16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat. Ibu kota kabupaten ini terletak di Pasangkayu. Analisis data dilakukan di Laboratorium Penginderaan Jauh dan Informasi Spasial, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. KAB. PALU SULTENG SELAT MAKASAR KAB. DONGGALA SULTENG KAB. MAMUJU UTARA KAB. MAMUJU Gambar 5. Peta Lokasi Kabupaten Mamuju Utara.
17 3.2. Alat dan Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra Landsat Kabupaten Mamuju Utara, Paser, Flores dan Tabalong tahun 2010, Peta Rupa Bumi Indonesia Lembar 2014-63 Gimpubia, 2014-52 Marthasari, 2014-54 Pasangkayu, 2014-33 Banggaiba tahun 1991, skala 1:50000. Alat yang digunakan berupa seperangkat komputer yang dilengkapi dengan beberapa software seperti yang disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Software yang Digunakan Dalam Penelitian No. Software Fungsi 1. Arc View 3.3 Digitasi, Query 2. Arc GIS Koreksi geometri 3. ERDAS Imagine 9.2 Mosaic, Transformasi Indeks Vegetasi, Pemotongan citra (cropping), Layout 4. ENVI 4.5 Membuat titik ROI (Region of Interest), Menghitung nilai statistik pada titik ROI 5. Microsoft Excel Pengolahan data statistik 3.3. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu persiapan, pengumpulan data dan analisis data. Secara ringkas tahapan penelitian disajikan pada Gambar 6. 3.3.1. Tahap Persiapan Tahap persiapan meliputi penentuan lokasi penelitian dan studi literatur. Penentuan lokasi penelitian dilakukan pada Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat. Studi literatur merupakan tahap studi pustaka mengenai topik penelitian. 3.3.2. Tahap Pengumpulan Data Dalam penelitian ini hanya dilakukan pengumpulan data sekunder, yang berupa data biomassa lapang. Data biomassa lapang ini bersumber dari KLH, 2010, dimana jumlah sampel yang diambil sebanyak 43 yang menyebar pada 4 Kabupaten yaitu Kabupaten Mamuju Utara, Paser, Tabalong dan Flores, seperti yang disajikan pada Tabel 5.
18 Tabel 5. Jumlah Sampel Biomassa Lapang Kabupaten Flores Timur, Mamuju Utara, Paser dan Tabalong. Penutupan Lahan Kabupaten Flores Timur Mamuju Utara Paser Tabalong Jumlah Hutan Primer (Hp) 1 2 1-4 Hutan Sekunder (Hs) 3-1 1 5 Perkebunan (Kb) - 2 1 2 5 Kebun Campuran (Kc) 2 2 1 1 6 Mangrove (Mgv) 2 2 1-5 Rawa (Rw) 1 1 1 1 4 Semak Belukar (Sb) 2-1 2 5 Savana (Svn) 1 - - - 1 Sawah (Sw) - - 1 2 3 Tegalan (Tg) 1 1 1 2 5 Total 13 10 9 11 43 Peta penutupan lahan KLH, 2010 Citra Landsat Mamuju Utara, 2010 Citra Landsat Paser, Flores, Tabalong Peta penutupan lahan Kabupaten Mamuju Utara Reinterpretasi NDVI TNDVI RVI TRVI Hasil pengukuran Biomasssa lapang atas permukaan Pengambilan RoI Indeks Vegetasi Perhitungan nilai statistik dengan sampel (10x10) pixel (median,rata-rata) GCP -Mamuju Utara -Paser -Flores -Tabalong Model hubungan antara Biomassa atas permukaan lapang dengan indeks vegetasi Pengambilan RoI berdasarkan Landuse Dengan membedakan vegetasi alami dan non alami 1. Analisis model hubungan indeks vegetasi berdasarkan nilai R². 2. Estimasi biomassa atas permukaan pada berbagai tipe penutupan lahan. Gambar 6. Diagram Alir Penelitian
19 3.3.3. Tahap Analisis Koreksi Geometri dilakukan untuk memperbaiki distorsi geometrik sehingga diperoleh citra dengan sistem proyeksi dan koordinat yang sama. Peta RBI Bakosurtanal skala 1:25000 digunakan sebagai peta referensi. Interpretasi penutupan lahan dilakukan dengan menggunakan peta penutupan lahan yang bersumber dari KLH, 2010, karena masih di jumpai beberapa lokasi yang batas penutupan lahannya kurang sesuai dengan kenampakannya di citra. Interpretasi dilakukan secara visual dengan pendekatan kunci interpretasi yaitu bentuk, ukuran, pola, bayangan, rona, tekstur, dan situs. Transformasi indeks vegetasi dilakukan untuk mengetahui tingkat kerapatan kanopi. Indeks vegetasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah NDVI, TNDVI, RVI, TRVI dan DVI. Sedangkan rumus masing-masing indeks vegetasi disajikan pada tabel 6: Tabel 6. Formula Indeks Vegetasi No Formula Tipe indeks vegetasi Rumus Sumber 1 NDVI Normalized Diferrent Vegetation Index (NIR-Red)/(NIR+Red) Deering et. al, 1975 2 TNDVI Transformed Normalized Deering et. al, 1975 NIR Red Diferrent Vegetation Index NIR + Red + 0,5 3 RVI Ratio Vegetation Index NIR Red 4 TRVI Transformed Ratio Vegetation NIR Index Red Keterangan: NIR = nilai digital pada citra kanal inframerah dekat (kanal 4) Red = nilai digital pada citra kanal merah (kanal 3) Rouse et. al, 1974 Rouse et. al, 1974 Model hubungan antara biomassa atas permukaan lapang dengan indeks vegetasi diawali dengan pengambilan sampel nilai DN (Digital Number). Pengambilan nilai DN diperoleh melalui nilai respon langsung spektral citra Landsat yang diperoleh dengan proses ekstraksi langsung nilai digital dengan melakukan transformasi indeks vegetasi. Pengambilan nilai DN dilakukan dengan dua cara yaitu:
20 1) Pengambilan sampel nilai pixel citra Landsat yang dilakukan berdasarkan pada lokasi sampel lapang (GPS) pada 4 Kabupaten (Flores Timur, Mamuju Utara, Paser, Tabalong) dengan ukuran sampel (10x10) pixel yang kemudian dihitung nilai rata-rata dan median. Nilai pixel (rata-rata dan median) masing-masing dikorelasikan dengan nilai biomassa lapang untuk memperoleh model hubungan antara biomassa lapang dengan rata-rata dan median. Keluaran dari tahapan beberapa model hubungan antara biomassa lapang dengan masing-masing indeks vegetasi yang selanjutnya dipilih model yang memiliki R² tinggi untuk setiap penutupan lahan. Jika nilai koefisien mendekati satu (R=1), artinya hubungan antara dua variabel itu kuat (Lu et al., 2002). Nilai R² ini menunjukkan presentase besarnya variabilitas dalam data yang dijelaskan oleh model regresi. Model regresi yang memiliki nilai R² terbaik selanjutnya akan digunakan untuk mengestimasi biomassa pada Kabupaten Mamuju Utara. 2) Pengambilan sampel nilai pixel citra Landsat yang dilakukan berdasarkan pada variasi kondisi penutupan lahan yang ditunjukan dengan warna yang berbeda. Ukuran sampel setiap kondisi penutupan lahan (10x10) pixel yang kemudian dihitung nilai rata-rata dan median. Nilai rata-rata dan median untuk setiap penutupan lahan digunakan untuk mengestimasi biomassa setiap penutupan lahan dengan mendasarkan pada model yang terpilih. Pengambilan sampel ini hanya dilakukan di citra Kabupaten Mamuju Utara untuk estimasi jumlah biomassa permukaan di Kabupaten Mamuju Utara. Adapun ilustrasi pengambilan sampel pada citra disajikan pada Gambar 6. Rata- Rata Hp 1 Hp 2 Median Gambar 7. Contoh Ilustrasi Pengambilan Sampel Berdasarkan Warna di Penutupan Hutan primer (Hp) Kabupaten Mamuju Utara
21 Estimasi biomassa atas permukaan Kabupaten Mamuju Utara Estimasi biomassa atas permukaan Kabupaten Mamuju Utara dicari melalui hubungan matematis terbaik antara biomassa pengukuran lapang dengan indeks vegetasi pada masing-masing parameter rata-rata dan median dengan menggunakan analisis regresi. Analisis regresi yang diperoleh dengan model persamaan: Y = ax b dimana : Y = Kandungan biomassa di atas permukaan a,b = Parameter x = Nilai DN (Digital Number) / variabel bebas (rata-rata dan median)