BAB I PENDAHULUAN. utama kecacatan diseluruh dunia. Data dari WHO menunjukan bahwa 121

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI DESA MANDONG TRUCUK KLATEN

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH DESA BUMIHARJO KECAMATAN NGUNTORONADI KABUPATEN WONOGIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan penurunan semua fungsi kejiwaan terutama minat dan motivasi

TUGAS MATA KULIAH METOPEN PENDIDIKAN

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA MURID YANG AKTIF DAN TIDAK AKTIF BEROLAHRAGA DI KELAS II SMA AL-ISLAM I SURAKARTA TAHUN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berfikir (cognitive),

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: FRISCHA PRIMA YULNIA J

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana. tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

PENGARUH RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan sebagai bentuk pelayanan profesional merupakan bagian

: Evi Karota Bukit, SKp, MNS NIP : : Kep. Jiwa & Kep. Komunitas. : Asuhan Keperawatan Jiwa - Komunitas

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami kekambuhan. WHO (2001) menyatakan, paling tidak ada

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. L DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG SRIKANDI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. (Nugroho, 2008). Lanjut usia bukanlah suatu penyakit. Lanjut usia adalah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Hasil studi Bank Dunia tahun 2001 menunjukkan bahwa masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku dimana. individu tidak mampu mencapai tujuan, putus asa, gelisah,

BAB I PENDAHULUAN. ringan dan gangguan jiwa berat. Salah satu gangguan jiwa berat yang banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial, hal ini dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan ini sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan jiwa seseorang. yang berarti akan meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa.

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn.T DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI BANGSAL SEMBADRA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta )

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GANGGUAN JIWA DENGAN DUKUNGAN KELUARGA YANG MEMPUNYAI ANGGOTA KELUARGA SKIZOFRENIA DI RSJD SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 : PENDAHULUAN. mempengaruhi banyak jaringan dan organ, terutama menyerang fleksibel (sinovial) sendi, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam segi kehidupan manusia. Setiap perubahan situasi kehidupan individu

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi segala kebutuhan dirinya dan kehidupan keluarga. yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Kesehatan jiwa menurut undang-undang No.3 tahun 1966 adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. signifikan dengan perubahan sosial yang cepat dan stres negatif yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut badan organisasi dunia World Health Organization (WHO)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. unipolar, penggunaan alkohol, gangguan obsesis kompulsif (Stuart & Laraia,

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah salah satu masalah kesehatan yang masih. banyak ditemukan di setiap negara. Salah satunya adalah negara

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar

BAB I PENDAHULUAN diperkirakan lansia menjapai 11,4% dari total jumlah penduduk atau

BAB I PENDAHULUAN. melainkan mengandung berbagai karakteristik yang positif yang. mencerminkan kedewasaan kepribadiannya. Menurut data WHO pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan jiwa tidak lagi hanya berupa gangguan jiwa yang berat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat, secara garis besar masalah kesehatan jiwa. Masalah psikososial membutuhkan kemampuan penyesuaian dan

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiri untuk menangani kegawatan yang mengancam jiwa, sebelum dokter

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KECENDERUNGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sendiri. Kehidupan yang sulit dan komplek mengakibatkan bertambahnya

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya terus meningkat. World Health Organization (WHO) di Kabupaten Gunungkidul DIY tercatat 1262 orang terhitung dari bulan

BAB I PENDAHULUAN. usia tua di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. ketidaktahuan keluarga maupun masyarakat terhadap jenis gangguan jiwa

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AGAMA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, merasa gagal

BAB I PENDAHULUAN. Self Medication menjadi alternatif yang diambil masyarakat untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kuat disertai hilangnya kontrol, dimana individu dapat merusak diri sendiri, orang lain maupun

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. genetik, faktor organo-biologis, faktor psikologis serta faktor sosio-kultural.

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kesehatan jiwa merupakan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. perpecahan antara pemikiran, emosi dan perilaku. Stuart, (2013) mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. tinggal di sana. Kehidupan perkotaan seperti di Jakarta menawarkan segala

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : UT UILA J

BAB I PENDAHULUAN. adalah skizofrenia. Skizofrenia adalah kondisi maladaptif pada psikologis dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penderita gangguan jiwa di dunia pada tahun 2001 adalah 450 juta jiwa, menurut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang. Indonesia merupakan Negara berkembang dimana penduduknya terbesar

BAB I PENDAHULUAN. kurang baik ataupun sakit. Kesehatan adalah kunci utama keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah kejiwaan yang mencapai 20 juta orang/tahun. 1. somatik. Somatic Symptom and related disorder merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebahagiaan terbesar orang tua adalah adanya kehadiran anak. Anak yang tumbuh sehat merupakan harapan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut. 1 Stres normal merupakan. sehingga timbul perubahan patologis bagi penderitanya.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari keluarga. Townsend (2014), mengatakan skizofrenia yaitu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Setiap tahunnya, TB Paru menyebabkan hampir dua juta

RENCANA TESIS OLEH : NORMA RISNASARI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. membuat arti ketidakmampuan serta identitas secara individu maupun kelompok akan

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh semua orang. Menurut Yosep (2007), kesehatan jiwa adalah. dan kecakapan dalam beradaptasi dengan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gangguan jiwa dari yang ringan hingga berat. cukup besar (Kulik & Mahler et al, 1989; dalam DiMatteo,

BAB I PENDAHULUAN. halusinasi, gangguan kognitif dan persepsi; gejala-gejala negatif seperti

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan jiwa merupakan masalah yang paling nyata peningkatanya. Bahkan saat ini gangguan jiwa termasuk salah satu dari sepuluh penyebab utama kecacatan diseluruh dunia. Data dari WHO menunjukan bahwa 121 450 juta orang dari total populasi penduduk dunia, baik di negara maju maupun negara berkembang telah mengalami gangguan kejiwaan dan membutuhkan primary care di bidang psikiatri. Gangguan kejiwaan yang di maksud bukanlah gangguan jiwa yang sering dikenal oleh sebagian masyarakat sebagai gila, melainkan dalam bentuk gangguan mental serta perilaku yang gejalanya mungkin tidak disadari oleh masyarakat, seperti depresi (WHO, 2009). Depresi berat memiliki dampak negatif pada perekonomian serta sistem keluarga. Ditempat kerja, depresi adalah penyebab utama ketidakhadiran dan berkurangnya produktifitas. Meskipun hanya sebagian kecil orang yang mencari bantuan profesional untuk meredakan gangguan mood, depresi secara signifikan lebih mungkin menjadi penyebab untuk mengunjungi seorang dokter daripada penyakit yang lain (Nemade, dkk, 2001) Depresi merupakan masalah kesehatan jiwa yang utama dewasa ini. Hal ini sangat penting karena orang dengan depresi, produktifitasnya akan 1

2 menurun dan ini sangat buruk akibatnya bagi suatu masyarakat, bangsa dan negara yang sedang membangun (Hawari, 2004) Depresi sering dianggap hal yang sepele oleh sebagian besar masyarakat. Tetapi, jika depresi ringan tidak segera ditanggulangi, akhirnya akan menjadi depresi berat. Bila tidak diberikan terapi dengan baik, akan membahayakan individu yang mengalami depresi tersebut. Menurut data yang diperoleh dari Puskesmas Nusukan Banjarsari Surakarta didapatkan hasil masyarakat yang berada pada wilayah kerja Puskesmas Nusukan Banjarsari Surakarta pada tahun 2011 sebanyak 32 orang yang menderita depresi dari 9 desa diwilayah kerja Puskesmas Nusukan Banjarsari Surakarta. Dengan intensitas kunjungan dalam satu tahun terakhir sebanyak 122 kunjungan berobat jalan serta ada juga yang dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Data yang diperoleh peneliti dalam satu bulan terakhir pada bulan Januari 2012 terdapat 14 orang penderita depresi dengan kunjungan dalam satu bulan terakhir sebanyak 14 kali kunjungan. Datang berkunjung ke Puskesmas Nusukan Banjarsari Surakarta hanya sekedar untuk berobat jalan ataupun berkonsultasi terhadap masalah yang dialami pasien tersebut serta didiagnosa menderita depresi oleh dokter Puskesmas. Secara wilayah Puskesmas Nusukan Banjarsari Surakarta di dapatkan data bahwa di wilayah tersebut ada yang menderita depresi dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu salah satunya tingkat ekonomi yang rendah, masalah dalam keluarga yang tidak dapat dipecahkan oleh penderita serta masalahmasalah lainya yang dapat menyebabkan terjadinya depresi pada masyarakat

3 di daerah tersebut serta kurangnya tingkat pengetahuan penderita depresi akan pencegahan kekambuhan depresi. Setelah dilakukan wawancara pada penderita yang mengalami depresi diwilayah kerja Puskesmas Banjarsari Surakarta sebagian besar penderita tidak mengetahui tentang penyakit yang sedang dideritanya mereka hanya mengeluh pusing dan tidak bisa tidur akan tetapi ada juga penderita sebagian mengerti tentang penyakit yang sedang dialaminya dan mereka sebagian ada yang mengerti apa itu depresi dan sebagian penderita juga ada yang tidak mengerti apa itu depresi dan cara pencegahan jika mengalami depresi. Banyak masalah yang didapatkan dari hasil wawancara yang telah dilakukan pada hari kamis tanggal 15 Desember 2011 pada jam 10.30 wib di wilayah kerja Puskesmas Nusukan Banjarsari Surakarta. Sebagian responden mengetahui tentang apa itu pengertian depresi dan sebagian responden tidak mengerti apa itu depresi. Dari 10 orang responden yang menderita depresi 8 diantaranya mengatakan bahwa definisi depresi adalah penyakit stress dan banyak responden yang tidak mengetahui secara pasti tentang penyebab depresi dan sebagian responden menjawab bahwa penyebab depresi adalah dari faktor ekonomi yang kurang dan semua responden tidak mengetahui bagaimana upaya serta sikap pencegahan yang dilakukan apabila menderita depresi. Hasil ini didapatkan pada 10 responden yang mengalami depresi yang diteliti secara acak dan secara umum. Para responden ada yang mengalami depresi ringan, sedang serta berat hasil ini didapatkan dari data Puskesmas

4 Nusukan Banjarsari Surakarta. Oleh karena itu masalah ini penting untuk diteliti. B. Perumusan Masalah Mengacu pada latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah ada hubungan tingkat pengetahuan penderita depresi tentang depresi dan sikap mencegah kekambuhan depresi pada penderita depresi di wilayah kerja Puskesmas Nusukan Banjarsari Surakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap penderita depresi dengan mencegah kekambuhan depresi pada penderita depresi di wilayah kerja Puskesmas Nusukan Banjarsari Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat pengetahuan penderita depresi tentang depresi. b. Mengetahui sikap penderita depresi terhadap depresi dan mencegah kekambuhan c. Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan upaya pencegahan kekambuhan depresi pada penderita depresi di wilayah kerja Puskesmas Nusukan Banjarsari Surakarta.

5 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi Masyarakat Sebagai bahan masukan bagi penderita depresi sehingga dapat dikembangkan dengan upaya-upaya untuk penanggulangan kekambuhan depresi pada penderita depresi di wilayah kerja Puskesmas Nusukan Banjarsari Surakarta. b. Manfaat Bagi Peneliti 1) Sebagai suatu pengalaman belajar dalam kegiatan penelitian. 2) Memperoleh gambaran empirik tentang tingkat pengetahuan, sikap, dan upaya pencegahan kekambuhan depresi pada penderita depresi. 2. Manfaat Teoritis Menjadi masukan yang berguna bagi kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya Ilmu Keperawatan Jiwa. E. Keaslian Penelitian Menurut penelitian, bahwa penelitian dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan Penderita Depresi Tentang Depresi dengan Sikap Mencegah Kekambuhan Depresi Pada Penderita Depresi di Wilayah Kerja Puskesmas Nusukan Banjarsari Surakarta belum pernah diteliti adapun yang pernah diteliti tentang depresi diantaranya : 1. Hubungan antara tipe kepribadian dengan tingkat depresi pada lansia di wilayah desa Bumiharjo Kecamatan Nguntoronadi di Kabupaten Wonogiri (Purwitasari, Noviana Dewi, 2008).

6 2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan depresi pada lansia di desa Mandong Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten (Aryani, Atik, 2008) Penelitian terdahulu yang pernah ada berbeda dengan penelitian ini karena penelitian ini berfokuskan pada tingkat pengetahuan penderita depresi tentang depresi, dengan sikap pencegahan kekambuhan terhadap depresi. Selain itu, lokasi penelitian juga berbeda dengan lokasi penelitian terdahulu yaitu di wilayah kerja Puskesmas Nusukan Banjarsari Surakarta.