STRATIGRAFI. Yuli Ifana Sari

dokumen-dokumen yang mirip
8. Pengertian dalam Hubunngan Geologi

Asas Stratigrafl, Satuan Pengendapan, dan Karakter Perlapisan

III. ANALISA DATA DAN INTERPRETASI

BAB IV SEJARAH GEOLOGI

Geologi Daerah Penelitian. III Hubungan Stratigrafi

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB 2 Tatanan Geologi Regional

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB IV SEJARAH GEOLOGI

BAB II GEOLOGI REGIONAL DAERAH PENELITIAN. Posisi C ekungan Sumatera Selatan yang merupakan lokasi penelitian

BAB V SEJARAH GEOLOGI

BAB 3 GEOLOGI SEMARANG

BAB VI SEJARAH GEOLOGI

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

Prof. Dr. Ir. Sari Bahagiarti, M.Sc. Teknik Geologi

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II GEOLOGI CEKUNGAN SUMATERA TENGAH

BAB II STRATIGRAFI REGIONAL

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB IV Kajian Sedimentasi dan Lingkungan Pengendapan

BAB II GOLOGI REGIONAL DAERAH PENELITIAN

III.3 Interpretasi Perkembangan Cekungan Berdasarkan Peta Isokron Seperti telah disebutkan pada sub bab sebelumnya bahwa peta isokron digunakan untuk

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Bemmelen (1949), lokasi penelitian masuk dalam fisiografi

BAB 2 METODOLOGI DAN KAJIAN PUSTAKA...

berukuran antara 0,05-0,2 mm, tekstur granoblastik dan lepidoblastik, dengan struktur slaty oleh kuarsa dan biotit.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV STUDI SEDIMENTASI PADA FORMASI TAPAK BAGIAN ATAS

Ciri Litologi

BAB II GEOLOGI REGIONAL

STRATIGRAFI REGIONAL CEKUNGAN SUMATERA SELATAN

Bab III Geologi Daerah Penelitian

BAB II TINJAUAN UMUM

GEOLOGI REGIONAL. Gambar 2.1 Peta Fisiografi Jawa Barat (van Bemmelen, 1949)

BAB 1. PENDAHULUAN...

GEOLOGI DAERAH KLABANG

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 19 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III STRATIGRAFI 3. 1 Stratigrafi Regional Pegunungan Selatan

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN UCAPAN TERIMAKASIH KATA PENGANTAR SARI DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB 1 PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada gambar di bawah ini ditunjukkan lokasi dari Struktur DNF yang ditandai

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB V SINTESIS GEOLOGI

Batuan beku Batuan sediment Batuan metamorf

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

Metamorfisme dan Lingkungan Pengendapan

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL

Geologi dan Potensi Sumberdaya Batubara, Daerah Dambung Raya, Kecamatan Bintang Ara, Kabupaten Tabalong, Propinsi Kalimantan Selatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumatera terletak di sepanjang tepi Barat Daya Paparan Sunda, pada perpanjangan

Foto 4.9 Singkapan batupasir sisipan batulempung

UNTUK MENDAPATKAN MATERI KULIAH. Silahkan kunjungi: kartono.sttnas.ac.id

BAB II Geomorfologi. 1. Zona Dataran Pantai Jakarta,

BAB II GEOLOGI REGIONAL

MENENTUKAN BATAS SATUAN BATUAN. Arie Noor Rakhman

GEOLOGI KUARTER KUBAH SANGIRAN. Ditulis oleh M Sabtu, 13 Maret :25

KONTROL STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP SEBARAN ENDAPAN KIPAS BAWAH LAUT DI DAERAH GOMBONG, KEBUMEN, JAWA TENGAH

BAB II KEADAAN UMUM DAN KONDISI GEOLOGI

Umur GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II GEOLOGI REGIONAL

PEMETAAN GEOLOGI METODE LINTASAN SUNGAI. Norma Adriany Mahasiswa Magister teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta

BAB III TATANAN GEOLOGI. terbagi dalam tujuh (7) satuan fisiografi, yaitu : Dataran Rendah Timur (Eastern

III.1 Morfologi Daerah Penelitian

BAB IV ASOSIASI FASIES DAN PEMBAHASAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

Foto 3.5 Singkapan BR-8 pada Satuan Batupasir Kuarsa Foto diambil kearah N E. Eko Mujiono

II. TINJAUAN PUSTAKA. Zona penelitian ini meliputi Cekungan Kalimantan Timur Utara yang dikenal juga

5.1 PETA TOPOGRAFI. 5.2 GARIS KONTUR & KARAKTERISTIKNYA

Bab II Geologi Regional

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

5.1 Peta Topografi. 5.2 Garis kontur & karakteristiknya

BAB IV ANALISIS SEDIMENTASI

BAB II GEOLOGI REGIONAL

Umur dan Lingkungan Pengendapan Hubungan dan Kesetaraan Stratigrafi

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Subsatuan Punggungan Homoklin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian banjir, air baku 300 liter/ detik dan energi listrik 535 KWH (Wicaksono,

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB 2 GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Transkripsi:

STRATIGRAFI Yuli Ifana Sari

Pengertian Srtatigrafi: menggembarkan susunan lapisan sedimen dari waktu ke waktu untuk mendapatkan pengetahuan sejarah ttg bumi. Perlapisan batuan mengandung makna penting dlm menentukan umur relatif batuan dan lingkungan pengendapan dlm hubungan ruang dan waktu. Lapisan2 batuan sedimen mengandung catatan penting pada masa silam seperti iklim, jenis organisme yg hidup, lingkungan tempat batuan, kapan batuan tsb terbentuk.

Ilmu stratigrafi muncul di Britania Raya pada abad ke- 19. Perintisnya adalah William Smith. Kala itu diamati bahwa beberapa lapisan tanah muncul pada urutan yang sama (superposisi). Kemudian ditarik kesimpulan bahwa lapisan tanah yang terendah merupakan lapisan yang tertua, dengan beberapa pengecualian. Karena banyak lapisan tanah merupakan kesinambungan yang utuh ke tempat yang berbedabeda maka, bisa dibuat perbandingan pada sebuah daerah yang luas. Setelah beberapa waktu, dimiliki sebuah sistem umum periode-periode geologi meski belum ada penamaan waktunya.

Ciri batuan sedimen adalah berlapis-lapis, pipih berbentuk lempengan. Penyebab perlapisan kadang-kadang mudah ditafsirkan namun ada pula yang sulit diketahui penyebabnya. Pada batuan sedimen klastik, penyebab perlapisan batuan adalah: 1. Perubahan iklim, yang berpengaruh pada banyak sedikitnya bahan sedimen yang diendapkan. 2. Perubahan tinggi muka laut(transgresi dan regresi laut),berpengaruh pada perbedaan ketinggian antara daerah asal sedimen dengan lingkungan pengendapan. 3. Pengangkatan daerah asal sedimen, berpengaruh pada besar kecilnya erosi, daya angkut sungai, dan sifat batuan yang diendapkan. 4. Pengaruh kimia, misalnya garam-garaman menyebabkan terjadinya pengendapan secara kimiawi. 5. Perlapisan karena organisme, misalnya pada kurun waktu tertentu lingkungan memungkinkan hidupnya organisme maka terbentuklah lapisan yang berbeda.

Prinsip-prinsip Stratigrafi 1. Prinsip kemendataran awal Menjelaskan bhwa proses pengendapan bahan sedimen pd awalnya mendatar, kecuali sedimen kasar di lingkungan pengendapan non marin sering membentuk sudut 30 derajat menurut sudut hentinya. Contoh: kipas aluvial, endapan rombakan batuan, dan endapan vulkanik di lereng gunungberapi.

2. Prinsip superposisi Prinsip ini sangat sederhana, yaitu pada kerak bumi tempat diendapkannya sedimen, lapisan yang paling tua akan diendapkan paling bawah, kecuali pada lapisan-lapisan yang telah mengalami pembalikan atau pelipatan rebah.

3. Prinsip kesinambungan menyamping Menjelaskan bahwa perlapisan batuan sedimen menerus melintasi ledok pengendapan, tdk diendapkan di satu tempat saja scr vertikal. Oleh krn itu, dlm suatu lingkungan pengendapan,perlapisan batuan masih diketemukan scr menyamping.

Satuan-satuan Stratigrafi Lapisan batuan sedimen juga perlu diberi nama supaya mudah dibedakan dengan lapisan batuan lain. Satuan perlapisan batuan terkecil yang masih dapat diamati di lapangan disebut lapisan (laminae). Lapisan-lapisan yang mempunyai kesamaan tertentu misalnya kesamaan litologi digabung dan disebut formasi (formation).

Suatu formasi dapat pula dibagi ke dalam anak bagian, misalnya formasi tersebut terdiri dari lapisan yang berganti-ganti antara batupasir lempung - batupasir lempung maka batupasir dan lempung disebut anggota (member). Beberapa formasi yang mempunyai persamaan sifat-sifat tertentu digabungkan menjadi kelompok (group), misalnya beberapa formasi batuan endapan vulkanik disebut kelompok vulkanik.

Lapisan, formasi, anggota, dan kelompok biasanya diberi nama menurut tempat diberikan singkapan terbaik atau berdasarkan tempat pertama kali diketemukan. Contoh: Formasi Tellisa di Sumatera Selatan, terutama terdiri dari lapisan-lapisan lempung dan napal, diberi nama sesuai nama anak sungai Tellisa (di Jambi) tempat diketemukannya singkapan.

Jadi pemberian nama sangat subyektif, namun kalau sudah diberi nama oleh peneliti terdahulu maka hendaknya jangan membuat nama baru lagi.

Ketidak Selarasan dlm Stratigrafi Lyell dan ahli geologilainnya pada abad ke 19 berspekulasi bahwa memungkinkan untuk menentukan umur mutlak batuan dengan menggunakan catatan stratigrafi. Dia mengatakan bila seseorang mengukur tingkat sedimentasidi laut, dan mengukur tebal seluruh sedimen, maka mungkin untuk menghitung berapa lama terjadinya lapisan batuan sedimen tsb.

Hal tersebut dapat dilakukan dengan benar dengan mengasumsikan bahwa; a. Tingkat sedimentasi konstan selama terjadi sedimentasi b. Diasumsikan bahwa seluruh lapisan conform, yang berati diendapkan lapisan demi lapisan tanpa interupsi/gangguan. Jika ada gap/ada yang hilang dalam catatan geologi karena tererosi atau tidak ada pengendapan maka waktu yang didapatkan dari perhitungan akan mengalami kesalahan. Asumsi pertama salah karena dari pengamatan sehari-hari pada masa sekarang berbeda tingkat sedimentasi dari tempat satu ke tempat yang lainnya dan dari waktu ke waktu. Asumsi kedua juga salah karena sedimen dapat hilang secara periodik oleh perubahan lingkungan seperti perubahan tinggi permukaan laut dan aktivitas tektonik yang memimpin ke terjadinya erosi dan tidak terjadi pengendapan.

Unkonforminitas adalah tidak adanya kesinambungan dalam urutan sedimentasi. Hal itu terjadi karena perubahan kondisi lingkungan yang menyebabkan tidak terjadinya pengendapan pada waktu tertentu. Ada tiga jenis unkonforminitas yang dijumpai dalam batuan sedimen, yaitu angular unconformity, diskonformity, nonconformity.

Angular unconformity, berkaitan dengan lapisan yang lebih tua mengalami deformasi kemudian tererosi sebelum lapisan lebih muda diendapkan diatasnya.

Disconformity, yaitu unkonforminitas yang permukaan lapisan tidak teratur diantara lapisan mendatar yang disebabkan oleh berhentinya sedimentasi dan terjadi erosi, tetapi tidak ada pemiringan lapisan. Diskonforminitas mudah dikenali karena lapisan diatas dan dibawahnya mendatar. Noncomforminity, dimana lapisan sedimen terletak diatas bakuan bekuatau batuan metamorf.