BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker ovarium merupakan salah satu penyebab kematiandari semua kanker ginekologi yang menduduki urutan ke lima sebagai penyebab kematian dari seluruh kanker yang dijumpai pada wanita.kanker ovarium terjadi sekitar 3% dari seluruh kanker pada wanita.insidensinya relatif stabil sejak tahun 1992.Diperkirakan sekitar 22,280 kasus baru dan 15500 kematian kanker ovarium yang terjadi pada tahun 2012 di Amerika Serikat. Tingkat kematian kanker ovarium ini menurun 1,9% per tahun dari 2004 sampai 2008. Menurut WHO, mortalitas kanker di Indonesia adalah 109 per 100000 populasi pada tahun 2008. 1, 2 Faktor resiko dari kanker ovarium ini seperti inflamasi, ovulasi yang berkepanjangan, peningkatan hormone steroid, herediter, infertilitas, pil kontrasepsi oral, usia, asbestos, faktor reproduktivitas seperti nullipara. Kanker ovarium pada stadium awal bersifat asimptomatis, tetapi pada stadium yang lebih lanjut akan memiliki gejala pembesaran pada abdomen, rasa kembung di perut, nyeri, menyesak. 3 Pada suatu penelitian molekular diketahui bahwa pada kanker terjadi perubahan onkogen secara genetik oleh tumor suppressor gen 1
seperti BRCA1, p53, nm23 dan K-ras yang dapat disebabkan oleh 3, 4, 5 inflamasi dan stress oksidatif. Stress oksidatif disebabkan oleh terganggunya keseimbangan antara radikal bebas oksigen ( Reactive Oxygen Species; ROS ) sebagai produk dalam metabolisme sel normal yang bersifat pro oksidatif dengan enzim dan kofaktor yang bersifat antioksidatif.ketidak seimbangan ini disebabkan karena dua alasan diantaranya karena kelebihan produksi ROS seperti hidrogen peroksida (H 2 O 2 ), radikalsuperoksida (O 2 ) danradikal hidroxil (OH), atau menurunnya pengeluaran ROS akibat mekanisme pertahanan oksidan.ros dapat menyebabkan kerusakan komponen selular yaitu lipid, protein dan DNA, serta berperan dalam multi tahapan proses 3, 6, 7 karsinogenesis yaitu inisiasi, promosi dan progresi. Pada beberapa penelitian yang membandingkan sel kanker dengan sel yang normal, di jumpai peningkatan stress oksidatif yang berhubungan dengan transformasi onkogenik, aktivitas metabolik dan peningkatan dari ROS. Peningkatan ROS pada sel kanker akan menstimulasi proliferasi sel, mempromosi mutasi gen, dan mempengaruhi sensitivitas selular terhadap agen anti kanker. 8 Kerusakan Oksidatif yang disebabkan oleh ROS dapat terjadi pada setiap proses stadium kanker. Sehingga dapat dilihat adanya hubungan peningkatan ROS dan Kanker pada manusia.pada pertumbuhan tumor juga dijumpai adanya peningkatan dari ROS sehingga menyebabkan sel-sel tumor mengalami proliferasi yang 2
abnormal dan hilangnya kemampuan apoptosis dari sel. Pada saat inilah terjadipeningkatan mekanisme pertahanan selular yaitu, penangkap radikal bebas, enzim antioksidan dan perbaikan DNA. 9 Antioksidan sebagai pertahanan selular akan meningkat akibat meningkatnya ROS. Dalam hal ini, Tingginya ROS menyebabkan meningkatnya transkripsi enzim antioksidan.sebab enzim antioksidan akan beradaptasi terhadap pengeluaran ROS dalammelindungi sel-sel jaringan dari efek negatif radikal bebas oksigen tersebut. Antioksidan bertindak mencegahpembentukan radikal bebas oksigen, dan sebagai penangkap radikal bebas oksigen yang sudah ada, serta menetralisir dan mencegah terjadinya reaksi berantai yang bisa merusak membran sel atau pun membran nukleus. 4 Enzim utama yang bersifat anti-oksidatif yang ada dalam tubuh adalah superoxide dismutase (SOD), gluthation peroksidase (GPx) dan catalase (CAT).Antioksidan ini dikenal sebagai antioksidan primer, karena berfungsi mencegah pembentukan radikal bebas.kofaktor yang bersifat anti-oksidatif, ada yang bisa larut dalam air, seperti vitamin C, sistein, dan sebagainya.ada pula yang bisa larut dalam lemak, seperti vitamin E, beta karoten, Co-Q10, flavonoid, dan lain-lain. Kofaktor anti-oksidatif ini disebut sebagai antioksidan sekunder, karena ber- fungsi menangkap radikal bebas oksigen yang sudah ada dan menetralisirnya. 10 Salah satu enzim antioksidan yang ekspresinya dalam plasma berkorelasi dengan berbagai macam kanker adalah GPx. 6 GPx 3
mengkatalisis hasil reduksi dua buah molekul peroksida menjadi glutation teroksidasi (GSSG) dan air. 11 GPx ini merupakan golongan antioksidan non enzimatik yang berperan sebagai pertahananterhadap paparan ROS,juga berperan penting terhadap proses selular yaitu diferensiasi, proliferasi dan apoptosis dari sel.kadar GPx ini dapat menunjukkan suatu tanda terhadap peningkatan stress oksidatif yang dapat menyebabkan kerusakan oksidatif pada DNA, yang nantinya akan menyebabkan progresifitas dari kanker. 11 Akibat dari akumulasi dari ROS yang semakin banyak dan menumpuk pada beberapa keadaan seperti kanker, maka enzim antioksidan akan terus meningkatkan transkripsinya hingga pada satu saat transkripsinya akan mengalami penurunan dan kadar enzim antioksidan akan rendah. 3 Pada beberapa penelitian mengatakan bahwa dijumpainya penurunan dari kadar glutation pada pasien yang menderita kanker. Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Azis A.F dkk (2013), yang melakukan pengukuran kadar serum glutation pada pasien kanker ovarium, dimana kadar GPx serum menurun secara signifikan dibandingkan kontrol. Agnani dkk (2011), yang menyatakan bahwa 12, 13 kadar GPx menurun pada wanita dengan kanker ovarium serosa. Falck dkk (2010), juga menunjukan bahwa kadar enzim GPx menurun pada beberapa kanker manusia, termasuk payudara, gastrik, prostat dan kolorektal. Lebih pentingnya lagi, Agnani dkk juga menemukan 4
bahwa adanya perbedaan kadar GPx secara signifikan antara pasien dengan stadium awal dan akhir/ rekuren. Ini menandakan bahwa GPx 13, 14 dapat berperan sebagai penanda progesi penyakit. 1.2.RumusanMasalah Apakah terdapat perbedaan Kadar GPxpada kasus kanker ovariumdibandingkan kontrol? 1.3. Hipotesis Penelitian Kadar GPx pada wanita dengan kanker ovarium lebih rendah dibandingkan wanita sehat 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan Umum - Mengetahui perbedaankadargpxpada kanker ovarium dan kontrol. Tujuan Khusus - Mengetahui distribusi frekuensi usia pada pasien kanker ovarium dan kontrol. - Mengetahui distribusi frekuensi status menopause pasienkanker ovarium dan kontrol. - Mengetahui distribusi frekuensi usia menarche pada pasien kanker ovariumdan kontrol. 5
- Mengetahui distribusi frekuensi status paritas pasien kanker ovariumdan kontrol - Mengetahui distribusi frekuensi hasil Patologi Anatomi pada pasien kanker ovarium - Mengetahui hubungan status menopause dengan kejadian kanker ovarium - Mengetahui hubungan usia menarche dengan kejadian kanker ovarium. - Mengetahui perbedaan kadar GPx pada kasus kanker ovarium dan kontrol. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kadargpx pada pasien penderita kanker ovarium. 2. Sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya. 6