BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium merupakan salah satu penyebab kematiandari. semua kanker ginekologi yang menduduki urutan ke lima sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kanker ginekologi perempuan. Kanker ovarium dapat terjadi akibat faktor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. bidang obstetri, karena merupakan penyulit 2% sampai 20% dari semua

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. berlebihnya asupan nutrisi dibandingkan dengan kebutuhan tubuh sehingga

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. membunuh serangga (Heller, 2010). Sebanyak dua juta ton pestisida telah

BAB I PENDAHULUAN. vulgaris disertai dengan suatu variasi pleomorfik dari lesi, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Aktifitas fisik merupakan kegiatan hidup yang dikembangkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

I. PENDAHULUAN. Penggunaan rokok sebagai konsumsi sehari-hari kian meningkat. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, yang mengakibatkan kelainan signifikan dan gangguan pada

yang tidak sehat, gangguan mental emosional (stres), serta perilaku yang berkaitan

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari semua kelompok usia dan ras. Jong (2005) berpendapat bahwa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian tentang pengaruh pemberian tomat (Solanum

I. PENDAHULUAN. tingkat gen akan kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya. Tumor

BAB I PENDAHULUAN. pada lingkungan hidup masyarakat terutama perubahan suhu, udara, sinar UV,

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Umumnya prevalensi abortus sekitar % dari semua. prevalensi masih bervariasi dari yang terendah 2-3% sampai yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk persenyawaan dengan molekul lain seperti PbCl 4 dan PbBr 2.

BAB I PENDAHULUAN. tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain

I. PENDAHULUAN. Roundup adalah herbisida yang menggunakan bahan aktif glifosat yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. transparansinya. Katarak merupakan penyebab terbanyak gangguan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. DM yaitu DM tipe-1 dan DM tipe-2. Diabetes tipe-1 terutama disebabkan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara konsumen rokok terbesar di dunia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SUHARTO WIJANARKO PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN (PIT) KE-21 TAHUN 2016 PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS BEDAH INDONESIA (IKABI) MEDAN, 12 AGUSTUS 2016

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memicu timbulnya penyakit degeneratif termasuk kanker. Kandungan terbesar dalam

PENDAHULUAN. Pemeliharaan itik dipeternakan rakyat tergolong sulit karena kondisi kandang

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh secara cepat dan tidak terkendali melebihi sel-sel yang normal (Winarti,

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan suatu masalah kesehatan pada masyarakat dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).

I. PENDAHULUAN. Infertilitas adalah ketidak mampuan untuk hamil setelah sekurang-kurangnya

1. PENDAHULUAN. penambah rasa makanan dengan L-Glutamic Acid sebagai komponen asam

BAB 1 PENDAHULUAN. kasus diantaranya menyebabkan kematian (Li et al., 2012; Hamdi and Saleem,

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa mencit yang terpapar 2-ME

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronis yang ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan oksidatif dan injuri otot (Evans, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara disebut juga dengan carsinoma mammae merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Transplantasi ginjal merupakan pilihan pengobatan untuk pasien yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saat ini umur harapan hidup di Indonesia sekitar 72 tahun dengan rerata perempuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan pemulihan (Menteri Kesehatan RI,

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. Selama tiga dasawarsa terakhir, kanker ovarium masih merupakan masalah

I. PENDAHULUAN. Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Akne vulgaris adalah salah satu penyakit kulit. yang selalu menjadi masalah bagi remaja dan dewasa muda

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering

MOLEKULER ONKOGENESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Molekul ini sangat reaktif sehingga dapat menyerang makromolekul sel seperti lipid,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karsinoma larings merupakan keganasan yang cukup sering dan bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. tetap terjadi perubahan dalam morfologi, biokimia, dan metabolik yang disebut

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

marker inflamasi belum pernah dilakukan di Indonesia.

BAB 6 PEMBAHASAN. tahun, usia termuda 18 tahun dan tertua 68 tahun. Hasil ini sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global

KANDUNGAN SENYAWA ISOFLAVON DALAM TEMPE DAN MANFAATNYA BAGI KESEHATAN. Dr. Sri Handayani

BAB I PENDAHULUAN. diprediksi akan terus meningkat di masa yang akan datang terutama di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dari semua kanker pada organ reproduksi. Diantara kanker yang ditemukan pada

PEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi

BAB I PENDAHULUAN. proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup. Proses menjadi tua memang

BAB I PENDAHULUAN. Psoriasis merupakan penyakit kulit yang penyebabnya sampai saat ini masih belum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2007 menjadi 2,1 pada tahun 2013 (Riskesdas, 2013). Hasil riset tersebut

Aktifitas Anti Oksidan Ekstrak Metanol 70% Daun Krokot (Portulaca oleracea L.)

DAFTAR ISI x. HALAMAN JUDUL i. HALAMAN PERSETUJUAN. ii. HALAMAN PERNYATAAN... iii. RIWAYAT HIDUP... iv. KATA PENGANTAR... v. ABSTRAK...

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Karsinoma ovarium adalah keganasan yang berasal. dari jaringan ovarium. Ovarian Cancer Report mencatat

BAB I PENDAHULUAN. dan injuri otot (Evans, 2000) serta menimbulkan respon yang berbeda pada jaringan

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatur perbaikan Deoxyribonucleic Acid (DNA) sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit degeneratif yang merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. menopause. Jumlah populasi wanita usia 50 tahun ke atas diperkirakan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahaya dari logam berat tersebut ditunjukan oleh sifat fisik dan kimia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2-5% dari berat badan pada orang dewasa normal yang terletak pada kwadran

BAB I PENDAHULUAN. hanya dari segi medis namun juga psikososial, sedangkan bagi masyarakat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker ovarium merupakan salah satu penyebab kematiandari semua kanker ginekologi yang menduduki urutan ke lima sebagai penyebab kematian dari seluruh kanker yang dijumpai pada wanita.kanker ovarium terjadi sekitar 3% dari seluruh kanker pada wanita.insidensinya relatif stabil sejak tahun 1992.Diperkirakan sekitar 22,280 kasus baru dan 15500 kematian kanker ovarium yang terjadi pada tahun 2012 di Amerika Serikat. Tingkat kematian kanker ovarium ini menurun 1,9% per tahun dari 2004 sampai 2008. Menurut WHO, mortalitas kanker di Indonesia adalah 109 per 100000 populasi pada tahun 2008. 1, 2 Faktor resiko dari kanker ovarium ini seperti inflamasi, ovulasi yang berkepanjangan, peningkatan hormone steroid, herediter, infertilitas, pil kontrasepsi oral, usia, asbestos, faktor reproduktivitas seperti nullipara. Kanker ovarium pada stadium awal bersifat asimptomatis, tetapi pada stadium yang lebih lanjut akan memiliki gejala pembesaran pada abdomen, rasa kembung di perut, nyeri, menyesak. 3 Pada suatu penelitian molekular diketahui bahwa pada kanker terjadi perubahan onkogen secara genetik oleh tumor suppressor gen 1

seperti BRCA1, p53, nm23 dan K-ras yang dapat disebabkan oleh 3, 4, 5 inflamasi dan stress oksidatif. Stress oksidatif disebabkan oleh terganggunya keseimbangan antara radikal bebas oksigen ( Reactive Oxygen Species; ROS ) sebagai produk dalam metabolisme sel normal yang bersifat pro oksidatif dengan enzim dan kofaktor yang bersifat antioksidatif.ketidak seimbangan ini disebabkan karena dua alasan diantaranya karena kelebihan produksi ROS seperti hidrogen peroksida (H 2 O 2 ), radikalsuperoksida (O 2 ) danradikal hidroxil (OH), atau menurunnya pengeluaran ROS akibat mekanisme pertahanan oksidan.ros dapat menyebabkan kerusakan komponen selular yaitu lipid, protein dan DNA, serta berperan dalam multi tahapan proses 3, 6, 7 karsinogenesis yaitu inisiasi, promosi dan progresi. Pada beberapa penelitian yang membandingkan sel kanker dengan sel yang normal, di jumpai peningkatan stress oksidatif yang berhubungan dengan transformasi onkogenik, aktivitas metabolik dan peningkatan dari ROS. Peningkatan ROS pada sel kanker akan menstimulasi proliferasi sel, mempromosi mutasi gen, dan mempengaruhi sensitivitas selular terhadap agen anti kanker. 8 Kerusakan Oksidatif yang disebabkan oleh ROS dapat terjadi pada setiap proses stadium kanker. Sehingga dapat dilihat adanya hubungan peningkatan ROS dan Kanker pada manusia.pada pertumbuhan tumor juga dijumpai adanya peningkatan dari ROS sehingga menyebabkan sel-sel tumor mengalami proliferasi yang 2

abnormal dan hilangnya kemampuan apoptosis dari sel. Pada saat inilah terjadipeningkatan mekanisme pertahanan selular yaitu, penangkap radikal bebas, enzim antioksidan dan perbaikan DNA. 9 Antioksidan sebagai pertahanan selular akan meningkat akibat meningkatnya ROS. Dalam hal ini, Tingginya ROS menyebabkan meningkatnya transkripsi enzim antioksidan.sebab enzim antioksidan akan beradaptasi terhadap pengeluaran ROS dalammelindungi sel-sel jaringan dari efek negatif radikal bebas oksigen tersebut. Antioksidan bertindak mencegahpembentukan radikal bebas oksigen, dan sebagai penangkap radikal bebas oksigen yang sudah ada, serta menetralisir dan mencegah terjadinya reaksi berantai yang bisa merusak membran sel atau pun membran nukleus. 4 Enzim utama yang bersifat anti-oksidatif yang ada dalam tubuh adalah superoxide dismutase (SOD), gluthation peroksidase (GPx) dan catalase (CAT).Antioksidan ini dikenal sebagai antioksidan primer, karena berfungsi mencegah pembentukan radikal bebas.kofaktor yang bersifat anti-oksidatif, ada yang bisa larut dalam air, seperti vitamin C, sistein, dan sebagainya.ada pula yang bisa larut dalam lemak, seperti vitamin E, beta karoten, Co-Q10, flavonoid, dan lain-lain. Kofaktor anti-oksidatif ini disebut sebagai antioksidan sekunder, karena ber- fungsi menangkap radikal bebas oksigen yang sudah ada dan menetralisirnya. 10 Salah satu enzim antioksidan yang ekspresinya dalam plasma berkorelasi dengan berbagai macam kanker adalah GPx. 6 GPx 3

mengkatalisis hasil reduksi dua buah molekul peroksida menjadi glutation teroksidasi (GSSG) dan air. 11 GPx ini merupakan golongan antioksidan non enzimatik yang berperan sebagai pertahananterhadap paparan ROS,juga berperan penting terhadap proses selular yaitu diferensiasi, proliferasi dan apoptosis dari sel.kadar GPx ini dapat menunjukkan suatu tanda terhadap peningkatan stress oksidatif yang dapat menyebabkan kerusakan oksidatif pada DNA, yang nantinya akan menyebabkan progresifitas dari kanker. 11 Akibat dari akumulasi dari ROS yang semakin banyak dan menumpuk pada beberapa keadaan seperti kanker, maka enzim antioksidan akan terus meningkatkan transkripsinya hingga pada satu saat transkripsinya akan mengalami penurunan dan kadar enzim antioksidan akan rendah. 3 Pada beberapa penelitian mengatakan bahwa dijumpainya penurunan dari kadar glutation pada pasien yang menderita kanker. Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Azis A.F dkk (2013), yang melakukan pengukuran kadar serum glutation pada pasien kanker ovarium, dimana kadar GPx serum menurun secara signifikan dibandingkan kontrol. Agnani dkk (2011), yang menyatakan bahwa 12, 13 kadar GPx menurun pada wanita dengan kanker ovarium serosa. Falck dkk (2010), juga menunjukan bahwa kadar enzim GPx menurun pada beberapa kanker manusia, termasuk payudara, gastrik, prostat dan kolorektal. Lebih pentingnya lagi, Agnani dkk juga menemukan 4

bahwa adanya perbedaan kadar GPx secara signifikan antara pasien dengan stadium awal dan akhir/ rekuren. Ini menandakan bahwa GPx 13, 14 dapat berperan sebagai penanda progesi penyakit. 1.2.RumusanMasalah Apakah terdapat perbedaan Kadar GPxpada kasus kanker ovariumdibandingkan kontrol? 1.3. Hipotesis Penelitian Kadar GPx pada wanita dengan kanker ovarium lebih rendah dibandingkan wanita sehat 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan Umum - Mengetahui perbedaankadargpxpada kanker ovarium dan kontrol. Tujuan Khusus - Mengetahui distribusi frekuensi usia pada pasien kanker ovarium dan kontrol. - Mengetahui distribusi frekuensi status menopause pasienkanker ovarium dan kontrol. - Mengetahui distribusi frekuensi usia menarche pada pasien kanker ovariumdan kontrol. 5

- Mengetahui distribusi frekuensi status paritas pasien kanker ovariumdan kontrol - Mengetahui distribusi frekuensi hasil Patologi Anatomi pada pasien kanker ovarium - Mengetahui hubungan status menopause dengan kejadian kanker ovarium - Mengetahui hubungan usia menarche dengan kejadian kanker ovarium. - Mengetahui perbedaan kadar GPx pada kasus kanker ovarium dan kontrol. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kadargpx pada pasien penderita kanker ovarium. 2. Sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya. 6