11(3):e28. 7. Li M, Deng Y, Ren Y, Guo S, He X. Obesity status of middle school students in xiangtan and its relationship with internet addiction. Obesity Journal. 2014 Feb;22(2):482-487. 8. Bener A, Al-Mahdi HS, Al-Nufal M, Ali AI, Vachhani PJ, Tewfik I. Association between childhood computer use and risk of obesity and low vision. PHF. 2012 Sept;1(3):66-72. 173